Pemilihan sasaran target juga tergantung pada tujuan teroris. Sasaran bisa
merupakan pilihan ‘symbol’ Negara yang menjadi tujuan teroris; dan karena teroris
juga mengedepankan efek publisitas, maka pilihan sasaran cenderung semakin
dramatis dan menelan banyak korban.
Pilihan target seperti mall, pasar, tempat ibadah atau sarana public lainnya
biasanya dipilih secara random (acak), yaitu jika teroris berupaya ‘hanya member
peringatan’ kepada pemerintah yang dituju tentang kemungkinan serangan yang
akan mereka lakukan. Dengan pilihan ini maka korban seringkali adalah orang
awam yang bahkan sama sekali tidak tahu dengan masalah politik.
Dengan eratnya korelasi aksi terorisme dengan kekerasan, maka dapat
dikatakan bahwa terorisme merupakan propaganda melalui tindakan kekerasan.
Sejarah mencatat bahwa banyak pilihan kekerasan yang digunakan oleh kaum
miskin dalam bentuk kekerasan kolektif dan kerusuhan baik pada masyarakat
perkotaan maupun masyarakat petani. Tidak adanya komunikasi yang efektif
dengan pihak penguasa (pemerintah) untuk menyalurkan ketidakpuasan mereka,
membuat kelompok ini sering menggunakan kekerasan (dan terror) untuk memaksa
pemerintah melakukan perubahan kebijakan.