Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian di lakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan Januari sampai dengan
bulan Maret 2016 dengan tempat penelitian pada Laboratorium Pekerjaan Umum
Kupang sebagai tempat pengujian sifat fisik bahan dan lokasi pengambilan sampel yaitu :

1. Desa Tubu Hue Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Tengah


Selatan sebagai tempat pengambilan sampel limbah mangan.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Desa Bolok Kecamatan Alak Kabupaten
Kupang sebagai tempat pengambilan fly ash
4.2. Tahapan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu:
4.2.1.Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mengetahui dasar teori yang berkaitan dengan
masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian guna memberikan
pemahaman yang jelas mengenai penelitian yang dilaksanakan. Literatur
yang digunakan berupa buku serta bahan-bahan lain misalnya artikel, tulisan
ilmiah, ataupun informasi dari penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan.
b. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mengenal secara umum
dan mengerti tahapan-tahapan kegiatan serta mengenal lokasi kerja tempat

26

27

penelitian. Selain itu orientasi lapangan juga bertujuan untuk melakukan


pengamatan secara langsung terhadap permasalahan yang akan dibahas.
c. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari data yang sudah tersedia
sebelumnya. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data
perusahaan, data geologi dan lain sebagainya.
4.2.2.Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini adalah:
a. Persiapan alat
Alat yang disiapkan adalah alat-alat yang mendukung pengujian seperti alat
kompaksi,

ayakan,

gelas

ukur,

timbangan,

cawan,

oven,

alat

permeabilitas,dan silinder.
b. Bahan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Limbah mangan, digunakan sebagai pengganti agregat yang diperoleh dari
hasil pencucian mangan.
2. Fly ash digunakan sebagai bahan tambahan (additive)
3. Semen Portland tipe I dengan merek dagang Kupang, digunakan sebagai
pengikat (binder).
4. Air bersih
4.3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode ekperimental, yaitu mencoba
berbagai variasi komposisi limbah mangan dan fly ash untuk memperoleh
komposisi yang tepat yang dapat menghasilkan bata dengan mutu yang baik serta

28

sesuai dengan standar. Metode eksperimental dilakukan pada pengujian kompaksi


untuk batu bata dengan beberapa variasi komposisi.
Tabel 4.1 Variasi komposisi pada pengujian Kompaksi dan Permeabilitas

Nama
Sampel

Limbah
Mangan
( LM )
(%)

Semen
(S)
(%)

Fly Ash
( FA )
(%)

LM/0/0
LM/10/0
LM/0/10
LM/10/10
LM/5/20
LM/10/40

100
90
90
80
75
50

0
10
0
10
5
10

0
0
10
10
20
40

4.4. Prosedur Kerja


4.4.1.Pengujian Pemadatan (Kompaksi)
Tujuan uji kompaksi adalah untuk mendapatkan kadar air optimum
(wopt) dan berat isi kering maksimum (dmax) pada suatu proses pemadatan serta
spesifik gravity (Gs) dari bata dengan variasi komposisi limbah mangan dan fly
ash. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Standard Proctor Test.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian kompaksi ini
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan material yang akan di uji seperti limbah mangan dan Fly Ash.
2. Timbangan berfungsi untuk menimbang bahan-bahan yang akan
digunakan sebagai sampel.
3. Persiapan gelas ukur untuk mengisi jumlah air.
4. Ayakan atau Saringan berfungsi untuk mengayak pengotor Mangan dan
Fly Ash.

29

5. Cawan sebagai wadah menampung material.


6. Spatula berfungsi sebagai pemotong material hasil kompaksi dan
pengaduk.
7. Cetakan (Mould)

dan Penumbuk (hammer) berfungsi sebagai alat

pemadatan.
8. Oven berfungsi sebagai alat pengering material.
9. Plastik berfungsi sebagai tempat peram (memasukan material ke dalam
plastik kedap udara) material selama 24 jam.

Sumber : Dokumentasi penulis, 2016

Gambar 4.1. Alat Pengujian Kompaksi


4.4.2. Prosedur pengujian kompaksi
Untuk pengujian kompaksi di bagi menjadi 2 yaitu pengujian kompaksi
untuk Limbah mangan dan variasi komposisi

30

4.4.2.1. Prosedur Pengujian Kompaksi Limbah Mangan


1. Limbah mangan yang akan diuji

dibersihkan dari akar-akar dan

kotoran lain yang ada dalam limbah mangan.


2. Limbah mangan diayak dengan menggunakan ayakan no. 4 dan hasil
ayakan dipergunakan sebanyak 2500 gram.
3. Limbah mangan yang telah lolos saringan no.4 sebanyak

2500 gram

disiapkan untuk 5 kali pengujian dan dicampurkan dengan air sebanyak


100 ml, 150 ml, 200 ml, 250 ml dan 300 ml
4. Cetakan (Mould) yang akan digunakan dibersihkan, ditimbang beratnya
dan diukur tinggi dan diameter cetakan dan dihitung volumenya
5. Limbah Mangan yang sudah dicampurkan dengan air dimasukkan ke
dalam cetakan (mould)
6. Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali pada tempat yang berlainan.
Pola tumbukan dapat di lihat pada gambar
7. Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk sebanyak 25 kali.
8. Pengisian diteruskan sampai 3 lapisan. Pada penumbukan lapisan terakhir
harus dipergunakan sambungan tabung (collar) pada cetakan agar pada
waktu penumbukan hammer tidak meleset keluar.
9. Buka sambungan tabung di atasnya dan ratakan permukaan tanahnya
dengan pisau.
10. Cetakan dan contoh tanah ditimbang.
11. Tanah dikeluarkan dengan bantuan dongkrak dan diambil sebanyak
700 gram kemudian di masukkan ke dalam oven selama 24 jam.

31

12. Setelah 24 jam dioven, tanah kering ditimbang untuk di hitung kadar
airnya.
13. Percobaan dilakukan sebanyak minimum 5 kali dengan setiap kali
menambah jumlah airnya sehingga dapat dibuat grafik hubungan berat
isi kering terhadap kadar air.
4.4.2.2. Prosedur Pengujian Kompaksi untuk Variasi Komposisi
1. Limbah mangan, Fly ash dan semen diayak dengan menggunakan ayakan
no. 4 dan hasil ayakan dipergunakan

dengan berat total campuran

sebanyak 2500 gram sesuai variasi komposisi yang telah di tentukan


seperti pada Tabel 4.1. misalnya untuk variasi komposisi LM/10/10 ( 80%
Limbah mangan + 10% Semen + 10% Fly ash) dari berat total campuran
2500 gram, Limbah mangan yang digunakan sebanyak 2000 gram, semen
sebanyak 250 gram dan fly ash sebanyak 250 gram.
2. Limbah mangan, semen dan fly ash yang sudah di timbang dengan berat
total campuran sebanyak 2500 gram dicampurkan dengan air sebanyak
100 ml, 200 ml, 300 ml, 400 ml dan 500 ml
3. Cetakan (Mould) yang akan digunakan dibersihkan, ditimbang beratnya
dan diukur tinggi dan diameter cetakan dan dihitung volumenya
4. Limbah mangan, semen dan fly ash yang sudah dicampurkan dengan air
dimasukkan ke dalam cetakan (mould)
5. Tumbuk dengan hammer sebanyak 25 kali pada tempat yang berlainan.
Pola tumbukan dapat di lihat pada gambar
6. Isikan lagi untuk lapis berikutnya dan tumbuk sebanyak 25 kali.

32

7. Pengisian diteruskan sampai 3 lapisan. Pada penumbukan lapisan terakhir


harus dipergunakan sambungan tabung (collar) pada cetakan agar pada
waktu penumbukan hammer tidak meleset keluar.
8. Buka sambungan tabung di atasnya dan ratakan permukaan tanahnya
dengan pisau.
9. Cetakan dan contoh tanah ditimbang.
10. Tanah dikeluarkan dengan bantuan dongkrak dan diambil sebanyak
700 gr kemudian di masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
11. Setelah 24 jam dioven, tanah kering ditimbang untuk di hitung kadar
airnya.
12. Percobaan dilakukan sebanyak minimum 5 kali dengan setiap kali
menambah jumlah airnya sehingga dapat dibuat grafik hubungan berat
isi kering terhadap kadar air.
Prosedur pengujian di atas berlaku untuk setiap variasi komposisi.

33

Sumber : Dokumentasi penulis,2016

Gambar 4.2. Pengujian Kompaksi

34

Sumber : SNI 1742:2008

Gambar 4.3. Pola Tumbukan Pada Pengujian Kompaksi

4.4.3. Pengujian Permeabilitas


Pengujian dilakukan untuk mengetahui besarnya koefisien permeabilitas
pada variasi komposisi campuran untuk batu bata. Alat yang digunakan dalam
pengujian ini yaitu :
1. Alat permeabilitas sebagai pengamatan.
2. Penggaris sebagai alat ukur.
3. Gelas ukur sebagai tempat menampung air.
4. Cetakan (mould) sebagai tempat tanah

35

Sumber : Dokumentasi penulis, 2016

Gambar 4.4. Alat pengujian Permeabilitas


Untuk melakukan pengujian permeabilitas, prosedurnya adalah sebagai
berikut :
1. Siapkan cetakan (mould) dan di ukur tinggi dan diameter cetakan lalu di
hitung volumenya
2. Contoh tanah di timbang sesuai berat yang sudah ditentukan. Berat contoh
tanah pada pengujian permeabilitas ditentukan dari hasil data kompaksi
dalam hal ini nilai berat isi kering (dmax) dan nilai kadar air optimumnya
untuk menentukan berat air yang akan digunakan.
3. Contoh tanah yang sudah di timbang dicampurkan dengan air.
4. Masukan contoh tanah ke dalam cetakan (mould) ,lalu padatkan lapis demi
lapis sampai contoh tanah setinggi 3 cm dengan alat penumbuk dalam

36

cetakan (mould).
5. Masukkan Batu pori atau lapisan saringan di sisi kanan dan kiri contoh tanah
6. Pasang cetakan (mould) yang pada berisi contoh tanah dan batu pori atau
lapisan saring pada landasannya dan kencangkan baut baut pengunci agar
tidak bocor waktu dialiri air.
7. Isi burette dengan air setinggi 50 cm.
8. Ukur dan catat ketinggian air di dalam burette. Didapat nilai h.
9. Tunggu hingga air mengalir ke luar dan menetes ke dalam gelas ukur
10. Catat p e r u b a h a n tinggi a i r d i d a l a m b u r r e t (nilai h2) pada waktu air
mengalir ke luar dengan waktu (t) p e m b a c a a n yang dibutuhkan untuk
mendapatkan volume air yang terkumpul ke dalam gelas ukur adalah 5
menit. Dengan 5 kali pembacaan.
11. Hitung dan catat volume air yang terkumpul di dalam gelas ukur (Q).
12. Lakukan perhitungan ke dalam rumus Falling Head Permeability Test
untuk mendapatkan nilai koefisien permeabilitasnya.
Prosedur di atas berlaku juga untuk pengujian permeabilitas dengan variasi
komposisi limbah mangan, semen dan fly ash.

37

Mulai

Studi Literatur
Pengumpulan material

Limbah mangan

Fly Ash

Penimbangan

Semen

Pengukuran dan
pencampuran
Diamkan
Pengujian

Sifat fisik
1. Pemadatan
2. Permeabilitas

Analisa dan pembahasan


Analisa

Kesimpulan

Selesai

Gambar 4.5 Diagram Alir Penelitian

Air

Anda mungkin juga menyukai