Anda di halaman 1dari 6

N bun Foto

RESUME 1
KU4078 Studium Generale
Reformasi dan Demokrasi Kepolisian
Oleh : Komisaris Jendral Drs. Nanan Sukarna

Nama: I Made Wiratha N. NIM : 13209057

Institut Teknologi Bandung Semester 1 2012/2013

Reformasi dan Demokrasi Kepolisian Dalam kuliah Studium Generale Pertama, 19 September 2012, ITB mengundang Komisaris Jendral Drs. Nanan Sukarna selaku Wakil KAPOLRI membawakan tema Reformasi dan Demokrasi dalam diri Kepolisian RI. Diawal Bpk. Nanan Sukarna ini memberitahukan persamaan antara ITB dengan AKMIL yaitu sama-sama menghasilkan pemimpin hebat seperti Soekaro dan Habibie dari ITB dan Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono dari Akademi Militer. Masyarakat dan mahasiswa kebanyakan mengetahui polisi dari media atau pinggir jalan yang kerap mengganggu kelancaran lalu lintas. Bahkan selama ini masyarakat dan mahasiswa kebanyakan mengangap polisi brengsek, tukang pukul, tukang peras, tidak menyenangkan dan sebagainya. Ironisnya polisi adalah pelindung masyarakat, pengayom, dan pelayan masyarakat Indonesia tetapi kebanyakan kalangan menganggap polisi kurang bersahabat dan dibenci. Memang sekarang ini banyak polisi yang brutal, tukang pukul, pungutan liar dan penyuapan pun sering terjadi antara pelaku dan aparat kepolisian. Setiap tahun, pihak kepolisian memecat 300-500 aparat kepolisian yang dianggap melanggar kode etik, peraturan, disiplin dan pidana kepolisian. Dengan melihat keadaan yang sangat memprihatinkan ini maka POLRI melakukan reformasi kepolisian. Reformasi ini diperlukan agar pihak kepolisian dapat berbenah diri dan dapat kembali menempatkan diri dalam masyarakat dan melaksanakan perannya. Merubah pribadi seseorang memang sangat sulit. Akademi Kepolisian merekrut anggota baru yang berusia 17 tahun, pendidikan AKPOL selama 7 bulan. Hanya 7 bulan tidak bisa merubah pribadi aparat kepolisian itu secara utuh. Maka peran lingkungan dan masyarakat sangat menentukan prilaku para

aparat kepolisian. Banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh pihak kepolisian ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan dalam Kecerdasan Intelektual (IQ), dengan Kecerdasan Emosional (EQ) sehingga memunculkan tindakan-tindakan yang kurang terpuji. Sekarang ini jumlah aparat Kepolisian Republik Indonesia berjumlah sekitar 400.000 orang termasuk pegawai. Dibawah ini merupakan levelering Kepemimpinan dalam POLRI dari paling tinggi: Top Manager PATI 237 orang Middle Manager PAMEN 13.447 orang First Line Supervisor PAMA 31.310 orang Pelaksana Bintara 340.643 orang Sedangkan kategori kepolisian RI ada Polisi Nasional, MABES, POLDA, POLRES, dan POLSEK. Dengan demikian pengelompokan kategori ini berdasarkan luas cakupan wilayah keamanan. Barangkali hal yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan pihak kepolisian adalah pembuatan Surat Keterangan Catatan Kriminal (SKCK). Surat ini digunakan dalam pencarian kerja atau melamar pekerjaan. Hal ini diperlukan agar para perusahaan atau institusi mengetahui apakah pelamar memiliki catatan criminal yang buruk atau tidak. Reformasi POLRI mulai dilakukan sejak terjadinya reformasi Indonesia tahun 1998. Setelah terjadinya tragedy tewasnya 4 mahasiswa, maka Polisi mereformasi dirinya sendiri. Berubah dari kepolisian yang anarkis, penguasa mutlak menjadi kepolisian yang demokratis. Kemudian pihak kepolisian melakukan Grand Strategy

Polri 2005-2025 yang disusun oleh para alumni UI. Tahap perubahan ini meliputi 3 tahap yaitu Era I 2005-2009, Era II 2010-2014 dan Era III 2015-2025. Pilar-pilar yang ingin dibangun oleh pihak POLRI ada 3 yaitu Trust Building, Partnership Building dan Strength of Excellence dan menjadi pelayan prima masyarakat. Pihak masyarakat terutama mahasiswa harus peduli dan berani mengkoreksi pihak kepolisian, jangan kompromi dengan segala bentuk penyuapan, kejahatan serta awasi dan tegur pihak kepolisian. Jangan sungkasungkan untuk memberika kritik dan saran kepada mereka. Tujuan dari reformasi ini sendiri adalah agar midset masyarakat berubah dari membenci kepolisian menjadi bersahabat dengan pihak kepolisian. Kemudan POLRi melakukan reformasi birokrasi dan sekarang sudah mencapai tahap II. Ada 3 sasaran dalam reformasi birokrasi ini yaitu: 1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN 2. Meningkatnya kualitas pelayanan public kepada masyarakat 3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Roadmap Revitalisasi
Struktur Organisasi POLRI yang baru Penguatan Institusi Reformasi POLRI Road Map Revitalisasi Terobosan Kreatif Peningkatan Integritas

Grand Strategy POLRI 20052025

Kemudian dilakukan penilaian kepada pihak kepolisian oleh banyak pihak pengawas baik mentri pertahana, KPK dan sebagainya. Hasil penilainannya adalah sebagai berikut: 1. Mentri Pertahanan Reformasi Birokrasi Gel. I (2004-2009) Nilai 3,63 (Baik) 2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 200420011(Disclaimer), 2009-2010(WTP), 2010-2011(WTP) 3. KPK Program PIAK(Program Inisiatif anti Korupsi), 29 Instansi POLRI No. 2 Nilai 6,75 4. UKP-4 Hasil verifikasi terhadap pelaksanaan INPRES No. 9/2011 (POLRI) secara umum telah mencapai target. Polisi Republik Indonesia POLRI memiliki landasan yaitu Tri Bata dan Catur Prasetya. POLRI Indonesia jika dibandingkan dengan pihak kepolisian Negara lain termasuk Polisi yang sangat demokratis karena pihak kepolisian kapan saja bersedia untuk di audit oleh baebagai pihak, sehingga pihak kepolisian harus benarbenar bersih. Pihak kepolisian dapat melakukan tugasnya dengan baik jika masyarakat dan mahasiswa mau bekerja sama dengan pihak kepolisian. Contohnya pada saat mahasiswa melakukan demo, pihak kepolisian siap mengawal selama aksi yang dilakukan berjalan damai, jika aksi yang dilakukan berubah menjadi anarkis, maka polisi akan mengambil tindakan pidana. Pihak kepolisian melalui komisaris Jendral Nanan Sukarna, menyampaikan permintaan kerjasama nya antara mahasiswa dengan pihak kepolisian. Agar pihak kepolisian dapat terus berbenah diri maka pihak masyarakat dan mahasiswa mau bekerja sama. Pada sesi ini Pak Nanan juga menyingung masalah Narkoba. Beliau menyarankan jika memiliki masalah mengenai Narkoba

atau memiliki teman yang mempunyai masalah dengan hal ini maka jangan segan-segan menghubungi pihak kepolisian. Pihak kepolisian meminta mahasiswa melaporkannya secara cepat agar dapat ditindaklanjuti. Dalam hal ini, pecandu bukan suatu tersangaka, melainkan korban sehingga perlu direhabilitasi. Beliau meminta agar dihubungi secara langsung. Terakhir, beliau menyatakan obsesi, misi dan visi dari pihak kepolisian. Tidak mudah mereleasisasikan visi, misi dan tujuan. Hal ini dikarenakan factor politik dan public pressure serta media yang menggambarkan pihak kepolisian yang selalu buruk. Namun pihak kepolisian optimis untuk merealisasikan ini semua. Anggaran dana POLRI sebesar 40 Triliun. Angka yang sangat besar, namun 70%nya hanya untuk mengaji para aparat keamanan. Sisanya untuk biaya penyidikan dan lain-lain. Minimnya biaya dan anggaran yang tidak cukup ini mengakibatkan polisi seringkali memungut biaya dari masyarakat dan pelapor.

Anda mungkin juga menyukai