Anda di halaman 1dari 3

Apa itu Lower Back Pain ?

Lower Back Pain (LBP) sering di deskripsikan sebagai nyeri mendadak, tajam, persisten ataupun tumpul di bawah pinggang. LBP sering dialami dan mempengaruhi secara mayoritas pada orangorang selama hidupnya pada saat-saat tertentu. LBP umumnya disebabkan oleh ketegangan otot yang berhubungan dengan pekerjaan fisik yang berat, mengangkat atau pergerakan yang terlalu dipaksa, membungkuk, posisi yang tidak biasanya ataupun posisi berdiri di satu sisi yang terlalu lama. Salah satu dari pergerakan ini dapat mengeksaserbasi gangguan punggung yang ada ataupun gangguan utama pada punggung. Kondisi-kondisi lain yang menyebabkan LBP mencakup stenosis spinalis, artritis (osteoartritis), infeksi spinal (osteomielitis), tumor-tumor spinalis (jinak dan ganas), spondilolistesis dan fraktur-fraktur vertebralis (misalnya, fraktur kompresi). LBP bisa bersifat kronis maupun akut. LBP akut mungkin jinak dengan intensitas nyeri yang mendadak, biasanya nyeri meradiasi ke bagian pinggang, bokong dan kaki. Kadangkala disertai dengan gejala neurologis seperti : kelemahan, kekakuan. Gejala neurologis membutuhkan perhatian medis yang segera meliputi disfungsi BAB dan BAK, kelemahan ataupun kekakuan kaki dan paha, gejala-gejala yang lebih berat tidak berkurang setelah beberapa hari ataupun nyeri yang mengganggu aktifitas. Langkah-langkah Diagnostik pada LBP Nyeri yang dirasakan pada pinggang (vertebra lumbalis) tidak selalu mengindikasikan permasalahan spinalis. Suatu penafsiran fisik dan neurologis mungkin menyatakan penyebab nyeri pinggang (LBP). Pemeriksaan fisik mulai dengan menanyakan keadaan pasien sebenarnya serta riwayat medisnya. Gradasi Hernia Nukleus Pulposus yang juga bisa menyebabkan LBP : 1. Protruded Intervertebral Disc Nukleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus fibrosus. 2. Prolapsed Intervertebral Disc Nukleus berpindah, tetapi masih dalam lingkaran anulus fibrosus. 3. Extruded Intervertebral Disc Nukleus keluar dari anulus fibrosus dan berada di bawah ligamentum, longitudinalis posterior. 4. Sequestrated Intervertebral Disc Nukleus telah menembus ligamentum longitudinal posterior. (2) Arah pergerakan Arah pergerakan spinalis pasien dievaluasi saat pasien berdiri tegak, membungkuk ke depan dan ke samping. Asimetris, postur dan panjang kaki diperhatikkan. Palpasi spinalis yang metodikal dapat menyatakan spasme otot, kemungkinan kesalahan letak tulang dan titik ketidaknyamanan. Palpasi abdominal dilakukan untuk menjelaskan bila penyebab LBP mungkin karena organorgan yang berhubungan misalnya : pankreas. Pemeriksaan Neurologis Pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menilai kelemahan, tidak adanya refleks-refleks, sensasi terbakar, nyeri, hilangnya fungsi dan tanda-tanda lain yang mungkin mengindikasikan terlihatnya pergerakan nervus. Dalam beberapa kasus studi elektrodiagnostik misalnya EMG

(Elektromyography) ataupun NCV (Nerve Conduction Velocity) dilakukan untuk mengkonfirmasi suatu diagnosa ataupun melokalisasi bagian nervus yang terluka. Uji Laboratorium Bila dicurigai adanya infeksi, keganasan, fraktur maupun faktor resiko lainnya. Uji lab rutin mungkin diperlukan, uji-uji ini mungkin mencakup hitung darah lengkap, sedimentasi eritrosit dan analisa urin. Studi-studi Pencitraan Radiografi polos (X-Rays), CT-Scan dan atau MRI dilakukan saat dicurigai adanya fraktur atau disfungsi neurologis. MRI merupakan pencitraan Gold Standar pada saat sekarang ini. MRI memberikan pencitraan resolusi jaringan spinalis, misalnya : korda spinalis dan diskus-diskus intervertebralis. Sinar X masih dipakai sebagai metode pencitraan untuk mempelajari elemenelemen tulang di pinggang. Hasil pemeriksaan fisik dan neurologis dikombinasikan dengan hasil uji-uji yang dinilai dengan teliti untuk mengkonfirmasi suatu diagnosa. Terapi dan Penyembuhan LBP Terapi Non Operatif Kebanyakan pasien-pasien LBP (spinal lumbalis) diterapi tanpa operasi. Suatu rencana pengobatan konvensional mungkin mencakup : tirah baring selama sehari atau kombinasi dengan dua obat untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Medikamentosa direkomendasikan oleh dokter berdasarkan kondisi medik pasien, usia, obat-obat lain yang sedang dipaki pasien dan keamanannya. Medikamentosa Pilihan pertama untuk mengurangi nyeri sering dipakai NSAID. Obat-obat ini harus diminum setelah makan agar perut tidak teriritasi. Relaxan otot mungkin mengurangi spasme otot, tetapi sebenarnya merupakan sedatif yang ringan yang selalu menyebabkan pemakainya merasa mengantuk/lemas. Pelepas nyeri narkotik diresepkan selama fase akut. Terapi Fisik Dilakukan sedini mungkin sebagaimana pasien dapat mentoleransi aktifitas. Suatu program terapi fisik yang teratur baik dapat membantu membentuk kekuatan otot, fleksibilitas, stabilitas, keseimbangan dan memperlancar relaksasi otot. Pasien yang ikut serta dalam program terapi fisik berstruktur sering mengalami perbaikan lebih cepat daripada yang tidak melakukan. Ini mencakup pemeliharaan nyeri pinggang melalui program latihan di rumah. Terapi fisik termasuk terapi untuk memperlambat hantaran nervus yang kemudian akan mengurangi peradangan dan nyeri. Terapi panas mungkin dipakai untuk mempercepat perbaikan jaringan lunak. Panas meningkatkan aliran darah dan mempercepat tingkat metabolisme untuk membantu penyembuhan. Panas juga membantu meningkatkan spasme otot, nyeri dan membuat perasaan nyaman. Ultrasonik merupakan suatu terapi yang dipakai untuk menghantarkan panas ke dalam jaringan lunak. Kadangkala terapi panas diberikan terutama pada sesi latihan terapeutik.

Operasi Spinal Operasi spinal untuk mengobati LBP jarang dilakukan. Operasi mungkin bisa dipertimbangkan bila pasien mengalami disfungsi BAB dan BAK, peningkatan kerusakan nervus, kelemahan yang semakin menjadi-jadi, nyeri yang tidak teratasi ataupun ketidakstabilan spinal. Operasi trgantung pada diagnosa ataupun penyebab LBP. Penyembuhan Yang pertama dan yang paling utama, mengikuti rencana terapi yang dibuat oleh dokter dan terapis fisik. Untuk meningkatkan penyembuhan dari operasi pada suatu episode LBP atau membantu mencegah eksaserbasi yang akan datang cobalah untuk memelihara postur yang tepat, jadilah konsisten dalam program latihan rumah dan menjaga berat badan yang sesuai. DAFTAR RUJUKAN http://www.spineuniverse.com Editor Sjahrir R, Sukonto K, Iwan E. Radiologi Diagnostik, Subbagian Radiodiagnostik, Bagian Radiologi FKUI, RSCM. Percetakan Gaya Baru, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai