Anda di halaman 1dari 13

Gejala & Penyebab Stress Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit.

Stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup sehari-hari. Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya bagi kesehatan. Gejala-gejala

Menjadi mudah tersinggung dan marah terhadap teman, keluarga dan kolega. Bertindak secara agresif dan defensif Merasa selalu lelah. Sukar konsentrasi atau menjadi pelupa. Palpitasi atau jantung berdebar-debar. Otot-otot tegang. Sakit kepala, perut dan diare.

Komplikasi

Tekanan darah tinggi dan serangan jantung. Sakit mental, hysteria. Gangguan makan seperti hilang nafsu makan atau terlalu banyak makan. Tidak bisa tidur (insomnia). Migren/kepala pusing. Sakit maag. Serangan asma yang tambah berat. Ruam kulit.

Penyebab

Kejadian hidup sehari-hari baik gembira dan sedih seperti: Menikah/mempunyai anak. Mulai tempat kerja baru/pindah rumah/emigrasi. Kehilangan orang yang dicintai baik karena meninggal atau cerai. Masalah hubungan pribadi.

Pelajaran sekolah maupun pekerjaan yang membutuhkan jadwal waktu yang ketat, dan atau bekerja dengan atasan yang keras dan kurang pengertian. Tidak sehat. Lingkungan seperti terlalu ramai, terlalu banyak orang atau terlalu panas dalam rumah atau tempat kerja. Masalah keuangan seperti hutang dan pengeluaran di luar kemampuan. Kurang percaya diri, pemalu Terlalu ambisi dan bercita-cita terlalu tinggi. Perasaan negatif seperti rasa bersalah dan tidak tahu cara pemecahannya, frustasi. Tidak dapat bergaul, kurang dukungan kawan. Membuat keputusan masalah yang bisa merubah jalan hidupnya atau dipaksa untuk merubah nilainilai/prinsip hidup pribadi. Yang dapat anda lakukan

Bagaimana mencegah stress ?

Lihat/ukur kemampuan sendiri. Belajar untuk menerima apa adanya dan mencintai diri sendiri. Temukan penyebab perasaan negatif dan belajar untuk menanggulanginya. Jangan memperberat masalah dan coba untuk sekali-kali mengalah terhadap orang lain meskipun mungkin anda di pihak yang benar. Rencanakan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan anda dalam jangka lama dan beri waktu secukupnya bagi diri anda untuk menyesuaikan dari perubahan satu ke yang lainnya. Rencanakan waktu anda dengan baik. Buat daftar yang harus dikerjakan sesuai prioritas. Buat keputusan dengan hati-hati. Pertimbangkan dengan masak-masak segi baik atau buruk sebelum

memutuskan sesuatu.

Biarkan orang lain ikut memikirkan masalah anda. Ceritakan kepada pasangan hidup, teman, supervisor atau pemimpin agama. Mereka mungkin bisa membantu meletakkan masalah anda sesuai dengan proporsinya dan menawarkan cara-cara pemecahan yang berguna. Bangun suatu sistim pendorong yang baik dengan cara banyak berteman dan mempunyai keluarga yang bahagia. Mereka akan selalu bersama anda dalam setiap kesulitan.Jaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olahraga secara teratur. Rencanakan waktu untuk rekreasi.

Tehnik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa membantu menghilangkan stress. Cegah Stress Sebelum Menelan Anda

Dapatkah anda bayangkan bagaimana jadinya hidup anda tanpa pernah mengalami stress?. Beruntunglah jika stress ternyata menjadi fakta kehidupan. Agaknya setiap kita harus berurusan dengan itu, setiap hari dalam kehidupan kita. Disekeliling kita, dari mulai tekanan pekerjaan hingga keadaan keluarga. Dari jalanan yang ramai hingga berita malam - kita tidak dapat melirikan diri dari tekanan atau stress. Kala masyarakat menjadi lebih cepat, kehidupan kita bahkan menjadi lebih penuh stress. Suatu kehidupan tanpa stress? Tampaknya kita harus menunggu hingga kita pergi ke rumah Bapa di Surga untuk mengalami kebahagiaan tanpa stress sedikitpun. Untuk saat ini, rumah kita dipenuhi dengan stress. Dan ketika menjadi kebodohan bila berpikir anda dapat melarikan diri dari stress, adalah sesuatu yang vital bagi kesehatan untuk mempelajari bagaimana mengelola stress dalam hidup kita. Stress dapat membahayakan kesehatan kita. Survei menunjukkan bahwa 43 persen orang dewasa menderita mulai dari dampak tidak baik pada kesehatan hingga menderita stress. Stress dapat menghabiskan vitamin B dari tubuh yang sangat penting untuk sistem kita menghadapi ketakutan. Itu juga dapat mengurangi penyerapan nutrisi dalam sistem tubuh kita dari makanan yang kita makan dan dari suplemen yang kita masukkan kedalam tubuh. Ketika anda mengatakan anda merasa "stress", itu lebih dari sekedar masalah secara emosional saja. Hal itu mempengaruhi tubuh anda dalam banyak cara dibanding yang dapat anda bayangkan. Namun ada kabar baik. Ada langkah sederhana yang dapat kita ambil untuk melawan stress sebelum stress mengganggu anda. Cobalah gabungan langkah sederhana ini dalam gaya hidup anda, sehingga tubuh anda lebih siap mengatasi stress dalam kehidupan setiap hari. 1. Dapatkah Tidur yang Cukup. Telah terbukti jika tidur benar-benar menolong mengurangi stress. Tidur memulihkan tubuh dan pikiran dan menolong kita memelihara kesehatan mental dan fisik. Studi telah menunjukkan bahwa "orang yang tidur tujuh hingga delapan jam setiap malamnya menikmati kesehatan dan kehidupan yang lebih panjang daripada orang yang kurang tidur." (Mid-Columbia Medical Center, Oregon) berdasarkan Dr. David Posen, dalam tulisannya di Canadian Journal of Continuing Medical Education sejarah peristiwa stress, pasien hampir selalu menderita akibat keletihan. Keletihan membuat kita kurang dapat mengatasi dengan baik situasi penuh tekanan. Dinamika ini dapat menciptakan siklus tindakan yang merusak. Ketika pasien yang mengidap stress mendapatkan lebih banyak istirahat, mereka akan merasa lebih baik dan lebih tabah dan mampu beradaptasi kala berurusan dengan peristiwa setiap harinya. Jangan remehkan gagasan kuno tentang tidur malam yang cukup. Tidur cukup memberi lebih banyak kesehatan daripada yang anda tahu.

2. Makanan Diet Seimbang Untuk Menjaga Nutrisi. Telah disebutkan sebelumnya bahwa stress dapat mengurangi vitamin B dari tubuh dan mengurangi penyerapan nutrisi vital. Menjadi penting untuk memastikan makanan kita memiliki diet yang seimbang. Sikap dalam satu pengalaman atau bagaimana merespon terhadap peristiwa stress tergantung daripada seberapa banyak diet makanan seperti halnya pada kecakapan kita. Memakan makanan yang benar dan menjaga diet seimbang dapat menolong mengurangi stress dan mendorong lebih banyak energi. Juga, cobalah untuk membuat waktu makan anda menjadi tenang dan rileks. Makan dalam perjalanan biasanya membuat kita memilih makanan yang buruk dan suatu atmosfir penuh kesibukan yang hanya akan menyumbang terjadinya stress yang lebih besar. 3. Perbaiki Pola Makan Dengan Suplemen yang Berkualitas. Sebagai tambahan untuk pola makanan diet yang seimbang, suplemen amat penting untuk keseluruhan kesehatan dan nutrisi. Mengkonsumsi suplemen adalah langkah besar untuk menolong sistem tubuh yang tengah gelisah yang beresiko lebih besar selama waktu-waktu stress. Semakin besar dukungan bagi sistem tubuh yang tengah stress, peneliti telah menunjukkan bahwa vitamin B-12 adalah nutrisi yang paling utama karena mendorong aktifitas sel saraf dalam tubuh. Badan Makanan dan Gizi AS telah merekomendasikan bahwa orang yang berusia lebih dari 51 tahun menyerap nutrisi tidak sebaik daripada apa yang harus dipakai tubuhnya. Oleh karena itu mereka harus melakukan diet suplemen vitamin B-12 atau dibentengi oleh produk makanannya. 4. Hindari Atau Batasi Kafein. Kafein adalah perangsang yang benar-benar membangkitkan reaksi stress dalam tubuh (Dr. David Posen, Canadian Journal of Continuing Medical Education). Orang yang membuat rendah kadar kafein atau bahkan menghilangkan masuknya kafein dilaporkan mempunyai kondisi perasaan yang lebih santai, lebih tidak gelisah dengan energi dan memperbaiki pola tidur. Lain kali kala anda membutuhkan secangkir kopi, carilah yang bebas kafein. 5. Olah Raga Teratur. Olah raga adalah kunci untuk mengurangi stress!. Berdasarkan Dr. David Posen : "Tidak ada yang menyangkal olah raga aerobik sebagai satu cara menyalurkan energi kala kita stress". Olah raga secara umum direkomendasikan kita lakukan dalam bentuk aerobik paling tidak selama 20 menit, tiga kali seminggu. Jika anda belum berolah raga, temukan aktifitas yang bekerja baik bagi anda dan mulailah lakukan!.

6. Nikmati Kesenangan Sederhana. Terkadang hal-hal kecil justru yang amat berarti. Adalah menakjubkan bagaimana pengobatan sederhana yang berkaitan dengan kesenangan dapat mengurangi stress. Ambil waktu berjalan di danau atau taman, bermain dengan anak atau keponakan atau membaca buku. Buatlah waktu dalam jadwal anda untuk melakukan hal-hal sederhana yang membawa kegembiraan pada diri anda. 7. Berdoa. Terakhir dalam daftar... namun bukan berarti tidak penting. Ada banyak alasan untuk berdoa. Pertolongan bagi stress hanyalah satu keuntungan dari gaya hidup berdoa. Firman Tuhan penuh dengan peringatan untuk berdoa (1Tesalonika 5:17, Yakobus 5:13, Filipi 4:6). Dan sekarang pengetahuan mengambil alih. Pada tahun 1997 dilaporkan bahwa paling tidak 30 sekolah medis di AS menawarkan program pengajaran pada subyek tentang iman dan peran doa dalam proses penyembuhan. Berdasar Dr. Herbert Benson, presiden Mind/Body Medical Institute pada Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston (Institut Kesehatan Pikiran dan Tubuh), 60% dokter yang dikunjungi berhubungan dengan stress - penyakit yang dapat ditolong atau diperbaiki dengan dampak penenangan secara psikologis melalui doa. Kita tidak pernah menghilangkan stress dari kehidupan kita - paling tidak hingga kita masuk ke surga kelak. Tips gaya hidup ini dapat amat berguna namun hanya jika anda melakukannya secara konstan. Bahkan jika itu tidak mungkin, adalah penting untuk mengkonsumsi suplemen setiap hari dengan suplemen berkualitas B-12, karena suplemen inilah yang amat kurang karena dipakai ketika mengalami stress. Waktunya untuk santai Belajar santai dan mengendalikan stress tidak hanya membantu anda untuk dapat lebih menikmati hidup ini, namun juga sangat baik untuk kesehatan jantung anda dalam jangka panjang. Ada banyak cara untuk mengurangi tingkat stress anda. Cobalah melakukan pendekatan lain untuk mengetahui cara apa yang paling sesuai untuk anda. Dibawah ini adalah beberapa tips yang dapat membantu anda untuk meringankan dan mengurangi tingkat stress anda:

Buatlah daftar hal-hal yang dapat memicu stress anda. Apakah suasana kerja atau kemacetan lalu lintas? Mengenali pemicu stress merupakan sebuah langkah maju. Cobalah untuk mengurangi situasi tersebut. Bentuklah suatu jaringan dukungan sosial teman dan keluarga, ingatlah bahwa kesulitan yang diceritakan kepada orang lain akan mengurangi setengah beban anda. Pelajari strategi untuk mengatasi stress seperti teknik relaksasi, latihan pernapasan, meditasi, yoga atau pijat. Sediakan waktu luang untuk bersantai - meskipun hanya sekitar 10 menit. Jika anda bekerja, pastikan anda istirahat untuk makan siang. Lakukan olah raga secara teratur, seperti bersepeda santai, jalan santai atau berenang - ini dapat memperbaiki mood (suasana hati) dan membantu anda mengatasi tuntutan hidup ini. Hentikan mencoba untuk melakukan lebih dari satu aktivitas sekaligus. Lakukan pekerjaan berdasarkan urutan prioritas dan cobalah untuk merencanakan terlebih dahulu segala sesuatu sebelum mengerjakannya daripada melakukannya secara tergesa-gesa. Team e-psikologi.com

Stress Kerja Oleh Jacinta F. Rini, MSi. Jakarta, 1 Maret 2002

Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi ribuan bahkan jutaan tenaga kerja. Mereka harus rela dipindahkan kebagian yang sangat tidak mereka kuasai dan tidak tahu berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan atau dipekerjakan. Selain itu mereka harus menghadapi boss baru, pengawasan yang ketat, tunjangan kesejahteraan berkurang dari sebelumnya, dan harus bekerja lebih lama dan lebih giat demi mempertahankan status sosial ekonomi keluarga. Para pekerja di setiap level mengalami tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah yang seringkali memicu terjadinya stress kerja. Hasil Penelitian Menurut penelitian Baker dkk (1987), stress yang dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stress akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah. Dua orang peneliti yaitu Plaut dan Friedman (1981) berhasil menemukan hubungan antara stress dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stress sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif. Peneliti yang lain yaitu Dantzer dan Kelley (1989) berpendapat tentang stress dihubungkan dengan daya tahan tubuh. Katanya, pengaruh stress terhadap daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan

frekuensi stress yang dialami seseorang. Peneliti lain juga mengungkapkan, jika stress yang dialami seseorang itu sudah berjalan sangat lama, akan membuat letih health promoting response dan akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh. Banyak sudah penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab-akibat antara stress dengan penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran penuh setiap orang untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi juga psikisnya. Apakah Stress Kerja? Secara umum orang berpendapat bahwa jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu tersebut, maka dikatakan bahwa individu itu mengalami stress kerja. Namun apakah sebenarnya yang dikategorikan sebagai stress kerja? Menurut Phillip L. Rice, Penulis buku Stress and Health, seseorang dapat dikategorikan mengalami stress kerja jika

Urusan stress yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu Oleh karenanya diperlukan kerja sama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stress tersebut.

Gejala Menurut Terry Beehr dan John Newman (1978) gejala stress kerja dapat di bagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan perilaku.

Gejala Psikologis Kecemasan, ketegangan Bingung, sensitif

Gejala Fisik

Gejala Perilaku menghindari

Meningkatnya detak jantungMenunda ataupun dan tekanan darah pekerjaan/tugas marah, Meningkatnya sekresiPenurunan adrenalin dan noradrenalin produktivitas

prestasi

dan

Memendam perasaan Komunikasi efektif Mengurung diri Depresi Merasa terasing mengasingkan diri dan tidak

Gangguan gastrointestinal,Meningkatnya penggunaan misalnya gangguan lambung minuman keras dan mabuk Mudah terluka Mudah lelah secara fisik Kematian Perilaku sabotase Meningkatnya frekuensi absensi Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan) Kehilangan nafsu makan penurunan drastis berat badan Meningkatnya perilaku beresiko ngebut, berjudi Meningkatnya kriminalitas dan

Gangguan kardiovaskuler

Kebosanan

Gangguan pernafasan

kecenderungan tinggi, seperti

Ketidakpuasan kerja

Lebih sering berkeringat

agresivitas,

dan

Lelah mental

Gangguan pada kulit

Penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman Kecenderungan bunuh diri

Menurunnya intelektual Kehilangan konsentrasi

fungsi

Kepala pusing, migrain

daya

Kanker

Kehilangan spontanitas Ketegangan otot dan kreativitas

Kehilangan hidup

semangat Probem tidur (sulit terlalu banyak tidur)

tidur,

Menurunnya harga diri dan rasa percaya diri

Dampak Terhadap Perusahaan Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat berfungsi secara normal. Demikian pula jika banyak di antara karyawan di dalam organisasi mengalami stress kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu. Jika stress yang dialami oleh organisasi atau perusahaan tidak kunjung selesai, maka sangat berpotensi mengundang penyakit yang lebih serius. Bukan hanya individu yang bisa mengalami penyakit, organisasi pun dapat memiliki apa yang dinamakan Penyakit Organisasi. Randall Schuller (1980), mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stress yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, serta tendensi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh stress kerja dapat berupa:

Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja Mengganggu kenormalan aktivitas kerja Menurunkan tingkat produktivitas Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Banyak karyawan yang tidak masuk kerja dengan berbagai alasan, atau pekerjaan tidak selesai pada waktunya entah karena kelambanan atau pun karena banyaknya kesalahan yang berulang.

Dampak Terhadap Individu Dampak stress kerja bagi individu adalah munculnya masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologis dan interaksi interpersonal Kesehatan Tubuh manusia pada dasarnya dilengkapi dengan sistem kekebalan untuk mencegah serangan penyakit. Istilah "kebal" ini dikemukakan oleh dua orang peneliti yaitu Memmler dan Wood untuk menggambarkan kekuatan yang ada pada tubuh manusia dalam mencegah dan mengatasi pengaruh penyakit tertentu, dengan cara memproduksi antibodi. Sistem kekebalan tubuh manusia ini bekerja sama secara integral dengan sistem fisiologis lain, dan kesemuanya berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh, baik fisik maupun psikis yang cara kerjanya di atur oleh otak. Seluruh sistem tersebut sangat mungkin dipengaruhi oleh faktor psikososial seperti stress dan immunocompetence. Istilah immunocompetence ini biasanya digunakan di bidang kedokteran untuk menjelaskan derajat keaktifan dan keefektifan dari sistem kekebalan tubuh. Jadi, tidak heran jika orang yang mudah stress, mudah pula terserang penyakit. Cobalah Anda mulai memperhatikan diri Anda sendiri, dan tanyakan apakah Anda termasuk di antara orang yang sedang mengalami stress kerja? Dan apakah penyakit yang sering Anda alami merupakan akibat atau pengaruh stress kerja yang berkepanjangan ? Psikologis Stress berkepanjangan akan menyebabkan ketegangan dan kekuatiran yang terus-menerus. Menurut istilah psikologi, stress berkepanjangan ini disebut stress kronis. Stress kronis sifatnya menggerogoti dan menghancurkan tubuh, pikiran dan seluruh kehidupan penderitanya secara perlahan-lahan. Stress kronis umumnya terjadi di seputar masalah kemiskinan, kekacauan keluarga, terjebak dalam perkawinan yang tidak bahagia, atau masalah ketidakpuasan kerja. Akibatnya, orang akan terus-menerus merasa tertekan dan kehilangan harapan. Menurut Miller (1997), seorang peneliti asal Amerika, akar dari stress kronis ini adalah dari pengalaman traumatis di masa lalu yang terinternalisasi, tersimpan terus dalam alam bawah sadar. Hal ini jadi berbahaya karena orang jadi terbiasa "membawa" stress ini kemana saja, dimana saja dan dalam situasi apapun juga; stress kronis ini dianggap sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sehingga tidak ada upaya untuk mencari jalan keluarnya lagi. Singkatnya, orang yang menderita stress kronis ini sudah hopeless and helpless. Tidak heran jika para penderita stress kronis akhirnya mengambil keputusan untuk bunuh diri, atau meninggal karena serangan jantung, stroke,

kanker, atau tekanan darah tinggi. Jadi, amatilah diri Anda, apakah Anda termasuk orang yang suka membiarkan masalah tanpa dicari jalan keluar yang positif ? Berhati-hatilah akan konsekuensi yang bakal Anda hadapi ! Interaksi Interpersonal Orang yang sedang stress akan lebih sensitif dibandingkan orang yang tidak dalam kondisi stress. Oleh karena itulah, sering terjadi salah persepsi dalam membaca dan mengartikan suatu keadaan, pendapat atau penilaian, kritik, nasihat, bahkan perilaku orang lain. Obyek yang sama bisa diartikan dan dinilai secara berbeda oleh orang yang sedang stress. Selain itu, orang stress cenderung mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Pada tingkat stress yang berat, orang bisa menjadi depresi, kehilangan rasa percaya diri dan harga diri. Akibatnya, ia lebih banyak menarik diri dari lingkungan, tidak lagi mengikuti kegiatan yang biasa dilakukan, jarang berkumpul dengan sesamanya, lebih suka menyendiri, mudah tersinggung, mudah marah, mudah emosi. Tidak heran kalau akibat dari sikapnya ini mereka dijauhkan oleh rekan-rekannya. Respon negatif dari lingkungan ini malah semakin menambah stress yang diderita karena persepsi yang selama ini ia bayangkan ternyata benar, yaitu bahwa ia kurang berharga di mata orang lain, kurang berguna, kurang disukai, kurang beruntung, dan kurang-kurang yang lainnya. Sebuah penelitian terhadap sekelompok karyawan yang bekerja di suatu organisasi menunjukkan, bahwa stress kerja menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik antara pihak karyawan dengan pihak manajemen. Tingginya sensitivitas emosi berpotensi menyulut pertikaian dan menghambat kerja sama antara individu satu dengan yang lain. Sumber Stress Untuk memahami sumber stress kerja, kita harus melihat stress kerja ini sebagai interaksi dari beberapa faktor, yaitu stress di pekerjaan itu sendiri sebagai faktor eksternal, dan faktor internal seperti karakter dan persepsi dari karyawan itu sendiri. Dengan kata lain, stress kerja tidak semata-mata disebabkan masalah internal, sebab reaksi terhadap stimulus akan sangat tergantung pada reaksi subyektif individu masing-masing. Beberapa sumber stress yang menurut Cary Cooper (1983) dianggap sebagai sumber stress kerja adalah stress karena kondisi pekerjaan, masalah peran, hubungan interpersonal, kesempatan pengembangan karir, dan struktur organisasi. Kondisi Pekerjaan

Lingkungan Kerja. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stress, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Bayangkan saja, jika ruangan kerja tidak nyaman, panas, sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja karyawan. Overload. Sebenarnya overload ini dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Dikatakan overload secara kuantitatif jika banyaknya pekerjaan yang ditargetkan melebihi kapasitas karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam "tegangan tinggi". Overload secara kualitatif bila pekerjaan tersebut sangat kompleks dan sulit, sehingga menyita kemampuan teknis dan kognitif karyawan. Deprivational stress. George Everly dan Daniel Girdano (1980), dua orang ahli dari Amerika memperkenalkan istilah deprivational stress untuk menjelaskan kondisi pekerjaan yang tidak lagi menantang, atau tidak lagi menarik bagi karyawan. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan, atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial (kurangnya komunikasi sosial). Pekerjaan Berisiko Tinggi. Ada jenis pekerjaan yang beresiko tinggi, atau berbahaya bagi keselamatan, seperti pekerjaan di pertambangan minyak lepas pantai, tentara, pemadam kebakaran, pekerja tambang, bahkan pekerja cleaning service yang biasa menggunakan gondola untuk membersihkan gedung-gedung bertingkat. Pekerjaan-pekerjaan ini sangat berpotensi menimbulkan stress kerja karena mereka setiap saat dihadapkan pada kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Konflik Peran Ada sebuah penelitian menarik tentang stress kerja menemukan bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di perusahaan yang sangat besar, atau yang kurang memiliki struktur yang jelas, mengalami stress karena konflik peran. Mereka stress karena ketidakjelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh manajemen (Rice, 1992). Kenyataan seperti ini mungkin banyak dialami pekerja di Indonesia, dimana perusahaan atau organisasi tidak punya garis-garis haluan yang jelas, aturan main, visi dan misi yang seringkali tidak dikomunikasikan pada seluruh karyawannya. Akibatnya, sering muncul rasa ketidakpuasan kerja, ketegangan, menurunnya prestasi hingga akhirnya timbul keinginan untuk meninggalkan pekerjaan. Para wanita yang bekerja dikabarkan sebagai pihak yang mengalami stress lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Masalahnya, wanita bekerja ini menghadapi konflik peran sebagai wanita karir sekaligus ibu rumah tangga. Terutama dalam alam kebudayaan Indonesia, wanita sangat dituntut perannya sebagai ibu rumah tangga yang baik dan benar sehingga banyak wanita karir yang merasa bersalah ketika harus bekerja. Perasaan bersalah ditambah dengan tuntutan dari dua sisi, yaitu pekerjaan dan ekonomi rumah tangga, sangat berpotensi menyebabkan wanita bekerja mengalami stress. Pengembangan Karir

Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Bayangan akan kesuksesan karir, menjadi fokus perhatian dan penantian dari hari ke hari. Namun pada kenyataannya, impian dan cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan karir yang baik seringkali tidak terlaksana. Alasannya bisa bermacam-macam seperti ketidakjelasan sistem pengembangan karir dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, atau karena sudah mentok alias tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan. Struktur Organisasi Gambaran perusahaan Asia dewasa ini masih diwarnai oleh kurangnya struktur organisasi yang jelas. Salah satu sebabnya karena perusahaan di Asia termasuk Indonesia, masih banyak yang berbentuk family business. Kebanyakan (family) business dan bisnis-bisnis lain di Indonesia yang masih sangat konvensional dan penuh dengan budaya nepotisme, minim akan kejelasan struktur yang menjelaskan jabatan, peran, wewenang dan tanggung jawab. Tidak hanya itu, aturan main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak sehat serta minimnya keterlibatan atasan membuat karyawan jadi stress karena merasa seperti anak ayam kehilangan induk - segala sesuatu menjadi tidak jelas. Mengatasi Stress Kerja Stress kerja sekecil apapun juga harus ditangani dengan segera. Seorang ahli terkenal di bidang kesehatan jiwa, Jere Yates (1979,) mengemukakan ada delapan (8) aturan main yang harus diikuti dalam mengatasi stress yaitu:

Pertahankan kesehatan tubuh Anda sebaik mungkin, usahakan berbagai cara agar anda tidak jatuh sakit Terimalah diri Anda apa adanya, segala kekurangan dan kelebihan, kegagalan maupun keberhasilan sebagai bagian dari kehidupan Anda Tetaplah memelihara hubungan persahabatan yang indah dengan seseorang yang Anda anggap paling bisa diajak curhat Lakukan tindakan positif dan konstruktif dalam mengatasi sumber stress Anda di dalam pekerjaan, misalnya segera mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaan Tetaplah memelihara hubungan sosial dengan orang-orang di luar lingkungan pekerjaan Anda, misalnya dengan tetangga atau kerabat dekat Berusahalah mempertahankan aktivitas yang kreatif di luar pekerjaan, misalnya berolahraga atau berekreasi Melibatkan diri dalam pekerjaan-pekerjaan yang berguna, misalnya kegiatan sosial dan keagamaan Gunakanlah metode analisa yang cukup ilmiah dan rasional dalam melihat atau menganalisa masalah stress kerja Anda. Depresi

Jakarta, 12 Juni 2001 Depresi biasanya terjadi saat stress yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa seseorang, misalnya kematian seseorang yang sangat dicintai atau kehilangan pekerjaan yang sangat dibanggakan. Depresi adalah masalah yang bisa dialami oleh siapapun di dunia ini. Menurut sebuah penelitian di Amerika, 1 dari 20 orang di Amerika setiap tahun mengalami depresi, dan paling tidak 1 dari 5 orang pernah mengalami depresi sepanjang sejarah kehidupan mereka. Di Indonesia, banyak kasus depresi terjadi sebagai akibat dari krisis yang melanda beberapa tahun belakangan ini. Masalah PHK, sulitnya mencari pekerjaan, sulitnya mempertahankan pekerjaan dan krisis keuangan adalah masalah yang sekarang ini sangat umum menjadi pendorong timbulnya depresi di kalangan profesional. Menurut seorang ilmuwan terkemuka yaitu Phillip L. Rice (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Penyebab Mungkin di antara Anda ada yang pernah mengalami depresi tanpa tahu sebab musababnya sampai membuat Anda semakin depresi karena tidak ketemu jawabannya. Akhirnya Anda jadi uring-uringan sendiri, semua jadi serba salah karena menurut Anda, tak seorang pun yang bakal memahami masalah Anda; bagaimana bisa mengharapkan bantuan orang lain jika sudah demikian keadaannya ? Sebenarnya penyebab depresi bisa dilihat dari faktor biologis (seperti misalnya karena sakit, pengaruh hormonal, depresi pasca-melahirkan, penurunan berat yang drastis) dan faktor psikososial (misalnya konflik individual atau interpersonal, masalah eksistensi, masalah kepribadian, masalah keluarga) . Ada pendapat yang menyatakan bahwa masalah keturunan punya pengaruh terhadap kecenderungan munculnya depresi. Gejala

Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan. Sebelum kita menjelajah lebih lanjut untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga segi, yaitu gejala dilihat dari segi fisik, psikis dan sosial. Secara lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini. Gejala Fisik Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang kelihatan ini mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi. Gejala itu seperti :

(sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit) Pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton TV, makan, tidur Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna, seperti misalnya ngemil, melamun, merokok terus menerus, sering menelpon yang tak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi untuk melakukan kegiatannya seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah, capai padahal belum melakukan aktivitas yang berarti ! Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika seseorang menyimpan perasaan negatif maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan perasaan ! ; dan ia harus memikulnya di mana saja dan kapan saja, suka tidak suka !

Gejala Psikis Perhatikan baik-baik gejala psikis di bawah ini, apakah Anda atau rekan Anda ada yang mempunyai tanda-tanda seperti di bawah ini :

Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya. Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, mereka mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri. Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya mereka kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian lain. Dalam persepsinya, pemutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang diharapkan. Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut. Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.

Gejala Sosial Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak, lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan.

Atasi StreSS ?? Stress??? Wah... jika ini yang sedang anda alami...upps.. HaTi-HaTi!! Anda dalam keadaan bahaya.... apa yang harus Anda lakukan??? kalau sudah terlanjur stress..mau gimana lagi??? kalo kita gagal preventif...kuratif bisa lah.... nah...beberapa tips mengatasi stress: 1. Renungkan Maksudnya bukan jadi termenung kaya' kehilangan harapan hidup... tapi...coba renungkan , bagaimana sebenarnya Anda sudah berusaha untuk menyenangkan diri Anda sendiri. Jangan-jangan selama ini Anda tidak pernah melakukan 'Yang Terbaik' , minimal untuk diri anda sendiri. Jangan lantas marah dan menyesal kalau Anda sadar bahwa memang semua itu karena kesalahan Anda, akhiri tahap ini dengan Senyum:) 2. Akui Anda tidak perlu malu untuk mengakui bahwa Anda sedang StreSS.. Akui saja...bilang saja sama orang sekitar Anda kalo Anda sedang streSS 3. Ingatlah... Nah...sebenernya....poin ini kuncinya.... kalo poin-poin sebelumnya, bisa dibilang, poci-poci aja dech..tapi ga buruk juga untuk diikuti. Maksud poin ini, ingatlah...kita sebagai hamba Sang Pencipta yang suangat...lemah.. yang kadang atau bahkan sering, merasa bangga dengan diri kita ... kalo berhasil mengerjakan sesuatu..sering lupa mengucap Alhamdulillah.. kalo menyaksikan suatu kehebatan, sering lupa mengucap Subhanallah... padahal..tahukah Anda?? bahwa tidak ada suatu kejadian pun di muka bumi ini kecuali atas kehendak-Nya.... termasuk segala keberhasilan yang pernah Anda alami. semua itu tidak akan menghampiri kehidupan Anda jika Sang Maha Kuasa tidak berkehendak. namanya juga Maha Kuasa... ya pasti akan Berkuasa atas segala-galanya.. ingatlah...selalu ada "takdir" di balik semua yang anda alami.. Sholat yang Khusyuk...(kalo bisa juga sholat lail...) Baca Al Qur'an dan terjemahannya yang ikhlas... InsyaAllah akan mendamaikan hati Anda... akan memulihkan keadaan Anda...dari geLap...menuju TeRang.... seterang lampu NeOn... Pesan terakhir...: Jangan berharap orang sekitar Anda akan membantu memulihkan keadaaan Anda ... hanya Anda yang dapat membangkitkan diri Anda dari StreSS menuju CeRiA... Assalamu'alaikum.. Sebenarnya pesan terakhir anda tidak begitu tepat untuk beberapa kondisi. Kadang kita perlu orang lain untuk memberi semangat dalam memulihkan kondisi kita yang stress. Maksud saya, Siapa yang akan mengingatkan kita jika kita panik? Orang stress bisa jadi panik. Dan dalam keadaan panik, kita kehilangan arah. Jangankan merenung, berpikir sehat aja tidak bisa. Dalam kondisi yang seperti itu lah, kita perlu teman yang baik untuk mengingatkan kita. Kita boleh saja berharap kepada mereka kan? Toh, di lain waktu, kita yang akan kena giliran untuk membantu mereka. Tips Mengatasi Stress Dalam Kehamilan www.infoibu.com

Stress selama kehamilan hanya berpengaruh buruk bagi anda dan bayi dalam kandungan anda. Tentu saja dalam kehidupan , kita tak dapat mencegah sesuatu peristiwa buruk terjadi (misalnya: kematian , kehilangan sesuatu, stress pekerjaan, masalah keluarga dll), dan kita juga tak dapat merubah emosional kita begitu saja. Tetapi anda dapat mencoba beberapa tips untuk mengatasi stress selama kehamilan anda, untuk melindungi anda dan juga bayi anda dari pengaruh negative stress. Tips mengatasi stress dalam kehamilan:

Coba Mencari Penyebab. Cobalah untuk mencari tahu apakah penyebab stress anda-- hubungan personal anda atau berhubungan dengan pekerjaan anda, atau lainnya dan carilah jalan yang efektif untuk dapat mengatasi dan menghadapinya. Diet Makan Yang Baik. . Bila kita sehat dan fit, kita akan dapat mengatasi stress dengan cara lebih baik. Untuk itu anda harus tetap menjaga diet makanan yang sehat, istirahat yang cukup, dan lakukanlah olahraga teratur yang akan membantu anda untuk tetap fit. Olah Raga. . Penelitian menunjukkan bahwa berolahraga selama kehamilan bukan saja membuat badan sehat-fit juga membuat jiwa yang sehat Hindari Kebiasaan Yang Tak Baik Karena Faktor Emosional.. Carilah alternative lainnya bila anda menjadi sangat ingin merokok, atau alcohol. Cobalah alihkan dengan berolahraga, ngobrol dengan teman/keluarga, bernyanyi, menguyah permen karet, atau makan buahan atau apapun juga yang bias anda lakukan untuk mengalihkan keinginan anda yang dapat membahayakan bayi anda ini. Komunikasi. . Isolasi sosial dan rasa sendirian membuat anda lebih sulit untuk menghadapi kesulitan, kesedihan. Binalah hubungan emosional yang baik dengan pasangan, keluarga dan teman-teman anda. Komunikasi/ hubungan emosional yang baik akan membantu anda menghadapi kesulitan dan kesedihan karena dukungan dari pasangan, keluarga dan teman anda. Mengikuti Aktivitas. . Meditasi, Yoga dan Pijatan akan membantu mengurangi ketegangan pada otot-otot anda. Menurut riset terbukti aktivitas-aktivitas ini mempengaruhi reaksi tubuh terhadap stress dengan menurunkan hormone stress dan memperlambat detak jantung. IstirahatYang Nyaman., berbaringlah pada satu sisi (sisi kiri dianjurkan), dikamar yang sepi, dengarkan musik yang lembut, bayangkan diri anda ditempat yang anda sukai misalnya di pantai, di taman dll. Bicarakan dengan dokter anda.. Anda dapat membicarakan perasaan dan keluhan anda kepada dokter anda, dokter akan menilai apakah anda memerlukan pengobatan atau tidak atau mengkonsul anda ke dokter psikiatri. Rasanya hampir tak ada orang yang dapat terhindar dari stress. Perasaan takut, khawatir, kecewa, putus asa, merupakan beberapa pemicu munculnya stress. Jika sudah stress, berbagai penyakit pun mudah menyerang tubuh. Akibatnya, kita harus sering berobat yang tentu saja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Sebenarnya, ada resep jitu yang dapat Anda gunakan agar terbebas dari rasa stress. Uniknya, Anda tak perlu mengeluarkan sepeser uang pun untuk mendapatkan resep ini, alias gratis. Ia tidak tersedia di apotik terdekat, melainkan di hati kita masing-masing. 1. Hindari buruk sangka, sebab selalu berpikir positif akan membuat pikiran tenang. Jika sahabat Anda hari ini diam seribu bahasa, tak mau menyapa Anda, jangan langsung berpikir, Wah, jangan-jangan dia benci padaku. Apa ya, salahku? Apakah dia punya niat untuk memusuhiku? Stop! Pikiran seperti ini hanya membuat Anda stress, padahal belum tentu terjadi. Lebih baik berpikiran positif, O, mungkin dia sedang puasa bicara. 2. Dua S, yakni Sabar dan Syukur. Ketika mendapat cobaan, bersabarlah. Jangan kecewa atau putus asa. Cobaan, kegagalan, dan hal-hal pahit lainnya merupakan hal biasa dalam hidup ini. Sikapilah ia dengan dewasa dan pikiran tenang. Lantas ketika anda mendapat kebahagiaan, bersyukurlah. Jangan sombong atau merasa hebat. Sebab kebahagiaan yang Anda dapatkan tak ada dapat terwujud tanpa bantuan orang lain. Banyakbanyaklah berterima kasih. 3. Bahagia melihat kebahagiaan orang lain. Bila tetangga Anda membeli mobil baru, ikutlah berbahagia. Ini akan lebih baik daripada Anda iri lalu menduga yang macam-macam. Dari mana ya, datangnya uang untuk membeli mobil itu? Pikiran seperti ini hanya akan merugikan kesehatan bathin Anda sendiri. 4. Bekerja keras, lalu tawakkal. Berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai sesuatu merupakan kewajiban setiap orang. Namun, itu bukan jaminan bahwa anda akan selalu sukses. Biasakanlah untuk tawakkal atas apapun hasil kerja keras Anda, sebab kerja keras tersebut sudah merupakan prestasi tersendiri yang patut Anda banggakan. Kegagalan menandangan bahwa kerja keras tersebut sia-sia? Siapa bilang? Justru dari kejadian yang paling menyakitkan pun anda bisa mendapat banyak pelajaran berharga. Jadi, tak ada yang sia-sia dalam hidup ini, bukan? 5. Kebal terhadap gosip. Anda mungkin dicap sebagai orang yang tak tahu diri, merasa paling benar, bahkan difitnah sebagai koruptor. Padahal semua itu tidak benar. Lantas, Anda akan stress? Oh, jangan sama sekali. Ucapkan saja di dalam hati, Allah Maha Mengetahui dan Dia paling tahu mengenai diriku yang sebenarnya. Setelah itu, tarik nafas dalam-dalam dan tenangkan diri Anda. 6. Ikhlas. Anda sudah membantu banyak orang tapi tak ada yang memuji? Atau Anda justru dituduh purapura berbuat baik demi menjilat atasan? Tenang! Jika Anda melakukan semua pekerjaan dengan ikhlas, hanya Demi Allah, maka tanggapan-tanggapan seperti itu sama sekali tidak penting. Anda justru akan tertawa geli mendengarnya. Nah, sekarang pikiran anda sudah tenang, tidak stress lagi? Bersyukurlah, karena Anda kini dapat hidup lebih tenang dan damai tanpa harus dibayang-bayangi oleh hal-hal yang tidak semestinya. Anda HAMIL? STRESS-lah, Biar Janin OKE ANDA SEDANG HAMIL? Percaya atau tidak, salah satu penelitian di Amerika Serikat malah menganjurkan Anda untuk STRESS. Nggak yakin?

Stres bisa berbahaya karena dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental. Namun, stres ringan justru baik bagi ibu hamil. Stres ringan hingga sedang yang diderita sang ibu, akan memberikan dampak positif bagi janin. Berbeda dengan keyakinan yang selama ini beredar di masyarakat, tekanan psikologis ringan sampai sedang pada ibu hamil ternyata dapat meningkatkan pendewasaan janin. Janin akan berkembang lebih cepat. Efek positif ini bahkan terus berlanjut hingga janin dilahirkan dan berusia dua tahun. Ini berdasarkan penelitan yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Johns Hopkins dan the National Institute of Child Health and Human Development, Amerika Serikat. Temuan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development ini sekaligus menepis anggapan lama yang menyatakan bahwa stres selama kehamilan dapat menganggu perkembangan normal janin. Kami menemukan bahwa kegelisahan ringan dan stress harian selama kehamilan, berhubungan dengan perkembangan anak yang lebih cepat. Temuan ini tetap sama, bahkan setelah memperhitungkan level stres dan kegelisahan yang dialami wanita hamil dalam enam minggu dan dua tahun setelah melahirkan. Stres pada ibu hamil sebelum melahirkan, juga tidak mempengaruhi temperamen anak, kemampuan perhatian atau kemampuan untuk mengendalikan perilaku dan tidak menyebabkan hiperaktivitas, ujar Janet A. DiPietro, salah seorang peneliti dan profesor di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Healths Department of Population dan Family Health Sciences. Para peneliti mengamati 137 wanita dari enam bulan sebelum melahirkan sampai anaknya berusia dua tahun. Para wanita tersebut mengalami kecemasan, stres pada masa kehamilan dan gejala-gejala depresif selama enam bulan sebelum melahirkan. Sebanyak 94 anak dinilai perkembangan mental dan motoriknya, serta kemampuan mereka untuk mengendalikan perilaku dan mengatur emosi sampai anak berusia 24 bulan. Temuan ini tentu sangat melegakan banyak perempuan hamil saat ini, yang rentan gejala stres akibat tekanan kerja, lingkungan, maupun kehidupan keluarga. Mereka tidak perlu terlalu mengkhawatirkan perkembangan janin meskipun berada dalam situasi sulit. Meski demikian, tidak perlu mencari-cari sumber stres. Karena, perempuan hamil tetap membutuhkan istirahat yang cukup untuk menghadapi persalinan. Hasil penelitian ini tidak bersifat global. Peneliti memperingatkan bahwa oleh karena partisipan dalam penelitian sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan yang baik, wanita dengan kondisi finansial yang stabil yang secara klinis tidak terdiagnosa memiliki masalah psikologis, hasil penelitian ini mungkin tidak berlaku pada wanita kelas bawah atau wanita yang memiliki gangguan kesehatan mental. Ujian Nasional Stress? Ada Cara Ngatasin Hal Itu Kalo mau ujian emang suka banyak masalah yang muncul. Tujuannya nggak lain nggak bukan buat menguji kesiapan lahir-batin. Tapi, tenang! Semua ada solusinya BELAJAR MENTAL MELULU Yoi. Ini sindrom yang biasa muncul menjelang tes-tesan! Makin dekat hari H-nya, otak makin susah menyerap pelajaran. Sindrom ini muncul bukan karena otak. Tapi, karena kita panik. Otak kita jejali dengan berbagai materi pelajaran secara paksa. Dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Mengatasinya: 1. Seminggu sebelum UN bikin pointers materi-materi pelajaran di kertas kecil yang bisa dikantongi ke manamana. Pointers ini ibarat password otak: kunci untuk membuka file-file memori otak. Jadi, nggak perlu mempelajari ulang materi-materi pelajaran UN, begitu baca pointers ingatan kita akan dipanggil kok. 2. Dua atau tiga hari menjelang UN, wajib menjauhi buku-buku pelajaran juga kertas kecil berisi pointers materimateri pelajaran tadi. Lakukan apapun yang kita senangi, supaya perasaan happy. Kalo perasaan udah happy, otomatis otak jadi rileks. Nah, dalam kondisi rileks, memori otak akan lebih kinclong! TAKUT KAGAK LULUS Katanya, hidup ini nggak boleh ngebayangin yang enak-enak aja. Kudu balance dengan ngebayangin yang pait-pait. Mengatasinya: Ngebayangin nggak lulus emang harus. Tapi, sambil ngebayangin nggak lulus, kita juga harus ngumpulin info seputar kesialan itu. Maksudnya, kalo emang nanti nggak lulus, apa yang bisa dilakukan? Ngulang lagi atau ada jalan lain? Kalo tau bahwa kita bisa melakukan sesuatu jIka benar-benar nggak lulus, kita nggak akan stres, bro! TAKUT SAMA MATA PELAJARAN TERTENTU Setiap orang pasti punya kelemahan di salah satu mata pelajaran. Kalo tuh mata pelajaran masuk dalam daftar mata pelajaran yang diujikan di UN, gimana jadi nggak was-was, heh? Mengatasinya: Untuk mata pelajaran yang satu ini, coba kasih perhatian lebih. Lebihin porsi belajarnya, lebihin juga konsentrasi buat mengulik mata pelajaran tersebut. Mudah-mudahan materi pelajarannya nempel dikit-dikit. Kalo nggak juga? Ya emang udah takdir.

TAKUT NGGAK BISA BANGUN PAGI Ugh! Kenapa yang namanya tes-tesan mostly diselengarakan di pagi hari ya? Padahal, semua orang juga tau kalo yang namanya bangun pagi itu adalah yang terberat di dunia! (Halah!) Mengatasinya: Nggak ada cara lain selain minta bantuan banyak pihak! Di hari H nanti, jangan lupa nyalain weker (minimal 2: jam weker dan alarm ponsel). Terus, titip pesan dari malamnya ke bokap, nyokap, kakak, adik, pembantu, sopir.... Kalo perlu sampe tukang roti keliling yang pagi-pagi udah muter dengan gerobak tet-tot..., tet-totnya! Suruh mereka ngebangunin lo dengan berbagai cara. Dari mulai diteriakin, dikitikin, sampe disiram air atau digaplok, its O.K! TAKUT NGGAK BISA NYONTEK Hah! Mungkin kedengarannya sesat. Tapi, kenyataan berbicara bahwa lebih dari sembilan puluh persen kepala akan memikirkan gimana cara mencari celah buat nyontek ketika UN berlangsung. Mengatasinya: Tipsnya cuma satu: banyak-banyak usaha sendiri. Juga berdoa! Sebab, inget kata pepatah: sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Artinya: meski kita udah bikin konspirasi tingkat tinggi dengan teman-teman plus udah menyiapkan plan A, plan B, dan plan C buat nyontek, kalo takdir berkata lain nasib sial nggak bisa ditolak, man!

MENGIRA-NGIRA SI PENGAWAS Entah kenapa, sosok pengawas UN yang tergambar di pelupuk mata yang sangar melulu. Mengatasinya: Mulai hari ini, coba bayangin sosok pengawas UN yang asik. Wajahnya memperlihatkan aura bersahabat. Ramah, suka becanda, suka ngasih tebak-tebakan begitu udah ngeliat murid-murid mukanya kenceng, suka.... Atau, bayangin sosok pengawas UN yang polos (baca: agak bloon).

ACARA GAUL BATAL Menjelang UN semua orang mendadak sibuk belajar. Nggak terkecuali mereka yang masuk dalam daftar anak bengal! Mengatasinya: Ngeliat dampaknya yang kurang bagus bagi kesehatan jiwa kita, kesimpulannya acara bergaul mustinya tetap dipertahankan durasinya. Hanya aja, mungkin frekuensinya yang diatur. Misalnya, nggak tiap hari, but ada beberapa hari yang dipake buat bergaul pol-polan. LESS TIME FOR YAYANG Ssst..., the chemistry of love konon bagus banget buat kita lho! So, kalo waktu buat ketemuan sama pacar or gebetan berkurang banyak.... Wah, bahaya! Mengatasinya: Support dari pacar or gebetan perlu banget sih. Cuma, cara memperolehnya nggak musti lewat ketemuan kok. Coba intensifkan SMS dan telepon. Tinggal cari waktu yang aman (maksudnya bukan di jam-jam kita atau dia harus belajar or istirahat gitu), hajar deh! Eh, inget: jangan ngobrolin pelajaran atau persiapan UN lagi. Makin suntuk! DENGER BANYAK NASEHAT Emang udah kebiasaan tuh begitu! Hampir tiap hari ngedenger omongan kayak gitu, bukannya senang karena ngerasa diperhatiin, justru jadi sebel. Annoying, brur! Mengatasinya: 1. Bilang terus terang ke yang ngasih nasehat supaya jangan sering-sering ngasih nasehat. Cukup sesekali tapi di momen yang tepat. Itu lebih kena! 2. Umumnya, orang ngasih nasehat lantaran nggak ngeliat dengan mata-kepala sendiri kalo orang yang dinasehatin melakukan apa yang dia nasehatin. Makanya, sebelum disuruh belajar, kasih liat kalo kita sedang belajar. Gitu seterusnya.

NGE-LIST MITOS TENTANG UN Yoi. Cerita-cerita kayak: kalo salah satu bagian kertas UN lembab lantaran kena keringat alamat nggak lulus karena komputer nggak bisa memprosesnya. Atau, kalo menghitamkan bulatan di kertas komputernya terlalu kereng juga komputer nggak bisa memprosesnya. Dan lain-lain..., dan lain-lain!. Mengatasinya: Kalo ngedenger cerita-cerita menyeramkan seputar UN, mending buru-buru sumpel kuping dengan earphone MP3. Kalo nggak, cabut! Pokoknya, intinya jauhi sumber yang menyebarkan cerita-cerita tersebut. Jangan malah

mendekat dan mengulik lebih jauh. Nggak guna lah.... Gimana kalo telanjur denger dan kepikiran? Talk to your self, Sebodo amat! Yang penting jalanin dulu!.

Anda mungkin juga menyukai