Anda di halaman 1dari 2

Kekurangan Dan Kelebihan Teori Baru Tersebut Dibandingkan Dengan Teori Sebelumnya

Teori Baru Uterovaginal packing Kelebihan: 1. Modalitas uterovaginal packing ini sangat sederhana dan sangat cepat untuk dilakukan dan tidak membutuhkan peralatan khusus (Bagga et al, 2004). 2. berefek sebagai tampon di sinus-sinus uterus dan mencegah perdarahan yang tidak diketahui (tersembunyi) (Bagga et al, 2004). 3. Pasien diberikan antibiotik dan kasa gulung ditinggalkan di cavum uteri selama 24 jam sementara penggantian cairan dan komponen darah selesai dilakukan, yang artinya dapat menurunkan bahkan menghentikan pendarahan (Schuurmans et al, 2000). 4. Uterovaginal packing bisa berguna ketika terapi bedah tidak tersedia pada waktu atau tempat tertentu ketika wanita tersebut sudah sangat tidak stabil untuk dilakukan bedah pada waktu tersebut (Schuurmans et al, 2000). 5. mengulur waktu untuk menstabilkan pasien sementara sedang mengatur prosedur untuk pembedahan (Bagga et al, 2004). 6. penurunan insidensi histerektomi (Bagga et al, 2004).

Kekurangan: 1. insidensi transfusi darah tidak menurun, tercatat 8 dari 9 kasus yang membutuhkan transfusi darah dengan rata-rata kehilangan darah adalah 2200 mL (Bagga et al, 2004). 2. jika kassa gulung yang sudah dimasukkan tidak bisa mengontrol perdarahan, repacking tidak dianjurkan untuk dilakukan dan rencana terapi yang lain harus dipertimbangkan (Bagga et al, 2004). 3. Tidak direkomendasikan pada pendarahan post partum et causa atoni uterin setelah persalinan pervaginam (WHO, 2009).

Teori Lama Pada kasus pasien wanita 40 tahun ini, yang sedang berada di ruang pelayanan kesehatan ibu dan anak Rumah Sakit Umum Massachusetts dengan usia kehamilan 22 minggu 2 hari karena

plasenta previa dan plasenta accrete, pasien ini diberi gambaran penanganan oleh dokter kandungan di rumah sakit tersebut bahwa akan sangat beresiko bagi ibu untuk mengalami perdarahan sehingga membutuhkan transfusi darah, akan dilakukan histerektomi juga, dan kemungkinan akan menyebabkan perlukaan di kandung keih dan organ-organ pelvis di sekitar rahimnya, bahkan kematian juga sangat mungkin terjadi. Pasien wanita ini dengan jelas mengatakan bahwa dia menolak rencana transfusi darah yang termasuk dalam rencana penanganan oleh dokter tersebut walaupun kematian mengancam hidupnya, pasien beralasan menolak rencana tindakan dokter karena agamanya (Barth et al, 2011). Manajemen yang hendak dilakukan adalah: Histerektomi disertai transfuse darah Keuntungan: 1. Penyelesaian terhadap intervensi mekanik dan medikamentosa yang tidak berhasil (WHO, 2009) 2. Dari evidence base kesuksesannya 89 % (WHO, 2009)

Kekurangan: 1. Penanganan konservatif harus teliti, karena bila teknik ligasi sutura, gagal harus dilakukan ligasi percobaan pada tempat lain (WHO, 2009). 2. Bisa menyebabkan pendarahan akibat proses yang membutuhkan waktu, sehingga perlu disertai transfuse darah (Fatima, 2010). 3. Bila ligasi terus gagal maka dilakukan total histerektomi, yang artinya menyebabkan infertilitas pada pasien (WHO, 2009).

Sumber: Bagga, Rashmi et al. 2004. Uterovaginal Packing in Postpartum Hemorrhage: Medscape: 6 (1) e30. Schuurmans, Nan et al. 2000. Prevention and Management of Postpartum Haemorrhage: SOGC CLINICAL PRACTICE GUIDELINES: No 88 WHO. 2009. WHO Guidelines for The Management of Postpartum Haemorrhage and Retained Placenta. World Health Organisation Library Cataloguing in Publication Data.13;16 Fatima, Naheed et al. 2010. Combined Use Of B-Lynch Brace Suture And Uterine Packing In Primary Post Partum Hemorrhage: Saving Life And Fertility. JSP 15 (3): 144-6

Anda mungkin juga menyukai