Anda di halaman 1dari 18

STATUS PSIKIATRI I.

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis Kelamin Usia Suku/Bangsa Agama Pendidikan terakhir Pekerjaan Status pernikahan Status (baru/ulangan) Ruang Masuk Pertama Kali Masuk RSK II. : PMH : Perempuan : 51 tahun : Chinese/Indonesia : Katolik : SMA : Tidak bekerja : Belum menikah : Ulangan : Melati : : 12 Januari 2012

RIWAYAT PSIKIATRI Pasien masuk ke Rumah Sakit Khusus Alianyang Pontianak diantar oleh adik iparnya pada tanggal 12 Januari 2012. Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 20, 24, 25 Februari 2012. Alloanamnesis dengan adik iparnya dilakukan pada tanggal 21 Februari 2012. A. Keluhan Utama
1. Autoanamnesis 2. Alloanamnesis

: Sering memukul anak kecil. : Memukul anak kecil dan takut ditinggal sendirian di rumah tanpa pengawasan.

B. Riwayat Gangguan Sekarang Autoanamnesis 20 Februari 2012 Pasien mengaku berusia 34 tahun dan dibawa oleh adik iparnya ke rumah sakit khusus karena sering memukuli anak kecil serta pernah dirawat di rumah sakit khusus singkawang selama 7 tahun. Dia mengaku bersekolah di SD Santa Maria dan SMP Santo Petrus dan pendidikan terakhirnya adalah tamatan SMP. Pasien mengaku pertama kali masuk rumah sakit khusus 20 tahun yang lalu dikarenakan memukul ibunya dan dia merasa tidak aman dengan lingkungan sekitarnya, serta merasa bahwa ada orang yang mengejar dan akan mencelakainya. Pasien mencurigai adik iparnya adalah orang arab yang menggunakan susuk dan sulit bergaul. Namun kemudian dia mengatakan bahwa adik iparnya seorang janda yang mempunyai ilmu dan suka makan orang juga mencurigai adik iparnya akan memakan anaknya sendiri. Kemudian dia mengatakan bahwa adik iparnya adalah juga orang cina daratan. Pasien mengaku saat ini tinggal bersama adik, adik ipar, dan kedua anak adiknya. Dia merasa jika di rumah, sering diawasi dan akan dicelakai oleh orang arab dan orang sarawak. Dia mengatakan bahwa adik pasien yang bernama AF, mengetahui keberadaan orang arab dan orang sarawak tersebut, namun adik iparnya tidak mengetahui hal tersebut karena menurut pasien adik iparnya sendiri adalah orang arab tersebut. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengamuk atau marah-marah. Dia mengaku sering memukuli anak kecil atau keponakanya dikarenakan takut anak tersebut akan dicelakakan dan dijadikan nasi atau makanan oleh orang-orang yang ingin mencelakakannya. Tujuannya memukul anak-anak tersebut adalah agar anak-anak tersebut dapat lari dan meninggalkan tempat tersebut sehingga tidak menjadi korban orang-orang yang ingin mencelakakannya. Pasien mengaku di rumah bekerja sebagai pembantu yang digaji Rp 50.000 per minggu. Pekerjaannya yaitu menyapu dan bersih-bersih di rumah. Pasien dapat makan dan mandi sendiri. Pasien mengaku tidak suka bergaul. Ia lebih senang sendirian di rumah. Jika dirumah dia sering menutup pintu rumah karena takut orang arab masuk ke rumahnya dan mencelakai dirinya. Pasien tidak suka menonton televisi karena merasa
2

sedih bila menonton acara televisi. Ketika ditanya kenapa sedih, pasien tidak dapat memberikan alasan. Ketika pemeriksa mencoba bertanya lebih lanjut, dia kembali bercerita tentang orang arab dan orang sarawak yang ingin mencelakai dirinya. Pasien juga mengatakan bahwa keluarganya yaitu adik dan adik iparnya takut kepada pasien karena sering melihat wajah pasien di loteng dan jendela rumah. Pasien juga mengatakan sekitar 4 tahun yang lalu mendengar suara-suara bisikan, sehingga mulai sering berbicara sendiri. Namun ketika ditanya lebih lanjut oleh pemeriksa, dia menyangkal adanya suara suara bisikan. Pasien mengatakan mengerti apa yang pemeriksa katakan, namun dia mengatakan bahwa sebenarnya tidak memiliki telinga, namun kemudian mengatakan bahwa dia punya telinga tetapi tidak bisa mendengar. Pasien juga mengatakan bahwa sebenarnya ia tidak memiliki otak, otaknya saat ini sedang berada di laboratorium untuk penelitian. Oleh sebab itu ia tidak bisa berpikir karena tidak mempunyai otak. Pasien mengaku menderita sakit jiwa sejak kecil, dan hingga saat ini masih sakit jiwa. Namun ketika ditanya lebih jauh mengenai masa kecilnya, dia mengatakan bahwa lupa akan masa kecilnya. Pasien mengatakan bahwa ia dulu telah mati dan dimakan oleh orang sebagai nasi dan sekarang hidup lagi, serta mengatakan bahwa dirinya bukanlah dirinya yang dulu, tetapi dirinya yang sekarang adalah orang lain, namun ketika telah bangkit kembali. pemeriksa bertanya kembali, pasien mengatakan bahwa dirinya yang sekarang tetap dirinya yang dulu yang

24 februari 2012 Pasien mengatakan umurnya 34 tahun dan pernah jalan ke luar negeri, tapi tidak pernah keluar negeri untuk ikut lomba model. Ia mengaku pernah memenangkan juara 3 lomba model tahun 1981 yaitu model kembang melati, tahun 1984 memenangkan juara 2 lomba bujang dara. Tahun 1985 memenangkan lomba foto model Sariayu dan mendapatkan beasiswa selama 3 tahun di Jakarta, tapi beasiswa tersebut tidak diambil karena orang tua tidak membolehkan pergi ke Jakarta. Pasien mengaku kedua orang tuanya telah meninggal. Ayah pasien meninggal karena stroke dan Ibunya meninggal karena kanker di leher. Pasien dulunya adalah orang yang ceria, mudah bergaul, banyak teman, dan tidak memilih-milih teman, senang pergi ke diskotik dan melihat orang-orang menari tapi tidak senang minum-minuman beralkohol, jika ke diskotik pasien hanya meminum soft drinks dan tidak mengkonsumsi narkoba. Ia juga mengaku punya teman dari Amerika bernama threesi. Threesi bersekolah di teologi. Menurut pasien, teologi adalah sekolah tempat belajar injil. Kemudian ia langsung mengatakan bahwa dia memakai susuk dan setelah susuk dilepas, pasien dibenci orang-orang dan dibawa ke rumah sakit. Pasien mengaku berkelahi dengan Ibunya dan pembantu dirumah, juga memukul anak pembantu dan kemudian Ibu pasien marah. Pasien merasa tidak dapat berpikir karena otaknya tidak ada didalam kepala, otaknya sedang diteliti di laboratorium dan kepalanya sekarang terisi dengan besi. 25 Februari 2012 Pasien merasa dirinya dulu adalah desi dan sekarang adalah PMH. Ia merasa wajahnya dipermak, yaitu hidungnya di tambah tulang ikan, mata ditato, telinga diganti dengan telinga orang, bibir diganti dengan bibir orang lain. Pasien merasa waras, tidak sakit jiwa. Menurutnya, sakit jiwa itu sakit sideng atau saraf. Dan ia juga mengatakan bahwa ia dibawa ke RSK dikarenakan berkelahi dengan adiknya.

Pasien tidak pernah mengenal orang arab atau orang sarawak, tapi memiliki teman orang amerika. Pasien mengaku tidak pernah berjalan-jalan ke luar negeri, tapi dia berkata pernah pergi ke serawak. Alloanamnesis 21 Februari 2012 Menurut adik Ipar, pasien dirumah tinggal bersama adik kandungnya yang ke lima, adik ipar, dan dua keponakan yang bernama CL dan DK. Orang tua pasien saat ini telah meninggal. Ayahnya meninggal karena stroke dan ibunya meninggal karena kanker. Menurut keterangan adik iparnya, pasien berusia 51 tahun, diantar ke rumah sakit karena suka memukul anak kecil dan takut ditinggalkan di rumah sendirian. Adik iparna juga mengatakan bahwa pasien tidak menyukai anak kecil. Pasien juga takut jika melihat adik iparnya memegang benda tajam, ia merasa bahwa ia seperti akan dibunuh oleh adik iparnya. Adik ipar pasien mengatakan bahwa kegiatan pasien di rumah hanya bangun, makan, dan tidur. Pasien dapat mandiri dan mengerjakan keperluan pribadi sendiri seperti makan dan mandi, tetapi tidak mau membantu pekerjaan di rumah. Adik ipar pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah digaji. Kadang pasien diberi uang paling banyak Rp. 10.000,00. Uang tersebut digunakan untuk membeli makanan di warung. Pasien juga terkadang mengobrol dengan tetangga dan tidak pernah membuat keributan dengan tetangga. Menurut keluarga pasien, PMH dulu sering mengamuk dan tidak patuh minum obat, pasien juga sering sulit tidur di malam hari dan sering mengeluh sakit kepala. dan telah sakit selama kurang lebih 20 tahun. Menurut adik ipar pasien, pasien mengalami sakit jiwa dikarenakan hubungan pasien dan kekasihnya tidak direstui oleh orang tua pasien, ia diketahui telah hamil diluar nikah, kemudian pasien dikurung dirumah. Semenjak saat itu, ia mulai mengalami gangguan jiwa yang kemudian mengamuk dan memukuli orang-orang dirumah dan keluarga pasien juga mengatakan bahwa menurut dukun dayak, pasien telah diguna-guna. Menurut adik ipar pasien, pasien pernah

melahirkan 1 orang anak, tetapi anak tersebut diadopsi oleh orang lain dan ia tidak mengetahui hal ini. Saat ditanya mengenai berapa lama pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Khusus Singkawang, adik ipar pasien mengatakan bahwa pasien dirawat selama 3 tahun, hal ini juga berbeda dengan apa yang disampaikan oleh pasien, pasien mengatakan telah dirawat selama 7 tahun. Pasien kemudian dipulangkan dari RSK Singkawang atas permintaan keluarga karena keadaan pasien semakin memburuk, pasien tampak semakin kurus dan tidak terawat. Dulu pasien sangat cantik dan berprofesi sebagai seorang model, pasien banyak memenangkan lomba di luar negeri dan sering jalan-jalan keluar negeri. Keluarga pasien mengatakan pendidikan terkahir pasien adalah tamatan SMA, hal ini juga berbeda dengan apa yang disampaikan oleh pasien. Pasien sering kambuh jika melihat orang ramai. Jika adik pasien masak, pasien mengatakan bahwa yang dimasak dan yang dimakan tersebut adalah daging dari badan pasien. C. Riwayat Gangguan Terdahulu 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Menurut adik ipar pasien, pasien sudah kurang lebih 20 tahun mengalami gangguan jiwa. Menurut adik ipar pasien, pasien mengalami sakit jiwa dikarenakan hubungan pasien dan kekasihnya tidak direstui oleh orang tua pasien, pasien diketahui telah hamil diluar nikah, kemudian pasien dikurung dirumah. Semenjak saat itu, pasien mulai mengalami gangguan jiwa yang kemudian mengamuk dan memukuli orang-orang dirumah. Pasien telah berulang kali masuk rumah sakit khusus, namun adik ipar pasien tidak mengetahui secara pasti kapan pertama kali ia masuk ke rumah sakit. Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit Bodok selama 3 tahun. Kondisi saat pulang dari RS Bodok terlihat kurus dan gejala gangguan jiwa semakin memburuk kemudian ia dibawa pulang oleh keluarga. Tetapi dirumah pasien marah-marah dan memukul keponakan, sehingga pasien di rawat di RSK Alianyang. Selama dirawat di RS Khusus Alianyang terlihat gejala gangguan jiwa pasien lebih membaik. Setiap kali
6

pulang dari RS Khusus, pasien dalam keadaan tenang. Tetapi setelah beberapa lama di rumah, gejala gangguan jiwa timbul seperti marah-marah dan memukul anak kecil. Menurut adik ipar pasien, hal ini disebabkan karena pasien tidak rutin minum obat sewaktu di rumah. 2. Kondisi Medis Umum Sebelum pasien mengalami gangguan jiwa, pasien tidak pernah mengalami sakit berat seperti tifoid, malaria, atau pun trauma. Dan selama 10 tahun terakhir pasien tidak pernah sakit berat seperti demam tifoid, malaria, atau pun trauma. 3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif Keluarga menuturkan pasien tidak pernah menggunakan narkoba ataupun minum-minuman keras. D. Riwayat Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia) 2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun) Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia) 3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun) Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia) 4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja Pemeriksa tidak mendapatkan informasi tentang hal ini dikarenakan keluarga pasien yang saat ini mengaku tidak mengetahui hal ini. Sementara orang yang mengetahui hal ini (orang tua pasien telah meninggal dunia) E. Riwayat Masa Dewasa 1. Riwayat Pendidikan
7

Pasien mengaku dirinya tamat SMP, sedangkan berdasarkan keterangan dari adik iparnya, pasien tamatan SMA. 2. Riwayat Pekerjaan Pasien mengaku tidak pernah bekerja, tetapi berdasarkan keterangan dari adik iparnya, pasien dulu berprofesi sebagai model, sering ikut kontes kecantikan hingga ke luar negeri, dan beberapa kali memenangkannya. 3. 4. Riwayat Perkawinan Pasien belum menikah. Riwayat Agama Pasien beragama katolik, menurut adik ipar pasien, pasien dulu rajin beribadah. 5. Riwayat Aktivitas Sosial Menurut keluarga pasien, sebelum sakit, pasien adalah orang yang terkenal dan memiliki banyak teman. Menurut pasien sendiri, dulu pasien memiliki banyak teman dan merupakan orang yang mudah bergaul. Namun, semenjak sakit, pasien menutup diri di rumah. 6. Situasi Kehidupan Sekarang Pasien menjalani perawatan di rumah sakit khusus Alianyang Pontinak. Sebelum masuk rumah sakit, pasien tingal bersama adik, adik ipar dan kedua anak dari adiknya. Untuk makan, pasien mendapat dari adik dan adik iparnya yang bekerja. Orang tua pasien telah meninggal dunia, ayahnya meninggal karena stroke, ibunya meninggal karena kanker, keluarga lainya telah menikah dan tinggal terpisah dari pasien. 7. 8. Riwayat Militer Tidak pernah ikut dalam kegiatan kemiliteran. Riwayat Pelanggaran Hukum Tidak pernah ada pelanggaran hukum. 9. Riwayat Psikoseksual

Menurut adik ipar pasien, pasien pernah melakukan hubungan dengan seorang pria dan memiliki 1 orang anak, namun pasien tidak menikah karena tidak direstui oleh orang tua pasien. F. Riwayat Keluarga Pasien adalah anak ke-2 dari 5 bersaudara. Orang tua pasien sudah meninggal akibat sakit sewaktu pasien menjalani perawatan. Pasien dulunya tinggal bersama keduanya orang tuanya. Namun dikarenakan kedua orang tuanya telah meninggal, pasien kini tingal bersama adik dan adik iparnya, saudara pasien yang lainya telah berkeluarga dan tinggal terpisah. Menurut adik ipar pasien, pasien tidak pernah bertengkar dengan anggota keluarganya. Pada keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama seperti pasien. GENOGRAM

Keterangan: = laki-laki = perempuan = pasien G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupanya, harapan, nilai-nilai hidup
9

= tinggal serumah = sudah meninggal

Pasien menyadari bahwa dirinya menderita gangguan jiwa, pasien tidak ingin pulang karena merasa akan dicelakai jika pulang ke rumah, pasien merasa nyaman dengan lingkungan nya di RSK Alianyang saat ini. H. Persepsi Keluarga terhadap Pasien Menurut adik ipar pasien,pasien mengalami sakit jiwa dikarenakan hubungan pasien dan kekasihnya tidak direstui oleh orang tua pasien, kemudian pasien dikurung dirumah. Semenjak saat itu, pasien mulai mengalami gangguan jiwa yang kemudian mengamuk dan memukuli orang rumah dan keluarga pasien juga mengatakan bahwa menurut dukun dayak, pasien telah diguna-guna. Pasien sebelumnya adalah orang yang sangat cantik, berprestasi dan ceria. Adik ipar pasien berharap pasien dapat sembuh, namun disisi lain, adik ipar pasien juga merasa pasrah dengan keadaan pasien saat ini. III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL Hasil pemeriksaan ini didasarkan pada pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 20 Februari 2012 A. Deskripsi Umum.
1. Penampilan : Rapi, mengenakan kaos berkerah lengan pendek dan celana panjang,

tidak sesuai umur, pasien tampak lebih muda dari seharusnya, kulit putih, rambut hitam, pendek, lebat, dan rapi, dan tampak sehat, pasien memiliki tato disekitar kelopak mata.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien terlihat tenang, psikomotor dalam batas

normal, kontak mata (+), Verbigrasi (+),


3. Pembicaraan: verbal positif, aktif, volume cukup, intonasi normal, artikulasi jelas,

sering tidak relevan.


4. Sikap terhadap pemeriksa : pasien kooperatif dan sopan.

B. Mood/Afek, Emosi dan Keserasian


10

1. Mood 2. Afek/Emosi 3. Keserasian

: eutimik : Tumpul, Gigling (+) : Tidak serasi, tetap tumpul ketika ditanya hal-hal yang senang maupun sedih.

C. Proses Pikir Bentuk pikir : Non-realistik Arus pikir Isi pikiran : Perseverasi (+), sircumstansial (+), tangensial,Inkoheren (+), Asosiasi longgar (+) : Ide-ide curiga, waham somatik (+), waham nihilistik (+), illogical thought (+), Fantasi (+), Preokupasi (+), Disorganise (+), Idea of Reference (+), D. Persepsi Halusinasi auditorik (+), depersonalisasi, Halusinasi Visual (+), Halusinasi Taktil (+). E. Sensorium dan Kognisi
1. Taraf Kesadaran

: kuantitas : kompos mentis Kualitas : kesadaran berubah

2.

Orientasi Waktu : Baik, pasien tahu bahwa pemeriksaan dilakukakan sore hari Tempat Orang dan pasien dapat menyebutkan tanggal pemeriksaan. : Baik, pasien tahu bahwa ia sedang berada di rumah sakit khusus alianyang : Baik, pasien dapat mengenali pemeriksa dan beberapa orang temannya.

3. Daya Ingat Daya ingat jangka panjang : Baik. Pasien dapat mengingat alamat rumahnya dengan jelas. Daya ingat jangka sedang Daya ingat jangka pendek Daya ingat jangka segera : Baik. pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke rumah sakit khusus Alianyang. : Baik. pasien dapat mengingat menu makan siangnya. : Baik. pasien dapat mengulang angka 25671
11

4. Konsentrasi dan Perhatian Konsentrasi kurang baik, pasien dapat menjawab 100 dikurangi 7 hasilnya 93,86,79 namun ketika diteruskan, pasien menjawab pusing dan tidak tahu. Perhatian pasien kurang baik, ketika wawancara pasien mudah teralih melihat ke arah lain yang memecah perhatiannya (hipervigilitas). 5. Kemampuan Membaca dan Menulis Pasien dapat menulis dengan baik,mudah terbaca dan rapi. Pasien dapat membaca tulisan yang telah ditulisnya sendiri dan tulisan yang disodorkan oleh pemeriksa. 6. Kemampuan Visuospasial Baik, pasien dapat menggambar rumah, bunga dan segitiga bertautan ketika disuruh. 7. Bakat Pasien mengaku tidak mempunyai bakat, namun keluarga pasien mengatakan pasien berbakat di bidang fashion dan pernah bekerja sebagai model. 8. Kemampuan Menolong Diri Sendiri Baik. Pasien dapat makan, minum, dan mandi sendiri tanpa dibantu. F. Kemampuan Pengendalian Impuls Cukup baik, pasien tenang dan tidak melakukan sesuatu yang dapat membahayakan dirinya ataupun orang lain. Pasien juga dapat menjaga kontak mata dengan pemeriksa. G. Daya Nilai dan Tilikan 1. Daya Nilai Sosial Kurang baik. Saat ditanya jika pasien melihat seseorang yang kesulitan menyeberang jalan, pasien mengatakan akan membiarkannya saja, menurut pasien jika mengalami hal seperti itu, lebih baik tidak usah keluar rumah. 2. Penilaian Realita Terganggu.

12

3.

Tilikan Tilikan negatif.

H. Taraf dapat dipercaya Secara keseluruhan informasi yang didapat dari pasien kurang dapat dipercaya, mengingat adanya informasi yang tidak sesuai dengan yang didapatkan dari hasil alloanamnesis dengan keluarga pasien. IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT Pemeriksaan fisik pada pasien dilakukan pada tanggal 16 Februari 2011. Pemeriksaan Tanda Vital Keadaan umum Kesadaran Tekananan darah Frekuensi pernafasan Frekuensi nadi Status Generalis Kulit Kepala Rambut Mata disekitar mata. THT Gigi dan mulut Jantung Paru Abdomen Alat Kelamin Anus Status Neurologi Glasgow Coma Scale (GCS) : E4M6V5 = 15
13

: Tidak tampak sakit : Kompos mentis : 120/80 mmHg : 16 x / menit : 90 x / menit : Putih : Deformitas (-) : Hitam, tidak mudah dicabut, lebat. : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), terdapat tato : Deviasi septum (-) : Oral higiene baik : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-) : Sonor, vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-) : piknikus, lemas, nyeri tekan (-), bising usus (+) normal : Tidak diperiksa : Tidak diperiksa

- Refleks fisiologis

: bisep (+/+) trisep (+/+) radius (+/+) patella (+/+) achilles (+/+)

- Refleks patologis

: Hoffman-Trommer (-/-) Babinsky (-/-)

- Kaku kuduk tidak diperiksa.

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Telah diperiksa seorang wanita, usia 51 tahun, agama katolik, belum menikah, pendidikan terakhir SMA, saat ini tidak bekerja. Datang ke RSK Alianyang Pontianak pada tanggal 12 Januari 2012. Dari anamnesis didapatkan pasien dibawa ke RSK oleh adik iparnya karena memukul anak kecil dan keluarga merasa tidak tenang meninggalkan pasien dirumah sendirian. Pasien merupakan pasien ulangan dan sudah masuk untuk yang kesekian kalinya. Pada pemeriksaan, pasien berpenampilan tidak sesuai usia dan tampak lebih muda dari seharusnya, tampak sehat, rapi, mengenakan kaos berkerah lengan pendek dan celana panjang. Kulit berwarna putih, rambut hitam, pendek, lebat dan rapi. Perawatan diri cukup baik. Psikomotor dalam batas normal, verbigerasi (+). Hipervigilitas, kontak mata (+). Mood/afek eutimik, emosi tumpul dan tidak serasi. Verbal (+), bicara aktif, kecepatan cukup, intonasi sedang, volume cukup, artikulasi jelas, dan sering tidak relevan. Terdapat gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik (+) dan depersonalisasi (+). Bentuk pikirnya nonrealistik. Arus pikirnya yaitu perseverasi (+), sirkumstansial (+), tangensial(+), inkoheren (+), asosiasi longgar (+). Isi pikiran ide-ide curiga, waham somatik (+), waham nihilistik (+), illogical thought (+), fantasi (+), preokupasi (+), idea of reference (+), dan disorganize (+). Kesadaran secara kuantitatif kompos mentis, kesadaran secara kualitatif berubah. Orientasi waktu baik, orientasi tempat baik dan orientasi orang baik. Daya ingat jangka panjang baik, sedang baik, pendek dan segera baik. Penilaian realita terganggu. Konsentrasi dan perhatian

14

pasien kurang baik. Kemampuan membaca dan menulis baik. Kemampuan visuospasial baik. Tilikan negatif. Pasien dulunya adalah orang yang ceria, mudah bergaul, banyak teman, dan tidak memilih-milih teman. Pasien senang pergi ke diskotik dan melihat orang-orang menari. Pasien dulu pernah bekerja sebagai model dan memenangkan lomba model hingga keluar negeri. Pasien tidak memiliki masalah dengan tetangga sekitar rumahnya dan temantemannya. Tetapi di rumah, pasien pernah bertengkar dengan Alm. Ibu kandung pasien karena berpacaran dan hamil diluar nikah, tetapi Alm. Ibu Kandung pasien tidak menyetujui hubungan tersebut dan mengurung pasien dirumah. Semenjak itu, pasien mulai mengalami gangguan jiwa. Dari pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan. Status neurologis tidak terdapat kelainan. Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit selain akibat gangguan jiwa dan pasien tidak pernah mengkonsumsi obat psikoaktif dan minuman beralkohol. Menurut keluarga pasien, sebelum mengalami gangguan jiwa, pasien tidak pernah mengalami sakit yang berat seperti tifoid, malaria atau trauma. Di rumah, pasien tidak bekerja, hanya bangun, makan, dan tidur. Pasien dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti mandi dan makan. Namun pasien tidak dapat melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci, menyapu, atau pun bersih-bersih. Secara keseluruhan pasien kurang dapat dipercaya.

15

VI.

EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II : F.20.10 Skizofrenia Hebrefrenik berkelanjutan DD: F. 20.9 Skizofrenia YTT : tidak ada diagnosa gangguan kepribadian Ciri kepribadian premorbid adalah orang yang ceria, mudah bergaul, banyak teman, dan tidak memilih-milih teman Aksis III Aksis IV : tidak ditemukan diagnosis : Primary support : dikurung keluarga dirumah Psikososial Psikoseksual Ekonomi Aksis V : memukul anak kecil : belum menikah dan ingin menyusui anak : tidak bekerja

: GAF 30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang

16

VII. DAFTAR MASALAH A. Organobiologik Tidak ditemukan masalah organobiologik saat ini. B. Psikologik/Prilaku Psikomotor dalam batas normal, verbigerasi (+). Hipervigilitas, kontak mata (+). Mood/afek eutimik, emosi tumpul dan tidak serasi. Verbal (+), bicara aktif, kecepatan cukup, intonasi sedang, volume cukup, artikulasi jelas, dan sering tidak relevan. Terdapat gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik (+) dan depersonalisasi (+). Bentuk pikirnya non-realistik. Arus pikirnya yaitu perseverasi (+), sirkumstansial (+), tangensial(+), inkoheren (+), asosiasi longgar (+). Isi pikiran ide-ide curiga, waham somatik (+), waham nihilistik (+), illogical thought (+), fantasi (+), preokupasi (+), idea of reference (+), dan disorganize (+). Kesadaran secara kuantitatif kompos mentis, kesadaran secara kualitatif berubah. Orientasi waktu baik, orientasi tempat baik dan orientasi orang baik. Daya ingat jangka panjang baik, sedang baik, pendek dan segera baik. Penilaian realita terganggu. Konsentrasi dan perhatian pasien kurang baik. Kemampuan membaca dan menulis baik. Kemampuan visuospasial baik. negatif. C. Lingkungan dan Sosial Ekonomi Pada primary support group pasien dikurung oleh orang tua dirumah. Masalah psikososial yang dihadapi adalah sering memukul anak kecil. Masalah psikoseksual adalah pasien belum menikah tetapi ingin menyusui anak. Masalah ekonomi yang dihadapi adalah pasien tidak bekerja dan bergantung pada adik dan adik iparnya. VIII. PENATALAKSANAAN A. Hospitalisasi Untuk kepentingan diagnostik, untuk stabilisasi pengobatan, demi keselamatan pasien dari kemungkinan mengganggu lingkungan, untuk pengelolaan perilaku yang terdisorganisasi termasuk kecurigaan dan tindakan melukai anak kecil. B. Psikofarmaka
- Anti-psikosis : Risperidone 2x2 mg/hari 17

Tilikan

C. Psikoterapi Edukasi Keluarga: dijelaskan tentang penyakit pasien, terapi yang dijalani, penjelasan tentang obat-obat yang diberikan, dan faktor-faktor yang memicu kekambuhan gangguan jiwa pada pasien. Termasuk juga penjelasan agar memperlakukan pasien secara wajar sehingga pasien dapat berfungsi dengan baik. IX. PROGNOSIS Quo Ad Vitam Quo Ad Functionam Quo Ad Sanactionam : ad bonam : dubia ad malam : ad malam

18

Anda mungkin juga menyukai