Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tiap makhluk hidup tentunya menginginkan untuk meneruskan keturunannya, demikian juga dengan manusia. Reproduksi atau berkembang biak merupakan kemampuan suatu organisme untuk menghasilkan keturunan atau organisme baru agar kelestariannya tetap terjaga. Proses reproduksi oleh sistem reproduksi memiliki dua jenis,yaitu laki-laki dan perempuan. Keduanya memiliki system reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan. Manusia bereproduksi secara kawin atau seksual.

1.2 Rumusan Masalah Indikator: Menjelaskan struktur sistem reproduksi pada manusia Menjelaskan fungsi sistem reproduksi pada manusia Menjelaskan proses pembentukan sel kelamin Menjelaskan proses ovulasi Menjelaskan proses menstuasi Menjelaskan proses fertilisasi Menjelaskan proses kehamilan Menjelaskan proses pemberian ASI Menjelaskan keluarga bereencana Menjelaskan Gangguan dan Penyakit pada sistem reproduksi manusia

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reproduksi pada Manusia Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual. Tanda kematangan alat reproduksi pada pria ditandai dengan keluarnya air mani (ejakulasi) yang pertama yaitu pada saat mimpi basah. Tanda kematangan alat reproduksi pada wanita ditandai dengan haid yang pertama (menarche).

2.2 Struktur Sistem Reproduksi pada Manusia A. Pria Alat reproduksi pria terdiri atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.

Organ reproduksi luar terdiri dari:

1. Penis Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat. Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).

2. Scrotum Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa. Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh. Organ reproduksi dalam terdiri dari:

1. Testis Testis merupakan kelenjar kelamin yang berjumlah sepasang dan akan menghasilkan sel sel sperma serta hormone testosterone. Dalam testis banyak terdapat saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron. 2. Epididimis Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens. 3. Vas deferens Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas

deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis). 4. Saluran ejakulasi Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra. 5. Uretra Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.

Kelenjar pada organ reproduksi pria 1. Vesikula Seminalis Vesikulasi seminalis merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut dengan kantung semen, berjumlah sepasang. Menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi bagi sperma dan bersifat alkali. Berfungsi untuk menetralkan suasana asam dalam saluran reproduksi wanita. Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. 2. Kelenjar Prostat Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma. 3. Kelenjar Cowpers/Cowpery/Bulbourethra Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Hormon pada organ reproduksi pria 1. Testoteron Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
4

membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. LH (Luteinizing Hormone) LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi selsel Leydig untuk mensekresi testoteron

FSH (Follicle Stimulating Hormone) FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi

2. Estrogen Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.

3. Hormon Pertumbuhan Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

B. Wanita Alat reproduksi perempuan terdiri atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.

Organ reproduksi luar terdiri dari :

1. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterus dengan tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran persalinan keluarnya bayi sehingga sering disebut dengan liang peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara. 2. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat di bagian luar dan terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi vulva. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak dibagian dalam dan membatasi vulva.

Organ reproduksi dalam terdiri dari:

1. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang dan terletak di dalam rongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon wanita seperti:

Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan selovum. Progesterone yang berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.

2. Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium. 3. Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae. 4. Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 5. Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. 6. Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot. Berbentuk seperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :

Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar dan kembalike bentuk semula setiap bulannya.

Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahan maka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.

7. Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina. 8. Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai pada vagina. 9. Klitoris merupakan tonjolan kecil yang terletak di depan vulva. Sering disebut dengan klentit.

2.3 Fungsi Sistem Reproduksi pada Manusia

Fungsi dari sistem reproduksi manusia adalah untuk menghasilkan keturunan baru agar kelestariannya tetap terjaga.

2.4 Proses Pembentukan Sel Kelamin

Gametogenesis adalah proses pembentukan sel-sel kelamin atau gamet. Pembentukan gamet jantan dinamakan spermatogenesis, sedangkan pembentukan gamet betina dinamakan oogenesis.

A. Spermatogenesis

Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induks permatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Kelenjar

hipofisis

menghasilkan

hormon

perangsang

folikel

(Folicle

Stimulating

Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron .Pada masa pubertas,

androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi didalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari. Proses Spermatogenesis: Spermatogonium berkembang menjadi selspermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 400 juta sel spermatozoa. B. Oogenesis Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium.Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua.Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua. Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH
8

merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum .Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteronlagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mula kembali. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer. 2.5 Proses Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur. Proses ovulasi dipengaruhi oleh hormon, yaitu LH dan FSH. Kedua hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis di dalam otak. Pada saat inilah seorang wanita dikatakan mengalami masa subur. Masa subur bagi seorang wanita tidak berlangsung setiap hari. Satu siklus menstruasi (haid) akan dimulai pada hari pertama setelah hari terakhir masa haid sebelumnya dan berakhir pada hari pertama masa haid berikutnya. Mulai pada hari pertama siklus ini sel telur bersama folikelnya akan mengalami pematangan.

Lalu pada sekitar 13 - 15 hari sebelum hari pertama haid akan terjadi ovulasi. Setelah sel telur masak, selanjutnya akan dikeluarkan dari ovarium. Dalam proses ini, sel telur berada di dalam folikel. Folikel dan dinding ovari robek, akhirnya sel telur yang sudah matang akan keluar dan masuk ke dalam oviduk (tuba falopi) melalui infundibulum, yaitu bagian yang berbentuk seperti jari-jari. Telur yang telah dewasa ini akan masuk ke dalam saluran telur (tuba falopi) yang akan menghanyutkannya ke dalam rahim dengan cairan khusus. Sel telur dewasa ini baru akan dapat dibuahi dalam tempo 24 jam setelah dilepaskan oleh indung telur (ovarium) yaitu pada saat dalam perjalanan menuju rahim. Setelah sel telur dilepaskan, maka sel folikel menjadi kosong. Sel ini kemudian akan berubah menjadi korpus luteum. Pembentukan korpus luteum ini didikung oleh LH. Terbentuknya korpus luteum akan memicu terbentuknya hormon estrogen dan progesteron. Selama masa subur yang berlangsung mulai 20 sampai 35 tahun hanya 420 buah yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.

2.6 Proses Menstruasi

Apabila sel telur tidak dibuahi, korpus akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesterone. Akibatnya, akan terjadi peluruhan endometrium dan pendarahan. Fase ini terjadi selama 4-10 hari. Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut denganOVULASI.

Siklus menstruasi terbagi menjadi tiga fase, yaitu :

a. Fase Folikuler Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit menigkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masingmasing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasar tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. b. Fase Ovulatoir Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawah, nyeri ini biasa disebut mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam. c. Fase Luteal Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron. Progesteron menyebabkan
10

suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG. Sindroma Premenstruasi Sindroma premenstruasi sering berhubungan dengan naik-turunnya kadar estrogen dan progesteron yang terjadi selama siklus menstruasi.Estrogen menahan cairan yang dapat menyebabkan bertambahnya berat badan, pembengkakan jaringan, nyeri payudara dan perut kembung. Penyebab yang pasti dari sindroma premenstruasi tidak diketahui; tetapi sering berhubungan dengan faktor-faktor sosial, budaya, biologi dan psikis. Sindroma premenstruasi terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur. Lebih sering ditemukan pada wanita berusia 20-40 tahun. Jenis dan berat gejalanya bervariasi pada setiap wanita dan bervariasi pada setiap bulan. Wanita yang menderita epilepsi mungkin akan lebih sering mengalami kejang. Wanita yang menderita penyakit jaringan ikat (misalnya lupus atau artritis ramatoid) bisa mengalami kekambuhan.

Gejala-gejala yang sering ditemukan adalah : Perubahan fisik: Sakit punggung, perut kembung, payudara terasa penuh dan nyeri, perubahan nafsu makan, sembelit, pusing, pingsan, sakit kepala, daerah panggul terasa berat atau tertekan, hot Hashes (kulit wajah, leher, dada tampak merah dan teraba hangat), susah tidur, tidak bertenaga, mual dan muntah, kelelahan yang luar biasa, kelainan kulit (misalnyajerawat dan neurodermatitis), pembengkakan jaringan atau nyeri persendian, penambahan berat badan. Perubahan psikis dan mental: Mudah marah, tersinggung, cemas, depresi, gelisah sebentar sedih atau gembira, kalut, sulit berkonsentrasi, pelupa. Nyeri Menstruasi Nyeri menstruasi bisa primer, jika sudah ada keluhan sejak pertama kali menstruasi (menarche). Biasanya tak ada hubungannya dengan kandungan. Sifatnya nyeri kejang berjangkit-jangkit, terasa di perut bawah, menjalar ke pinggang dan paha, mungkin disertai mual dan muntah, serta nyeri kepala. Jika hebat, bisa sampai kolik melilit. Jika nyeri menstruasi primer umumnya tak ada hubungan dengan kandungan, nyeri menstruasi luar biasa yang disebut dismenorrhoe sekunder biasanya berhubungan dengan adanya penyakit kandungan. Mungkin ada peradangan saluran telur (salphingitis), tumor rahim, menyempitnya leher rahim, atau oleh adanya endometriosis. Semua kelainan ini
11

sebaiknya dikoreksi. Mungkin belum tentu mengganggu kesuburan, dan masih mungkin untuk hamil, namun bisa pula mengganggu kehamilan yang sudah terbentuk, jika dibiarkan. Jika dan pemeriksaan pemindaian organ reproduksi tidak ditemukan adanya kelainan, kemungkinan hanya gangguan fungsional belaka. Artinya, organ reproduksinya normal, tapi fungsinya yang terganggu. 2.7 Proses Fertilisasi

Fertilisasi adalah peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang telah matang dan menghasilkan zygote. Zygote akan menempel pada dinding uterus dan tumbuh berkembang menjadi embrio dan janin. Keadaan demikian disebut dengan masa kehamilan. Janin akan keluar dari uterus setelah berusia 40 minggu/ 288 hari/ 9 bulan 10 hari.

Tahapan waktu dalam fertilisasi : Beberapa jam setelah fertilisasi zygote akan membelah secaramitosis menjadi 2 sel, 4, 8, 16 sel. Pada hari ke-3 atau ke-4 terbentuk kelompok sel yang disebut morula. Morula akan berkembang menjadi blastula. Rongga blastosoel berisi cairan dari tuba fallopi dan membentuk blastosit. Lapisan dalam balstosit membentuk inner cell mass. Blastosit dilapisi oleh throhpoblast (lapisan terluar blastosit) yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni/plasenta/ari-ari. Blastosit akan bergerak menuju uterus dengan waktu 3-4 hari. Pada hari ke-6 setelah fertilisasi throphoblast akan menempel pada dinding uterus/proses implantasi dan akan mengeluarkan hormone HCG (hormone Chorionik gonadotrophin). Hormon ini melindungi kehamilan dengan menstimulasi produksi hormone progesteron dan estrogen sehingga mencegah menstruasi. Pada hari ke-12 setelah fertilisasi embrio telah kuat menempel pada dinding uterus. Dilanjutkan dengan fase gastrula, yaitu hari ke-21 palsenta akan terus berkembang dari throphoblast. Mulai terbentuk 3 lapisan dinding embrio. Lapisan dinding embrio inilah yang akan berdiferensisai menjadi organ-organ tubuh. Organ tubuh akan berkembang semakin sempurna seiring bertambahnya usia kandungan.

12

2.8 Proses Kehamilan

Kehamilan terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma masuk ke indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan badan. Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur. Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik. Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim. Setelah menempel pada dinding uterus, janin memperoleh makanan dari ibu melalui plasenta. Sebelum terbentuknya plasenta, janin memperoleh dari korpus luleteum. Janin dibungkus oleh selaput yang berfungsi untuk melindungi embrio dari kekeringan dan guncangan serta membantu proses pernapasan dan ekresi. Selaput pembungkus terdiri atas sakus vitelinus, amnion, korion dan alantois. Sakus Vitelinus (kantong kuning telur) merupakan tempat pemunculan sel - sel darah dan pembuluh darah pertama. Amnion merupakan selaput dalam yang menghasilkan getah kebutuban untuk melindungi embrio dari guncangan. Korion merupakan selaput paling luar embrio. Alantois terdapat dalam tali pusat yang berfungsi menghubungkan sirkulasi darah embrio dengan plasenta. Setelah lebih dari 40 minggu dari pemulaan siklus menstuasi terakhir dalam kandungan, bayi sudah sempurna dan siap lahir. Hormon-hormon yang berperan dalam kehamilan: Progesteron dan estrogen, merupakan hormon yang berperanan dalam masa kehamilan 3-4 bulan pertama masa kehamilan. Setelah itu fungsinya diambil alih oleh plasenta. Hormone estrogen makin banyak dihasilkan seiring dengan bertambahnya usia kandungan karena fungsinya yang merangsang kontraksi uterus. Sedangkan hormon progesterone semakin sedikit karena fungsinya yang menghambat kontraksi uterus.

13

Prolaktin merupakan hormon yang disekresikan oleh plasenta dan berfungsi untuk memacu glandula mamae untuk memproduksi air susu. Serta untuk mengatur metabolisme tubuh ibu agar janin (fetus) tetap mendapatkan nutrisi.

HCG (hormone chorionic gonadotrophin) merupakan hormone untuk mendeteksi adanya kehamilan. Bekerja pada hari ke-8 hingga minggu ke-8 pada masa kehamilan. Hormon ini ditemukan pada urine wanita pada uji kehamilan.

Hormon oksitosin merupakan hormone yang berperan dalam kontraksi uterus menjelang persalianan.

Hormon yang berperanan dalam kelahiran/persalinan: Relaksin merupakan hormon yang mempengaruhi peregangan ototsimfisis pubis. Estrogen merupakan hormon yang mempengaruhi hormon progesteron yang menghambat kontraksi uterus. Oksitosin merupakan hormon yang mempengaruhi kontraksi dinding uterus.

2.9 Proses Pembentukan ASI

ASI diproduksi oleh kelenjar susu/payudara (glandula mammae). Kelenjar tersebut pada dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan, namun mengalami perbedaan perkembangan. Pada laki-laki cenderung mengalami kemunduran (degenerasi) dan tidak berfungsi sebagai penghasil air susu. Pada perempuan kelenjar susu berkembang makin nyata setelah memasuki masa pubertas. Pada seorang perempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan makin berkembang oleh pengaruh hormon estrogen,

somatomamotropin, dan prolaktin. Proses tersebut dimulai pada trimester pertama kehamilan. Hormon estrogen berfungsi untuk membuat hipertrofi sistem duktus (saluran). Sedangkan hormon progesteron berfungsi untuk menambahkan sel-sel asinus pada payudara. Somatomamotropin berfungsi untuk pertumbuhan asinus dan perubahan perubahan dalam sel, pembentukan kasein, laktoalbumin, dan laktoglobulin. Selama proses kehamilan, air susu tidak keluar karena hormon prolaktin yang merangsang pengeluaran ASI dihambat oleh Prolactin Inhibiting Hormone (PIH). WHO telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 4 6 bulan. ASI juga dapat terus diberikan selama masih diinginkan bayi.

14

2.10

Keluarga Berencana Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi. Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan). Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%. Bermacam-macam metode kontrasepsi, yaitu : Kontrasepsi untuk wanita usia lanjut Semakin bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi. Ketika darah haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa menopause. Bagaimanapun juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita tidak mendapatkan menstruasi atau darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari 50 tahun atau 1 tahun jika usia lebih dari 50 tahun.

15

Metode kontrasepsi terdiri dari : Kontrasepsi hormonal Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin Kontrasepsi suntikan progestin Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Implant progestin Kontrasepsi Patch Kontrasepsi barrier (penghalang) Kondom (pria dan wanita) Diafragma dan cervical cap Spermisida IUD (spiral) Perencanaan keluarga alami Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi Metode amenorea menyusui : Kontrasepsi darurat Kontrasepsi darurat hormonal Kontrasepsi darurat IUD Sterilisasi Vasektomi Ligasi tuba

Kontrasepsi Hormonal Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan mekanik. Kontrasepsi oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau hanya progestin-mini pil. Suntikan dan kontrasepsi implant (mekanik) mengandung progestin saja atau kombinasi progestin dan estrogen. Kontrasepsi oral kombinasi (pil) --> mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy).
16

Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Oral kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.

Wanita yang tidak menyusui harus menunggu setidaknya 3 bulan setelah melahirkan sebelum memulai oral kombinasi karena peningkatan risiko terbentuknya bekuan darah di tungkai. Apabila 1 pil lupa diminum, 2 pil harus diminum sesegera mungkin setelah ingat, dan pack tersebut harus dihabiskan seperti biasa. Bila 2 atau lebih pil lupa diminum, maka pack pil harus tetap dihabiskan dan metode kontrasepsi lain harus digunakan, seperti kondom untuk mencegah kehamilan.

Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.

Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat antikejang (fenitoin dan fenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB.

2.11 Gangguan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi manusia. Pada sistem reproduksi dapat mengalami gangguan/ kelainan/ penyakit. Gangguan/ kelainan/ penyakit tersebut bisa terjadi akibat beberapa faktor tertentu. Faktor tersebut bisa jadi akibat tumor, infeksi virus/ bakteri atau akibat disfungsi organ itu sendiri. Berikut adalah beberapa contoh Gangguan/ Kelainan/ Penyakit pada sistem reproduksi.

17

1. Condiloma Accuminata Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim. 2. Endometriosis Merupakan gangguan akibat adanya jaringan endometrium dari luar rahim (uterus) yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, servik dsb. Gejalanya penyakit ini berupa rasa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Rasa nyeri ini disebabkan oleh pengelupasan jaringan endometriosis. 4. Epididimitis Merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia. 5. Gonorhoe (Kencing Nanah) Merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah. 6. Hamil Anggur (Mola Hidalidosa) Merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembunggelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi. 7. Herpes Genitalis Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Gejala yang timbul adalah bintil-bintil berkelompok pada kemaluan, hilang dan timbul, akhirnya menetap seumur hidup. 8. Hipogonadisme Merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon. 9. HIV (AIDS) Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.

18

10. Impotensi Merupakan ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan produksi hormon testosteron, penyakit diabetes mellitus, kecanduan alkohol, dan gangguan sistem saraf. 11. Infertilitas (Mandul) Infertilitas atau ketidaksuburan dapat terjadi pada pria atau wanita. Pada pria infertilitas terjadi karena adanya penyakit, seperti impotensi, ejakulasi dini, adanya sumbatan pada saluran sperma, adanya kelainan gerak sperma dan kerusakan testis. Sedangkan, pada wanita disebabkan oleh kelainan lendir leher rahim, adanya tumor, adanya sumbatan pada saluran telur, menstruasi tidak teratur dan karena obesitas.

12. Kanker Ovarium Merupakan kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau keduaduanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah menopause (berumur 50 tahun ke atas). 13. Kanker Payudara Merupakan kanker yang menyerang payudara. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini. 14. Kanker Prostat Merupakan kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas. 15. Kanker Rahim Merupakan kanker yang menyerang daerah rahim (uterus). Gangguan ini ditandai dengan perdarahan pada vagiana secara tidak normal. 16. Kanker Servik (Leher Rahim) Merupakan kanker pada bagian serviks wanita, banyak menyerang wanita di atas umur 40 tahun. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus herpes dan human papilloma virus. 17. Kriptorkidisme Merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron.

19

18. Orkitis Merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas. 19. Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi. 20. Prostatitis merupakan peradangan pada kelenjar prostat. Peradangan kelenjar prostat ini dapat diikuti oleh peradangan uretra. Penderita prostatitis memiliki gejala-gejala seperti sakit saat buang air kecil. 21. Sifilis (Raja Singa) Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.

20

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Alat kelamin/reproduksi pada wanita meliputi bagian luar dan dalam. Bagain luar yaitu : Mon Veneris/Mons Venus (Tundum), Labia Mayora (bibir besar), Labia Minora (bibir kecil), Vulva (pukas), Vestibulum, Clitoris (kelentit), Orificium Vagina/introitus (lubang vagina), Orificium Vagina/introitus (lubang vagina), Glandula skene, Glandula bartholin. Sedangkan pada bagian dalam alat kelamin wanita, yaitu : Vagina (saluran senggama); Uterus (rahim); Tuba Falloppil atau Oviduet (saluran telur

); Ovarium (indung telur ). Sedangan alat reproduksi/kelamin pada pria, yaitu : bagian luar meliputi : Penis (zakar), Serotum (kantung buah pelir), dan bagian dalamnya : Tetes (buah pelir/buah zakar); Vas eferentia, Epididimis, Vas diferentia , Ductus Ejukulatus, Saluran Uretra, Kelenjar Cowperi (kelenjar Bulfouretra), Kelenjar Prostat, Vesica Seminalis,

3.2 Saran Alat kelamin/reproduksi pada manusia sangat penting untuk dapat menghasilkan keturunan, maka hendaknya kesehatan alat kelamin/reproduksi dipelihara dengan baik.

21

Anda mungkin juga menyukai