Anda di halaman 1dari 2

BISAKAH MANDI SAUNA MEMBAKAR LEMAK?

Seseorang yang memiliki kelebihan berat badan biasanya akan berusaha supaya badannya berkeringat, dengan harapan dapat membakar lemak dalam tubuhnya. Salah satu yang biasa dilakukan adalah dengan melakukan mandi uap atau sauna. Banyak di antara kita percaya, dengan melakukan sauna, berat badan akan susut karena tubuh mengeluarkan banyak keringat dan lemak yang terbakar. Tapi sayangnya, anggapan tersebut sesungguhnya keliru . Menurut pakar gizi Dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK, seseorang yang hanya melakukan sauna, berat badan mereka tidak akan turun. Pasalnya yang keluar dari dalam tubuh adalah air bukannya keringat. Banyak anggapan yang salah. Orang gemuk supaya kurus masuk gym, habis itu ke sauna. Lalu berat badan turun dua kilo. Ya, iya orang yang dibuang air. Tapi apa lemaknya terbakar? Tidak! ujarnya, dalam seminar bertajuk Management of Obesity and Its Related Problems yang diselenggarakan Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jumat, (8/4/2011). Seseorang yang mengalami obesitas, kata Samuel, memang cenderung lebih mudah berkeringat. Tapi keringat tersebut tidak dapat diartikan dengan terbakarnya lemak atau menurunnya berat badan. Lalu bagaimana supaya lemak dalam tubuh terbakar? Samuel memberikan saran yang cukup unik. Ia menganjurkan dengan berolahraga secara rutin di tempat yang bercuaca dingin. Dia mengatakan, dengan berolahraga di tempat dingin, pembakaran lemak akan tinggi. Di tempat yang dingin, tubuh kita beradaptasi di dalam produksi panas yang tinggi. Produksi panas yang tinggi artinya, metabolismenya dinaikan. Dengan metabolisme naik, lemak akan terbakar, pungkasnya. Saat lelah beraktivitas, melakukan sauna sungguh ibarat sebuah obat dahaga. Nah, agar manfaatnya efektif, perhatikan cara bersauna yang benar. Untuk melakukan sauna, pastikan kondisi kita dalam keadaan sehat. Penderita hipertensi sebaiknya berhati-hati saat bersauna, karena peredaran darah ke otak yang tidak lancar dapat menyebabkan pingsan. Sebelum bersauna, lakukan persiapan dari awal hingga akhir. 1. Waktu paling baik untuk bersauna adalah pagi hari, saat kondisi tubuh dalam keadaan normal. Meski kapan pun sebetulnya boleh-boleh saja melakukan sauna. Tidak ada literatur yang mengatakan saat tepat melakukan sauna agar efektif. 2. Ruang sauna hendaknya tidak penuh orang, karena tidak baik untuk perputaran udara di dalamnya.

3. Lakukan pemanasan sebelum bersauna seperti tarik nafas, relaksasi dasar seperti stretching, dan sebagainya. Tidak perlu terlalu lama, mungkin sekitar 5 menit, tergantung kebutuhan. Jadi, perlu ada warming up seperti orang hendak berolahraga. 4. Gunakan baju seminim mungkin atau tak berbusana, sehingga panasnya akan terkena pada seluruh tubuh. 5. Bersikap relaks saat bersauna. Bisa juga sambil melakukan scrub atau lulur. 6. Sauna sebaiknya dilakukan maksimal sekitar 1 jam, tidak boleh terlalu lama. Ini karena jantung yang bekerja terus memompa darah. Indikasi seseorang harus berhenti bersauna adalah rasa pusing dan capai. Tentunya kemampuan setiap orang berbeda. Ada yang baru 15 menit sudah merasa capai, tapi ada juga yang 45 menit masih kuat. Namun, hindarkan berlama-lama di tempat sauna. Sebab tubuh berisiko kekurangan cairan (dehidrasi), selain dapat menyebabkan pingsan. Jadi, perawatan sauna harus tepat sesuai kondisi masing-masing. 7. Setelah sauna, sebaiknya beristirahat sebentar, jangan langsung mandi. Soalnya, pembuluh darah yang sedang melebar, begitu terkena air dingin secara tiba-tiba akan langsung menyempit. Adaptasi dengan jantung pun jadi tidak baik.Seperti halnya proses awal ketika akan sauna, mengakhirinya pun harus dilakukan secara perlahan. Tubuh bisa diibaratkan sebuah mobil. Jika direm mendadak, bisa terjadi kecelakaan. Begitu pula sistem dalam tubuh, tak bisa mendadak, perlu ada tahapan.

Sumber : kompas.com, obesitas.web.id

Anda mungkin juga menyukai