Anda di halaman 1dari 6

A. DEFINISI Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas normal.

Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab hipertensi tidak diketahui. Hipertensi adalah ditetapkannya tekanan darah secara menetap dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan diastolnya diatas 90 mmHg. (Bongkman 2000). Hipertensi didefinisikan oleh (JHC) sebagai tekanan yang lebih tinggi 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal, tinggi sampai hipertensi maligman. (Doengoes, 1999) Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolnya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolnya >90mmHg. (Smelzen, 2002).

B. ETIOLOGI Hypertensi dapat diklasifikasikan menurut penyebabnya: 1. Hypertensi primer/hypertensi esensial/hypertensi idiopati Hypertensi ini tidak diketahui penyebabnya, tapi ada beberapa faktor yang berperan: a. Faktor genetic b. Ciri individu: umur, jenis kelamin, ras c. Lingkungan: asupan tinggi natrium, observasi dan stress 2. Hypertensi sekunder adalah hypertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, misalnya: a. Aldosteron primer b. Gejala Cushing c. Peochromocytoma d. Toxemia pada kehamilan e. Perlukaan kepala f. Tumor kepala

juga

oleh

penggunaan

obat-obatan

Ampitamin

dan

oral

kontrasepsi

jangka

panjang (lama). C. ANATOMI DAN FISIOLOGI Aliran darah dalam jantung dapat terjadi karena adanya kerja jantung secara teratur. Kerja jantung yang teratur disebabkan oleh karena otot-otot atrium dan vertrikel berkontraksi secara berganti-ganti. Sewaktu atrium berkontraksi, vertrikel berelaksasi dan demikian sebaliknya. Kerja ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu : a. Fase systole Fase dimana atrium berkontraksi sehingga darah dari atrium masuk ke ventrikel. b. Fase diastole Vertrikel berkonstraksi sehingga darah dari vertikal kiri masuk ke aorta. Darah dari vertrikel kanan ke arteri pulmonalis. `Yang disebut satu kali denyutan jantung adalah satu diastol diikuti oleh satu sytole. Normal satu kali denyutan jantung memakan waktu 0,3 detik sehingga satu menit jantung berdenyut sebanyak 70-80 kali. Frekuensi jantung adalah jumlah denyut jantung selama 1 menit. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa dalam satu kali kerja jantung ( 75 cc). Volume darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit + 5 liter, hal ini disebut Cardiac Output. Cardiac output akan meningkat bila kita melakukan

aktifitas berlebihan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena meningkatnya frekuensi denyutan dan atau volume sekuncup. Yang dimaksud dengan tekanan darah arteri yaitu tekanan darah yang mengalir pada dinding pembuluh darah arteri. Pada vena ada juga tetapi tekanannya sangat kecil disebut : tekanan darah vena. Tekanan darah arteri dinyatakan dalam 2 tekanan yaitu : a. Tekanan sistolik Tekanan darah dalam arteri yang terjadi pada waktu darah dipompa dari vertrikel ke kiri aorta. Tekanan normal 120 mmHg. b. Tekanan diastolic Tekanan darah dalam arteri yang terjadi pada waktu fase diastol, dimana tidak ada darah yang masuk kedalam aorta. Takanan normal 80 mmHg.

D. MANIFESTASI KLINIS Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah : a. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg b. Sakit kepala c. Epistaksis d. Pusing / migraine e. Rasa berat ditengkuk f. Sukar tidur g. Mata berkunang kunang h. Lemah dan lelah i. Muka pucat j. Suhu tubuh rendah

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Foto thorax untuk menunjukkan ukuran jantung dan vaskularisasi paru 2. EKG 3. Arteriografi ginjal untuk mengetahui tempat dan luasnya suatu kelainan 4. IVP (intra venus pyelografi) merupakan tindakan pertama, bila hal-hal klinis memberi dugaan hipertensi renovaskuler. 5. Urinalisis dan serum elektrolit untuk menentukan tingkat gangguan vaskuler dan penyebab hipertensi

F. TERAPI Terapi hipertensi menurut JNC 7 bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas penyakit jantung kardiovaskuler dan ginjal, menurunkan tekanan darah hingga < 140 / 90 mmHg. Tujuan khususnya adalah menurunkan tekanan darah hingga pada level 130 / 80 mmHg pada penderita dengan diabetes atau penyakit ginjal kronik. Serta mencapai tekanan darah sistolik yang optimal terutama pada orang berusia > 50 tahun. Adapun obat penurun tekanan darah yang umum dikenal hingga saat ini adalah penghambat ACE (ACEI), antagonis angiotensin (ARB), antagonis Ca (CCB), penyekat beta (BB), dan diuretika. Diuretik golongan thiazide dianjurkan sebagai terapi awal

hipertensi. Bisa digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi, karena golongan ini meningkatkan efikasi obat anti hipertensi lain. Kombinasi dua obat yang ternyata efektif dan dapat ditoleransi dengan baik misalnya adalah diuretik dengan beta blocker, diuretik dengan ACEI atau ARB, Ca antagonist (dehidropiridin) dengan beta blocker, Ca antagonist dengan ACEI atau ARB, Ca antagonist dan diuretik, serta alfa blocker dan beta blocker. Uji klinik yang sudah dilakukan pada penggunaan ARB dan ACEI menunjukkan efek yang menguntungkan dalam menghambat progresifitas kemunduran faal ginjal, baik pada penderita ginjal diabetik maupun non-diabetik. Awalnya, sering dijumpai peningkatan kreatinin serum, namun jika kenaikannya < 35% baseline, pengobatan tidak perlu dihentikan. Baru jika GFR < 30 ml/mnt/1,73 m2 (kreatinin serum 2,5 3,0 mg/dl) diperlukan penambahan dosis loop diuretic. Pada penderita diabetes dengan hipertensi, kombinasi dua atau lebih obat biasanya diperlukan untuk mencapai tekanan darah >130/80 mmHg. Thiazid, beta blocker dan CCB berguna untuk menurunkan kejadian stroke dan CVD pada penderita diabetes. Pengobatan menggunakan ACEI dan ARB menjadi pilihan untuk menghambat progresifitas nefropati diabetik dan menurunkan albuminuria. Pengobatan farmakologis saja tentunya tidak cukup dalam terapi hipertensi. Perlu perubahan dan modifikasi kebiasaan hidup sehingga dapat membantu menurunkan faktor risiko kardiovaskuler dan bermanfaat pula dalam menurunkan tekanan darah secara murah. Indeks massa tubuh (IMT) diusahakan mencapai normal yaitu sekitar 18,5 24,9 kg/m2 dengan cara menurunkan tekanan darah sistolik (TDS) 5 20 mmHg / 10 kg penurunan berat badan. Perlu pula menyeimbangkan diet dengan asupan kalium dan kalsium yang cukup dengan cara mengkonsumsi makanan yang kaya buah, sayur, rendah lemak hewani dan mengurangi asam lemak jenuh sehingga TDS dapat menurun 8 14 mmHg. Modifikasi lain bisa dengan mengurangi konsumsi natrium dengan takaran tidak lebih dari 100 mmol/hari (setara 6 gram NaCl) yang diharapkan dapat menurunkan TDS 2-8 mmHg. Aktivitas fisik yang ditingkatkan dengan berjalan minimal 30 menit per hari bisa menurunkan TDS 4 9 mmHg. Yang tidak kalah pentingnya tentu dengan berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Cara terapi

Pengobatan hipertensi dibagi 2 golongan : a. pengobatan non farmakologis dengan cara : penurunan berat badan olah raga mengurangi asupan garam tidak merokok hindari stress

b. pengobatan farmakologis Ada beberapa golongan obat anti hipertensi, pada dasarnya menurunkan tekanan darah dengan cara mempengaruhi jantung atau pembuluh darah atau keduanya.

G. KOMPLIKASI 1. Penyakit jantung koroner 2. Gagal jantung 3. Kerusakan pembuluh darah otak dapat berupa pecahnya pembuluh darah (stroke) dan kerusakan dinding pembuluh darah 4. Gagal ginjal 5. Kerusakan pada masa yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan

H. PROGNOSIS Prognosis tergantung pada ketaatan penderita dalam berobat, juga beberapa hal : 1. Penyebab hipertensi 2. hipertensi sekunder yang ditemukan sejak awal dan kelainannya dapat dikoreksi biasanya prognosisnya lebih baik. 3. Usia 4. hipertensi yang diderita sejak muda prognosisnya kurang baik disbanding saat tua. 5. Jenis kelamin 6 wanita pada umumnya lebih dapat mentolerir kenaikan tekanan darah dari pada pria.

7 8 9

Ras rumpun negro/ kulit hitam punya prognosis lebih buruk disbanding kulit putih Makin tinggi tekanan darah prognosisnya lebih buruk Ada tidaknya penyakit lain yang menyertai hipertensi seperti diabetes, kolesterol,

merokok juga memperburuk prognosis.

J. PENCEGAHAN Cara untuk mencegah terkena penyakit hipertensi dengan pola hidup sehat, yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Olahraga yang cukup Tidak merokok Tidak minum alkohol Mengatur pola makan Istirahat cukup dan tidak stress Dengan cara medis Dengan cara tradisional

Anda mungkin juga menyukai