GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TENTANG DAMPAK PENGGUNAAN MSG (MONOSODIUM GLUTAMAT) BAGI KESEHATAN DI DESA MOPUYA KEC. DUMOGA UTARA
PROPOSAL
Disusun oleh:
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2012
CURRICULUM VITAE
Tempat/tanggal lahir : Mopuya, 16 Juli 1991 Alamat : Mopuya Utara Kec. Dumoga Utara Kab. Bulaang Mongondow Agama Nama Orang Tua : Hindu : I Made Didig (Ayah) Ni Wayan Sarjani (Ibu) Status : Belum Menikah
2. PENDIDIKAN SDN 2 Mopuya agkatan 1997 SLTP N 2 Mopuya agkatan 2003 SMA 2 Kotamobagu angkatan 2006 SI Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado agkatan 2009
KATA PENGANTAR Dengan mengucapakan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kasih dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga Tentang Dampak Penggunaan MSG (Monosodium Glutamat) Bagi
Kesehatan di Desa Mopuya Kec. Dumoga Utara sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado. Penyusunan proposal ini tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tuaku yang tercinta serta teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan doanya yang menjadi motivasi bagi penulis. Dengan selesainya proposal ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Pst.Revi Rafael Tanod.SE,SS,MA selaku rector Unika De La Salle Manado 2. Ibu Consolatrix Da Silva, Skep.Ns,MSN, CWCCA selaku Dekan Fakultas Keperawatan sekaligus juga sebagai dosen pembimbing satu. 3. Bpk. Prof.DR.Ir.O. Pinontoan,MS selaku dosen pembimbing 4. Papa, Mama, Adik I Made Kartana Yasa, K Swariani, dan Sany yang telah memberikan semangat dan dukungan yang besar selama ini. 5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado yang telah banyak memberikan bantuan selama proses pendidiksn penulis. 6. Seluruh rekan mahasiswasw-angkatan (2009), yang telah memberikan bantuan, semangat, kritikan dan masukan bagi penulis. 7. Teman-teman terbaik saya Hendra, Irma, puja, dian, arya dan teman-teman lain yang telah membantu saya selama penelitiann serta mendukung saya dengan doa dan semangat. 8. Pihak-pihak lain yang membantu dalam penyelesaian penulisan laporan penelitian ini.
Dalam penyusunan hasil penelitian ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal ini masih banyak kekurangan, Oleh karena itu, saran dan kritikan untuk perbaikan sangat penulis harapkan demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata, Semoga Hyang Widhi selalu memberkati kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Monosodium Glutamate (MSG) ............................................................... 9
2.2 Pengetahuan ................................................................................................. 14 2.3 Sikap (Attitude)............................................................................................ 16 2.4 Penelitian Terkait ........................................................................................ 18
BAB III KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI OPERASIONA 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 21 3.2 Hipotesis ...................................................................................................... 21 3.2 Definisi Operasional .................................................................................... 22
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ......................................................................................... 23 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 23 4.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 23 4.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 24 4.5 Etika Penelitian............................................................................................ 25 4.6 Pengolahan Data .......................................................................................... 26 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan.Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral dan vitamin. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis (Wikipedia, 2012). Bahan penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam bahan pangan sehingga dapat memperbaiki, membuat lebih bernilai, atau diterima, dan lebih (Cahyadi, 2009). Saat ini banyak sekali makanan dan minuman yang dalam proses pengolahannya menggunakan bahan food additive (bahan makanan tambahan). Food additive adalah senyawa atau campuran berbagai senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan dan bukan merupakan bahan baku utama. Pada umumnya food additive bertujuan untuk meningkatkan gizi makanan,
memperbaiki nilai makanan, memperpanjang umur penyimpanan (Harahap, 2010). Penyedap rasa atau penguat rasa di gunakan untuk mengintensifkan rasa yang sudah ada, terutama jika rasa asli berkurang. Contoh klasik dari penyedap adalah MSG (Modosodium Glutamat). Cara MSG dalam menyedapkan makanan belum dapat di mengerti MSG terkandung secara alamiah dalam makanan, tetapi tentu saja dlam jumlah yang kecil (Arisman, 2008). MSG sendiri banyak menuai kontroversi melalui uji klinis telah dibuktikan, bahwa makanan yang enak karena glutamat, baik dari makanan itu sendiri maupun dari MSG, merangsang produksi cairan pencernaan sehingga daya cerna makanan menjadi lebih baik. Selain itu, glutamat didalam usus halus
berfungsi sebagai sumber tenaga bagi absorpsi unsur-unsur nutrisi kedalam darah. Glutamat memainkan peranan sentral dalam berbagai metabolisme tubuh, antara lain sebagai unsur perantara metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.(s. Hamdani) sedangkan penelitian dr. Russel Blayblok dan dr. David Bulhock. Berdasarkan penelitian dr. Russel Blaylock terhadap hewan penelitian dimana hewan dapat terjadi kerusakan pada otak terutama pusat kegemukan, kontrol memori, interaksi sosial, dan kendali sosial. Sedangkan didapati hasil pada manusia hasilnya kerusakan yang ditimbulkan lima kali lebih buruk daripada hewan percobaan. Menurut dr. David Bulhock MSG merupakan eksitosin. Eksitosin adalah zat yang bersifat toksin terutama untuk sel-sel sehingga sulit untuk berhubungan khususnya dalam hubungan sosial. MSG merupakan salah satu faktor yang memperparah terjadinya: alzhemair, multiple sclerosis, stroke dan parkinson (Harahap, 2010). Monosodium Glutamate (MSG) adalah salah satu bahan penguat rasa yang telah menimbulkan banyak kontroversi. Sebagian ilmuwan mengkhawatirkan soal keamanan penggunaan MSG pada kesehatan. Selama puluhan tahun MSG masih dikaitkan dengan penyebab penyakit kanker, serangan jantung, obesitas, asma, serta penyakit lainnya, bahkan berpengaruh pada kecerdasan. Meski demikian, sebagian ilmuwan lain menilai MSG adalah bahan bakanan yang aman untuk dikonsumsi,masyarakat menyebutnya vetsin atau micin. Dalam kehidupan seharihari, MSG banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga maupun industri makanan dan diperjualbelikan secara bebas. MSG di dunia dikonsumsi secara luas di berbagai negara (Tempo, 2012). Laporan masyarakat ke FDA (Food Drug
Addministration), 2% dari seluruh pengguna MSG mengalami masalah kesehatan. Diantara masalah kesehatan adalah: sakit kepala, kegemukan, ketidakmampuan mengontrol emosi, memperparah autis, memicu terjadinya asma (Harahap, 2010).
Desa Mopuya Utara memiliki jumlah Kepala keluarga 116, dan dari hasil wawancara yang dilakukan di desa Mopuya Utara II Kecamatan Dumoga Utara tahun 2012, 7 dari 10 Ibu Rumah Tangga mengaku sangat sering mencapur masakan mereka dengan Penyedap rasa (vetsin) dengan takaran yang melebihi ketentuan. Hal itu disebabkan ke-7 IRT tersebut memiliki tingkat pengetahuan yang kurang tentang penyedap rasa yang mereka konsumsi dalam hal ini MSG
yang terkandung dalam vetsin. Selain itu, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang tingkat pembelian penyedap rasa, hasilnya Mopuya Utara II dengan jumlah 73 Kepala keluarga meiliki intensitas konsumen penyedap rasa yang paling tinggi.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, masalah yang dapat dirumuskan adalah, Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap IRT tentang dampak penggunaan MSG bagi kesehatan di desa Mopuya Kec.Dumoga Utara?.
10
e. merupakan salah satu zat aditif yang sudah terkenal sebagai bahan penyedap rasa di seluruh belahan dunia, pada setiap makanan baik itu olahan sendiri maupun kalengan tidak lepas dari MSG. Karena MSG di kenal sebagai bahan penyedap rasa yang paling kuat, namun banyak orang yang mengatakan dan mengecam bahaya MSG bagi kesehatan tubuh (Indrayathna, 2010). Salah satu bahan penyedap makanan yang kerap dikonsumsi masyarakat adalah Monosodium Glutamate (MSG) atau yang biasa disebut vetsin atau michin. Ternyata dibalik kenikmatan vetsin atau MSG ini, disinyalir berbahaya bagi kesehatan tubuh terutama kesehatan anakanak (Indrayathna, 2010). 2. Efek MSG terhadap kesehatan Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan (Indrayathna, 2010). Hasil penelitian Dr. John Alney dari fakultas Kedokteran Universitas Washington, St. Louis pada tahun 1969 menunjukkan bahwa penggunaan vetsin dalam dosis yang tinggi (0,5 mg/kg berat badan setiap hari atau lebih) diberikan sebagai makanan kepada bayi-bayi tikus putih menimbulkan kerusakan beberapa sel syaraf di dalam bagian otak yang disebut Hypothalamus. Bagian otak inilah yang bertanggung jawab menjadi pusat pengendalian selera makan, suhu dan fungsi lainnya yang penting (Lutfi, 2009). Bagi ibu-ibu yang sedang mengandung dan mengkonsumsi MSG dalam jumlah besar, di dalam plasentanya ternyata ditemukan MSG dua kali lebih banyak dibanding dalam serum darah ibunya. Hal ini berarti jabang bayi mendapat masukan MSG dua kali lebih besar (Lutfi, 2009). MSG tidak masuk ke dalam plasenta dan tidak dapat mencapai janin sedang tumbuh, namun apabila si bayi telah disusui, MSG dapat
11
dimetabolisir.
Chinese
Restaurant
Syndrom
(CRS)
mula-mula
diungkapkan pertama kali oleh DR. Ho Man Kwok (1965), yaitu suatu gejala yang timbul kira-kira 20-30 menit setelah mengkonsumsi pangan yang dihidangkan ri restoran Cina. Gejala CRS yang diungkapkan adalah sebagai berikut. Orang tersebut merasakan kesemutan pada punggung, leher, rahang bawah, serta leher bagian bawah kemudian berasa panas, disamping gejala lain seperti wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, dan kepala pusing. Hasil penelitian yang dilakukan sejak itu, disimpulkan bahwa sebab utama timbulnya gejala tersebut diakibatkan MSG yang terdapat pada sup. Kadar MSG yang ada dalam sup memang biasanya relatif sangat tinggi, ditambah lagi kenyataan bahwa sup selalu dihidangkan paling awal dan dikonsumsi sewaktu perut masih kosong atau lapar, sehingga MSG dapat dengan cepat tererap ke dalam darah yang kemudian dapat menyebabkan gejala CSR. Penelitian selanjutnya, khususnya analiss terhadap kadar MSG dalam serum darah pasien, ternyata glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang efektif terhadap gejala CRS. Tetapi diperkirakan gejala tersebut timbul karena adanya senyawa hasil metabolit glutamat, seperti GABA (Gamma Amino Buteryc Acid), serotin, bahkan histamin (Cahyadi, 2009). FDA (Food Drugs Addministration), MSG dapat mengakibatkan: mati rasa, sensasi terbakar pada kulit, kesemutan, tekanan pada wajah, rasa sesak pada dada, nyeri dada, sakit kepala, mual, detak jantung meningkat, mengantuk, kelemahan otot, memicu serangan asma penderita asma (Harahap, 2010). Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).
12
MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Para peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional, seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara signifikan
meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker (Majalah Kesehatan, 2010). MSG menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang berikut.Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama. Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak amat berpengaruh (Kompas, 2011). Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan MSG menurut Blaylock : Kejang, Mual, Alergi, Ruam,Serangan asma, Sakit kepala, Mulut terasa kering, Hilang ingatan (Majalah Kesehatan, 2010). Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari mulai segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa (Majalah Kesehatan, 2010). Gejala kerusakan organ akibat mengkonsumsi MSG (Arisman, 2008) a. Jantung Aritmia, fibrilasi atrium, takikardi, angina, bradikardi, tekanan darah menurun atau meningkat tak terkendali. b. Neurologis Depresi, perasaan tak stabil, migrain, pusing, sakit kepala ringan, hilang keseimbangan, disorentasi, bingung, cemas, sering panik,
13
hiperaktivitas, gangguan perilaku anak, gangguan perhatian, letargi, mudah mengantuk atau susah tidur, gagap, kesemutan atau paralisis. c. Pernapasan Nafas pendek, asma, nyeri dada, dada terasa sempit, hidung berair dan bersin. d. Saluran cerna Diare, mual, muntah, keram perut, anus dan hemoroid, pendarahan rektum dan kembung. e. Otot Nyeri sendi dan kaku f. Saluran kemih dan genital Nyeri ari-ari, prostat sembab, vagina sembab, brcak dara di vagina, poliuria dn nokturia. g. Kulit Kemerahan, lesi pada mulut, lidah membengkak, edema kelopak bawah mata, kesemutan atau mati rasa, rasa kering yang hebat pada mulut. h. Penglihatan Penglihatan kabur, sulit memfokuskan pandangan, tekanan di sekitar mata. 3. Tips akan bahaya MSG (Indrayatna, 2010) a. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan. Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat kelumpuhan. Batasan aman yang pernah dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization), asupan MSG per hari sebaiknya sekitar 0-120 mg/kg berat badan. b. Hindari makanan/minuman yang mengandung pengawet, pewarna, esen dan pemanis buatan. c. Anak kecil dan Ibu yang sedang mengandung, jangan diberi MSG
14
2.2 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmojo, 2010). Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki (Wikipedia, 2012). Notoatmojo (2010) pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaanpertanyaan.
15
2. Memahami (comprehension) Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pad situasi yang lain. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/ atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan), terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan utuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini debgan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat . Wikipedia (2012) pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Pendidikan
16
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. 2. Media Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
3. Informasi
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain sebagaimana diartikan sebagai oleh RUU teknologi untuk informasi yang
mengartikannya menyiapkan,
suatu
teknik
mengumpulkan, mengumumkan,
menyimpan,
memanipulasi,
menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program komputer,basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.
17
disitu dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atu kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmojo, 2010).
Alport (1954) yang dikutip kembali oleh Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa sikap memiliki 3 komponen pokok yang secara bersamasama membentuk sikap yang utuh. 3 komponen pokok, yaitu: 2. Kepercayaan atau keyakinan ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. 3. Kehidupan emosional atau evaluasi sesorang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian 9terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek. 4. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan keomponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adlah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attidude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran dan keyakinan dan emosi memegang peranan yang penting.( Notoadmojo, 201 0) Seperti hal nya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut Notoadmojo (2010) 1. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). 2. Menanggapi (responding) Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. 3. Menghargai (valuing) Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain dan
18
bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons. 4. Bertanggung jawab (responsible) Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain.
Marat (1981), yang dikutip kembali oleh Norfarihah (2009). Sikap memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu. b. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok. c. Sikap dapat berupa suatu hal tertentu, tetapi dapat pula berupa kumpulan dari hal-hal tersebut. d. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.
19
2. Studi Tentang Pemakaian Monosodium Glutamat (MSG)Beserta Faktor-Faktor yang Berhubungan Pada Pedagang Bakso diSekitar Kampus Undip Tembalang, Nina Wiji Astuti, 2003. Jenis penelitian ini adalah explanatory dengan metode survei. Perhitungan pemakaian MSG pada bakso tiap porsi dan per kg berat bahan dasar dilakukan melalui pertanyaan pada pedagang dan penimbangan MSG yang ditambahkan.Pengumpulan data melalui wawancara terhadap responden secara langsung dengan menggunakan kuesioner.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 12.Data dianalisa secara deskriptif dan analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pemakaian MSG per porsi sebanyak 4,79 gram(SD=2,55) gram, maksimum pemakaian 10,35 gram dan minimum pemakaian 0,8 gram.Perbandingan total pemakaian MSG per porsi dengan nilai ambang batas peemakaian didapatkan 4 atau (33,3%) pedagang memakai MSG lebih dari batas aman yang dianjurakan (6 gram pada tiap porsinya). Sedangkan perbandingan total pemakaian MSG per kg berat bahan dasar didapat seluruh responden memakai MSG lebih dari batas aman yang dianjurkan (0,7 gram per kg berat bahan dasar).Hasil analisa bivariat dengan Uji Korelasi Product Moment menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan pedagang dengan pemakian MSG (p=0,04), ada hubungan antara motivasi pedagang dengan pemakaian MSG (p=0,046)
3. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) terhadap Gambaran Histologis Testis Mencit. Kurniawan Adi Putranto. 2011. Metode Penelitian: Eksperimental laboratorium dengan the posttest only control group design. Mencit jantan sebanyak 27 ekor dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan 1-2 (PIPII). Kelompok kontrol mencit diberi aquades selama 10 hari berturutturut. Kelompok perlakuan I (PI) diberikan Monosodium Glutamate 1,56 mg/20 gram BB per hari melalui oral selama 10 hari. Kelompok perlakuan II (PII) diberikan Monosodium Glutamate 3,12 mg/20 gram
20
BB per hari melalui oral selama 10 hari. Pada hari ke-11, mencit dikorbankan dan diambil testisnya untuk pembuatan preparat dengan pengecatan HE kemudian diamati dengan menghitung jumlah sel spermatid pada preparat testis kanan dan kiri dalam satu kelompok mencit. Data dianalisis dengan uji Oneway Anova dan uji LSD. Hasil Penelitian: Jumlah rerata sel spermatid kiri dan kanan pada kelompok kontrol adalah 126,56 17,42; kelompok perlakuan I (PI) adalah 74,22 10,46; dan kelompok perlakuan II (PII) adalah 51,78 6,64. Hasil uji statistik Oneway Anova menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dalam ketiga kelompok penelitian (p = 0,00). Hasil uji statistik LSD juga menunjukkan perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok dengan masing-masing p = 0,00.
21
Pengetahuan IRT tentang penggunaan MSG Sikap IRT dalam penggunaan MSG Dampak Penggunaan MSG bagi kesehatan
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
3.2 Hipotesis
Ha: Ada gambaran antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap dampak penggunaan MSG bagi kesehatan Ho: Tidak Ada gambaran antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap dampak penggunaan MSG bagi kesehatan
22
Hasil
tahu
Kusioner
Ordinal
penyedap
Sedang, apa bila pertanyaan dijawab dengan sebanyak 40-75% Kurang, apabila pertanyaan dijawab dengan benar sebanyak <40% benar
Sikap
Respon terhadap
seseorang penggunaan
Kusioner
Baik, apabila semua Pertanyaan dijawab dengan benar >75% Sedang, apabila pertanyaan dijawab benar sebanyak 4075 % Kurang, apabila Pertayaan dijawab Debgan benar < 40%
kesehatan
23
24
Jawaban dalam pertanyaan farvorable mengandung nilai-nilai positif dan nilai-nilai yang diberikan adalah: Sangat setuju = nilai 4
25
Setuju = nilai 3 Tidak setuju = nilai 2 Sangat tidak setuju = nilai 1 Sedangkan nilai dari jawaban pertanyaan unfavorable mengandung nilainilai negatif, dan nilai-nilai yang diberikan adalah: Sangat setuju = nilai 1 Setuju = nilai 2 Tidak setuju = nilai 3 Sangat tidak setuju = nilai 4
26
2. Koding Dilakukan pengkodean dengan maksud agar data-darta tersebut mudah diolah dan dapat dijamin kerahasiaannya. Caranya yaitu data-data yang ada diberi kode angka dan diurutkan tanpa mencantumkan nama responden. 3. Tabulasi Selanjutnya dilakukan pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki yang mana sesuai dengan tujuan penelitian ini, kemudian data dianalisa melalui penghitungan statistik dan menjumlahkan hasil perhitungan melalui komputerisasi (program SPSS 17).
4. Analisa Data Analisa data yang digunakan adalah: Analisis Univariat, data yang dikumpulkan disajikan secara deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran disrtibusi dari tiap variable responden berdasarkan karekteristik IRT.
27
KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA TENTANG DAMPAK PENGGUNAAN MSG (MONOSODIUM GLUTAMAT) BAGI KESEHATAN DI DESA MOPUYA KEC. DUMOGA UTARA
Petunjuk pengisian : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar sesuai dengan situasi dan kondisi anda saat ini, dengan memberi tanda check list ( ) pada kotak yang telah disediakan. 1. Data Demografi 1. No. Responden ( ) 2. Nama ibu : 3. Usia Ibu : .......... Tahun 4. Suku Minahasa Toba Karo Simalungun Melayu Aceh Padang 5. Pendidikan Tamat SD Tamat SMP/Sederajat Tamat SMA/Sederajat Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 6. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Bertani/Buruh Pegawai Negeri Pegawai Swasta
28
Lain-lain, sebutkan 7. Penghasilan perbulan < Rp 900.000 Rp 900.000 Rp 1300.000 >Rp 1300..000 Rp1800.000 Rp 1800.000 Rp2000.000 8. Dari mana anda mengetahui informasi MSG? Televisi Warung/ supermarket Orang lain (keluarga, teman, saudara, dll) Koran / Majalah Brosur / Selebaran
2. Kuisioner Gambaran Tingkat Pengetahuan 1. Apakah yang anda ketahui tentang MSG (Monosodium Glutamat)? Jawaban:
2. Menurut anda apakah Penggunaan MSG sangaat penting bagi tubuh? Jawaban:
3. Kandungan kimia apakah yang terkandung dalam MSG sehingga membahayakan bagi kesehatan? Jawaban: 4. Berapa batasan yang aman asuhan MSG per hari? Jawaban: 5. Efek efek apakah yang terjadi bagi kesehatan terhadap konsumsi MSG yang berlebih? Jawaban: 6. Menurut anda, siapa saja yang beresiko terhadap penggunaan MSG yang berlebihan? Jawaban:
29
7. Menurut anda, apakah minuman dan makanan pengawet juga berpengaruh terhadap kesehatan? Jawaban:
8. Menurut anda, apakah konsumsi MSG yang berlebihan berpengaruh terhadap penglihatan? Jawaban: 9. Menurut anda, apakah MSG aman dikonsumsi pada ibu yang sedang menyusui? Jawaban: 10. Menurut anda, bagaimanakah tips aman dalam menghindari bahaya penggunaan MSG? Jawaban: 3. Gambaran sikap 5 Pertanyaan farvorable mengandung nilai-nilai positif 1. Jika digunakan secara berlebihan, MSG mempunyai efek negatif terhadap tubuh. 12 gram MSG per hari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Bahkan beberapa orang ada yang mengalami reaksi alergi berupa gatal, mual dan panas. Tidak hanya itu saja MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker serta diabetes, kelumpuhan serta penurunan kecerdasan. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2. Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari mulai segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa
30
3. MSG dapat mengakibatkan: mati rasa, sensasi terbakar pada kulit, kesemutan, tekanan pada wajah, rasa sesak pada dada, nyeri dada, sakit kepala, mual, detak jantung meningkat, mengantuk, kelemahan otot, memicu serangan asma penderita asma. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
4. MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
5. MSG aman dikonsumsi sejauh tidak berlebihan. Meski dinilai aman, MSG hendaknya tidak diberikan bagi orang yang tengah mengalami cidera otak karena stroke, terbentur, terluka, atau penyakit syaraf. Konsumsi MSG menyebabkan penumpukan asam glutamat pada jaringan sel otak yang bisa berakibat kelumpuhan. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
31
5 Pertanyaan unfavorable mengandung nilai-nilai negatif 1. MSG merupakan sodium atau garam dari asam glutamat (glutamic acid). Asam glutamat adalah asam amino non esential yang merupakan suatu komponen penting protein yang dibutuhkan tubuh, jadi sangat penting bagi kita untuk mengosumsi MSG. Karena semakin banyak kita mengonsumsi MSG maka semakin banyak protein yang kita konsumsi untuk kesehatan tubuh. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
2. Konsumsi MSG yang berlebihan hanya berpengaruh dalam jangka pendek dan efeknya bagi kesehatan akan hilang sendrinya. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
3. MSG tidak akan berpengaruh bagi orang-orang yang mempunyai daya tahan tubuh yang kuat. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
4. Untuk kulit yang kemerahan, lesi pada mulut, lidah membengkak, edema kelopak bawah mata, kesemutan atau mati rasa, rasa kering yang hebat pada mulut BUKAN disebabkan oleh MSG. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju
32
5. Ibu aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
33
DAFTAR PUSTAKA
Hayatinufus, 2009. Yang Benar dan Salah Tentang MSG Masak Sehat Dengan Bumbu Penyedap (MSG). Jakarta : . PT Gramedia Pustaka Utama Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan. Jakarta : PT Rineke Cipta. Setiadi, 2007. Konsep san Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sudewo, Bambang. 2009. Buku Pintar Hidup Sehat Cara MAs Dewo. Jakarta : Graha Ilmu. Yenny Candra, 2009. Gambaran Tingkat Pengetahuan IRT Tentang Dampak Penggunaan MSG. Dalam website http://www.skripsikesehatan/tingkatpengetahuan-dampak penggunaan-MSGhtml. Diakses pada tanggal 9 November 2012 pukul 14:30 wita Agus, 2008. Pre planning Penyuluhan Tentang Dampak Penggunaan MSG (penyedap rasa). Dalam website http://anekawacana.blogspot.com/2012/02/pre-planning-penyuluhan-tentangdampak.html. Diakses pada tanggal 10November 2012 pukul 15:00 wita