Anda di halaman 1dari 6

BAB VII LINGKUNGAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 7.1.

Lingkungan Linkungan adalah salah satu sumber daya pembangunan dan alat untuk proses produksi yang memiliki sifat dan persediaannya terbatas atau tidak bisa bertambah. Oleh karena itu sutu lingkungan perlu pengupayaan dengan mengarah kepada kesesuaian penggunaannya dan mempertimbangkan aspek keberlanjutan agar kelestarian tetap terjaga dan kemampuannya menyediakan kebutuhan dan

menampung kegiatan manusia yang terus berkembang. Kegiatan pertambangan, menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif. Termasuk sebagai dampak positif adalah sumber devisa negara, sumber pendapatan asli daerah (PAD), menciptakan lahan pekerjaan, dan sebagainya. Sedangkan dampak negatif dapat berupa bahaya kesehatan bagi masyarakat sekitar areal pertambangan, kerusakan lingkungan hidup, dan sebagainya..

7.1.1. Dampak Linkungam Konsekuensi dari sebuah penanmbangan akan dapat membawa dampak bagi lingkungan positif dan dampak negatif, semua perusahaan bahwa adanya sebuah kegiatan akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengelola dampak negatif dengan sebaik-baiknya dapat dieliminir sehingga kehadiran usaha atau

pembangunan tersebut dapat berhasil guna bagi semua makhluk hidup. Konsep dasar pengelolaan pertambangan bahan galian berharga dari lapisan bumi hingga saat ini tidak banyak berubah, yang berubah hanyalah skala kegiatannya. Kondisi rill di lapangan menunjukkan bahwa perkembangan teknologi mekanisasi pengelolaan pertambangan menyebabkan semakin luas dan semakin dalam pencapaian lapisan bumi jauh dibawah permukaan tanah sehingga membawa dampak terhadap pencemaran air permukaan dan air tanah. Kegitan pertambangan merupakan kegiatan kegiatan usaha yang kompleks yang sangat rumit, sarat resiko,merupakan kegiatan usaha jangka panjang, melibatkan teknologi tinggi, padat modal dan membutuhkan aturan regulasi yang dikeluarkan oleh beberapa sektor. Selain itu, kegiatan pertambangan mempunyai daya ubah lingkungan yang besar sehingga memerlukan perencanaan total yang matang sejak tahap awal sampai pasca tambang. Dan sebelum memulai kegiatan penambangan,
1

sudah harus difahami bagaimana menutup tambang yang menyesuaikan dengan dengan tata guna lahan pasca tambang sehingga proses reklamasi bersifat progresif, sesuai rencana tata guna lahan pasca tambang.

7.1.3. Pengelolaan Lingkungan. Upaya penggulangan dampak negatif dan pegembangan dampak positif di laksanakan melalui kegiatan pengelolaan lingkungan, selanjutnya efektifitas pengelolaan lingkungan ini dievaluasi dengan kegiatan pemantauan lingkungan dengan terlebih dahulu menyusun dokumen rencana pamantauan lingkungan (PRL) dan dilanjutkan dengan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) sehingga hal ini merupakan panduan bagi PT. MR dalam memantau dan mengelola pelaksanaan pengusahaan hutan berwawasan lingkungan selain itu dokumen RPL-RKL ini berfungsi juga bagi masyarakat sekitar kawasan HPH untuk berpartisipasi secara aktif dalan rangka pemantauan lingkungan dan bagi pemerintah daerah dokumen RPL-RKL ini memberikan arahan dalam pengawasan terhadapa pelaksanaan pengelolaan lingkungan oleh PT. MR.

7.1.4. Pemantauan Lingkungan Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan baik yang direncanakan maupun diluar rencana, tidak akan menurunkan atau menghapus kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, hasil AMDAL haruslah berupa rencana pengelolaan lingkungan. Rencana pengelolaan tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu : rencana penanganan dampak dan pemantauan dampak. Tujuan penanganan adalah untuk memperbesar dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan dampak adalah penanganan dampak harus mencakup pertimbangan lingkungan rantai kehidupan. Oleh karena itu, kita hanya berhenti sampai pada perkiraan dampak penanganan dengan memilih metode penanganan dampak yang diketahui dengan kepercayaan tinggi. Beberapa jenis dampak hanya memerlukan cara penanganan yang sederhana serta dampaknya sangatlah kecil terhadap lingkungan sehingga dampak penanganan tersebut dapat diabaikan.
2

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memakai metode penanganan dampak, yaitu : Penanganan damapak dimulai dari pemilihan alternatif proyek. Penanganan dampak memerlukan biaya. Penanganan dampak mencakup penanganan dampak positif, pihak pemrakarsa sering tidak tertarik untuk memanfaatkan dampak positif.

7.2. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan, melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.

7.2.1. Organisasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Organisasi K3 adalah suatu organisasi yang berada dalam perusahaan yang mengurus segala bentuk permasalahan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja sebuah perusahaan. a. Pengurus organisasi K3 1. Ketua Berwenang menetapkan kebijakan, keselamatan dan kesehatan kerja 2. Wakil Ketua I Bertanggung jawab dalam menjalankan kng sudah diebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang sudah ditetapkam dalam membantu Ketua bila berhalangan.
3

3. Sekretaris Berwenang dan bertanggung jawab untuk merekomendasikan ke

penanggung jawab yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja yang telah disahkan oleh ketua dalam hal pelaksanaannya. 4. Wakil Sekretaris I & II Sebagai wakil dari sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugas teknik dan tugas non teknik dalam hal sekretaris berhalangan . 5. Anggota Membantu pelaksanaan organisasi dalam implementasi dan pelaksanaan di lapangan. b. Tugas-tugas kerja 1. Ketua Memimpin pertemuan rapat pleno P2K3 yang diselenggarakan. Menentukan langkah, kebijakan untuk tercapainya pelaksanaan

program-program P2K3 . Mempertanggungjawabkan pelaksanaan program-program K3 dan pelaksanaannya diperusahaan kepada manajement. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di perusahaan. 2. Wakil Ketua I Melaksanakan tugas-tugas bila ketua berhalangan. 3. Sekretaris Mengelolah administrasi surat-surat P2K3 Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3 Memberi banguan atau saran-saran yang diperlukan oleh lain-lain untuk suksesnya K3. Membuat laporan ke depertement-depertement yang terkait mengenai adanya tindakan dan kondisi yang tidak sesuai dengan tempat kerja 4. Wakil Sekretaris I & II Melaksanakan tugas-tugas bila sekretaris berhalangan. 5. Anggota Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan bagian atau groupnya masing-masing.
4

Melapor pada ketua akan kegiatan K3 yang telah dilaksanakan.

c. Program kerja 1. Identifikasi masalah K3 Mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber bahaya dan penyakit akibat kerja dari setiap bagian dalam rangka perlindungan tenaga kerja. Inventarisasi masalah yang berkaitan dengan upaya mengendalilkan dan mencegah timbulnya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan upaya peningkatan efisiensi dan produktifitas kerja. Masalah yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi peraturan perundangan Masalah yang berkaitan dengan upaya memberikan jaminan akan keselamatan dan rasa aman terhadap masyarakat umum khususnya di lingkungan tempat kerja. 2. Pendidikan dan Pelatihan Melakukan training Safety untuk karyawan disemua tingkatan dan sesuai dengan kepentingan (didalam atau diluar perusahaan). Pendidikan dalam bentuk: memasang spanduk-spanduk K3, membuat film-film K3, buletin, majalah tentang K3. Melakukan ceramah didalam atau diluar perusahaan dengan

mengundang tenaga ahli K3.

7.2.2. Peralatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja. Safety Fisrt. Bagan atau peringatan ini banyak sekali terpampang pada pintu masuk dan tempat kerja seperti Workshop (area kerja otomotif), industri serta areal pertambangan. Safety Shoes (Pepatu Pelindung). Untuk mencegah atau melindungi kaki dari timpaan benda berat, benda-benda tajam, berda yang bersifat panas, cairan kimia, serta ceceran oil dan lain sebagainya.
5

Safety Glasses (Kacamata Pelindung). Sebagai pelindung mata dari debu, cahaya langsung, serpihan benda-benda kecil. Safety Helmet (Pelindung Kepala). Melindungi kepala dari benturan serta kemungkinan terjatuhnya benda-benda keras atau cairan kimia dari atas tempat kita bekerja.

Anda mungkin juga menyukai