Anda di halaman 1dari 14

BUKU KECIL PANDUAN ZAKAT LEMBAGA AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH LAZIS BAITUL HIKMAH

Masjid Jami Baitul Hikmah Perumahan Duta Bintaro, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang Kota Tangerang Tel. 53129313 Website: www.baitulhikmah.org Email : lazis@baitulhikmah.org

Kata Pengantar

Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu .. (QS. Al Baqoroh: 267) Zakat merupakan salahsatu rukun Islam yang merupakan pilar yang dapat memperkokoh perekonomian Ummat. Islam mewajibkan pemeluknya untuk menunaikan zakat yang diambil dari orang-orang yang kaya dan diberikan kepada orang-orang yang miskin. Kata diambil sebagaimana yang termaktub dalam surat at-Taubah ayat 103 memiliki pengertian bahwa zakat merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh seluruh ummat Islam yang memiliki harta sampai nishab (batas minimum harta yang wajib dizakati), dan apabila enggan untuk menunaikannya, maka pihak yang berwenang, atau dalam hal ini pengelola zakat boleh memaksa mereka untuk mengeluarkan zakat. Selain sebagai ketundukan pada aturan Islam, zakat juga dapat mempersempit jurang pemisah kayamiskin, sehingga timbul rasa saling melindungi dan menyayangi. Juga agar harta tidak berputar hanya pada segelintir orang saja. Sesungguhnya pada harta yang kita usahakan terdapat bagian orang lain (QS 51:19) oleh karena itu penunaian zakat berarti penyucian atas harta dan jiwa kita (QS 9:103). Mudah-mudahan buku kecil ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan, terutama tentang masalah zakat. Kritik, saran dan masukan selalu kami nantikan untuk kemajuan kita bersama. Wassalam.

DAFTAR ISI

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Kata Pengantar Pengetian Zakat, infaq dan shadaqah Hukum membayar Zakat Harta yang perlu dizakati Nishab zakat Yang berkewajiban membayar zakat. Kenapa harta profesi perlu dikeluarkan zakatnya ? Nishab zakat Profesi Lazis Baitul Hikmah, Untuk apa berdiri ? Kapan berdirinya ? Pendiri Lazis Baitul Hikmah Sumber fund rising Yang berhak menerima zakat Hikmah Zakat Penutup

Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah Zakat berasal dari kata zakaa yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Menurut terminologi syariat ( istilah ) adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. Kaitan antara makna secara bahasa dan istilah ini erat sekali, yaitu setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang ( Qs. Attaubah: 103 dan ar-Rum: 39) Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut terminologi syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. Perbedaan zakat dengan infaq adalah: 1.1. Zakat ada nishabnya ( batas minimal mengeluarkan zakat ) 1.2. Zakat harus diberikan kepada mustahik tertentu Tetapi kalau Infaq : 2.1 Infaq tidak mengenal nishab 2.2 Infaq dikeluarkan oleh yang berpenghasilkan tinggi maupun rendah baik di saat lapang maupun sempit 2.3 Infaq boleh diberikan kepada siapa saja ( orangtua, anak yatim dan sebagainya ( QS. AlBaqarah: 215 ) Shadaqah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar . Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Dan menurut terminologi syariat, pengertian shadaqah sama dengan pengertian infaq, termasuk hukum dan ketentuan-ketentuannya Perbedaan infaq dan shadaqoh adalah : a. Infaq berhubungan dengan materi. b. Sedangkan shadaqoh memiliki arti materi dan non-materi. Hadits Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, dan melakukan amar maruf nahi munkar adalah shadaqoh. Tetapi sering kata shadaqah dipergunakan dalam Al-Quran, tetapi maksud sebenarnya adalah zakat, seperti firman Allah dalam surat at-Taubah ayat 60 dan 103.

Hukum membayar Zakat. Membayar zakat hukumnya wajib, artinya orang yang tidak membayar zakat mendapat dosa dari Allah, sebagaimana firmanNya dalam surat at-Taubah: 103 dengan syarat antara lain sebagai berikut :

1. Milik penuh ( Almilkuttam ) Harta yang dimiliki secara penuh yang memungkinkan pemiliknya menggunakan dan mengambil manfaatnya secara penuh serta di bawah kontrol dan kekuasaannya. Harta yang dimiliki secara penuh tersebut mestilah didapatkan melalui proses yang dibenarkan oleh syara, sebab harta yang diperoleh dengan cara yang haram, zakat tidak wajib atas harta tersebut, karena harta tersebut harus dikembalikan kepada yang berhak/ahli warisnya. 2. Berkembang ( Annama ) Yang dimaksud dengan harta berkembang adalah harta yang dapat bertambah dan berkembang bila diusahakan. Atau memiliki potensi untuk berkembang, atau dapat memberi keuntungan seperti ; pertanian, perdagangan, ternak, emas, perak, uang dll. 3. Cukup Nishab. Yang dimaksud cukup nishab adalah telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara. 4. Lebih dari Kebutuhan Pokok ( Alhajjatul Ashliyyah ) Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Jika kebutuhan minimal tersebut tak dapat dipenuhi, maka yang bersangkutan tidak dapat hidup dengan baik (layak), seperti belanja sehari-hari, pakaian, pendidikan dll. 5. Bebas dari hutang Orang yang memiliki hutang akan terbebas dari mengeluarkan zakat, jika hutang tersebut untuk memenuhi kebutuhan primer, sebab orang yang mempunyai hutang bukanlah orang yang kaya. Zakat hanya diwajibkan bagi orang-orang yang kaya. 6. Sudah Satu Tahun ( Al-Haul) Persyaratan kepemilkan sudah berlalu selama 12 bulan Qomariyah hanya berlaku untuk ternak, uang, harta benda yang diperdagangkan dll. Tapi hasil pertanian, buah-buahan, rikaz (barang temuan) tidak dipersyaratkan setahun.

Macam-macam harta yang wajib dizakati Ada 5 macam harta yang perlu dikeluarkan zakatnya: 1. 2. 3. 4. 5. Binatang ternak Hasil pertanian Harta simpanan emas dan Perak Perniagaan Harta temuan.

Sedangkan yang berkewajiban membayar zakat adalah hanya kaum muslimin yang memiliki salah satu dari harta tersebut di atas dan sampai pada nishabnya/batas minimum harta yang wajib dizakati. Sebagaimana dikemukakan oleh Rasulullah SAW.

Nishab dan Kadar Zakat 1. Harta Peternakan A. Unta Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta, maka ia telah berkewajiban zakat. Berikut ini tabel zakat unta berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sebagai berikut Jumlah 5 10 11 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 35 36 - 45 46 - 60 61 - 75 76 - 90 91 - 120 Keterangan : 1) 2) 3) 4) 5) Zakat 1 ekor kambing/domba 1) 2 ekor kambing/domba 3 ekor kambing/domba 4 ekor kambing/domba 1 ekor unta bintu makhad 2) 1 ekor unta bintu labun 3) 1 ekor unta hiqah 4) 1 ekor unta Jadzah 5) 2 ekor unta bintu labun 2 ekor unta hiqah

Kambing berumur 2 th/lebih, atau domba berumur 1 th atau lebih. Unta betina umur 1 th, masuk tahun ke 2 Unta betina berumur 2 th, masuk th ke 3 Unta betina umur 3 th, msuk th ke 4 Unta betina umur 4 th, masuk th ke 5

Selanjutnya setiap bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor bintu labun

B. Sapi, Kerbau dan Kuda Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi, yaitu 30 ekor. Jadi jika seseorang telah memiliki dalam jumlah tersebut, maka ia berkewajiban mengeluarkan zakatnya. Berikut ini tabel zakat berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW. Riwayat At-Tirmidzi dan Abu Dawud. Jumlah 30 - 39 40 - 59 60 - 69 Zakat 1 ekor sapi betina tabi 1) 1 ekor sapi betina musinnah 2) 2 ekor tabi

70 - 79 80 - 89 Keterangan

1 ekor musinnah dan 1 ekor tabi 2 ekor musinnah

1) Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke 2 2) Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke 3 Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi dan setiap bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.

C. Kambing/Domba Nishab kambing/domba adalah 40 ekor. Jika seseorang memiliki 40 ekor, ia telah terkena kewajiban zakat. Berikut ini tabel berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Imam Bukhori dan Anas bin Malik : Jumlah Zakat 40 - 120 1 ekor kambing 2 th atau domba 1 tahun 121 - 200 2 ekor kambing/domba 201 - 300 3 ekor kambing/domba Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 100 ekor, maka bertambah zakatnya 1 ekor

D. Ternak Unggas (ayam, bebek, burung) dan Ikan Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak ditetapkan berdasarkan jumlah (ekor) sebagaimana halnya unta, sapi dan kambing, tapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab ternak, unggas, dan perikanan adalah setara dengan 20 dinar ( 1 dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas.

E. Hasil Pertanian Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 653 kg. Apabila hasil pertanian tersebut termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma dan lain-lain, maka nishabnya adalah 653 kg dari hasil pertanian tersebut. Hasil pertanian yang selain makan pokok seperti buah-buahan, sayur mayur, bunga dan lain-lain, nishabnya setara dengan harga nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah/negri tersebut, misalnya untuk Indonesia adalah beras. Kadar zakat untuk hasil pertanian yang diairi dengan air hujan/sungai/mata air sebesar 10 % sedangkan jika diairi dengan disirami/irigasi, maka zakatnya sebesar 5 %. Dari sini dapat dipahami bahwa biaya menyiram/ irigasi sebesar 5%. Imam Az-Zarkoni berpendapat bahwa apabila pengelolaan lahanpertanian diairi dengan air hujan dan disirami/irigasi dengan perbandingan 50:50, maka zakatnya 7,5 % ( 3/4 dari 10 % )

Sebuah kenyataan pada sistem pengairan saat ini, bahwa biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya-biaya lain seperti pupuk dan lain-lain. Maka untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk dan lain-lain diambil dari hasil panen, kemudian sisanya, apabila sampai nishab dikeluarkan zakatnya 10 % atau 5 % ( tergantung sitem pengairan ). Contoh :

Pada sawah tadah hujan yang ditanami padi dibutuhkan pupuk sebesar Rp. 1.000.000. Sawah tersebut menghasilkan beras sebanyak 5 ton dengan harga saat ini Rp. 5.000/kg. Maka perhitungannya adalah : - Hasil panen ( bruto ) 5 ton - Pupuk Rp 1.000.000 : Rp 5.000 - Netto : 5.000 kg : 200 kg : 4.800 kg

- besar zakatnya 4800 kg x 10 %; 480 kg - Jika sawahnya diairi dengan irigasi, maka zakatnya: 4.800 kg x 5 % : 240 kg.

F. Emas dan Perak/harta simpanan Nishab emas adalah 20 dinar (85 grm emas murni) dan perak adalah 200 dirham ( setara 595 grm perak ). Artinya jika seseorang memiliki emas dan perak dalam jumlah tersebut di atas dan telah mencapai haul ( 1 th ), maka ia berkewajiban untuk mengeluarkan zakatnya sebesar 2,5 %. Termasuk di dalamnya adalah harta simpanan yang dapat dikategorikan dalam emas dan perak, seperti uang tunai, tabungan, cek, saham, surat berharga atau bentuk lainnya, maka nishab dan zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak. Contoh : Seseorang memiliki harta kekayaan sebagai berikut : 1. Tabungan 2. Uang tunai Rp. 10.000.000 Rp. 3.000.000 (diluar kebutuhan pokok)

3. Emas 50 gram@ Rp.250.000 = Rp. 12.500,000 4. Utang Rp. 3.500.000

Jumlah total sisa harta Rp. 22.000.000 Zakat yang harus dibayar : Rp. 22.000.000 x 2,5 % Rp. 550.000

G. Zakat Perniagaan/Perusahaan Syarat dan Ketentuan Zakat Pernigaan Acuan perhitungannya adalah annual report basis (buku laporan tahunan) Obyeknya adalah aktiva lancar profit/laba, termasuk hibah, royalti, hasil sewa dll. Tidak dikenakan pada modal investasi/aktiva tetap Seluruh kewajiban perusahaan merupakan komponen pengurang dari jumlah zakat yang diperhitungkan 5. Komoditas yang diperdagangkan halal 6. Diperhitungkan setelah pajak. 7. Bagi perusahaan yang tidak memiliki laporan keuangan standar atau memiliki tetapi tidak lengkap, maka diperhitungkan secara taksiran. 1. 2. 3. 4.

Syarat-syarat zakat Perusahaan 1. 2. 3. 4. 5. Kepemilikan dikuasai oleh muslim baik individu maupun patungan Bidang usaha halal Dapat diperhitungkan nilainya. Dapat berkembang Memiliki kekayaan minimal setara 85 gram emas

Contoh : keadaan toko mebel pada tutup buku sbb : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Stok mebel 10 set seharga Uang tunai di Bank Piutang Utang dan Pajak Total saldo dikurangi utang dan pajak Besar Zakat : 2,5 % x Rp. 33.000.000 = Rp. 20.000.000 Rp. 15.000000 Rp. 10.000.000 Rp. 12.000.000 Rp. 33.000.000 Rp. 825.000

Zakat Profesi Apa yang dimaksud dengan zakat profesi ? Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada setiap pekejaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun yang dilakukan bersama orang lain/lembaga lain, yang mendatangkan uang dan memenuhi nishab/batas minimal harta yang wajib dizakati. Contohnya adalah profesi dokter, konsultan, advokat, dosen dll. Kewajiban zakat ini berdasarkan keumuman kandungan makna Al-Quran surat at-Taubah 103 ( Ambillah olehmu sebagian dari harta-harta mereka sebagai zakat, dengan zakat tersebut kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka sesungguhnya doamu

menjadikan ketentraman bagi jiwa mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui ) dan surat al-Baqoroh 267 (Hai orang-orang yang beriman, nafakahkanlah di jalan Allah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi...........). Kemudian berdasarkan pada tujuan disyariatkannya zakat yaitu untuk membersihkan dan mengembangkan harta serta menolong para mustahik, zakat profesi mutlak harus dikeluarkan untuk tujuan tersebut di atas dan memberi rasa keadilan yang menjadi ciri utama ajaran Islam. Pembayar zakat profesi bisa berupa perorangan, lembaga atau keduanya. Nishab Zakat Profesi

Dalam menentukan nishab gaji pegawai, pendapat ulama terbagi dua : Pertama, jumlah gaji selama satu tahun dikurangi kebutuhan pokok yaitu yang berupa pangan dan sandang, setelah dikurangi kebutuhan tersebut ternyata sisanya masih mencapai nishab, maka sisa dari jumlah gaji tersebut dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 %.( Dibayarkan 1 tahun sekali ) Rumusnya adalah sebagai berikut : Jumlah gaji perbulan - kebutuhan pokok x 12 bulan. Jika hasilnya mencapai nishab, wajib baginya mengeluarkan zakat. Misalnya jumlah gaji anda perbulan sebesar Rp. 5.000.000. Kebutuhan pokok anda perbulan sebesar Rp. 3.000.000. Maka harta yang wajib dizakati adalah : Rp. 2.000.000 x 12 x 2,5 % = 24.000.000 x 2,5 % = Rp. 600.000 Kedua, dianalogikan pada zakat tanaman sebanyak 653 kg ( misalnya padi ). Penjelasannya adalah zakat tanaman dikeluarkan setiap kali panen tanpa dikurangi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Jika zakat profesi dianalogikan dengan zakat tanaman, maka setiap kali menerima gaji harus dikeluarkan zakatnya tanpa harus dikurangi dengan kebutuhan pokok terlebih dahulu sebesar 2,5 %. Pendapat ini dikemukakan oleh Muhammad Ghazali dalam bukunya Islam dan Permasalahan Perekonomian, seperti dikutip oleh Dr. Yusuf Qardhawi ( Fiqih Zakat hlm 580 ). Rumus jumlah zakat yang harus dikeluarkan : Gaji yang diterima x 2,5 % misalnya, jika anda bergaji Rp. 5.000.000 perbulan, maka zakatnya sebesar : Rp. 5.000.000 x 2,5 % = Rp. 125.000.

Lazis Baitul Hikmah, Kenapa Berdiri ? Pada dasarnya penyaluran zakat dapat dilakukan secara perorangan, cuma yang menjadi persoalan adalah : 1. Tidak mudah bagi seseorang untuk mengidentifikasi si fakir dan si miskin.

2. Para profesional pada umumnya tidak punya waktu lagi untuk mendistribusikan zakat yang telah dikeluarkan. 3. Jika zakat disalurkan secara individu, kurang mencapai tujuan zakat, yaitu memperkuat ekonomi ummat karena akan begitu banyak zakat yang dikeluarkan hanya bersifat konsumtif. 4. Zakat yang diberikan untuk konsumtif hanya akan mendidik ummat menjadi pemalas. 5. Zakat, jika tidak dihimpun oleh lembaga zakat kurang memiliki nilai daya guna, karena kekuatan finansial menjadi terpecah-pecah. 6. Secara psikologis jika zakat diberikan langsung oleh muzzakki, ada rasa minder dan hutang budi pada pihak mustahiq Untuk itulah diperlukan lembaga zakat yang kredibel, amanah dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

Kelebihan lembaga zakat : 1. Lembaga zakat memiliki team yang dapat dengan selektif mengidentifikasi si fakir dan si miskin. 2. Dengan dana yang terhimpun dari muzakki, lembaga zakat tidak hanya sanggup membantu orang-orang fakir dan miskin yang bersifat konsumtif, tapi juga yang bersifat produktif, seperti; pemberian modal usaha, membekali mereka dengan ketrampilan-ketrampilan tertentu ( kursus montir, menjahit, dll ). 3. Keberadaan lembaga zakat juga dapat membantu saudara-saudara kita yang masih menganggur dengan membuka lapangan kerja 4. Dengan dana besar yang dapat dirhimpun dari para muzakki, lembaga amil zakat dapat membantu sadara-saudara kita yang terkena musibah seperti biaya rawat inap di rumah sakit. 5. Dan masih banyak lagi nilai daya guna yang dapat dilakukan jika zakat disalurkan melalui lembaga amil zakat. Untuk itulah LAZIS BAITUL HIKMAH (Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqah) berdiri, agar masjid lebih makmur, keberadaannya memiliki nilai daya guna terhadap masyarakat sekitar dan dengan kerjasamanya yang baik dengan para muzakki, dapat melakukan dakwah bil hal, selain dengan nasihat melalui ceramah dan pendalaman terhadap ilmu islam melalui majelis taklim. LAZIS BAITUL HIKMAH yang berdiri pada bulan Juni 2009 dan mulai beroperasi pada Agustus 2009, didirikan oleh Yayasan AL HIKMAH DUTA BINTARO, yang juga menaungi Masjid Jami Baitul Hikmah. Sumber Fund Rising Lazis Baitul Hikmah berharap dapat menarik dana ZIS dari berbagai sumber antara lain : A. Dari masyarakat di lingkungan Duta Bintaro, yang diharapkan dapat mengeluarkan zakat profesi dan perniagaannya. B. Dari perusahaan - perusahaan C. Dari instansi-instansi D. Sumber-sumber lain yang mengamanahkan zakatnya kepada Lazis Baitul Hikmah.

Pembagian Harta Zakat 1. Orang-orang/golongan-golongan yang berhak menerima zakat sebagaimana tersebut dalam surat At- Taubah ayat 60 ada 8 golongan : 1.1.dan 2. Fakir dan Miskin Fakir dan miskin adalah mereka yang kebutuhannya tidak tercukupi. Mereka dari golongan : Orang yang tidak memilki harta dan usaha sama sekali. Orang yang memiliki usaha atau harta, tapi tidak mencukupi untuk diri dan keluarganya, atau dalam istilah lain penghasilannya tidak mencukupi kebutuhannya. Orang yang punya harta dan usaha, tapi hanya dapat memenuhi separuh atau lebih dari kebutuhan keluarganya. 1.3. Amil Zakat Amil zakat adalah orang yang diangkat oleh penguasa atau badan perkumpulan untuk mengurus zakat. Dasarnya adalah hadits Rasulullah SAW : bahwa Abdullah bin Sady telah diangkat Umar untuk menjadi seorang Amil zakat. Mana kala telah selesai mengerjakan urusan itu dan telah diserahkan kepadanya. Umarpun menyuruh memberikan upahnya. Saat itu ia berkata, Saya beramal karena Allah. Mendengar itu Umar berkata, Aku sendiri di zaman rasulullah sering dijadikan seorang amil, dan aku juga pernah mengatakan kepada Rasulullah seperti apa yang engkau katakan kepadaku . Rasulullah menjawab dengan sabdaNya , Apabila diberikan sesuatu kepadamu dengan tidak kamu memintanya, maka makanlah dan sedekahkanlah ( H.R. Bukhori Muslim ) Tugas amil ada 3 : 1) Urusan pengumpulan zakat 2) Urusan pengelolaan 3) Urusan pembagian zakat. 1.4. Golongan Muallaf Golongan Mullaf adalah golongan yang baru saja masuk islam yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinan hatinya bertambah terhadap Islam. 1.5. Riqab Riqab artinya budak belian ( hamba sahaya ). Zakat bisa digunakan untuk memerdekan budak belian dan atau untuk menghiangkan segala macam perbudakan 1.6. Gharimin

Gharimin adalah orang yang mempunyai hutang dan sulit untuk memiliki harta yang lebih untuk membayar hutangnya. Orang yang berhutang ada 2 macam : a) Orang yang berhutang karena kefakirannya dan tidak mempunyai cara untuk melunasinya b) Orang yang berhutang karena kebutuhan yang sangat mendesak seperti mengobati sakit dll. Dan tidak mempunyai cara lain dalam waktu singkat untuk mendapatkan pertolongan kecuali dengan berhutang lalu kesulitan untuk membayarnya hutangnya. 1.7. Fi Sabilillah (Di Jalan Allah) Fi Sabilillah adalah perjuangan kepada Allah sesuai dengan ajaran Islam yang benar, berdasarkan AlQuran dan As-Sunah, tidak dicampuri dengan unsur-unsur kesukuan dan kebangsaan dan paham yang lain-lain. Hanya Islam sebagai sumber, tujuan, arah, pedoman dan penuntun dalam perjuangan. Tujuannya adalah untuk mengeluarkan manusia dari penyembahan terhadap makhluk menjadi hanya kepada Allah SWT, mengeluarkan manusia dari kesempitan hidup jahiliyyah kepada kelapangan cahaya Islam dan dari kedholiman kepada keadilan Islam. 1.8. Ibnu Sabil Ibunu Sabil adalah orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan dan tidak bisa mendatangkan bekal tersebut dengan cara apapun, atau orang yang hendak melakukan perjalanan penting (darurat) sedang ia tidak memiliki bekal. 2. Orang yang haram menerima Zakat a) Orang yang kafir dan atheis secara umum. Orang kafir haram menerima bagian dari harta zakat, tapi boleh menerima shadaqah. b) Orang kaya dan orang mampu berusaha. Seseorang dikatakan kaya, apabla memiliki sejumlah harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya sampai ia mendapatkan harta berikutnya, atau seseorang yang memiliki harta yang cukup untuk menjamin kelangsungan hidupnya dari waktu ke waktu c) Keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthalib (ahlul bait).

Keluarga Bani Hasyim yaitu keluarga Ali bin Abi Thalib, keluarga Abdul Muthallib dan keluarga Rasulullah SAW diharamkan untuk menerima zakat. Hal ini berlaku apabila negara menjamin kebutuhan hidup mereka, akan tetapi apabila negara tidak menjaminnya, maka kedudukan mereka sama dengan kedudukan masyarakat yang lain, dan berhak untuk menerima zakat apabila termasuk dalam kategori mustahiq zakat. d) Orang yang menjadi tanggung jawab para wajib zakat ( Muzakki ) Seorang Muzakki berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarganya terlebih dahulu, dan jika masih memiliki kelebihan dan mencapai nisab barulah ia terkena wajib zakat. Jadi tidak dibenarkan seorang suami berzakat kepada istri atau orang tuanya.

Hikmah Zakat

Zakat memiliki banyak hikmah baik yang berhubungan dengan manusia, Tuhan maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia antara lain : 1. Membantu, membina dan membangun kaum dhuafa untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajiban-kewajibannya terhadap Allah SWT. 2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri manusia yang biasa timbul dikala ia melihat orang-orang di sekitarnya berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedangkan ia sendiri tak punya apa-apa dan tak ada uluran tangan dari mereka yang kaya. 3. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, menumbuhkan akhlaq mulia, menjadi murah hati, memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan mengikis sifat bakhil dan serakah yang menjadi tabiat manusia. 4. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan islam yang berdiri di atas prinsip-prinsip: Ummatan wahidah, musawah (persamaan derajat, hak dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah, dan takaful ijtimai ( tanggung jawab bersama). 5. Menjadi unsur penting dalam mewujudkan keseimbangan dalam distribusi harta, keseimbangan dalam kepemilikan harta, dan keseimbangan tanggung jawab individu dalam masyarakat. 6. Zakat adalah ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan merupakan perwujudan solidaritas sosial, pembuktian persaudaraan Islam, sebagai penghubung antara golongan kuat dan golongan lemah. 7. Dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seorang dengan yang lainnya rukun, damai dan harmonis yang dapat menciptakan situasi tentram dan aman lahir dan batin.

PENUTUP Alhamdulillah, dengan inayah Allah yang Maha Murah dan dengan izinNya akhirnya buku saku tentang zakat ini dapat terselesaikan Mudah-mudahan buku mini ini dapat menjawab pernak pernik masalah zakat, meskipun belum terlalu memuaskan. Sekali lagi untuk kesempurnaan buku ini, kritik, saran dan koreksi selalu kami nantikan.

W a s s a l a m, LAZIS BAITUL HIKMAH Masjid Jami Baitul Hikmah, Perumahan Duta Bintaro Kota Tangerang www.baitulhikmah.org lazis@baitulhikmah.org

Anda mungkin juga menyukai