Anda di halaman 1dari 12

Analisis Framing Pemberitaan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan Pada Media Nasional (Kompas, dan Republika)

A. LATAR BELAKANG Dalam pandangan konstruksionis, media dipandang sebagai agen konstruksi sosial karena media mengkonstruksi realitas dengan cara mendefinisikan realita tersebut pada khalayak berdasarkan konsepsi dan pandangan media tersebut. Media mengkonstruksi realita melalui proses seleksi realitas yang dianggap penting untuk diberitakan dan mengatur bagaimana realita tersebut ditampilkan dalam berita, yaitu dengan cara memilih narasumber, memilih bahasa yang dipakai, dan membingkai dalam sudut pandang tertentu. 1 Ada tiga tahapan yang dilakukan media dalam mengkonstruksi realitas dalam berita, yaitu: (1) media menuliskan berita dalam bingkai tertentu, (2) media memberikan simbol-simbol tertentu pada peristiwa dan aktor yang terlibat dalam berita, (3) media juga menentukan apakah peristiwa ditempatkan sebagai hal yang penting atau tidak. Oleh karena itulah, berita dipandang sebagai hasil konstruksirealita yang dilakukan oleh media.2 Analisis framing dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahuibagaimana realitas (peristiwa, aktor, atau apa saja) dibingkai oleh media.Pembingkaian ini melalui proses yang disebut konstruksi. Di sini realitas sosial dimaknai dan dikonstruksi dengan makna tertentu. Analisis framing merupakan sebuah metode penelitian mengenai media massa yang dasar penelitiannya berasal dari teori Konstruksi Sosial. Dalam teori ini dipaparkan bahwa, realitas yang dilihat atau baca di media massa tersebut bukan merupakan realitas seperti yang

1 2

Eriyanto, Analisis Framing :konstruksi, ideologi dan politik media, LkiS:2002, Eriyanto, 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS.

benar-benar terjadi, melainkan sebuah proses konstruksi dari media-media yang bersangkutan. Menurut Robert N Entman, framing digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan aspek tertentu dari realitas media.3Kata penonjolan dapat didefenisikan: membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat oleh khalayak. Bentuk dari penonjolan ini juga beragam antara lain, pengulanganinformasi yang dianggap penting dan bahkan suatu informasi dihubungkan dengan budaya yang akrab di benak khalayak. 4Apa yang ditampilkan pada media tidak semuanya kenyataan sesungguhnya, media mempunyai kepentingan sendiri memformat, merancang,atau membuang tema-tema pokok dari fakta yang ada melalui pembentukan frame berita tersebut secara beragam. Entman melihat framing dalam dua dimensi: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek tertentu dari realitas atau isu.Framing yang dilakukan oleh media berupa menseleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain, dan menonjolkan aspek dari isu itu dengan menggunakan berbagai strategi wacana, penempatan yang mencolok (menempatkan di headline depan atau bagian belakang), pengulanagn, pemakaian label tertentu ketika memberitakan suatu peristiwa, ososiasi terhadap simbol budaya, generalisasi dan lain-lain.5 Konsep framing oleh Entman ini merujuk pada pemberian defenisi, penjelasan, avaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan informasi terhadap peristiwa yang wacanakan.6Analisis framing merupakan sebuah metode dalam penelitian media masaa yang berasal dari teori Konstruksi Sosial. Dalam teori tersebut menjelaskan bahwa realitas yang kita lihat pada media massa bukanlah realitas yang sebenar-benarnya terjadi melainkan hasil dari sebuah konstruksi institusi media.
3 4

Eriyanto, Analisis framing: konstruksi, ideologi dan politik media hlm 186 Robert N. Entman, Framing: Toward Clarification of Fractured Paradigm hlm. 53 5 Eriyanto, Analisis Framing :konstruksi, ideologi dan politik media, LkiS:2002, Yogjakarta hal 188 6 Ibid hal 188

Sedangakan menurut Erving Goffman (1974) untuk pemahaman dan penafsiran, adanya skema pemahaman yang dilambangkan dengan frame, yang didefinisikan sebagai, pemilihan yang ketat, penekanan dan peniadaan terhadap berita mana yang harus di angkat.7 Dengan frame para wartawan mampu memproses informasi menjadi berita yang lebih terorganisir dan memberikan makna terhadap peristiwa. Gamson dan Modigliani, peneliti yang konsisten mengimplementasikan konsep framing, menyebut cara pandang itu sebagai kemasan (package) yang mengandung konstruksi makna atas peristiwa yang akan diberitakan.8 Menurut mereka, frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi maknaperistiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Kemasan (package) adalah serangkaian ide-ide yang menunjukkan isu apa yang dibicarakan dan peristiwa mana yang relevan. Package adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima. Package tersebut dibayangkan sebagai wadah atau struktur data yang terorganisir sejumlah informasi yang menunjukkan posisi atau kecendrungan politik, dan yang membantu komunikator untuk menjelaskan muatanmuatan di balik suatu isu atau peristiwa. Keberadaan suatu package terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian didukung oleh perangkat-perangkat wacana seperti kata, kalimat,pemakaian gambar atau grafik tertentu atau proposisi dan sebagainya, awalnya elemen dan struktur wacana tersebut mengarah pada ide tertentu dan mendukung ide sentral suatu berita

7 8

Zen,Fathurin, NU POLITIK: Analisis Wacana Media, LkiS, Yogjakarta:2004 Eriyanto.2002. Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. LKiS: Yogyakarta. Hal.217-287

Tingginya minat dan perhatian media terhadap Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha ini menjadi suatu nilai berita yang dicari oleh wartawan baik media cetak maupun media online. Lalu bagaimana media nasional antara lain, Kompas dan Republika mengkonstruksi Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha tersebut? B. RUMUSAN MASALAH Berkaitan dengan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti membatasi penelitian ini pada berita Mengenai Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan di Media Nasional: Kompas dan Republika edisi 27 Oktober 2012. Sedangkan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana define problem pemberitaan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan

antara Kompas dan Republika?


b. Bagaimana diagnose cause pemberitaan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan

antara Kompas dan Republika?


c. Bagaimana make moral judgement pemberitaan Spirit Kurban dan Makna

Kebersamaan antara Kompas dan Republika?


d. Bagaimana treatment recomendation pemberitaan Spirit Kurban dan Makna

Kebersamaan antara Kompas dan Republika? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha dibingkai oleh media nasional: Kompas, dan Republika melalui pemberitaan masing-masing media.

Selain itu penelitian ini juga menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi media nasional: Kompas dan Republika dalam mengkonstruksi Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan dalam bentuk berita. Kemudian dengan mengetahui bagaimana media nasional tersebut memaknai serta mengkonstruksi dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian akan dapat

memaparkan bahwa terdapatnya perbedaan pada masing-masing media dalam memaknai dan mengkonstruksi suatu peristiwa. D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat peneliatian ini diharapkan agar menyumbangkan pemahaman kepada publik bahawa apa yang diberitakan oleh media atau bagaimana realitas yang terdapat dalam pemberitaam suatu media merukan hasil dari konstruksi media tersebut. Maksudnya realitas yang terdapat dalam media belum tentu adalah realitas sesungguhnya dilapangan. Realitas atau pemberitaan tersebut telah dikonstruksi oleh media dengan menonjolkan, memberi penekanan bahkan pengaburan terhadap beberapa aspek dari realitas yang ada. Dari segi penelitian analisis framing ini dapat menyumbangkan konstribusi bagi penelitian-penelitian komunikasi khususnya mengungkapkan cara pandang suatu media memaknai dan mengkostruksi suatu peristiwa seperti: Hari Raya Idul Adha. Lalu penelitian ini juga akan mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perbedaan cara pandang antar media tersebut. E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN Skripsi yang menjadi pedoman dan acuan penulis adalah skripsi yang berjudul Analisis Framing Berita Kekerasan Terhadap Wartawan Sun Tv di Okezone.com oleh Ratna Sari Dewi mahasiswa Jurnalistik Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta 2012. Alasan
5

penulis memilih skripsi tersebut untuk dijadikan sebagai rujukan adalah karena menggunakan dengan pendekatan framing yang sama dengan pendekatan yang penulis gunakan yaitu, teori Robert N Entman. Tentu terdapat perbedaan antara skripsi tersebut dengan skripsi penulis, yakni kasu yang diangkat, media massa, konsep, hasil temuan dan analisa data. F. KERANGKA TEORITIS Pada era globalisasi ini kebutuhan dan ketergantungan manusia akan informasi atau berita begitu tinggi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, telah membantu kita manusia yang haus akan informasi dan berita untuk dapat mengakses informasi secara mudah dari berbagai sumber. Ribuan bahkan jutaan berita tersedia setiap hari. Di antara banyaknya berita dan di sela-sela kesibukan, biasanya hanya beberapa berita saja yang sanggup kita baca dalam sehari. Headline news menjadi faktor penentu apakah sebuah berita akan dibaca atau dilewatkan begitu saja. Secara sederhana, Headline news didefinisikan sebagai kepala berita atau judul utama yang mengawali berita, serta merupakan salah satu cara menarik perhatian pembaca, karena judul adalah inti sari berita atau yang mewakili berita. Headline yang bagus adalah yang mampu membuat orang tertarik dan penasaran membaca beritanya hingga tuntas. Hanya dalam hitungan detik seseorang dapat memutuskan akan membaca berita tersebut atau hanya melewatkan begitu saja. Detik-detik tersebutlah yang harus digunakan dengan seefektif mungkin oleh penulis headline supaya mampu menjaring dan memikat pembaca. Karena pentingnya fungsi dari headline news, banyak media massa menggunakan gaya bahasa yang bombastis dan provokatif pada headline hanya demi mendapatkan perhatian pembaca. Selain itu, headline news juga berarti berita-berita menarik yang dijadikan topik utama dan dipasang di halaman pertama pada media massa seperti koran.
6

Namun terdapat empat jenis headline menurut kepentingannya dalam media cetak yaitu, banner headline (judul untuk berita utama, huruf paling besar dan dan menempati tempat strategis), spread headline (judul berita yang penting dan menempati urutan kedua setelah berita utama), secondary headline (judul berita yang kurang penting, biasanya besar dan ketebalan hurufnya pun lebih kecil), dan subordinated headline ( judul berita yang dianggap tidak penting, dimuat apabila masih ada tempat yang kosong). Sedangkan secara umum headline dibagi menjadi dua macam, yakni pertama, headline teller (pemberitahu atau headline yang menimbulkan perhatian pembaca dengan cara memberi tahu isi ringkasn berita), kedua headline teaser (penggoda atau headline yang menimbulkan perhatian pembaca dengan cara membangkitkan rasa ingin tahu atau dengan menghibur pembaca). Ciri-ciri headline teller adalah: Berusaha menarik perhatian dengan meringkas berita penting secara jelas dan tepat Langsung kesasaran Didesain dengan menggunakan satu atau dua jenis huruf standar.

Ciri-ciri headline teaser adalah: Terkait dengan berita feature atau berita yang bukan berita utama Membangkitkan rasa ingin tahu dan menghibur Jenis hurufnya sering mencerminkan isi beritanya. Kemudian juga terdapat beberapa jenis headline berdasarkan tampilannya, yakni cross lina headline (satu baris), pyramyde headline (lebih dari satu baris dan disusun seperti piramida), inverted pyramide headline (lebih dari satu baris dan disusun seperti piramida terbalik), flush left headline (lebih dari satu baris dan disusun dengan tepi kirinya rata), flush
7

right headline (lebih dari satu baris dan disusun dengan tepi kanannya rata), hanging indentionheadline (tiga baris atau lebih, dengan baris pertama paling panjang, sedangkan baris kedua dan ketiga sama panjang), deck (headline sekunder yang diletakkan dibawah headline utama, selalu menambah informasi dan membantu menjelaskan berita yang kompleks), hammer (frasa singkat atau bahkan satu kata yang ditulis dengan huruf yang lebih besar dibandingkan headline dibawahnya), tripod (kombinasi huruf atau frasa berukuran besar yang diakui dengan dua baris headline yang diketik dengan ukuran huruf setengahnya), headline jump (headline yang mengiringi bagian dari suatu berita yang berlanjut dihalaman yang berbeda), headline designer ( headline yang biasanya dipakai untuk feature koran, atau majalah). Berdasarkan pandangannya wartawan akan menentukan peristiwa mana yang ditampilkan sebagai headline. Dalam menyajikan suatu peristiwa atau fakta kedalam sebuah berita khususnya headline wartawan juga menggunakan sudut pandang yang konseptual. Namun, seorang wartawan media massa pun belum tentu dipercaya untuk membuat suatu headline atas berita yang meraka tulis sendiri. Pemberian headline news atau judul berita ini biasanya tanggung jawab redaktur dan pemimpin redaksi. Dan penentuan headline pada setiap media massa akan ada perbedaan di masing-masing media. Contoh nyatanya, pada halaman utama atau berita utama surat kabar memuat berita yang berbeda. Perbedaan ini menandakan dan menjelaskan berita mana yang dianggap penting oleh media. Hal ini juga erat kaitannya dengan bagaimana seorang wartawan melakukan framing terhadap suatu peristiwa. Tidak semua peristiwa yang terjadi dianggap penting oleh media. Biasanya yang menjadi peristiwa penting oleh harian lokal maupun nasional itu berupa berita politik karena kedua topik tersebut masalah utama Indonesia. Dapat kita lihat pada pemberitaan mengenai kasus korupsi yang menjerat anggota dewan, naiknya harga kebutuhan pokok rumah tangga, kebijak-kebijak baru yang dikeluarkan oleh
8

pemerintah atau masalah kenaikan harga BBM. Topik-topik yang demikian selalu menjadi berita hangat pada media. Salah satu peristiwa yang menarik perhatian peneliti adalah peristiwa Hari Raya umat Islam yaitu Hari Raya Idul Adha atau yang biasa disebut juga Hari Raya Haji atau Hari raya Kurban. Bagaimana framing media nasional di Indonesia: Kompas dan Republika dalam memberitakan peristiwa Hari Raya Idul Adha yang mempunyai khalayak di Indonesia mayoritas Islam. Idul Adha atau yang sering kita kenal dengan Idul Kurban, mengandung arti yang sangat dalam yang di antara nya adalah spirit kurban dan nilai kebersamaan. Mengingatkan kepada kita bagaimana proses perjuangan yang dilakukan oleh Nabi Allah Ibrahim as. Dimana nabi Ibrahim mendapatkan wahyu untuk menyembelih putranya sendiri, yang bernama Ismail as, putra yang ditunggu-tunggu selama bertahun-tahun. Disinilah nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati yang dicintainya, sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena ketakwaan dan kecintaan nya kepada sang Kholik melebihi segalanya, maka perintah tsb beliau laksanakan juga, walau pada akhirnya nabi Ismail as digantikan dengan seekor hewan kurban. Berdasarkan peristiwa Nabi ibrahim tersebut maka adanya perintah yang menganjurkan umat islam yang mampu untuk berkurban. Yang mana nanti daging kurban itu akan dibagi-bagikan kepada kaum duafa dan fakir miskin. Peristiwa berkurban ini mengandung makna solidaritas diantara sesama manusia. Tidak hanya peristiwa berkurban namun pada Hari Raya ini umat islam juga menjalankan rukun islam yang kelima, yakni menunaikan ibadah haji ke Mekkah bagi yang mampu. Idul Adha merupakan puncak dari ibadah haji seseorang yaitu ketika jamaah haji wukuf di Arafah.Masyarakat indonesia yang mayoritas umat islam, selalu berbondongbondong untuk menunaikan ibadah haji tersebut. Bahkan indonesia termasuk negara yang mengirim jamaah haji dengan jumlah yang banyak.
9

G. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode penelitian kualitatif dengan metode analisi framing model Robert N Entman. Dalam penelitian analisis framing ini penulis menggunakan paradigma konstruktivisme. Paradigma ini mempunyai pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya. Rancangan konstruksivisme ini melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas konstruksi sosial. Penulis menganalisis pemberitaan mengenai permasalahan Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha di media Nasional: Kompas, dan Republika edisi 27 Oktober 2012. Lalu menyimpukkan hasil dari penelitian tersebut yaitu, bagaiman media Nasional mengkonstruksi Spirit Kurban dan Makna Kersamaan pada Hari Raya Idul Adha tersebut kedalam sebuah pemberitaan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk proses pengumpulan data. Observasi Observasi merupakan proses mengamati hal atau peristiwa yang terjadi di sekitar. Observasi pada riset ini merupakan kegiatan mengamati subjek dan objek penelitian secara langsung. Pengolahan Data

10

Dalam pengolahan data penulis menggabungkan hasil temuan dari data-data yang didapat. Kemudian hasil tersebut diteliti menggunakan metode analisis framing Robert N Entman. Dokumentasi Penulis mengkliping data yang tertulis tang terdapat pada media nasional yang memuat berita mengenai Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari raya Idul Adha. Subjek dan Objek Penelitian Untuk melakukan penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah surat kabar nasional: Kompas dan Republika. Sedangkan objek penelitiannya adalah pemberitaan mengenai Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha dalam berita edisi 27 Oktober 2012. H. ANALISIS DATA Dalam penelitian ini menggunakan analisis framing model Entman (1993)yang menjelaskan media dalam menekankan atau menonjolkan informasi terhadap peristiwa yang diwacanakan dengan membagi perangkat framing ke dalam empat elemen define problem, diagnose cause, make moral judgement dan tretment recomendation suatu masalah atau wacana. 9 Define Problem (pendefinisian masalah) adalah elemen pertama atau master frame, bagaiman wartawan memaknai suatu peristiwa. Peristiwa yang sama dapat pahami atau dimaknai secara berbeda. Bingkai dan pemahaman yang berbenda ini menbentuk realitas yang berbeda pula.

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi da Politik Media:2002. LkiS, Yogjakarta (189-191)

11

Diagnose Cause (menjelaskan penyebab masalah), penyebab ini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa (who). Masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga akan berbeda. Make moral judgement (memberikan nilai moral), bagaimana media memberikan argumentasi, penekan , penonjolan terhadap Spirit Kurban dan Makna Kebersamaan pada Hari Raya Idul Adha ke dalam pemberitaan masing-masing media. Treatment recomendation, pada hal ini untuk mengetahui bagaiman meberikan, merekomendasikan cara pandangnya dalam menyelasaikan masalah, atau memprediksi realitas.

DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto, Objektivitas Media, Pandangan Konstruktivis dan Positivis Eriyanto, Analisis Framing Kontruksi, Ideologi dan Politik Media:2002. Yogjakarta Zen,Fathurin, NU POLITIK: Analisis Wacana Media, LkiS, Yogjakarta:2004

12

Anda mungkin juga menyukai