Anda di halaman 1dari 13

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA

SISTITIS

A.DEFINISI Inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung kemih.Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop. Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi spermasida-diafragma karena kontrasepsi ini dapat menyebabkan obstruksi uretra parsial dan mencegah pengosongan sempurna kandung kemih. Sistitis pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat yang terinfeksi,epididimitis, atau batu pada kandung kemih. Sistitis dapat dibagi menjadi 2 yaitu : a. Sistitis primer Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena penyakit lain seperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura uretra b.Sistitis sekunder Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.

B.ETIOLOGI 1.Jenis-jenis mikroorganisme yang menyebabkan ISK, antara lain: Pseudemonas, Proteus,klebsiella: penyebab ISK complicated Escherichia coli:90% penyebab ISK uncomplicated Enterobacter, Staphyloccoccus epidemidis, enterococci,dll.

2. Prevalensi penyebab ISK pada usia lanjut, antara lain: Sisa urine dalam kandung kemih yang meningkat akibat pengosongan kandung kemih yang kurang efektif Mobilitas menurun

Nutrisi yang kurang baik Sistem imunitas menurun, baik seluler maupun humoral Adanya hambatan pada aliran urin Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat

3. Aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih ( Refluks Uretrovesikal) 4. Adanya kontaminasi fekal pada meatus uretra 5. Pemakaian kateter atau sistoskop 6. Bahan kimia : Detergent yang dicampurkan ke dalam air untuk rendam duduk,deodorant yang disemprotkan pada vulva, obat-obatan (misalnya: siklofosfamid) yangdimasukkan intravesika untuk terapi kanker buli-buli. 7. Prostat hipertrofi karena adanya urine sisa 8. Infeksi usus 9. Infeksi kronis dari traktus bagian atas 10.Stenosis dari traktus bagian bawah

C.FAKTOR RISIKO

Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:

Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek dibandingkan pria sehingga lebih mudah Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan dengan usia yang lebih muda. Wanita hamil lebih mudah terkena penyakit ini karena penaruh hormonal ketika kehamilan yang menyebabkan perubahan pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum kehamilan. Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa menopause lebih rentan terkena karena selaput mukosa yang tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi sebagai pelindung. Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang asam dapat menjadi antibakteri alami tetapi apabila terjadi gangguan dapat menyebabkan menurunnya pertahanan terhadap kontaminasi bakteri.

Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda spinalis, atau menggunakan kateter dapat mengalami peningkatan resiko infeksi.

Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan dengan faktor risiko tertentu. Namun pada infeksi saluran kemih berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti : Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder emptying) Konstipasi Operasi saluran kemih atau instrumentasi lainnya terhadap saluran kemih sehinggaterdapat kemungkinan terjadinya kontaminasi dari luar. Kekebalan tubuh yang rendah

D.MANIFESTASI KLINIS Terdapat gejala frekuensi, karena buli-buli mengalami hipersensitif akibat reaksi inflamasi. Rasa nyeri/ sakit pada daerah suprapubik akibat kontraksi buli-buli. Terdapat riwayat hematuria akibat eritema pada mukosa buli-buli mudah berdarah. Riwayat kebersihan alat kelamin yang tidak bersih. Riwayat kencing yang berbau. Jarang/ tidak ada terdapat gejala seperti pada infeksi saluran kemih bagian atas sepertidemam, mual, muntah, badan lemas, dan kondisi umum yang menurun.

Pada pemeriksaan buli akan didapatkan: - Adanya edema pada buli-buli - Nyeri di daerah suprapubik - Nyeri juga sering dirasakan di punggung sebelah bawah Pada pemeriksaan penujang didapatkan: - Urinalisis - Makroskopik: urine berwarna keruh dan berbau - Mikroskopik: piuria, hematuria, dan bakteriuria

Ada juga yang menyebutkan manifestasinya adalah a.Urgensi (terdesak rasa ingin berkemih) b.Sering berkemih (frekwensi)

c.Rasa panas dan nyeri saat berkemih (disuria) d.Nokturia (sering berkemih pada malam hari) e.Nyeri atau spasme pada area kandung kemih dan suprapubik f.Piuria (adanya sel darah putih dalam urine) g.Hematuria (adanya sel darah merah dalam urine)

Klasifikasi Jenis ISK dapat dibedakan 2 bentuk infeksi saluran kemih, yaitu isk bagian bawah, dan isk bagian atas. a.Isk bagian Bawah ( tanpa komplikasi), umumnya radang kandung kemih pada pasien dengan saluran kemih normal. b.Isk bagian Lebih Tinggi (dengan komplikasi) Terdapat pada pasien dengan saluran kemih abnormal mis. Adanya batu , penyumbatan atau diabetes. Contoh-contoh dari Isk ini adalah radang pasu ginjal (pyelitis), pyelonephritis & prostatitis,pada mana jaringan organ terinfeksi. Kombinasi dari infeksi dan obstruksi saluran kemih dapat menimbulkan dengan cepat kerusakan ginjal serius. Keadaan ini merupakan penyebab penting terjadinya keracunan darah (septicemia, sepsis ) oleh kuman-kuman Gram negative yang dapat membahayakan jiwa. Berdasarkan gejalanya a. Isk bagian bawah: - Sering kencing siang dan malam ( pollakisuria) -Sukar kencing ( menetes) (stranguria) -Perasaan sakit aau terbakar pada saat berkemih -Nyeri perut dan pinggang -Ada darah dalam urin -Urin yang baunya abnormal - Pada anak-anak terjadi malaise umum, demam, sakit perut, ngomppol malam danhambatan pertumbuhan - Pada lansia juga malaise, demam, inkontinensi serta ada kalanya perasaan kacauyang timbul mendadak.

b. Isk bagian lebih tinggi Bergejala demam, kadang-kadang dengan menggigil dan sakit pinggang ( di lokasi ginjal)

Komplikasi - Pembentukan abses ginjal atau perirenal Gagal ginjal Sepsis

E.CARA PENULARAN Bakteri masuk ke saluran kemih manusia dapat melalui beberapa cara yaitu :Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat Hematogen Limfogen Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi

Dua jalur utama masuknya bakteri ke saluran kemih adalah jalur hematogen dan asending, tetapi asending lebih sering terjadi. 1.Infeksi hematogen (desending) Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh rendah,karena menderita suatu penyakit kronik, atau pada pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Penyebaran hematogen dapat juga terjadi akibat adanya fokus infeksi di salah satu tempat. Contoh mikroorganisme yang dapat menyebar secara hematogen adalah Staphylococcus aureus, Salmonella sp, Pseudomonas, Candida sp., dan Proteus sp.Ginjal yang normal biasanya mempunyai daya tahan terhadap infeksi E.coli karena itu jarang terjadi infeksi hematogen E.coli. Ada beberapa tindakan yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang dapat meningkatkan kepekaan ginjal sehingga mempermudah penyebaran hematogen. Hal ini dapat terjadi pada keadaan sebagai berikut : Adanya bendungan total aliran urin Adanya bendungan internal baik karena jaringan parut maupun terdapatnya presipitasiobat intratubular, misalnya sulfonamide Terdapat faktor vaskular misalnya kontriksi pembuluh darah Pemakaian obat analgetik atau estrogen Pijat ginjal Penyakit ginjal polikistik Penderita diabetes melitus

2. Infeksi asending a. Kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina. Saluran kemih yang normal umumnya tidak mengandung mikroorganisme kecuali pada bagian distal uretra yang biasanya juga dihuni oleh bakteri normal kulit seperti basil difteroid, streptpkokus. Di samping bakteri normal flora kulit, pada wanita, daerah 1/3 bagian distal uretra ini disertai jaringan periuretral dan vestibula vaginalis yang juga banyak dihuni oleh bakteri yang berasal dari

usus karena letak usus tidak jauh dari tempat tersebut. Pada wanita, kuman penghuni terbanyak pada daerah tersebut adalah E.coli di samping enterobacter dan S.fecalis. Kolonisasi E.coli pada wanita didaerah tersebut diduga karena : Adanya perubahan flora normal di daerah perineum Berkurangnya antibodi lokal Bertambahnya daya lekat organisme pada sel epitel wanita

b. Masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih Proses masuknya mikroorganisme ke dalam kandunh kemih belum diketahui dengan jelas. Beberapa faktor yang mempengaruhi masuknya mikroorganisme ke dalam kandungkemih adalah : 1). Faktor anatomi Kenyataan bahwa infeksi saluran kemih lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki disebabkan karena Uretra wanita lebih pendek dan terletak lebih dekat anus. Uretra laki-laki bermuara saluran kelenjar prostat dan sekret prostat merupakan antibakteri yang kuat. 2)Faktor tekanan urin pada waktu miksi Mikroorganisme naik ke kandung kemih pada waktu miksi karena tekanan urin. Selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah pengeluarann urin. 3) Faktor lain, misalnya Perubahan hormonal pada saat menstruasi Kebersihan alat kelamin bagian luar Adanya bahan antibakteri dalam urin Pemakaian obat kontrasepsi oral

F.PEMERIKSAAN PENUNJANG 1) Urinalisis Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP) sediment air kemih. Hematuria : - Hematuria positif bila 5- 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan glomerolus ataupun urolitiasis.

2) Bakteriologis, Mikroskopis , Biakan bakter 3)Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik 4)Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per milliliter urin dari urin tampung aliran tengah atau dari spesimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria utama adanya infeksi.

5) Metode tes Tes dipstick multistrip untuk WBC ( tes esterase leukosit ) dan nitrit (tes Griess untuk pengurangan nitrat). Tes esterase leukosit positif : maka pasien mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit. 6) Tes - tes tambahan : Urogram Intravena (UIV), Pielografi (IVP), msistografi, dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untk menentukan apakah infeksi akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau abses, hidronerosis atau hiperplasia prostat. Urogram IV atau evaluasi ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapat dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten. 7) Tes Dip slide (tes plat-celup)Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.

G.PENCEGAHAN 1) Menjaga kebersihan daerah genital dengan air bersih. Jangan terlalu sering menggunakan tisu basah atau sabun khusus organ kewanitaan karena bisa mematikan bakteri baik dalam organ genital. Kalau kita tetap ingin memakai sabun, gunakan sabun dengan pH 3,5. 2) Jika mencuci alat kemaluan, arah cebok (mencuci daerah genital) dari arah depan dan tidak berulang (maju mundur). Jadi daerah depan (uretra) dibersihkan dahulu baru kemudian daerah vagina dan terakhir anus untuk menghindari perpindahan kuman dari anus atau vagina ke uretra. 3) Segera mengobati keputihan yang berlebih. 4) Tidak menahan kencing. 5) Banyak minum air putih. 6) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi suplemen vitamin C atau buah-buahan sumber vitamin C. 7) Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet jongkok tidak menyentuh langsungpermukaan toilet dan lebih higienis. Jika terpaksa menggunakan toilet duduk, sebelum menggunakannya sebaiknya bersihkan dahulu pinggiran atau dudukan toilet. 8) Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat agar tidak lembab.

H.PENATALAKSANAAN

Terapi a)Untuk sistitis ringan, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah minum banyak cairan. Aksi pembilasan ini akan membuang banyak bakteri dari tubuh, bakteri yang tersisa akan dilenyapkan oleh pertahanan alami tubuh. b) Pemberian antibiotik per-oral (tablet, kapsul, sirup) selama 3 hari atau dosis tunggal biasanya efektif, selama belum timbul komplikasi. Jika infeksinya kebal, biasanyaantibiotik diberikan selama 7-10 hari. Tata cara pengobatan : Menggunakan pengobatan dosis tunggal. Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari. Menggunakan pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu. Menggunakan pengobatan pencegahan (profilaksis) dosis rendah. Menggunakan pengobatan supresif, yaitupengobatan lanjutan jika pemberantasan(eradikasi) bakteri belum memberikan hasil.

c) Untuk meringankan kejang otot bisa diberikan atropin. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan fenazopiridin. Gejalanya seringkali bisa dikurangi dengan membuat suasana air kemih menjadi basa, yaitu dengan meminum baking soda yang dilarutkandalam air. d)Pembedahan dilakukan untuk mengatasi penyumbatan pada aliran kemih (uropati obstruktif) atau untuk memperbaiki kelainan struktur yang menyebabkan infeksi lebih.

Dafpus : Brunner & Suddath.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC Arif Mansjoer, dkk . 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 , Jilid 1. Jakarta:EGC.Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan.Jakarta: Salemba Medika

VESICOLITHIASIS

DEFINISI Vesikolithiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu , seperti kalsium oksalat , kalsium fosfat ,dan asam urat meningkat atau ketika

terdapat defisiensi substansi tertentu seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin .

ETIOLOGI M e n u r u t S m e l t z e r ( 2 0 0 2 : 1 4 6 0 ) b a h w a b a t u k a n d u n g k e m i h disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium). Faktor faktor yang mempengaruhi menurut Suparman ( 2001 : 378 ) batu kandung kemih ( vesikolithiasis ) adalah : Hiperkalsiuria

Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin , disebabkan karena hiperkalsiuria idiopatik ( meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium ,kalsium, dan protein),hiperparatiodisme primer,sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium. Hipositraturia

Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih ,khususnya sitrat,disebabkan idiopatik ,asidosis tubulus ginjal tipe I ( lengkap atau tidak lengkap ),minum asetazolamid , dan diare dan masukan protein tinggi. Hiperurikosuria

Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih. Penurunan jumlah air kemih

Dikarenakan masukan cairan yang sedikit Hiperoksalouria

Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal ( 45 mg/hari),kejadian ini disebabkan oleh diet rendah kalsium,peningkatan absorbsi kalsium intestinal,dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi garam empedu. Jenis cairan yang diminum .Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink,jus apel,dan jus anggur Ginjal spongiosa medula disebabkan karena volume air kemih sedikit ,batu kalsium idiopatik ( tidak dijumpai faktor predisposisi metabolik ).

Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah dan hiperurikosuria ( primer dan sekunder ) Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme yang memproduksi urease .Kandungan batu kemih kebanyakan terdiri dari : 75 % kalsium,15 % batu tripe/batu struvit ( magnesium amonium fosfat ),6 % batu asam urat dan 1-2% sistin.

FAKTOR PREDISPOSISI a.Faktor endogen meliputi : faktor genetic familial , misalnya pada : - Hiperkalsiuria primer : kelainan metabolik dini dapat berupa hiperabsorbsi kalsium dalam tubuli ginjal sehingga terjadi hiperkalsiuria .Batu karena hiperkalsiuria primer ini biasanya didapatkan pada penderita dengan sosial ekonomi yang baik,diet protein hewani yang tinggi . - Hiperoxaluria : Suatu kelainan herediter yang diturunkan secara resesif. - Faktor keturunan : anggota keluarga yang menderita batu urine lebih banyak kemungkinan menderita penyakit yang sama dibanding dengan keluarga bukan penderita batu urine. - Jenis kelamin : pria lebih banyak menderita batu kandung kemih dibandingkan pada wanita. - Ras : batu kandung kemih lebih sering dijumpai di Asia dan Afrika sedangkan di Amerika dan Eropa jarang

b.Faktor eksogen - Pekerjaan : pekerjaan kasar dan petani lebih banyak bergerak dibandingkan dengan pegawai kantor,penduduk kota yang lebih banyak duduk di waktu bekerja ,ternyata lebih sedikit menderita batu ureter. - Air :banyak minum dapat menyebabkan diuresis ,mencegah pembentukan batu .Kurang minum mengurangi diuresis ,kadar substansi dalam urin meningkat ,mempermudah pembentukan urin. - Diet : mempunyai resiko terjadinya batu - Keadaan sosial ekonomi : didaerah maju / industri atau golongan sosial ekonomi yang tinggi lebih banyak makan protein ,terutama protein hewani ,juga karbohidrat dan gula ,ini lebih sering menderita batu urine bagian atas .Sedangkan pada negara berkembang atau orang yang sering makan vegetarian dan kurang protein hewani sering menderita batu urine bagian bawah. - Suhu,infeksi dan obat obatan.

PATOFISIOLOGI Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih baik parsial maupun lengkap.Obstruksi yang lengkap dapat berakibat menjadi hidronefrosis.Batu saluran kemih merupakan kristalisasi dari mineral dari matriks seputar pus,darah,tumor atau urat.Komposisi mineral dari batu bervariasi,kira-kira bagian dari batu adalah kalsium fosfat ,asam/urine dan custine . Peningkatan konsentrasi larutan urine akibat dari intake cairan yang rendah dan juga peningkatan bahan organik akibat ISK atau urine statis ,menjadikan sarang untuk pembentukan batu ditambah adanya infeksi,meningkatkan lapisan urine yang berakibat presipitasi kalsium fosfat dan magnesium ammonium fosfat. ( Long ,1999:323 ) Teori pembentukan batu : 1.Teori inti matriks Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya substansi organik sebagai inti,terutama dari mukopolisakarida dan mukoprotein yang akan mempermudah kristalisasi dan agregasi substansi pembentuk batu. 2. Teori supersaturasi Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk dalam urin seperti sistin ,asam urat ,kalsium oksalat akan mempermudah terbentuknya batu . 3.Teori presipitasi kristalisasi Perubahan pH urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urin yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam fosfat. 4.Teori berkurangnya faktor penghambat Berkurangnya faktor penghambat seperti peptide,fosfat,pirofosfat,polifosfat,sitrat,magnesium,asam mukopolisakarida akan mempermudah terbentuknya batu saluran kencing.

MANIFESTASI KLINIS Tanda- tanda dari vesikolithiasis adalah : 1.Kencing kurang lancar tiba-tiba terhenti sakit yang menjalar ke penis bila pasien merubah posisi kencing lama,pada anak-anak mereka akan berguling-guling dan menarik penis. 2.Kalau terjadi infeksi ditemukan tanda : sistitis,kadang-kadang terjadi hematuria. 3.Adanya nyeri tekan sumprasimfisis karena infeksi/teraba adanya urine yang banyak ( retensi)

4.Hanya pada batu besar yang dapat diraba secara bimanual 5.Pada pria diatas 50 tahun biasanya ditemukan pembesaran prostat 6.Demam akibat obstruksi saluran kemih memerlukan dekompensasi segera 7.Koliks 8.Rasa terbakar pada saat ingin kencing dan setelah kencing

PENATALAKSANAAN Tujuan dasar dari penatalaksanaan adalh menghilangkan batu,menentukan jenis batu,mencegah kerusakan nefron,mengendalikan infeksi dan mengurangi obstruksi yang terjadi.Adapun penatalaksanaan nya adalah : Penanganan nyeri

Tujuan segera dari penatalaksanaan kolik renal atau reteral adalah untuk mengurangi nyeri sampai penyebabnya dapat dihilangkan : morfin diberikan untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar biasa .Mandi air panas atau hangat di area panggul dapat bermanfaat. Terapi nutrisi dan medikasi

Terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah batu renal.Masukan cairan yang adekuat dan menghindari makanan tertentu dalam diet yang merupakan bahan utama pembentuk batu efektif dalam mencegah pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Beberapa terapi medikasi menurut jenis batunya adalah : Batu kalsium dapat diturunkan dengan diet rendah kalsium ,amonium klorida atau asam asetohidroksemid ( lithostat ) Batu fosfat dapat diturunkan dengan jeli aluminium hidroksida Batu asam urat dapat diturunkan dengan alluprinol Batu oksalat dapat diturunkan dengan pembatasan pemasukan oksalat,terapi gelombang kejut ekstrokoproreal,pengangkatan batu perkutan atau uretroskopi

ESWL adalah prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu di koliks ginjal .Setelah batu tersebut pecah menjadi bagian yang kecil,seperti pasir sisasisa batu tersebut dikeluarkan secara spontan. Metode endourologi pengangkatan batu

Bidang endourologi mengembangkan ahli radiologi dan urologi untuk mengangkat batu renal tanpa pembedahan. Uretroskopi Uretroskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan suatu alat uretroskop melalui sistokop.Batu dapat dihancurkan dengan menggunkan laser ,lithotrispi elektrohidrolik dan ultrasound kemudian diangkat. Pelarutan batu Infus cairan kemolitik misal : agen pembuat basa ( acylabina) dan pembuat asam (acydifyng ) .Untuk melarutkan batu dapat dilakukan sebagai alternatif penanganan terapi pasien kurang beresiko terhadap terapi lain dan menolak metode lain atau mereka yang memiliki batu yang mudah larut ( struvit ) Pengangkatan batu kandung kemih dengan cara : vesikolitotomi

Dafpus :
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007-dewisetyon-112-2-bab2.pdf

KOMPLIKASI 1.ISK 2.Hidronefrosis 3.Hipertensi 4.Gagal Ginjal

Anda mungkin juga menyukai