Anda di halaman 1dari 7

Labour Update Quartal I 2011 Ekonomi Bangkit, Hak Buruh Dirampas Syarif Arifin | 21 April 2011 Pengantar Akhir

2010, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 6,1 persen, melesat dari target pemerintah sebesar 5,8 persen. Dengan indikator itu, pemerintah mengaku sukses menurunkan angka pengangguran dari 9,1 persen menjadi 7,14 persen dan kemiskinan dari 16,6 persen menjadi 13,5 persen dari 237,6 juta jiwa penduduk Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menuturkan, sebanyak 463.012 tenaga kerja telah terserap, selama 2010. Menjelang akhir tahun 2010 kenaikan upah ditetapkan. Apakah melonjaknya PDB membawa berkah bagi buruh dan serikat buruh? Sumber tulisan ini adalah kliping sembilan media massa nasional dan sebelas media massa lokal, pengamatan lapangan dan diskusi dengan serikat buruh. Degradasi upah Upah minimum ditentukan oleh gubernur/walikota/bupati berdasarkan rekomendasi Dewan Pengupahan. Ia dibentuk oleh gubernur/bupati/walikota dan bertugas memberikan saran serta pertimbangan kepada gubernur/bupati/walikota dalam penetapan upah minimum. Untuk itu, lembaga nonstruktural tripartit ini, melakukan survei berdasar 46 komponen kebutuhan hidup buruh yang telah ditentukan pemerintah. Upah minimum ditentukan setahun sekali, berlaku untuk buruh lajang dan bekerja di bawah satu tahun. Bagi yang bekerja di atas satu tahun, upah dirundingkan secara bipartit antara buruh atau serikat buruh dengan pengusaha di perusahaan yang bersangkutan. Pada 2011, secara umum, upah minimum provinsi (UMP) rata-rata naik 8,69 persen. Namun, hanya delapan provinsi yang mampu menaikkan upah sesuai atau lebih dari kebutuhan hidup layak (KHL). KHL nasional versi pemerintah pada 2010 rata-rata Rp 1.046.183,19 naik dari Rp 987.757,00 pada 2009.1 Kenaikan upah 2011, lebih rendah dari 2010, yang rata-rata 10 persen maupun tahun 2009 dengan rata-rata 11,16 persen.2
1 2

http://pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/katalog/download.php?g=4&c=26 Jurnal Sedane, Dinamika Perburuhan Semester II 2009. Vol. 8 No. 2 2009

Kenaikan UMP tertinggi di Papua, dari Rp 1,136,500 menjadi Rp 1,403,000 atau naik 23,45 persen. Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Papua Rp 1.799.228. Sementara kenaikan terendah di Jawa Tengah, dari Rp 660,000 menjadi Rp 675,000 atau naik 2,27 persen. KHL di Jawa Tengah Rp 803.985. Hal di atas, menggambarkan bahwa kesenjangan upah tetap dipertahankan. Pertama, kesenjangan antara ketetapan upah minimum dengan belanja riil buruh. Belanja riil buruh selama 2011 dipastikan meroket akibat kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, seperti tecermin dalam angka inflasi. Inflasi terjadi pada harga-harga makanan sebesar 3,5 persen, makanan jadi 1,23 persen, dan perumahan, air, listrik 1,01 persen. Secara keseluruhan, pada Desember 2010, inflasi nasional mencapai 6,96 persen. Pada kuartal I 2011, inflasi diperkirakan mencapai 7 persen. Harga makanan seperti beras, pada Maret 2011, dilaporkan menurun. Namun tidak akan berpengaruh siginifikan terhadap penurunan harga secara umum. Deflasi pada Maret 2011, akibat kebijakan impor pangan. Harga-harga kebutuhan pokok akan terus dikerek karena dicabutnya kenaikan tarif listrik hingga 18 persen (capping) pada Januari 2011, yang berarti naiknya tarif listrik 20 hingga 30 persen dan pembatasan subsidi bahan bakar minyak. Pemerintah mengakui bahwa kenaikan harga barang akibat gejolak harga, administrative price dan faktor eksternal, yang tidak lain adalah pasar yang tidak terkendali (anarki). Inflasi berpangkal dari liberalisasi perdagangan, liberalisasi keuangan dan privatisasi. Menurut Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), akibat inflasi, 45 persen upah buruh lajang hanya cukup untuk mengontrak kamar atau rumah dan ongkos transportasi, 30 persen lagi untuk kebutuhan makanan sehari-hari. Sisanya, tidak dapat memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Bahkan, Pusat Analisis Sosial Akatiga menemukan bahwa upah minimum baru memenuhi 62,4 persen pengeluaran riil buruh yang rata-rata Rp 1,467 juta per bulan. Akibat umum dari rendahnya upah, buruh harus bekerja lebih lama, mengurangi konsumsi dan asupan gizi, serta berhutang. Buruh bekerja lebih lama dengan lembur atau bekerja sampingan. LIPS juga menemukan bahwa tidak sedikit pengusaha menerapkan upah minimum sebagai upah maksimum. Di PT Framas Plastic Technology Bekasi Jawa Barat, sebuah perusahaan outsole sepatu Adidas, perbedaan upah buruh yang baru dengan yang lama bahkan memiliki tanggungan, hanya berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000. PT Framas adalah satu contoh dari ribuan perusahaan yang menerapkan upah minimum sebagai maksimum. Ditemukan pula bahwa buruh-buruh kontrak di Bekasi Jawa Barat menerima upah di bawah upah minimum. PT Nikomas Gemilang, sebuah supplier sepatu Adidas, Nike, Puma

dan Adidas Kabupaten Serang, membayar buruh yang bekerja di bawah satu tahun di bawah upah minimum.3 Kedua, upah yang hanya memenuhi beberapa persen KHL diancam pula oleh pengangguhan upah. Awal 2011, proposal penangguhan upah terus bermunculan, di antaranya: 29 perusahaan di Jawa Timur, 60 perusahaan di Jawa Barat, 21 perusahaan di Jawa Tengah, dan 2 perusahaan di Papua. Sementara di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, ketetapan upah digugat melalui pengadilan oleh Asosasi Pengusaha Indonesia (Apindo) agar diturunkan kembali. Di lapangan, angka penangguhan upah diperkirakan lebih besar karena lemahnya sistem pengawasan. Mengapa para pengusaha terus menawar kenaikan upah. Seperti terlapor di media massa selama kuartal I 2011, mereka mengaku dunia usaha sedang tidak produktif akibat hantaman krisis keuangan, membanjirnya produk ilegal, diserobotnya pasar dalam negeri oleh produk China, naiknya suku bunga, dan mahalnya bahan baku. Ironisnya, pada saat bersamaan jumlah investasi Indonesia terus naik. Pada 2010, realisasi investasi melonjak dari Rp 135,2 triliun menjadi Rp 208,5 triliun. Investasi PMA naik dari Rp 97,4 triliun pada 2009 menjadi Rp 148 triliun pada 2010. Investasi PMDN melonjak dari Rp 37,8 triliun menjadi Rp 60,5 triliun. Sementara itu, nilai ekspor November 2010 melonjak 42,34 persen. Total impor bahan baku sepanjang JanuariNovember 2010 meningkat dibanding pada 2009: impor barang modal naik 35,20 persen. Secara khusus, produksi industri manufaktur selama tahun 2010 diperkirakan mencapai rekor tertinggi dalam kurun lima tahun terakhir. Ketidakmauan pemerintah menaikkan upah hingga KHL dan mengabulkan penangguhan upah, menandakan dipeliharanya pikir bahwa upah harus memiliki keunggulan komparatif agar dapat menarik investasi. Padahal, berdasar data BKPM 2009, upah buruh Indonesia paling rendah dibanding Malaysia, China, Thailand, India, Filipina. Hipotesis tersebut diperkuat dengan rencana investasi yang terus digenjot. Pemerintah menargetkan realisasi investasi PMA dan PMDN pada 2011 sebesar Rp 240 triliun, ditingkatkan 15 persen dibanding 2010 sebesar Rp 208,5 triliun. Namun, selama 2010, investasi riil hanya 16 persen. Sisanya, hot money. Investasi riil pun rata-rata difokuskan pada sektor industri ekspor. Portofolio, sebagai capital finance, hanya mencari peluang-peluang akumulasi modal dan tidak memiliki efek untuk penyerapan tenaga kerja.

Dokumen Learning Forum. LIPS, 2010.

Strategi mengatasi pengangguran dan kemiskinan ala pemerintah tidak jauh berbeda semasa Orde Baru: bertumpu pada modal asing dengan industri orientasi ekspor. Pemerintah terus menerus menyiapkan seperangkat peraturan yang menguntungkan investor sembari mengurangi hak-hak buruh. Hal tersebut terlihat pada akhir Desember 2010, di mana pemerintah dan pengusaha berniat memperluas perekrutan buruh kontrak dan mengurangi pesangon melalui revisi undang-undang ketenagakerjaan. Upah sebagai keunggulan komparatif diperlihatkan pula dengan nominal upah yang berbeda di tiap daerah. Kesenjangan upah antarprovinsi maupun antarkota/kabupaten di satu provinsi. Provinsi Jawa Barat misalnya, dari seluruh kota dan kabupaten hanya 12 kota/kabupaten yang menetapkan upah di atas 100 persen KHL. Sisanya, 14 kota/kabupaten menetapkan upah di bawah KHL. Padahal, Gubernur Jawa Barat pernah menjanjikan menaikkan upah 100 persen KHL pada 2010. Gejala umum dari kesenjangan upah ini adalah urbanisasi dan relokasi industri. Upah di perkotaan selalu lebih besar daripada perdesaaan. Padahal, inflasi di desa lebih besar dua kali lipat dari perkotaan.4 Upah yang tinggi telah mendorong tenaga produktif perdesaan ke pusat-pusat kota. Sebaliknya, industri-industri terus berlarian menuju kota dan kabupaten yang menetapkan upah lebih rendah. Pada 2011, PT Bina Usaha Cipta Prima Kabupaten Bogor Jawa Barat, merelokasi usahanya ke Sumedang Jawa Barat. Sekitar 500 orang buruhnya di-PHK (pemutusan hubungan kerja) tanpa pesangon. Tahun 2011, beberapa industri garmen China dan Korea dipastikan merelokasi industrinya ke Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pelanggaran Hak Dasar Buruh Kuartal I 2011 tuntutan atas hak normatif sebanyak 102 kali, lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Tuntutan kebebasan berserikat sebanyak 24 kali, meningkat dari kuartal IV 2010. Tuntutan menolak PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) 25 kali meningkat dari kuartal IV 2010 dan menurun dari kuartal I 2010. Tabel I Perbandingan Tuntutan Aksi Serikat Buruh Kuartal I 2010, Kuartal IV 2010 dan Kuartal I 2011 Triwulan I Triwulan IV Tuntutan 2010 2010 Hak Normatif : (UMK, cuti, 159 jamsostek, status kerja, 113
4

Triwulan I 2011 102

http://acehmarxist.wordpress.com/2007/12/25/upah-minimum-nasional-dan-jalan-baru-kaum-buruhindonesia/

pesangon) Kebebasan Berserikat/Intimidasi 24 10 Upah* 3 24 PHK 27 18 Kebijakan Pemerintah 77 76 Lain-Lain 7 10 Sumber: LIPS * Tuntutan upah di atas upah minimum versi pemerintah

24 0 25 42 10

Tuntutan pemenuhan hak normatif menandakan tingginya pelanggaran hakhak dasar buruh semisal hak cuti haid, tidak didaftarkan sebagai peserta jaminan sosial tenaga kerja, upah yang dibayar di bawah upah minimum, dikontrak melebihi peraturan perundangan, dipecat tanpa pesangon. Di Bekasi Jawa Barat,5 perekrutan buruh tidak tetap semakin meluas dan beragam. Selain buruh kontrak dan outsourcing, ada pula buruh harian lepas, buruh borongan, buruh tetap paket, dan buruh magang. Tata cara perekrutan dan pemekerjaannya pun melanggar aturan ketenagakerjaan. Pelanggaran hak normatif mengindikasikan lepasnya tanggung jawab negara untuk melindungi hak-hak dasar buruh. Hal ini diperlihatkan dengan tuntutan kepada negara yang menempati urutan kedua selama kuartal I 2011, kuartal IV 2010, dan kuartal I 2010. Serikat buruh menuntut peran aktif pemerintah berupa penghapusan outsourcing dan kontrak, menolak privatisasi, dan menuntut perlindungan sosial. Represi Kebebasan Berserikat Selama kuartal I 2011 terdapat 33 kasus pemecatan, dirumahkan dan diancam untuk dipecat. Korban pemecatan mencapai 22.180 orang, menurun dari kuartal IV 2010 yang mencapai 37 kasus mengorbankan 33.887 orang, meningkat dari kuartal I 2010 dengan 14 kasus 2.379 korban. Tabel II Perbandingan Kasus PHK Kuartal IV Kuartal I 2010 2010 Kuartal I 2011 Kasu Korba Kasu Korba Kasu Korba s n s n s n 14 2.379 37 33.887 33 22.180 Dari 33 kasus PHK, 14 kasus melakukan PHK dengan alasan efisiensi dan mahalnya biaya operasional, 13 kasus mem-PHK tanpa alasan, 1 kasus karena
5

Dokumen, Loc.cit.

relokasi, 2 kasus karena perusahaan terbakar, 2 kasus karena pasal pidana, dan 1 kasus dengan alasan tutup. Dalam Surat Edaran Nomor: SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004 tentang Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja Massal, dinyatakan bahwa PHK adalah jalan terakhir setelah melakukan mengurangi upah dan fasilitas pekerja tingkat atas. Surat edaran tersebut diabaikan. Di PT Framas Plastic Technology Bekasi Jawa Barat, sebuah perusahaan outsole sepatu Adidas, dari sebelas pengurusnya, sembilan dipecat sepihak, satu mengundurkan diri. Perusahaan menggunakan pola demosi kepada aktivis serikat yang menuntut perbaikan kondisi kerja. Pemecatan pun terjadi kepada buruh-buruh anggota maupun nonanggota. Perusahaan mengaku sedang melakukan efisiensi. Namun, pada saat bersamaan terus merekrut tenaga kerja tidak tetap. Tanpa malu-malu lowongan kerjanya pun diumumkan di sebuah koran harian nasional. Di saat para aktivis berjuang mempertahankan serikat, perusahaan menggandeng serikat buruh konservatif untuk menyingkirkan para aktivis. Bahkan, diduga perusahaan melakukan intervensi dalam pemilihan kepengurusan serikat. Alhasil, para aktivis tersingkir dari perusahaan maupun dari serikatnya. Menggandeng atau mendirikan serikat pro pengusaha sembari memarjinalkan serikat proburuh terjadi pula di tempat lain semisal Kawasan Berikat Nusantara Jakarta Timur, Bekasi dan Sukabumi Jawa Barat, Serang Banten. Hal tersebut beriringan dengan semakin meluasnya perekrutan buruh tidak tetap. Menurut Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, selama 5 tahun, kebebasan berserikat diganggu dengan cara mutasi pengurus serikat, PHK, pemberian sanksi akibat menjalankan kegiatan berserikat, juga upaya kriminalisasi terhadap pengurus serikat. Dugaan kuat bahwa PHK dengan berbagai pola disertai kecenderungan memberangus serikat, merupakan pintu masuk masifikasi fleksibilisasi tenaga kerja. Penutup Negara semakin mantap meneruskan program-program liberalisasi perdagangan, liberalisasi ketenagakerjaan dan privatisasi usaha-usaha milik negara. Sementara hak-hak dasar buruh terus dirampas. Selama 2010, beberapa serikat buruh mencoba membangun persatuan dan menawarkan jalan keluar dari keterpurukan. Di Sukabumi, serikat buruh melakukan survei versi serikat. Sementara di DKI Jakarta serikat mengawal survei yang dilakukan dewan pengupahan. Di Bekasi Jawa Barat, para anggota serikat melakukan kegiatan ronda ketika dewan pengupahan melakukan
6

negosiasi upah. Alhasil, upah di tiga daerah tersebut relatif lebih baik. Di tingkat nasional beberapa serikat bekerjasama dengan non government organization untuk melakukan riset mengenai upah layak dan praktik merugikan buruh tidak tetap. Di tengah berbagai hambatan, upaya meningkatkan kapasitas internal organisasi dan perluasan jaringan terus diupayakan. Namun, persoalanpersoalan yang kurang prinsipil dan remeh kerap mengganggu upaya-upaya tersebut, bahkan melemahkan gerakan buruh. Mesti dipikirkan, bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai