Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kajian kritis terhadap bukti sangat penting dilakukan untuk mengetahui isi setiap makalah atau jurnal. Dalam epidemiologi klinik, kemampuan mengkaji suatu penelitian sangat diperlukan karena

ketidakmampuan dalam hal tersebut dapat menyebabkan salah persepsi terhadap hasil suatu penelitian. Telaah kritis jurnal merupakan hal yang sangat diperlukan sebelum informasi yang kita peroleh dari jurnal tersebut dapat kita terapkan karena tidak semua jurnal/makalah valid dapat diterima sebagai tambahan ilmu pengetahuan. Kami memilih jurnal dengan judul Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study dibuat dengan menggunakan metode case control study, perlu kami telaah secara evidence based medicine sebelum diterima sebagai tambahan ilmu pengetahuan. Infeksi rotavirus menyebar dengan kontak langsung dari orang ke orang. Mencuci tangan yang efektif atau disinfeksi barang yang terkontaminasi dapat mencegah penularan. Oleh karena itu secara teoritis merupakan ukuran penting dalam pencegahan infeksi rotavirus. Menyusui dapat mengurangi infeksi saluran pencernaan seperti ASI mengandung lactadherine, IgA sekretorik, T & B-limfosit, laktoferin bakterisida, oligosakarida dan glycans melindungi epitel usus terhadap patogen. Komponen utama yang diperkirakan untuk mencegah infeksi rotavirus adalah lactadherine, sedangkan antibodi anti-rotavirus dalam susu ibu tampaknya memainkan peran yang lebih kecil. Pedoman WHO mengenai manajemen diare merekomendasikan terus menyusui selama episode diare. Agar jurnal berjudul Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study yang dibuat dengan menggunakan metode case control study cukup valid,

maka perlu diketahui tentang desain penelitian yang digunakan, pengendalian bias, kemaknaan statistik dan kemaknaan klinis dari hasil penelitian, konsistensi hubungan yang diteliti dengan hasil penelitian di tempat lain, apakah faktor risiko mendahului kejadian penyakit dan pengaruh tingkat paparan faktor risiko terhadap terjadinya penyakit. Untuk melakukan telaah kritis terhadap suatu jurnal dibutuhkan pengetahuan tentang metodologi dan biostatistik yang cukup baik serta pengetahuan mengenai evidence based medicine, sehingga dapat diketahui apakah penelitian itu cukup valid dan dapat diterapkan secara akademis maupun praktis.

B. Rumusan Masalah a. Apakah penelitian pada jurnal ini dibuat sesuai dengan pedoman telaah kritis jurnal? b. Apakah penelitian pada jurnal ini sahih?

C. Tujuan a. Menentukan kesesuaian jurnal Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study dengan pedoman telaah kritis evidence based medicine b. Menentukan kesahihan jurnal Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study

D. Manfaat a. Memberikan informasi tentang layak tidaknya suatu hasil penelitian digunakan sebagai rujukan. b. Memberikan pengalaman pada penulis untuk meneliti kesesuaian sebuah jurnal dengan pedoman telaah kritis evidence based medicine.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai tambahan dalam menentukan kekerapan dari terjadinya penyakit, epidemiologi klinik berusaha untuk menentukan adanya asosiasi antara penyakit dan faktor-faktor disposisi atau kausalnya. Kalau penelitian awal suatu asosiasi yang diperkirakan ada mencoba untuk mengidentifikasi kondisi atau perilaku yang menambah risiko terjadinya suatu penyakit, pada akhirnya, penelitianpenelitian yang sedemikian itu bertujuan pula untuk mengungkap hubungan sebab akibat yang berguna bagi strategi pengobatan dan pencegahan yang efektif. Menyelidiki hubungan antara menyusui dan diare rotavirus.

A. Studi Kasus Kontrol Studi kasus kontrol atau disebut juga case control study adalah salah satu studi analitik yang digunakan untuk mengetahui faktor risiko atau masalah kesehatan yang diduga memiliki hubungan erat dengan penyakit yang terjadi di masyarakat. Studi kasus kontrol sangat bermanfaat untuk kasus penyakit yang jarang dijumpai dan berkembang secara laten di masyarakat. Studi ini bersifat retrospektif, yaitu menelusuri ke belakang penyebabpenyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di masyarakat. Studi kasus kontrol membandingkan antara kelompok studi, yaitu orang-orang yang sakit, dan kelompok kontrol, yaitu orang-orang yang sehat tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan orang yang sakit atau kelompok studi. Dari hasil perbandingan antara kelompok studi dan kelompok control, didapatkan nilai rasio, yaitu proporsi antara orang sakit yang memiliki faktor risiko dan orang sehat (tidak sakit) yang memiliki faktor risiko. Rasio tersebut adalah estimasi resiko relatif atau odds ratio. 1. Kelebihan Case Control antara lain : a. Sesuai untuk penelitian penyakit yang langka b. Jangka waktu penelitian relatif singkat

c. Menghemat tenaga d. Biaya penelitian relatif murah e. Sekaligus dapat menilai beberapa faktor risiko f. Menunjukkan risiko relatif yang memadai g. Menghindarkan faktor perubahan terapi h. Dapat menghindarkan kesukaran tindak lanjut i. Menghindarkan kesukaran akibat kebiasaan pasien berganti dokter 2. Kelemahan case control a. Tidak efisien untk menyelidiki paparan(exposure) yang jarang b. Tidak bermanfaat untuk tujuan deskriptif c. Rentan terhadap bias seleksi karena info tentang paparan dapat mempengaruhi seleksi subyek secara berbeda untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol d. Tidak tepat jika outcome penyakit lebih baik diukur sebagai peubah kontinu e. Informasi tentang paparan rentan terhadap kesalahan pengukuran 3. Seleksi sampel Pemilihan sampel dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, kita memilih sampel untuk kelompok studi, yaitu orang-orang yang menderita suatu penyakit di rumah sakit, puskesmas atau tempat lain. Tahap kedua, kita harus memilih sampel untuk kelompok kontrol yang cocok dengan kelompok studi. Jadi subyek-subyek diklasifikasi sebagai sakit (kasus) dan tidak sakit (kontrol), kemudian dilakukan penelusuran dimasa lampau untuk menentukan adanya pemaparan terhadap faktor risiko yang dihipotesakan. 4. Langkah-langkah a. Pilih/ tentukan suatu sampel dari populasi orang dengan penyakit (kasus). b. Pilih/ tentukan suatu sampel dari populasi berisiko tetapi tanpa penyakit (kontrol). c. Ukur variabel-variabel prediktor.

5. Seleksi Kasus Kelola a. Bias seleksi akan dapat dikurangi apabila kasus maupun kontrol diambil secara acak dari populasi yang sama. b. Kasus dan kontrol harus diseleksi dengan kriteria yang sama. c. Karena kesulitan dalam mendapatkan kelompok-kelompok sakit dan tidak sakit yang benar-benar sebanding, studi kasus kontrol sering mengambil kelompok-kelompok kontrol yang multipel. d. Kasus dan kontrol dapat disepadankan (match) dalam hal karakteristik dari variabel respon. 6. Penentuan Paparan a. Informasi mengenai pemaparan sebelumnya dari faktor risiko yang dicurigai dapat diperoleh dari catatan medis yang ada, wawancara pribadi atau survai (kuesioner). b. Paparan dapat diukur berdasarkan skala dikotom, polikotom atau kontinus. 7. Odds Ratio atau Estimasi Resiko Relatif Hubungan antara penyakit dan faktor risiko pada studi kasus kontrol dinyatakan sebagai estimasi risiko relatif atau odds ratio (OR) karena angka insidensi penyakit pada kelompok studi ataupun kelompok kontrol tidak dapat diukur. Pada keadaan tertentu, kita dapat melakukan pengujian uji hipotesis terhadap nilai OR dengan cara menentukan interval kepercayaan (confidence interval = CI) untuk OR seperti pada rumus di bawah ini. Analisis Data Penyakit Faktor Risiko Positif Positif Negatif a c Negatif B D Mi Mo Total

Total

Ni

No

8. Faktor-faktor Yang Perlu Diperhatikan Pada studi kasus kontrol terdapat tiga jenis bias atau penyimpangan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu bias seleksi, bias informasi dan bias confounding. a. Bias Seleksi Bias ini sering terjadi pada saat melakukan seleksi sampel penelitian karena sampel terdiri dari dua populasi yang berbeda, yaitu yang menderita penyakit dan yang sehat (tidak menderita penyakit) sehingga sulit untuk memastikan bahwa kedua populasi itu betul-betul cocok dan bebas dari kesalahan memilih. b. Bias Informasi Bias ini disebabkan oleh ketidaktepatan informasi mengenai faktor risiko pada responden karena data mengenai faktor risiko didapat setelah penyakit terjadi sehingga mungkin pada waktu wawancara pasien lupa atau tidak mengerti mengenai faktor risiko yang dapat menimbulkan terjadinya penyakit. Bias informasi juga mungkin disebabkan oleh data rekam medis pasien tidak lengkap.

c. Bias confounding Bias ini berupa penyimpangan yang berasal dari faktor eksternal atau variabel confounding yang dapat mempengaruhi hubungan antara faktor risiko dan penyakit, seperti usia, durasi kontak orang yang sakit dengan faktor risiko, perbedaan tempat tinggal dan lain-lain.

B. Infeksi Rotavirus Diare diperkirakan penyebab kematian 1,5 juta dan 21% dari semua kematian balita di seluruh dunia. Ini menyumbang sekitar lima kematian anak per 1000 penduduk kebanyakan dari negara-negara berkembang. Setiap tahun Rotavirus diare dikaitkan dengan lebih dari 25 juta kunjungan rawat jalan, rawat inap dan 2 juta kematian per 527.000 tahun di seluruh dunia. Demikian pula, sebagian besar kasus diare balita disebabkan oleh diare rotavirus. Sebuah penelitian di Ghana menemukan kejadian dari 89 episode diare per 1000 anak per tahun yang 35 episode itu karena diare rotavirus. Infeksi rotavirus menyebar dengan kontak langsung dari orang ke orang. Mencuci tangan yang efektif atau disinfeksi barang yang terkontaminasi dapat mencegah penularan. Oleh karena itu secara teoritis merupakan ukuran penting dalam pencegahan infeksi rotavirus. Menyusui dapat mengurangi infeksi saluran pencernaan ASI

mengandung lactadherine, IgA sekretorik, T & B-limfosit, laktoferin bakterisida, oligosakarida dan glycans yang melindungi epitel usus terhadap patogen. Komponen utama yang diperkirakan untuk mencegah infeksi rotavirus adalah lactadherine sedangkan antibodi anti-rotavirus dalam susu manusia tampaknya memainkan peran yang lebih kecil. Pedoman WHO mengenai manajemen diare merekomendasikan terus menyusui selama episode diare. Namun, peran spesifik dari menyusui dalam pencegahan diare rotavirus belum teruji tetapi dianggap setidaknya mengurangi keparahan penyakit. Sebuah studi kasus kontrol oleh Clemens J et al menemukan bahwa pemberian ASI eksklusif melindungi terhadap diare rotavirus pada bayi. Sebuah studi

prospektif oleh Naficy AB dkk menemukan kejadian yang lebih rendah dari diare rotavirus pada bayi yang menerima ASI. Sebuah studi kontrol kasus dari Dennehy ID et al menemukan bahwa menyusui di bulan sebelumnya protektif pada bayi di bawah 6 bulan. Plenge-Bnig, A et al dalam sebuah studi kasus kontrol di Eropa bayi dengan gastroenteritis akut ditemukan menyusui menjadi pelindung terhadap gastroenteritis rotavirus dibandingkan dengan penyebab lain dari gastroenteritis. Sebuah jurnal dari Golding J dkk tidak menemukan efek perlindungan dari ASI eksklusif pada bayi usia 4 - 6 bulan terhadap diare rotavirus. Sebuah studi prospektif oleh Misra SM dkk tidak menemukan perbedaan dalam tingkat rotavirus antara eksklusif dan non-eksklusif bayi yang disusui. Penelitian ini mungkin tidak terdeteksi perbedaan karena jumlah yang kecil dari 34 bayi dalam kelompok yang diteliti. Dalam sebuah studi prospektif dengan menyusui Gurwith M et al tampaknya tidak protektif terhadap diare rotavirus. Studi dari 104 bayi dan ada 62 bersaudara ini tidak dirancang untuk menentukan hubungan antara menyusui dan diare rotavirus. Sebuah studi longitudinal dengan Linhares Sebuah dkk pada anak usia 0 - 3 tahun di Brazil tidak menemukan bukti perlindungan ASI terhadap penyakit diare rotavirus. Perbedaan dalam desain studi dan populasi usia studi telah menyebabkan variasi dalam hasil studi tentang efek menyusui terhadap diare rotavirus. Oleh karena itu, kami merancang usia dicocokkan studi kasus kontrol untuk mengetahui pengaruh menyusui pada diare rotavirus pada bayi dirawat di rumah sakit Uganda.

BAB 3 BAHAN DAN CARA

A. Sumber Artikel ini diambil dari BMC Pediatrics., tanggal 17 February 2011, halaman 1 7, didownload tanggal 8 Januari 2012.

B. Judul dan Penulis Judul artikel ini adalah Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study. Artikel ini ditulis oleh Eric Wobudeya, Hanifa Bachou, Charles K Karamagi, Joan N Kalyango, Edrisa Mutebi, Henry Wamani.

C. Abstrak 1. Latar Belakang Rotavirus berperan dalam 25 juta pasien rawat jalan, lebih dari 2 juta rawat inap dan 527.000 kematian setiap tahunnya, di seluruh dunia. Menurut rekomendasi WHO menyusui diperkirakan dapat

menyelamatkan 1,45 juta nyawa anak-anak setiap tahun di negaranegara berkembang. Beberapa studi yang meneliti efek menyusui pada diare rotavirus memberikan hasil yang bertentangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh menyusui pada diare rotavirus di Uganda. 2. Metode Penelitian dilakukan di unit gawat darurat pediatrics rumah sakit Rujukan Nasional terhadap pasien bayi yang menderita diare rotavirus selama bulan Februari hingga April 2008. Penelitian ini

membandingkan kasus dengan kontrol dengan usia yang sama dengan perbandingan 1 : 1. Peneliti mendaftarkan bayi yang ibunya setuju berpartisipasi dan memenuhi kriteria penelitian ini.

3. Hasil Didapatkan 91 pasang kasus kontrol dengan usia yang sama yang masuk dalam analisis. Menyusui tidak protektif terhadap diare rotavirus (OR 1,08: 95% CI 0,52-2,25, p = 0,8) dalam model logistik kondisional.

4. Kesimpulan Hasil penelitian ini tidak mengungkapkan bahwa menyusui itu mencegah terjadinya diare rotavirus pada bayi. Peneliti menyarankan mencari metode pencegahan lain seperti vaksinasi rotavirus dan suplementasi zinc untuk mengurangi masalah diare rotavirus pada bayi terlepas dari cara pemberian makan mereka.

BAB IV PEMBAHASAN

Jurnal Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study dikritisi sesuai dengan pedoman epidemiologi klinik. Tujuan dari epidemiologi klinik adalah untuk mengembangkan dan menerapkan metode epidemiologi berdasar pengamatan klinik yang akan menghasilkan kesimpulan yang sahih.

1. Kritisi jurnal faktor risiko dari sudut pandang epidemiologi klinik. a. Apakah desain studi yang digunakan cukup kuat? Kurang kuat. Perlu diketahui urutan desain studi dengan urutan kekuatan yang paling tinggi sampai yang paling rendah adalah sebagai berikut: 1) Clinical Trial 2) Cohort 3) Case Control 4) Cross Sectional 5) Case Series 6) Case Report Seperti yang dijelaskan pada tinjauan pustaka, desain yang ideal untuk meneliti asosiasi penyakit dengan suatu faktor risiko adalah studi eksperimental.

b. Apakah penilaian paparan dan keluaran bebas dari bias? Tidak. Bias merupakan hal yang harus mendapat perhatian khusus pada studi observasional. Usaha meminimalkan bias dapat menjaga validitas internal, sehingga kesimpulan yang diperoleh akan cukup kuat.

c. Apakah ada hubungan yang bermakna secara statistik? Tidak. Menyusui tidak protektif terhadap diare rotavirus (OR 1,08: 95% CI 0,52-2,25, p = 0,8) dalam model logistik kondisional.

d. Apakah hubungan yang diteliti konsisten dengan penelitian yang lain ? Iya Pada penelitian sebelumnya, oleh Golding J dkk tidak menemukan efek perlindungan ASI eksklusif pada bayi usia 4 - 6 bulan terhadap diare rotavirus. Sebuah studi prospektif lain oleh Misra SM dkk juga tidak menemukan perbedaan dalam tingkat rotavirus antara eksklusif dan non-eksklusif bayi yang disusui Dalam sebuah studi prospektif oleh Gurwith M et al, menyusui tampaknya tidak protektif terhadap diare rotavirus. 2. THE PICO PRINCIPLE a. What is the question of the study? Population/ problem : Semua bayi yang dirawat di Unit Gawat Darurat bagian Pediatrics rumah sakit rujukan nasional mulago, Kampala, Uganda Intervention/ indicator : Bayi yang di rawat di RS yang menderita diare akibat rotavirus Comparator/ control : Bayi yang di rawat di unit gawat darurat pediatrik di RS Mulago yang tidak menderita diare dan hasil lab

fesesnya negatif terhadap adanya infeksi rotavirus Outcome : Menyusui tidak mencegah terjadinya diare akibat rotavirus Reseach Question: Apakah menyusui mencegah terjadinya diare akibat rotavirus ?

b. What is the purpose of the study? Untuk mengetahui efektivitas menyusui terhadap resiko terjadinya diare akibat rotavirus c. Which primary study type would give the highest quality evidence to answer the question? Randomized Control Trial (RCT) d. Which is the best study type is also feasible? Cohort Prospective e. What is the study type used? Case Control

3. VALIDITAS INTERNAL Recruitment a. Apakah Subyek penelitian cukup representatif? Ya. Subyek pada penelitian ini representatif. Sesuai tujuan penelitian ini, adalah Untuk mengetahui efektivitas menyusui terhadap resiko terjadinya diare akibat rotavirus Insklusi : 1. Kasus : semua bayi yang dirawat di unit gawat darurat pedriatrik RS rujukan nasional Mulago yang menderita diare rotavirus 2. Kontrol : semua bayi yang dirawat di unit gawat darurat pedriatrik RS rujukan nasional Mulago yang tidak menderita diare rotavirus Catatan : jumlah kontrol disamakan dengan jumlah kasus 3. Orang tua/penjaga mengisi inform concent untuk mengikuti penelitian Ekskluasi : 1. Menderita penyakit infeksi saluran pernafasan 2. Diberikan makanan yang tidak diketahui atau tidak dikenal

Allocation/Adjustment Tidak, Karena penelitian ini merupakan penelitian case control. Pada penelitian, pengambilan sampel dilakukan semua bayi yang dirawat di unit gawat darurat pedriatrik RS rujukan nasional Mulago. Pengambilan kasus dilakukan terhadap bayi yang menderita diare rotavirus, sedangkan kontrol dilakukan terhadap bayi yang tidak menderita diare rotavirus.

Maintenance Tidak, Karena dalam penelitian ini kelompok kasus dan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan sama karena kelompok kasus mengalami diare sedangkan kelompok kontrol tidak.

Measurement Tidak ada blind dalam penelitian ini karena penelitian ini adalah case control.

BAB V KESIMPULAN a. Jurnal Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study sesuai dengan pedoman epidemiologi klinik. b. Kesahihan jurnal Breastfeeding And The Risk Of Rotavirus Diarrhea In Hospitalized Infants In Uganda: A Matched Case Control Study dipengaruhi oleh bias yang ada di dalam penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO: Global Burden of Disease: 2004 update. Geneva: World Health Organisation; 2008. 2. Kosek M, Bern C, Guerrant RL: The global burden of diarrhoeal disease, as estimated from studies published between 1992 and 2000. Bull World Health Organ 2003, 81(3):197-204. 3. WHO: Weekly epidemiological record. 2007, 32:285-296. 4. Tswana SA, Mitchell JO, Richards PD: Detection of rotavirus in children under five years of age presenting with diarrhoea at Mapulaneng Hospital at Bushbuckeridge, Republic of South Africa. Cent Afr J Med 1998, 44(12):305-307 5. Haffejee IE, Moosa A: Rotavirus studies in Indian (Asian) South African infants with acute gastro-enteritis: I. Microbiological and epidemiological aspects. Ann Trop Paediatr 1990, 10(2):165-172. 6. Binka FN, Anto FK, Oduro AR, Awini EA, Nazzar AK, Armah GE, Asmah RH, Hall AJ, Cutts F, Alexander N, et al: Incidence and risk factors of paediatric rotavirus diarrhoea in northern Ghana. Trop Med Int Health 2003, 8(9):840-846. 7. Morrow AL, Ruiz-Palacios GM, Altaye M, Jiang X, Guerrero ML, MeinzenDerr JK, Farkas T, Chaturvedi P, Pickering LK, Newburg DS: Human milk oligosaccharides are associated with protection against diarrhea in breast-fed infants. J Pediatr 2004, 145(3):297-303. 8. Newburg DS, Ruiz-Palacios GM, Morrow AL: Human milk glycans protect infants against enteric pathogens. Annu Rev Nutr 2005, 25:37-58. 9. Morrow AL, Ruiz-Palacios GM, Jiang X, Newburg DS: Human-milk glycans that inhibit pathogen binding protect breast-feeding infants against infectious diarrhea. J Nutr 2005, 135(5):1304-1307. 10. Newburg DS, Peterson JA, Ruiz-Palacios GM, Matson DO, Morrow AL, Shults J, Guerrero ML, Chaturvedi P, Newburg SO, Scallan CD, et al: Role of human-milk lactadherin in protection against symptomatic rotavirus infection. Lancet 1998, 351(9110):1160-1164.

11. Asensi MT, Martinez-Costa C, Buesa J: Anti-rotavirus antibodies in human milk: quantification and neutralizing activity. J Pediatr Gastroenterol Nutr 2006, 42(5):560-567. 12. Ray PG, Kelkar SD: Prevalence of neutralizing antibodies against different rotavirus serotypes in children with severe rotavirus-induced diarrhea and their mothers. Clin Diagn Lab Immunol 2004, 11(1):186-194. 13. Nelson EA, Glass RI: Rotavirus: realising the potential of a promising vaccine. Lancet 376(9741):568-570. 14. Duffy LC, Byers TE, Riepenhoff-Talty M, La Scolea LJ, Zielezny M, Ogra PL: The effects of infant feeding on rotavirus-induced gastroenteritis: a prospective study. Am J Public Health 1986, 76(3):259-263. 15. Clemens J, Rao M, Ahmed F, Ward R, Huda S, Chakraborty J, Yunus M, Khan MR, Ali M, Kay B, et al: Breast-feeding and the risk of lifethreatening rotavirus diarrhea: prevention or postponement? Pediatrics 1993, 92(5):680-685. 16. Naficy AB, Abu-Elyazeed R, Holmes JL, Rao MR, Savarino SJ, Kim Y, Wierzba TF, Peruski L, Lee YJ, Gentsch JR, et al: Epidemiology of rotavirus Wobudeya et al. BMC Pediatrics 2011, 11:17

http://www.biomedcentral.com/1471-2431/11/17 Page 6 of 7 diarrhea in Egyptian children and implications for disease control. Am J Epidemiol 1999, 150(7):770777. 17. Dennehy PH, Cortese MM, Begue RE, Jaeger JL, Roberts NE, Zhang R, Rhodes P, Gentsch J, Ward R, Bernstein DI, et al: A case-control study to determine risk factors for hospitalization for rotavirus gastroenteritis in U.S. children. Pediatr Infect Dis J 2006, 25(12):1123-1131. 18. Plenge-Bonig A, Soto-Ramirez N, Karmaus W, Petersen G, Davis S, Forster J: Breastfeeding protects against acute gastroenteritis due to rotavirus in infants. Eur J Pediatr 169(12):1471-1476. 19. Golding J, Emmett PM, Rogers IS: Gastroenteritis, diarrhoea and breast feeding. Early Hum Dev 1997, 49 Suppl:S83-103.

20. Misra SM, Sabui TKM, Basu SM, Pal NM: A Prospective Study of Rotavirus Diarrhea in Children Under 1 Year of Age. Clin Pediatr (Phila) 2007, 46(8):683688. 21. Gurwith M, Wenman W, Hinde D, Feltham S, Greenberg H: A prospective study of rotavirus infection in infants and young children. J Infect Dis 1981, 144(3):218-224. 22. Linhares AC, Gabbay YB, Freitas RB, da Rosa ES, Mascarenhas JD, Loureiro EC: Longitudinal study of rotavirus infections among children from Belem, Brazil. Epidemiol Infect 1989, 102(1):129-145. 23. Nakawesi JS, Wobudeya E, Ndeezi G, Mworozi EA, Tumwine JK: Prevalence and factors associated with rotavirus infection among children admitted with acute diarrhea in Uganda. BMC Pediatrics 2010, 10(69). 24. Weinberg RJ, Tipton G, Klish WJ, Brown MR: Effect of breast-feeding on morbidity in rotavirus gastroenteritis. Pediatrics 1984, 74(2):250-253. 25. Glass RI, Stoll BJ, Wyatt RG, Hoshino Y, Banu H, Kapikian AZ: Observations questioning a protective role for breast-feeding in severe rotavirus diarrhea. Acta Paediatr Scand 1986, 75(5):713-718. 26. Ebina T, Sato A, Umezu K, Ishida N, Ohyama S, Ohizumi A, Aikawa K, Katagiri S, Katsushima N, Imai A, et al: Prevention of rotavirus infection by cow colostrum antibody against human rotaviruses. Lancet 1983, 322(8357):10291030. 27. Berger R, Hadziselimovic F, Just M, Reigel P: Effect of feeding human milk on nosocomial rotavirus infections in an infants ward. Dev Biol Stand 1983, 53:219-228. 28. Hjelt KGPC, Nelsen OH, Schiotz PO, Krasilnikoff PA: Rotavirus antibodies in the mother and her breastfed infant. J Pediatr Gastroenterol Nutr 1985, 4:414420. 29. Armah GE, Sow SO, Breiman RF, Dallas MJ, Tapia MD, Feikin DR, Binka FN, Steele AD, Laserson KF, Ansah NA, et al: Efficacy of pentavalent rotavirus vaccine against severe rotavirus gastroenteritis in infants in developing countries

in sub-Saharan Africa: a randomised, double-blind, placebocontrolled trial. Lancet 376(9741):606-614. 30. Zaman K, Dang DA, Victor JC, Shin S, Yunus M, Dallas MJ, Podder G, Vu DT, Le TP, Luby SP, et al: Efficacy of pentavalent rotavirus vaccine against severe rotavirus gastroenteritis in infants in developing countries in Asia: a randomised, double-blind, placebo-controlled trial. Lancet 376(9741):615-623. 31. Dennehy PH: Transmission of rotavirus and other enteric pathogens in the home. Pediatr Infect Dis J 2000, 19(10 Suppl):S103-105.

Anda mungkin juga menyukai