Anda di halaman 1dari 8

MODUL 6

Seining pertambahan kompleksitas proses yang akan dikontrol maka kebutuhan akan program yang sifatnya canggih tentunya juga semakin meningkat. Dewasa ini, banyak proses di industri yang secara praktis membutuhkan program yang mampu mendukung fungsi-fungsi tambahan di luar fungsi relay sebagai komponen standar sebuah diagram ladder. Dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak PLC yang begitu luar biasa, hampir semua PLC yang beredar di pasaran telah dilengkapi dengan berbagai instruksi yang sangat beragam. Jenis instruksi pada PLC ini dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok berikut Mil:

Kelompok instruksi dasar : instruksi-instruksi yang termasuk kategori ini merupakan instruksi dasar logika, seperti NOT, AND, dan lain-lain. Kelompok instruksi perbandingan (comparison): instruksi-instruksi yang termasuk kategori ini berkaitan dengan operasi-operasi perbandingan. Kelompok instruksi timer/counter: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operas] timer dan counter. Kelompok instruksi aritmatika: instruksi-instruksi untuk operasi aritmatika. Kelompok instruksi operasi logika: instruksi-instruksi untuk mengeksekusi operasioperasi logika Kelompok instruksi rotasi/geser: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi penggeseran dan rotasi data.

Kelompok instruksi, konversi: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan pengubahan tipe data. Kelompok instruksi manipulasi data: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan manipulasi data

Kelompok instruksi transfer data: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan


transfer, penyalinan, dan pertukaran data Kelompok instruksi lompabinterupsi: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

operasi lompat dan interupsi.

Kelompok instruksi sistem: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan deteksi


kesalahan

Kelompok instruksi komunikasi: instruksi-instruksi yang berkaitan dengan


pertukaran data dengan perangkat luar lewat komunikasi serial

Secara khusus, pada bab ini akan dibahas komponen-komponen soft PLC seperti timer, counter internal, serta fungsi penting lain yang banyak digunakan dalam aplikasi sistem kontrol sekuensial di industri. Oleh karena nama-nama fungsi yang berkaitan dengan komponenkomponen tersebut sangat spesifik untuk setiap vendor PLC, dalam bab ini penjelasannya akan mengacu pada salah satu merek PLC saja, yaitu PLC produk dari LG. Sebagai bahan perbandingan, akan diberikan juga instruksi padanannya dalam format PLC OMRON dalam kotak catatan (jika memang ada). Untuk mempercepat pemahaman tentang materi ini, sebaiknya dicoba untuk memprogramnya secara langsung dalam perangkat lunak pemrograman PLC merek LG yaitu KGL 4.1 Latch (Pengunci) Seperti pada hardwired-nya, komponen ini berfungsi menahan keluaran untuk masukan sesaat. Ada dua fungsi yang berkaitan dengan komponen ini: 1. SET: Menahan keluaran untuk status ON (latch) Bentuk umumnya: SET address Keterangan: Address adalah alamat bit (relay) internal atau output yang akan ditahan statusnya. 2. RST: Menahan keluaran untuk status OFF (unlatch) Bentuk umumnya: RST address Keterangan: address adalah alamat bit (relay) internal atau output yang akan di-reset statusnya Pada umumnya, penggunaan fungsi di atas selalu berpasangan. Cara kerjanya dapat dilihat dari diagram ladder PLC beserta pewaktuannya di bawah ini:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Catalan: Dalam PLC OMRON, nama instruksi untuk fungsi yang sama seperti di atas berturut-turut adalah SET dan RSET. Secara fungsional, sebenarnya fungsi latch (unlatch) ini dapat saja

diimplementasikan dengan menggunakan susunan ladder seperti terlihat pada Gambar 4.3 berikut:

Susunan instruksi (diagram ladder) mana yang lebih baik digunakan untuk tujuantujuan penguncian, tentunya sangat tergantung pada kebiasaan programer (subjektif). Namun sebagai informasi, para programer yang sangat terlatih cenderung menggunakan susunan diagram ladder seperti pada Gambar 4.3 dibandingkan instruksi SET (RST) untuk mengimplementasikan fungsifungsi latching ini.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

4.2 Timer Fungsi yang berkaitan dengan komponen ini pada setiap PLC bisa sangat beragam, tetapi secara umum ada tiga fungsi yang relatif banyak digunakan: L TON: ON delay timer, yaitu menunda waktu hidup selama selang waktu tertentu. Bentuk umumnya: TON No.Timer Time Keterangan: No.Timer adalah nomor timer yang akan digunakan, sedangkan Time adalah selang waktu tunda dalam satuan 100 ms atau 10 ms, tergantung No.Timer dan tipe (seri) PLC-nya. Sebagai contoh, PLC seri K30S memiliki 128 timer, di mana No.Timer antara T000T095 memiliki tundaan 100 ms, sedangkan No.Timer antara T096-T127 memiliki tundaan 10 ms untuk setiap satu nilai Time. Cara kerjanya dapat dilihat dari diagram ladder PLC beserta pewaktuannva di bawah ini:

Seperti komponen hardwired-nya, jika selang waktu setting belum tercapai dan input timer tersebut dihilangkan maka nilai setting timer-nya akan kembali pada nilai awal (tidak berkurang). Sebagai informasi, dalam banyak aplikasi, instruksi TON ini lebih intensif digunakan dibandingkan jenis jenis instruksi timer lainnya. Catatan: Dalam PLC OMRON, nama instruksi untuk fungsi yang sama seperti di atas adalah TIM.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

2. TOM OFF delay timer, yaitu menunda waktu mati selama selang waktu tertentu. Bentuk umum: TOFF No.Timer Time Keterangan: No.Timer dan Time penjelasannya sama dengan TON. Cara kerjanya dapat dilihat dari diagram ladder PLC beserta pewaktuannya berikut ini:

3. TMR: Integrating timer, yaitu menunda waktu hidup . selama selang integral waktu tertentu. Bentuk umum: TMR No.Timer Time Keterangan: Penjelasan untuk No.Timer dan Time sama dengan TON. Cara kerjanya dapat dilihat dari diagram ladder PLC beserta pewaktuannya berikut ini:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

4.3 Counter Beberapa fungsi yang berkaitan dengan komponen counter di antaranya adalah: 1. CTU: Up counter (Counter pencacah naik) Bentuk umum: CTU No-Counter Constant Keterangan: No.Counter adalah nomor counter yang akan digunakan, sedangkan Constant adalah nilai cacah dalam counter yang akan dicacah naik. Cara kerjanya dapat dilihat dari diagram ladder PLC beserta pewaktuannya berikut ini:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Dalam hal ini, U adalah masukan counter, R adalah masukan reset counter tersebut, sedangkan nomor counter-nya adalah 001 dengan nilai cacah sebesar 5 (00005). Cara kerja fungsi ini relatif sederhana. Nilai counter akan dinaikkan untuk setiap pulsa yang masuk pada kaki U dalam blok counter di atas. Kontaktor yang dimiliki counter akan berubah kondisinya jika pulsa yang masuk telah sama dengan nilai setting pada counter tersebut. Catatan: Dalam PLC OMRON, nama instruksi untuk fungsi yang sama seperti di atas adalah CNT. 2. CTD: Down Counter (Counter pencacah turun)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

END Secara teknis, setiap program ladder yang dibuat harus selalu diakhiri oleh fungsi END. Hal ini seperti tampak pada Gambar berikut:

Catatan: Dalam PLC OMRON, fungsi untuk mengakhiri program menggunakan nama END j uga.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Yudhi Gunadi, MT.

PLC

Anda mungkin juga menyukai