Case Sindroma Guillain Barre
Case Sindroma Guillain Barre
MRS tanggal : 14 September 2012 II. ANAMNESIS Penderita dirawat di bagian neurologi RSMH karena mengalami penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba. 6 jam SMRS penderita tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran. Awalnya penderita mengalami sesak napas (+), sakit kepala (-), mual/muntah (-), kejang (-), kelemahan pada lengan dan tungkai sesisi tubuh (-), mulut mengot (-), bicara pelo belum dapat dinilai, gangguan sensibilitas belum dapat dinilai. Riwayat demam (+), 2 minggu yang lalu disertai batuk pilek (+), mencret (-), riwayat kelemahan pada lengan dan kedua tungkai (+), 4 hari yang lalu, bersifat ascending (+). Riwayat sesak napas (+) 1 hari yang lalu. Riwayat trauma cervical (-), riwayat trauma capitis (-), riwayat minum minuman beralkohol/psikotropika (-). Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya. III. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status presens Kesadaran Gizi : E2M2VETT : cukup
Suhu Nadi Tekanan Darah Berat Badan Tinggi Badan Status internus Jantung Paru-paru Hepar Lien Anggota Gerak Genitalia 2. Status Psikis Sikap
Pernapasan: 22 x/menit
: murmur (-), gallop (-) : ves (+) N, ronki (-) : tak teraba : tak teraba : dalam batas normal : tidak diperiksa
: fleksibel
Perhatian : inatensi 3. Status Neurologikus a. Kepala Bentuk Ukuran Simetris Tumor Sikap : brachiocephaly : normal : simetris : (-) b. Leher : lurus
Deformitas Fraktur
: (-) : (-)
Nyeri fraktur : (-) Pembuluh darah: tak ada kelainan Pulsasi Deformitas Tumor : tak ada kelainan : (-) : (-)
Hematom : (-)
c. Syaraf-syaraf otak
i.
ii.
- Anopsia - Hemianopsia Fundus Oculi - Papil edema - Papil atrofi - Perdarahan retina iii.
(-) (-) (-) (-) (-) Kiri (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) baik ke segala arah
Nn. Occulomotorius, Trochlearis, dan Abducens Diplopia Celah mata Ptosis Sikap bola mata
- Strabismus - Exopthalmus - Enopthalmus - Deviation conjugae
Pupil
- Bentuk
Besarnya
- Isokor/anisokor - Midriasis/miosis
- Refleks cahaya
a) Langsung b) Konsensuil c) Akomodasi
Motorik - Trismus
- Refleks kornea
tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan Kanan Kiri
Motorik
tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan
- Menunjukkan gigi - Lipatan nasolabialis - Bentuk muka - Istirahat - Berbicara/bersiul Sensorik - 2/3 depan lidah
Otonom - Salivasi
- Lakrimasi
tidak ada kelainan tidak ada kelainan (-) Kanan (-) Kiri
Chvosteks sign vi. N. Statoacusticus N. Cochlearis Suara bisikan Detik arloji Tes Weber Tes Rinne vii. Arcus pharynx Uvula Gangguan menelan Suara bicara Denyut jantung Refleks
- Muntah - Batuk - Okulokardiak
belum dapat dinilai belum dapat dinilai belum dapat dinilai belum dapat dinilai simetris di tengah tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan simetris tidak ada kelainan Kanan tidak ada kelainan tidak ada kelainan (-) (-) (-) (-) Kiri
N. Accessorius
d. Columna vertebralis Kyphosis Scoliosis Lordosis Gibbus Deformitas Tumor Meningocel Nyeri ketok e. F. Sensorik : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan : tidak ada kelainan
Kiri
5 5 5 5 menurun
Tonus
Refleks fisiologis
- Biceps - Triceps - Radius - Ulna
menurun menurun menurun menurun (-) (-) (-) (-) Kiri tidak ada kelainan
5 5 5 5 menurun (-) (-) menurun menurun (-) (-) (-) (-) (-) (-)
5 5 5 5 menurun (-) (-) menurun menurun (-) (-) (-) (-) (-) (-)
Refleks patologis
- Babinsky - Chaddock
- Mendel Bechterew
(-) menurun menurun menurun menurun (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-)
g. Gejala rangsang meningeal Kaku kuduk Kernig Lasseque Brudzinsky - Neck - Cheek - Symphisis - Leg I - Leg II h. Gait dan keseimbangan Gait Ataxia Hemiplegic Scissor Propulsion Histeric Limping Steppage Astasia-Abasia Romberg Dysmetri - jari-jari - tumit-tumit : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai
- Rebound phenomen - Dysdiadochokinesis - Trunk Ataxia - Limb Ataxia i. Gerakan abnormal Tremor Chorea Athetosis Ballismus Dystoni Myocloni j. Fungsi vegetatif - Miksi - Defekasi - Ereksi k. Fungsi luhur Afasia motorik Afasia sensorik Apraksia Agrafia Alexia Afasia nominal IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium Hb Eritrosit Leukosit Diff count Darah : 9,4 g/dl : 3.530.000/ : 10.200/ : 0/1/2/73/15/9
: belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : (-) : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai
10
BSS
Kimia Klinik : 263 mg/dl : 173 mg/dl : 58 mg/dl : 129 mg/dl : 57 mg/dl : 7,6 mg/dl : 36 mg/dl : 1,1 mg/dl : 7,8 g/dl : 4,2 g/dl : 3,6 g/dl : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa Sedimen Eritrosit Leukosit Thorak Sel Epitel Bakteri Eritrosit Leukosit Telur cacing : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa SGOT : 49 mg/dl SGPT : 92 mg/dl Na K Ca Cl : 159 mmol/l : 4 mmol/l : 10,2 mmol/l : 118 mmol/l
Kolesterol total HDL LDL Trigliserida Asam urat Ureum Kreatinin Protein total Albumin Globulin Warna Reaksi Protein Reduksi Urobilin Lendir Darah Urine
Bilirubin : tidak diperiksa Faeces : tidak diperiksa : tidak diperiksa Konsistensi: tidak diperiksa
Amb hist/coli: tidak diperiksa 2. Liquour cerebro spinal Warna Tekanan Cel Nonne Pandy : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa Protein Glukosa NaCL Celloidal Culture : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa Kejernihan : tidak diperiksa
11
Rontgen : tidak diperiksa : cor: besar prominen, paru: edema : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : CT scan kepala: normal
Cranium
Lain-lain
V. VI. VII.
12
BAB II RINGKASAN STATUS PENDERITA Identifikasi: Tn. N/laki-laki/14 tahun/ Pulau Rimau /MRS 14 September 2012 Anamnesis: Penderita dirawat di bagian neurologi RSMH karena mengalami penurunan kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba. 6 jam SMRS penderita tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran. Awalnya penderita mengalami sesak napas (+), sakit kepala (-), mual/muntah (-), kejang (-), kelemahan pada lengan dan tungkai sesisi tubuh (-), mulut mengot (-), bicara pelo belum dapat dinilai, gangguan sensibilitas belum dapat dinilai.
Riwayat demam (+), 2 minggu yang lalu disertai batuk pilek (+), mencret (-), riwayat kelemahan pada lengan dan kedua tungkai (+), 4 hari yang lalu, bersifat ascending (+). Riwayat sesak napas (+) 1 hari yang lalu. Riwayat trauma (-), riwayat minum minuman beralkohol/psikotropika (-). Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
Pemeriksaan Fisik Sensorium Suhu badan Nadi Pernapasan Tekanan Darah Status Neurologis N. III : pupil bulat, isokhor, 4mm, RC / Fungsi Motorik Gerakan Kekuatan Tonus Klonus Refleks fisiologis Refleks patologis Lka Lki Tka Tki lateralisasi (-) lateralisasi (-) lateralisasi (-) lateralisasi (-) : E2M2VETT : 36C : 136 x/m : 19 x/m : 126/82 mmHg
13
Fungsi Sensorik Fungsi Luhur Fungsi Vegetatif GRM Gerakan abnormal Diagnosis Klinik Diagnosis Topik Diagnosis Etiologik - MRS
: belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : belum dapat dinilai : (-) : (-)
Gait & keseimbangan : belum dapat dinilai : Tetraparese flaksid : Myelin : Sindrom Guillain Barre
Pengobatan/tindakan :
- Oksigen 8 l/menit sungkup ETT
- IVFD RL gtt XX/menit - Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr - Injeksi Ranitidin 2x1 amp - Injeksi Metifer 2x1 amp - Injeksi Bisolvon 2x1 amp - Cek darah lengkap, BSS - EKG - Rontgen thorax PA - CT scan kepala Prognosa:
- quo ad vitam
: dubia
14
BAB III DISKUSI A. Diagnosis Banding Topik 1. Lesi UMN5, gejalanya antara lain: peningkatan tonus otot spastisitas otot Pada penderita ditemukan gejala: - penurunan tonus otot kelemahan otot lengan dan tungkai refleks fisiologis menurun
refleks fisiologis hiperaktif Jadi kemungkinan lesi upper motor neuron dapat disingkirkan. Pada penderita ditemukan gejala: - penurunan tonus otot kelemahan otot lengan dan tungkai refleks fisiologis menurun
2. Lesi LMN5, gejalanya antara lain: - penurunan tonus otot paralisis flaksid otot
penurunan refleks fisiologis Jadi kemungkinan lesi lower motor neuron belum dapat disingkirkan. Pada penderita ditemukan gejala: - penurunan tonus otot kelemahan otot lengan dan tungkai refleks fisiologis menurun fungsi sensori belum dapat dinilai
3. Lesi myelin5, gejalanya antara lain: - penurunan tonus otot - paralisis flaksid otot - penurunan refleks fisiologis
- gangguan sensori Jadi kemungkinan lesi myelin belum dapat disingkirkan. Kesimpulan: Diagnosis Topik: Myelin
15
B. Diagnosis Banding Etiologi Etiologi dan gejalanya: 1. Poliomyelitis1,3,4 - Biasa diawali oleh demam anggota gerak - Tidak sensoris - Defisit neurologis 60 hari setelah onset gejala inisal 2. Sindrom Guillain-Barre2,3 - Biasa diawali oleh demam otot distal - Kelemahan menjalar ke atas - Kelemahan tungkai menjalar ke dan simetris - Dapat terjadi gangguan napas lengan - Sesak napas 1 hari yang lalu - Diawali oleh demam - Dapat diawali oleh kelemahan - Diawali oleh kelemahan tungkai disertai gangguan Pada penderita ditemukan gejala: - Diawali dengan demam - Gangguan sensoris belum dapat dinilai - Defisit neurologis 2 minggu setelah onset gejala inisial
Jadi kemungkinan etiologi poliomyelitis dapat disingkirkan, dan kemungkinan etiologi sindrom Guillain-Barre belum dapat disingkirkan. Kesimpulan: Diagnosis Etiologi: Sindrom Guillain-Barre Pengobatan/tindakan : - MRS - Oksigen 8 l/menit ETT - IVFD RL gtt XX/menit - Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr - Injeksi Ranitidin 2x1 amp - Injeksi Metifer 2x1 amp - Injeksi Bisolvon 2x1 amp - Cek darah lengkap, BSS
16
: dubia : 4-15% kasus fatal pada SGB, 20% cacat, dan 35% memiliki defisit permanen. 10% mengalami kekambuhan, 50% pada titik nadir dalam 1 minggu; 90% dalam 1 bulan. Prognosis lebih buruk dapat terjadi pada pasien dengan usia tua, membutuhkan intubasi, onset yang lebih cepat, dan didahului oleh diare.6
Pertimbangan
17
DAFTAR PUSTAKA
EMS.
2. Talbot, Kevin. 2002. Neuropati perifer. Dalam: Davey, Patrick. 2002. At a
Flaherty, Alice W dan Rost, Natalia S. 2007 Massachusetts General Hospital Handbook of Neurology 2nd Edition. Massachusetts: Lippincott Williams & Wilkins.