Anda di halaman 1dari 4

AHKLAK MENERIMA TAMU

Islam memberikan aturan yang jelas agar setiap muslim memuliakan


setiap tamu yang datang, kerena memuliakan tamu sebagai perwujudan keimanan
kepada Allah dan hari akhir.
A. Pengertian Akhlak Menerima Tamu
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, menerima tamu (ketamuan) diartikan;
kedatangan orang yang bertamu, melawat atau berkunjung. Secara istilah
menerima tamu dimaknai menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan
yang lazim (wajar) dilakukan menurut adapt ataupun agama dengan maksud yang
menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar keyakinan untuk mendapatkan
rahmat dan rida Allah.
Dalam ajaran Islam istilah Tamu adalah raja ini merupakan inti dari
ajaran islam itu sendiri dan barang siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan
dipanjangkan usianya, maka hendaklah menyambungkan tali silaturrahim.

B. Adab Menerima Tamu
Tuan rumah (Shohibul bait) dalam menerima tamu hendaknya
mempunyai etika-etika (adab) dalam menerima tamu sesuai dengan ajaran islam,
seperti dalam sebuah Hadist yang artinya : Dan barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya (HR Bukhari dan
Muslim) . Adab dalam menerima tamu antara lain :

1. Hendaknya Menunjukkan Wajah Kegembiraan
Tuan rumah hendaknya menunjukkan wajah kegembiraan. Jika ketika itu
tuan rumah sedang mempunyai masalah yang merisaukan hendaknya kerisauan
itu tidak ditampakkan kepada tamu. Jika kekesalan itu tertuju kepada orang yang
datang bertamu, hendaknya usahakan tetap bisa bersikap ramah, karena berlaku
tidak ramah kepada tamu, misalnya menampilkan wajah cemberut atau secara
sengaja tidak berbicara atau berbicara sangat singkat, berlawanan dengan
muru`ah tuan rumah yang justru harus dijaga.

2. Menjawab Salam
Menjawab salam saudara kita sesama muslim berarti merealisasikan
sunnah Rosulullah saw dan menunaikan hak sesama muslim. Sebagaimana dalam
firman Allah dalam surat An-Nur 61:
"^1- O>4N OE^N- 4OEO 4
O>4N 4O^N- 4OEO 4 O>4N
^*CQOE^- 4OEO 4 -O>4N
:O^ W-QU7> TR`
:R>QNO+ u RQNO+
:*.4-47 u RQNO+
7R-EE`+ u RQNO+
:R^4Qu=T u RQNO+
:R>4QE= u RQNO+
:R4 u RQNO+ :R-*E
u RQNO+ 7R4Qu= u
RQNO+ :R-UE= u 4` +-:U4`
+OO4R`EE` u :CR=
w^O :^OU4 NEE4N
W-QU> 1RE u 4>4-^-
-OT +UE=E1 4>QNO+
W-QR&U=O -O>4N 7O^
LOE1R4` ^TR)` R4RN *.- LO4O4lN`
LO4:1C CREO -T)-4lNC +.-
N: Re4CE- :^UE
HQUu> ^R
Apabila kalian memasuki suatu rumah, hendaklah kalian memberi salam kepda
penghuninya yang berarti memberi salam kepada dirimu sendiri, salam yang
ditetapkan disisi Allah yang diberi barakah lebih baik
Sebagai tuan rumah kita wajib untuk menjawab salam dari tamu kita
sebagaimana ynag telah dikatakan Allah dalam surat An-Nisa 86 :
-OT4 7+1ONO lOE14T
W-Q1E =T=O^OT .O&u+R` u
.E-1+O ET -.- 4~E O>4N
"7 7E* l1OEO ^lR
Hak seorang muslm terhadap muslim lainya ada lima, yaitu: menjawab salam,
menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, memeuhi undangan, dan mendoakan
orang bersin (HR Bukhari dan muslim)
Dan menjawab salam itu sendiri hukumnya adalah wajib.
Dan jika yang bertamu itu ahli kitab (orang Non-Muslim) yang mengucapkan
salam, maka jawabannya cukup hanya dengan ucapan "alaik" atau "alaikum"
saja.

3. Berjabat Tangan
Ketika bertemu dengan tamu saudara sesama muslim, disunnahkan
berjabat tangan sebagaimana amalan para sahabat Nabi.

4. Bersikap simpatik
Selain menyambut tamu dengan wajah ceria di awal kehadirannya, dan
mengajaknya bicara dengan tutur kata yang baik dan sopan. Imam Al Auza`i
mengatakan bahwa: Memuliakan tamu itu adalah (sekurang-kurangnya)
menunjukkan wajah ceria dan baik tutur kata. Tradisi masyarakat beradab sejak
zaman Nabi saw dalam menjamu tamu selalu ada unsur obrolan, luwes, simpatik
dan ramah tamah. Dan sekiranya kita sebagai tuan rumah mempersilahkan
tamunya seperti layaknya rumah sendiri, sehingga tidak layak bagi tuan rumah
untuk menyuruh tamu melayani dirinya.

5. Memberi Hidangan
Ketika tamu itu duduk, hendaklah menyuguhkan minuman agar tamu
merasa nyaman karena penghormatan kita. Dan jika telah selesai janganlah
terburu-buru mengangkat hidangan dari meja tamu sebelum tamu benar-benar
menyelesaikan makanannya dan membersihkan tangannya.Jika kita termasuk
dalam keadaan golongan orang yang kurang mampu, hendaknya hidangkan
kepada tamu kita seadanya saja meskipun itu hanya air putih.
Jika tamu berpamitan hendaknya tuan rumah mengantar sampai ke luar
rumah.

6.Jangan Membebani Tamu
Janganlah seorang tuan rumah membebani tamu untuk membantu, kerana
hal ini bertentangan dengan kewibawaan dan jangan menampakkan kejemuan
terhadap tamu, tetapi menampakkan kegembiraan dengan kehadiran mereka,
bermuka manis dan berbicara ramah dan ceria.



7. Boleh Menanyakan Siapa Namanya
Jika yang bertamu adalah orang yang belum kita kenal sama sekali, dan
dia meminta izin untuk masuk, maka kita boleh menanyakan namanya sambil
berjabat tangan seraya mengenalkan diri. Karena berjabat tangan dengan sesama
muslim hikmahnya banyak yaitu diantarnya dapat melapangkan dada,
mempererat ukhuwah dan dapat menghapus dosa selama belum berpisah.

8.Boleh Menolak Tamu
Sebagai tuan rumah kita diberi kuasa oleh Allah SWT untuk menentukan
sikap terhadap tamu. Apakah kita akan menolak tamu tersebut atau
menerimanya, jika kita menolak karena suatu hal maka hendaknya bicara jujur
dan menyampaikan udzurnya dengan akhlak yang baik.
Dari Abu Hurairah dari Nabi Beliau berkata:
" barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya
memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maka hendaknya bicara yang benar atau diam.
+ Dalam islam menghormati tamu yang diwajibkan adalah 3 hari :
hari pertama memberikan pelayanan kepada tamu secara optimal
tetapi ingat.. tidak mubazir dan berlebihan
hari kedua dan ketiga sebagaimana situan rumah makan
lebih dari tiga hari sedekah
+ 5 adab menjamu tamu:
segera menghidangkannya
maendahulukan buah-buahan sebelum yang lain
menyajiakan semua hidangan yang ada
tidak segera mengambil hidangan sebelum tamu benar-benar selesai
menghidangkan makanan secukupnya

Anda mungkin juga menyukai