Anda di halaman 1dari 22

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.

1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pasar modal sudah sejak lama dikenal di Indonesia, yaitu pada zaman penjajahan Belanda. Berawal dari didirikannya Bursa Efek di Batavia yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor Effectentiadel pada tanggal 14 Desember 1912, meskipun diketahui tujuan awalnya adalah untuk menghimpun dana guna kepentingan sektor perkebunan di Indonesia. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama dan kemudian dibuka kembali pada 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, Bursa Saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan Bursa Saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. Tidak sampai 1977, bursa saham kembali dibuka dengan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru dibawah departemen keuangan, perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat dan

mencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992 Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT. BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru . Pada 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading Sistem (JATS), sebuah sistem perdagangan otomasis yang menggantingkan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual. Mulai tahun 2002, BEJ menerapkan sistem perdagangan jarak jauh atau lebih dikenal dengan istilah remote trading. Remote trading dapat diartikan sebagai sistem perdagangan jarak jauh, dimana setiap order transaksi dikantor broker (perusahaan efek) langsung dikirim ke sistem perdagangan bursa efek, tanpa perlu memasukkan order dari lantai bursa (trading floor). Dengan demikian order dapat dilakukan di kantor broker dimana saja sepanjang terhubung dengan sistem perdagangan bursa. Pada tahun 2007, terjadi penggabungan antara Bursa Efek Surabaya (BES) dengan Bursa Efek Jakarta (BEJ) sehingga BEJ (Bursa Efek Jakarta) berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.2 Analisis Statistik Deskriptif Model uji yang digunakan dalam pembahasan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan data tahun 2005-2007. Deskripsi statistik variabel komposisi komisaris independen (KOMIND), profitabilitas (ROA), solvabilitas (TDTA), likuiditas (LIQUID), ukuran perusahaan (SIZE), struktur kepemilikan perusahaan (OWN), reputasi auditor (REPAUD), serta ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan (KTWPLK) terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian N KTWPLK 336 KOMIND 336 ROA 336 TDTA 336 LIQUID 336 SIZE 336 OWN 336 REPAUD 336 Sumber:Lampiran 5 Minimum 1 0,25 -0,37 0,12 0,2180 40436 0,00 0 Maksimum 307 0,75 0,15 3,51 169 75135745 0,98 1 Rata-rata 18,82 0,46 0,01 0,66 5,398 3515766,66 0,33 0,14 Standar Deviasi 22,941 0,131 0,08 5,354 8,325 11924268,14 0,23 0,347

Ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan (KTWPLK), mengukur jumlah waktu ketika perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan di Bursa Efek Indonesia setelah tanggal yang ditetapkan oleh Bapepam (selambatnya 31 Maret). Ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan (KTWPLK) terendah adalah 1 hari dan tertinggi adalah 307 hari. Rata-rata Ketidaktepatwaktuan pada 336 perusahaan selama periode penelitian adalah 19 hari.

Corporate governance di ukur dengan komposisi komisaris independen, yaitu berdasarkan perbandingan antara jumlah komisaris independen dengan jumlah komisaris secara keseluruhan. Komposisi komisaris independen (KOMIND) terendah adalah 0,25% sedangkan komposisi komisaris independen (KOMIND) tertinggi adalah 0,75%. Rata-rata kompensasi komisaris independen (KKI) selama periode penelitian adalah 0,46%. Profitabilitas (ROA) selama periode penelitian 2005-2007 di ukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA), yaitu perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Terlihat bahwa, profitabilitas terendah adalah -37%, sedangkan profitabilitas tertinggi adalah 15%. Rata-rata nilai profitabilitas pada 59 perusahaan sempel adalah 1%. Solvabilitas (TDTA) selama periode penelitian 2005-2007 di ukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Terlihat bahwa, solvabilitas terendah adalah 0,01 sedangkan solvabilitas tertinggi adalah 3,42. Rata-rata nilai profitabilitas pada 336 perusahaan sempel adalah 0,66. Likuiditas (CR) selama periode penelitian 2005-2007 di ukur berdasarkan current ratio setiap perusahaan. Likuiditas perusahaan terkecil adalah 0,2180 sedangkan likuiditas terbesar adalah 169. Rata-rata likuiditas perusahaan selama periode penelitian adalah 5,398. Ukuran perusahaan (SIZE) selama periode penelitian 2005-2007 diukur berdasarkan total aktiva. Ukuran perusahaan terkecil Rp.40.436.000, sedangkan

ukuran perusahaan terbesar Rp.75.135.745.000. Rata-rata ukuran perusahaan selama periode penelitian adalah sebesar Rp.35.157.767.000. Reputasi auditor diukur dengan variabel dummy, dimana perusahaan yang bermitra kerja dengan the big five diberi kode0 dan untuk perusahaan yang tidak bermitra kerja dengan the big five diberi kode 1. Selama periode penelitian tahun 2005 diketahui bahwa terdapat 29 perusahaan diberi kode 0, tahun 2006 40

perusahaan dan tahun 2007 59 perusahaan. 4.3 Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui, bahwa dalam model regresi baik variabel dependen maupun variabel independennya, memiliki distribusi normal. Nata Wirawan (2002:180) menyatakan bahwa berdasarkan teori batas tengah, model regresi yang menggunakan sampel diatas 30 dianggap bahwa datanya telah berdistribusi secara normal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 336 laporan tahunan perusahaan jadi dapat dikatakan bahwa sampel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. 4.3.2 Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

(variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser. Uji ini dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2006:108). Hasil uji menunjukkan tidak ada koefisien parameter untuk variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan (p > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas (Lampiran 7). 4.3.3 Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengidentifikasi adanya korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode yang diujikan dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji adanya autokorelasi dalam penelitian ini, dilakukan Uji Durbin Watson (DW test). Hasil uji menunjukkan nilai DW sebesar 1,520 (Lampiran 8). Berdasarkan perhitungan autokorelasi dengan uji statistik DW, angka tersebut menunjukkan berada diantara interval dl (1,41 < d < du (1,77) (Lampiran 13), ini berarti model regresi tidak terkena masalah autokorelasi. 4.3.4 Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui korelasi antara setiap variabel independen dalam suatu model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006:91).

Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Hasil uji menunjukkan bahwa nilai tolerance semua variabel independen tidak kurang dari 0,10. Di samping itu, nilai VIF dari semua variabel lebih kecil dari 10. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi (Lampiran 9).

4.4 Hasil Uji Regresi Linear Berganda dan Pengujian Hipotesis Hasil uji regresi linear berganda ditunjukkan pada Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.2 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Koefisien (Constant) 46,424 CR -,005 ROA ,414 Log (TA) -2,202 KRPS 18,700 KKI 5,659 (a) dependent variabel:IR R :0,762 R Square :0.580 Adjusted R Square :0.540 F test :14,643 Sig F :0,000 Sumber:Lampiran 10 T 2,720 -,647 2,493 -1,673 8,034 ,844 Sig ,009 ,520 ,016 ,100 ,000 ,402

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Adjusted R square dari variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah sebesar 0,540. Artinya variasi perubahan yang terjadi pada variabel terikatnya (tingkat pengungkapan sukarela) dapat dijelaskan sebesar 54 persen oleh variasi variabel bebas (likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, karakteristik perusahaan dan komposisi komisaris independen), sedangkan 46 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Persamaan regresi linier berganda yang hasilnya adalah sebagai berikut. Y = 46,424 0,005 CR + 0,414 ROA 2,202 logTA + 18,700 KRPS + 5,659 KKI + Ui

Dimana : Y = CR ROA KRPS KKI Ui = = = = =

tingkat pengungkapan sukarela likuiditas (CR) profitabilitas (ROA) ukuran perusahaan (log TA) karakteristik perusahaan (KRPS) komposisi komisaris independen (KKI) variabel pengganggu

logTA =

Persamaan regresi diatas dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Konstanta 46,424 menunjukkan bahwa jika likuiditas (CR),

profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (log TA), karakteristik perusahaan (KRPS), corporate governance (KKI) sama dengan nol, maka skor pengungkapan sukarela (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 46,424 poin. 2) Koefisien regresi -0,005 menunjukkan bahwa bila likuiditas (CR)

meningkat 1% maka skor pengungkapan sukarela (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,005 poin dengan syarat ROA , log TA, KRPS, dan KKI tetap. 3) Koefisien regresi 0,414 menunjukkan bahwa bila profitabilitas (ROA)

meningkat sebesar 1 % maka skor pengungkapan sukarela (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,414 poin dengan syarat CR, log TA, KRPS, dan KKI tetap. 4) Koefisien regresi -2,202 menunjukkan bahwa bila ukuran perusahaan

(log TA) meningkat sebesar 1% maka skor pengungkapan sukarela (Y) akan mengalami penurunan sebesar 2,202 poin dengan syarat CR, ROA ,KRPS dan KKI tetap 5) Koefisien regresi 18,700 menunjukkan bahwa bila perusahaan

bergerak di bidang manufaktur maka skor pengungkapan sukarela (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 18.700 poin dengan syarat CR, ROA, log TA, dan KKI tetap 6) Koefisien regresi 5,659 menunjukkan bahwa bila corporte governance

(KKI) meningkat sebesar 1% maka skor pengungkapan sukarela (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 5,659 poin dengan syarat CR, ROA, log TA, dan KRPS tetap. 4.4.1 Uji F Statistik Analisis pengaruh likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, karakteristik perusahaan, dan corporate governance secara simultan pada pengungkapan sukarela laporan tahunan dilakukan dengan Uji F. Tahapan-tahapan Uji F adalah sebagai berikut. 1) Merumuskan hipotesis Ho : 1 = 0, berarti bahwa variabel bebas (likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, karakteristik perusahaan, dan corporate governance) tidak

berpengaruh pada variabel terikat (tingkat pengungkapan sukarela).

H1 : paling sedikit salah satu 0, berarti bahwa variabel bebas (likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, karakteristik perusahaan, dan corporate governance) berpengaruh pada variabel terikat (tingkat pengungkapan sukarela). 2) Menentukan Ftabel dengan tingkat signifikansi () = 5% dan df = (6-1), (59-6). Jadi nilai Ftabel adalah 2,37 (Lampiran 11). 3) Menentukan besarnya Fhitung yang diperoleh dari hasil pengujian program SPSS. Hasil uji menunjukkan nilai Fhitung sebesar 14,643 (Lampiran 10). 4) Kriteria Pengujian. Terima H0:bila Fhitung < Ftabel Tolak H0:bila Fhitung > Ftabel Apabila tingkat signifikansi F < = 0,05 maka Ho ditolak. Apabila tingkat signifikansi F > = 0,05 maka Ho diterima. 5) Pengambilan keputusan Hasil uji menunjukkan nilai Fhitung (14,643) > Ftabel (2,37) dengan tingkat signifikansi 0,000
a

< 0,05. Jadi Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh dari

variabel bebas (likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, karakteristik perusahaan, dan corporate governance) pada variabel terikat (tingkat

pengungkapan sukarela). Gambar 4.1 Kurva Distribusi F

Daerah penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho 0 2,37 14,643

4.4.2

Uji t Statistik

1) Pengaruh likuiditas pada tingkat pengungkapan sukarela. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut. (1) Merumuskan hipotesis Ho:1 = 0, berarti tidak ada pengaruh dari likuiditas pada tingkat pengungkapan sukarela. H1:1 0, berarti bahwa terdapat pengaruh dari likuiditas pada tingkat pengungkapan sukarela. (2) Menentukan ttabel dengan tingkat signifikansi (/2) = 0,025:dan df = Jadi nilai ttabel adalah 2,00 (Lampiran 12). (3) Menentukan besarnya thitung yang diperoleh dari hasil pengujian dengan program SPSS. Hasil uji menunjukkan nilai thitung sebesar -0,647. (4) Kriteria pengujian. Terima Ho : bila ttabel < thitung < ttabel (59-6).

Tolak Ho

: bila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel.

Apabila tingkat signifikansi t < / 2 = 0,025 maka Ho ditolak. Apabila tingkat signifikansi t > / 2 = 0,025 maka Ho diterima. (5) Pengambilan keputusan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (-0,647) > -ttabel (-2,00) dengan tingkat signifikansi 0,520. Jadi, dapat diputuskan bahwa Ho diterima. Artinya, tidak terdapat pengaruh dari likuiditas pada tingkat pengungkapan sukarela.

Gambar 4.2 Kurva Distribusi t untuk Uji Pengaruh Likuiditas pada Tingkat Pengungkapan

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho -0,647

Daerah Penolakan Ho

-2,00

2,00

2) Pengaruh profitabilitas pada tingkat pengungkapan sukarela. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut. (1) Merumuskan hipotesis

Ho : 2 = 0, berarti tidak ada pengaruh dari profitabilitas pada tingkat pengungkapan sukarela.

H1 : 2 0, berarti bahwa terdapat pengaruh dari profitabilitas pada tingkat pengungkapan sukarela. (2) Menentukan ttabel dengan tingkat signifikansi (/2) = 0,025:dan df =

(59-6). Jadi nilai ttabel adalah 2,00 (Lampiran 12). (3) Menentukan besarnya thitung yang diperoleh dari hasil pengujian dengan

program SPSS. Hasil uji menunjukkan nilai thitung sebesar 2,493. (4) Kriteria pengujian : : bila ttabel < thitung < ttabel : bila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel.

Terima Ho Tolak Ho

Apabila tingkat signifikansi t < / 2 = 0,025 maka Ho ditolak. Apabila tingkat signifikansi t > / 2 = 0,025 maka Ho diterima. (5) Pengambilan keputusan

Hasil uji menunjukkan nilai thitung (2,493) > ttabel (2,00) dengan tingkat signifikansi 0,016. Jadi, dapat diputuskan bahwa Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh dari profitabilitas pada tingkat pengungkapan sukarela. Gambar 4.3 Kurva Distribusi t untuk Uji Pengaruh Profitabilitas pada Tingkat Pengungkapan Sukarela

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho 0

Daerah Penolakan Ho

-2,00

2,00 2,493

3) Pengaruh ukuran perusahaan pada tingkat pengungkapan sukarela. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut. (1) Merumuskan hipotesis Ho:3 = 0, berarti tidak ada pengaruh dari ukuran perusahaan pada tingkat pengungkapan sukarela. H1:3 0, berarti bahwa terdapat pengaruh dari profitabilitas pada tingkat pengungkapan sukarela. (2) Menentukan ttabel dengan tingkat signifikansi (/2) = 0,025:dan df = Jadi nilai ttabel adalah 2,00 (Lampiran 12). (3) Menentukan besarnya thitung yang diperoleh dari hasil pengujian dengan program SPSS. Hasil uji menunjukkan nilai thitung sebesar -1,673. (59-6).

(4) Kriteria pengujian. Terima Ho Tolak Ho : bila ttabel < thitung < ttabel : bila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel.

Apabila tingkat signifikansi t < / 2 = 0,025 maka Ho ditolak. Apabila tingkat signifikansi t > / 2 = 0,025 maka Ho diterima. (5) Pengambilan keputusan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (-1,673) > -ttabel (-2,00) dengan tingkat signifikansi 0,100. Jadi, dapat diputuskan bahwa Ho diterima. Artinya, tidak

terdapat pengaruh dari ukuran perusahaan pada tingkat pengungkapan sukarela. Gambar 4.4 Kurva Distribusi t untuk Uji Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Tingkat Pengungkapan Sukarela

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho

Daerah Penolakan Ho

-2,00 -1,673

2,00

4) Pengaruh karakteristik perusahaan pada tingkat pengungkapan sukarela. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut. (1) Merumuskan hipotesis Ho:4= 0, berarti tidak ada pengaruh dari karakteristik perusahaan pada tingkat pengungkapan sukarela. H1:4 0, berarti bahwa terdapat pengaruh dari profitabilitas pada tingkat pengungkapan sukarela. (2) Menentukan ttabel dengan tingkat signifikansi (/2) = 0,025:dan df = Jadi nilai ttabel adalah 2,00 (Lampiran 12). (3) Menentukan besarnya thitung yang diperoleh dari hasil pengujian dengan program SPSS. Hasil uji menunjukkan nilai thitung sebesar 8,034. (4) Kriteria pengujian. Terima Ho : bila ttabel < thitung < ttabel (59-6).

Tolak Ho

: bila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel.

Apabila tingkat signifikansi t < / 2 = 0,025 maka Ho ditolak. Apabila tingkat signifikansi t > / 2 = 0,025 maka Ho diterima. (5) Pengambilan keputusan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (8,034) > ttabel (2,00) dengan tingkat signifikansi 0,000. Jadi, dapat diputuskan bahwa Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh dari karakteristik perusahaan pada tingkat pengungkapan sukarela, dimana perusahaan manufaktur pada penelitian ini memeiliki tingkat pengungkapan yang lebih tinggi daripada perusahaan non manufaktur. Gambar 4.5 Kurva Distribusi t untuk Uji Pengaruh Karakteristik Perusahaan pada Tingkat Pengungkapan Sukarela

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho 0

Daerah Penolakan Ho

-2,00

2,00

8,034

5) Pengaruh corporate governance pada tingkat pengungkapan sukarela. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai berikut. (1) Merumuskan hipotesis Ho : 5 = 0, berarti tidak ada pengaruh dari corporate governance pada tingkat pengungkapan sukarela.

H1 : 5 0, berarti bahwa terdapat pengaruh dari corporate governance pada tingkat pengungkapan sukarela. (2) Menentukan ttabel dengan tingkat signifikansi (/2) = 0,025:dan df = Jadi nilai ttabel adalah 2,00 (Lampiran 12). (3) Menentukan besarnya thitung yang diperoleh dari hasil pengujian dengan program SPSS. Hasil uji menunjukkan nilai thitung sebesar 0,844. (4) Kriteria pengujian. Terima Ho Tolak Ho : bila ttabel < thitung < ttabel : bila thitung > ttabel atau thitung < -ttabel. (59-6).

Apabila tingkat signifikansi t < / 2 = 0,025 maka Ho ditolak. Apabila tingkat signifikansi t > / 2 = 0,025 maka Ho diterima. (5) Pengambilan keputusan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (0,844) < ttabel (2,00) dengan tingkat signifikansi 0,402. Jadi, dapat simpulkan bahwa Ho diterima. Artinya, tidak terdapat pengaruh dari antara corporate governance pada tingkat

pengungkapan sukarela.

Gambar 4.6 Kurva Distribusi t untuk Uji Pengaruh Corporate Governance pada Tingkat Pengungkapan Sukarela

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penerimaan Ho 0,844

Daerah Penolakan Ho

-2,00

2,00

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian maka dapat disampaikan simpulan sebagai berikut. Likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan, karakteristik perusahaan, dan corporate governance berpengaruh pada tingkat pengungkapan sukarela perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2007. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa tidak semua variabel yang diujikan berpengaruh pada tingkat pengungkapan sukarela. Hasil uji statistik t (t-test) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas dan karakteristik perusahaan berpengaruh pada tingkat pengungkapan sukarela. Sementara variabel likuiditas, ukuran perusahaan dan corporate governance tidak berpengaruh pada tingkat pengungkapan sukarela laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

5.2 Saran Penelitian ini memiliki keterbatasan, dan apabila diatasi pada penelitian selanjutnya akan dapat memperbaiki hasil penelitian. Keterbatasan dan saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut. 1) Keterbatasan penelitian ini terletak pada periode

penelitian yang hanya menggunakan dua tahun pengamatan, sehingga memungkinkan tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan yang diamati kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya. 2) Bagi perusahaan go public yang tercatat di BEI

sebaiknya memperhatikan kualitas dari pengungkapan sukarela yang dilakukan. Perusahaan tidak boleh memberikan informasi secara berlebihan, sehingga dapat menghambat para pemakai yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan. 3) Penelitian ini hanya menggunakan sampel sebanyak 59

laporan tahunan, dan pada penelitian ini telah terbukti bahwa 46% tingkat pengungkapan sukarela dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model, sehingga untuk penelitian selanjutnya disarankan agar faktor-faktor lain seperti pencatatan saham ke dalam kategori papan utama

dan pengelompokan saham perusahaan ke dalam kategori Jakarta Islamic Index dapat dimasukkan sebagai variabel.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen12 halaman
    Bab Iii
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen29 halaman
    Bab Ii
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen14 halaman
    Bab I
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen29 halaman
    Bab Ii
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen10 halaman
    Kata Pengantar
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen14 halaman
    Bab I
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Laporan KPM
    Laporan KPM
    Dokumen40 halaman
    Laporan KPM
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Akuntansi
    Akuntansi
    Dokumen3 halaman
    Akuntansi
    suariyani
    Belum ada peringkat
  • Power Point Skripsiku
    Power Point Skripsiku
    Dokumen24 halaman
    Power Point Skripsiku
    suariyani
    Belum ada peringkat