Anda di halaman 1dari 2

Tuan Karno 47 tahun,BB 70Kg dan TB 153 cm datang ke RS UGM dengan keluhan kaki hingga betisnya busuk dan

berbau. Diketahui pasien menderita DM sejak 5 tahun yang lalu. Saat tiba di rumah sakit kondisi pasien kompos metis,mukosa bibir merah muda dan terdapat tekanan turgor kulit. Telapak kaki hingga betis pasien terlihat berwarna pucat dan melepuh. Setelah ditanya oleh perawat pasien mengatakan sering mengeluhkan kakinya merasa kesemutan. . Atas saran dari salah satu temannya, merendam kakinya dalam air hangat. Tapi karena sensasi rasa kakinya yang sangat berkurang, beliau tetap tidak merasakan hangatnya air, dan terus menambah air panas ke dalam air rendaman kakinya. Akibatnya, kakinya melepuh dari telapak kaki sampai betis. Setelah kakinya mulai membusuk, barulah beliau datang ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit9000ml, Hb 10,0 gr/dL, Hematokrit 38,5% Trombosit 215.000 ml, GDP 366/dL, ureum30,9 mg/dl,creatin 1,55 mg/dl, SGOT 27/L, SGPT 29/L.Pasien disarankan untuk melakukan amputasi.

Tuan karno 57 tahun ,pasien post amputasi diabetic ulcer pada telapak kaki sampai pergelangan kaki sebelah kanan sejak satu minggu yang lalu. Hasil pengkajian saat ini didapatkan BB 68kg dan TB 155 cm Tekanan darah pasien 138/88mmHg suhu 37 C, nadi 86x/menit, RR 22x/menit.pasien mengeluhkan nyeri di kaki yang

Pasien tuan Karno usia 60 tahun datang dengan keluhan utama luka di tumit kiri yang tidak kunjung sembuh sejak 3 minggu SMRS. Tiga minggu SMRS, pasien tertusuk tulang ayam di tumit kiri hingga berdarah dan nyeri. Luka tidak kunjung sembuh, bertambah bengkak, dan menghitam. Kaki juga kebas dan baal, selain itu pasien juga mengalami demam (suhu > 38oC). Pasien diketahui menderita Diabetes Melitus sejak 15 tahun yang lalu dan tidak teratur berobat. Riwayat stroke pada tahun 2007 dan akhir akhir ini pasien mengatakan pola makannya tidak teratur. Pengkajian fisik didapatkan BB 67 kg TB 156 TD 138/88mmHg suhu 37 C nadi 86x/ menit RR 22x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perabaan arteri popliteal ++/++, arteri dorsalis pedis +/-, arteri tibialis posterior +/-. Ankle Brachial Index (ABI) dextra: 0,8; ABI sinistral tidak dapat dinilai. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemis (Hb 8,8 g/dL); leukositosis (21.270/uL); PT 14,2 (13,1): 1,08x; APTT 32,9 (34,8): 0,94x; GDS 201 mg/dL. Pada pemeriksaan rontgen pedis sinistra AP dan Oblique: penurunan densitas tulang pedis, osteomyelitis (-). Pada rontgen cruris sinistral AP/Lat: spur formation pada aspek posterior dan aspek plantar os calcaneus sinistral, defek jaringan lunak pada sisi posterior plantar pedis sinistral. Pada pasien ini ditegakkan diagnosis kerja ulkus DM pedis sinistra tipe neuroiskemik. Pasien kemudian dilakukan debridement. Satu minggu pasca debridement, didapatkan rembesan (+) dan pus (+) pada luka. Pasien dilakukan operasi amputasi below knee serta direncanakan untuk dilakukan arterial bypass setelah tindakan operasi. Saat ini pasien dirawat di bangsal perawatan post operasi. Pasien mengeluhkan kaki terasa nyeri, bengkak dan kehilangan sensasi. Pasien mengeluhkan takut akan kondisi kakinya. Beliau khawatir amputasinya akan berlanjut menjadi lebih besar dan meminta perawat untuk meninjau kembali kondisi kakinya.

Anda mungkin juga menyukai