Anda di halaman 1dari 21

Pembimbing : dr. Agus Kooshartoro Sp.

PD
FK UKRIDA RS SIMPANGAN DEPOK

Suhu Tubuh
Diatur oleh regio preoptik Hipotalamus Anterior (OVLT : Organosum Vasculosum Laminae Terminalis) Memiliki konsep set point dalam pengaturan suhu tubuh Suhu tubuh normal : 36.6 0C 37.20 C

DEMAM
1. DEFINISI Peningkatan suhu inti yg merupakan bagian dari respon pertahanan organisme multiseluler terhadap invasi mikroorganisme yang patogenik atau dianggap asing oleh host. (International Union of Physiological Sciences Commision for Thermal Physiology) Keadaan suhu tubuh diatas normal, yaitu diatas 37,2C akibat peningkatan set point yang dipengaruhi oleh interleukin-1 (IL-1) pirogen endogen.


Demam adanya proses inflamasi, Tingginya demam mencerminkan tingkatan dari proses inflamasinya. Dengan peningkatan suhu tubuh juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri maupun virus.

2. ETIOLOGI Perubahan dalam pengaturan homeostatik suhu normal pada hipotalamus yang disebabkan : Infeksi bakteri atau virus Vaksin Keganasan ( leukemia, limfoma, peny. Metastasis) Reaksi dari obat obatan Gangguan imunologik-reumatologik (SLE) Gangguan endokrin dan metabolisme Dan yang belum diketahui

3. PATOFISIOLOGI

Gambar 1.2 Patofisiologi kematian sel


Piogen eksogen ( bakteri / virus) fagositosis oleh makrofag, monosit pirogen endogen ( IL-1, IL-6, TNF alpha dan INF) Anterior Hipotalamus OVLT (Organosum Vasculosum Laminae Terminalis) metabolisme asam arakidonta dan COX 2 sintesis PGE2 meningkatkan set point termoregulasi DEMAM

4. POLA DEMAM
Pola demam Kontinyu Remitten

Demam tifoid, malaria falciparum malignan Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

Penyakit

Intermiten
Hektik atau septik Quotidian Double quotidian

Malaria, limfoma, endokarditis


Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik Malaria karena P.vivax Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid

arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)


Relapsing atau Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis Familial Mediterranean fever

periodik
Demam rekuren

1. Demam Kontinyu peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam.

2. Demam Remiten penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam

3. Demam Intermiten suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari

4. Demam Septik Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.

5. Demam Siklik Akan terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari, yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti seperti semula

6. Demam Bifasik Menunjukan satu penyakit dengan dua episode demam yang berbeda (DHF)

Bila demam disertai dengan nyeri otot, rasa lemas, tak nafsu makan, batuk pilek, dan nyeri tenggorokan common cold (influenza)

90% demam yang baru dialami self limiting

Klasifikasi Demam
Klasifikasi Penyebab tersering Tiga kelompok utama demam Demam dengan localizing signs Demam tanpa localizing signs Fever of unknown origin

Lama demam pada umumnya <1 minggu

Infeksi saluran nafas atas


Infeksi virus, infeksi saluran kemih Infeksi, juvenile idiopathic arthritis

<1minggu

>1 minggu

Penyebab utama demam karena penyakit localized signs

Kelompok Infeksi saluran nafas atas Pulmonal Gastrointestinal Eksantem Kolagen Neoplasma Tropis

Penyakit

ISPA virus, otitis media, tonsillitis, laryngitis, stomatitis herpetika Bronkiolitis, pneumonia Gastroenteritis, hepatitis, appendisitis Campak, cacar air Rheumathoid arthritis, penyakit Kawasaki Leukemia, lymphoma Kala azar, cickle cell anemia

Sistem saraf pusat Meningitis, encephalitis

Penyebab umum demam tanpa localizing signs


Penyebab Infeksi Contoh Bakteremia/sepsis Sebagian besar virus (HH-6) Infeksi saluran kemih Petunjuk diagnosis Tampak sakit, CRP tinggi, leukositosis Tampak baik, CRP normal, leukosit normal Dipstik urine Di daerah malaria Pre-articular, ruam, splenomegali, antinuclear factor tinggi, CRP tinggi

Malaria
PUO (persistent pyrexia of unknown origin) atau FUO Pasca vaksinasi Drug fever Juvenile idiopathic arthritis

Vaksinasi triple, campak Sebagian besar obat

Waktu demam terjadi berhubungan dengan waktu vaksinasi Riwayat minum obat, diagnosis eksklusi

Diagnosis Tabel 1 Daftar Uji Virologis


Virus Penyebab Jenis Uji Penyakit

Dengue
Cytomegalovirus Epstein-Barr Hepatitis A E Coxiella burneti HIV

IHA Blot IgM/IgG


Anti-CMV IgM Elisa Anti-CMV IgG Elisa Paul Bunnel Berbagai komponen Anti Virus A E IFA Anti HIV Elisa Anti HIV Western

Demam Dengue dan DBD


Infeksi Mononukleosis Infeksiosa Hepatitis Akut Demam Q AIDS

Tabel 2 Daftar Uji Bakterio- Parasitologis


Penyakit Infeksi Salmonella typhii S. Paratyphi A/B/C Streptokokus Mikrobakteria Jenis Uji Widal Typhidot PCR Widal ASTO Myco Dot TB PAP Anti TB MAT Aglutinasi Well Felix Elisa IgG/IgM IDT Penyakit

Demam Tifoid Demam paratifoid Demam reumatik TBC pulmonal dan TBC ekstrapulmonal Leptospirosis Bruselosis Ricketosis Toksoplasmosis Amubiasis

Leptospiraspp Brucella spp Ricketsia spp Toxoplasma gondii Entamoeba hystolitica

Filaria

IFAT

Filariasis

PENATALAKSANAAN
Tirah Baring Rehidrasi Kompres dengan air hangat Pemberian obat antipiretik (parasetamol, aspirin, NSAID)

MEKANISME OBAT ANTIPIRETIK

Jumlah sintesis PGE2 dari asam arakidonat tergantung pada aktivitas COX, dan penghambat dari COX merupakan antipiretik yang poten Sebagai antipiretik yang efektif, glukokortikoid mengurangi sintesis PGE2 dengan menghambat aktivitas fosfolipase A2 yang diperlukan untuk melepas asam arakidonat dari membran sel Glukokortikoid juga menhalangi transkripsi MRNA dari sitokin pirogen


TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai