Anda di halaman 1dari 13

Efek Kariostatik In Vitro Dari Berbagai Suplemen Zat Besi Terhadap Permulaan Karies Gigi

(In vitro cariostatic effect of various iron supplement on the initiation of dental caries) Thakib A. Al-Shalan

Abstrak

Penelitian

pada

hewan

dan

penelitian

laboratorium

sebelumnya

memperlihatkan kemungkinan pengaruh dari zat besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti secara in vitro pengaruh dari konsentrasi yang berbeda dari empat suplemen zat besi terhadap permulaan karies gigi. Material dan metode : Empat produk suplemen zat besi digunakan yaitu frein-sol, ferotonic, feromin dan ferose. Dua ratus gigi yang telah dicabut dibagi secara random dalam 10 kelompok. Delapan kelompok dari empat produk zat besi dalam dua konsentrasi (100% dan 50%) di samping kelompok kontrol positif dan negatif. Bakteri Streptococci Mutans berkembang pada Todd Hewith Broth yang digunakan. Penilaian dekalsifikasi dan kavitasi dilakukan setiap hari selama 60 hari. Hasil : Penelitian ini memperlihatkan produk suplemen zat besi yang berbeda memiliki efek kariostatik pada permulaan karies gigi. Kecuali ferose 100% dan 50%, konsentrasi 100% dan 50% dari semua suplemen mempunyai efek kariostatik. Mean data untuk dekalsifikasi bervariasi yang paling rendah untuk kontrol positif (12,2 hari) dan yang paling tinggi untuk feromin 50%. Kavitasi dilihat dalam kelompok kontrol positif dan kelompok ferose dengan mean pada hari pertama yang mengalami kavitasi adalah hari ke 57. Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa besi dapat mempunyai efek kariostatik pada perkembangan in vitro dari karies gigi pada gigi manusia.

1. Pendahuluan Karies gigi adalah suatu penyakit yang paling sering menyerang manusia. Karies gigi disebabkan oleh bakteria Streptococcus Mutans (MS) yang berada pada rongga mulut dan dikenal sebagai bakteri utama penyebab karies gigi pada manusia (Hamada dan Slade, 1980). Karies gigi digolongkan penyakit manusia yang paling signifikan. Di Saudi Arabia, prevalensi dari karies gigi pada anak-anak dilaporkan pada penelitian yang berbeda (Al-Shammery et al., 1990, Al-Tamimi dan Peterson, 1998; Wyne, 2008). Suatu studi yang baru Wyne (2008) melaporkan prevalensi dari karies gigi pada anak Saudi adalah 74% karena karies dapat berlanjut sepanjang hidup dan tindakan preventif harus menjadi bagian dari pola hidup setiap orang. Metode preventif termasuk fluoride, fissure sealent, diet yang dianjurkan dan pendidikan pasien, dan juga kunjungan kembali (Duckwort dan Bebington, 1993). Ini diketahui bahwa fluoride efektif dalam mengurangi karies gigi (Bawden et al., 1978, Bjarnason dan Finnbogason, 1991). Metode preventif karies yang mungkin lainnya adalah menggunakan mineral (Lonnerdal et al., 1983). Ini ditemukan bahwa menurunnya zat besi menyebabkan perkembangan karies pada tikus yang mengalami desalivasi (Rosalen et al., 1996; Miguel et al., 1997). Hasil dari penelitian sebelumnya memberi kesan bahwa zat besi (Fe) yang ditambahkan pada suatu diet kariogenik dapat mengurangi insiden dari karies gigi pada hewan dan manusia (Opperman dan Rolla, 1980; Davey dan Embery, 1992; Larsson et al., 1992). Devulapalle dan Mooser (2001) memperlihatkan bahwa ion besi merupakan inhibitor kuat dari enzim glukosentransferase (GTF). GieratKucharzewska dan Karasinski (2006) dan Clarke et al. (2006) memperlihatkan bahwa zat besi berperan penting dalam perkembangan karies gigi. Selanjutnya, Berlutti et al. (2004) menyimpulkan bahwa zat besi dapat memegang peran kunci dalam proteksi rongga mulut dari patogenitas Streptococcus Mutans. Penelitian sebelumnya kami menyelidiki efek dari suatu suplemen zat besi (fre-in-sol) pada permulaan karies gigi (Al-Shalan dan Al-Askar, 2006). Hasilnya memperlihatkan bahwa zat besi memiliki peranan efek kariostatik pada 2

perkembangan karies gigi. Pengetahuan fakta bahwa pediatrisian menentukan suplemen zat besi yang berbeda untuk anak yang menderita karena anemia, ini mungkin menarik perhatian untuk mempelajari efek dari produk suplemen zat besi yang lain pada permulaan karies gigi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti secara in vitro efek konsentrasi yang berbeda dari empat suplemen zat besi terhadap permukaan karies gigi. 2. Material dan Metode 2.1. Preparasi Gigi Dua ratus gigi karies yang telah diekstraksi dan gigi premolar permanen manusia bebas restorasi digunakan. Gigi ini dikumpulkan, dibersihkan dan disimpan menggunakan thymol pada suhu kamar hingga digunakan. Gigi dipreparasi seperti yang digambarkan sebelumnya (Al-Shalan dan Al-Askar, 2006). Dan laporan singkat, gigi dibenamkan menggunkaan cold cure acrylic resin menutupi gigi pada cementoenamel-junction. Area yang dipilih pada permukaan bukal dari gigi yang ditutup dengan setetes pengkilap kuku berwarna. Kemudian seluruh bagian ditutup dengan pengilap kuku transparan. Setelah varnis mengering, bagian yang berwarna dihilangkan untuk meninggalkan suatu permukaan enamel dan nampak kira-kira 0,5 cm2. Gigi didistribusikan secara random ke sepuluh kelompok (Tabel 1). 2.2. Sumber Besi Empat produk dari suplemen zat besi digunakan. Produk ini adalah : (1) Frein-sol (Bristol Myers Squibb Company, New Jersey, USA), (2) Ferotonic (Ram Pharmaceytical, Amman, Jordan), (3) Feromin (Riyadh Pharma, Riyadh KSA) dan (4) Ferose (Spimaco Al-Qassim Pharmaceutical Plant, Saudi Arabia). Bagi persediaan, dua konsentrasi (100% dan 50%) digunakan tiap kelompok. Konsentrasi 100% menunjukkan bahwa isi dari botol digunakan secara langsung tanpa pengenceran. Oleh karena itu konsentrasi 50% disiapkan dalam jumlah 50% dari produk dengan 50% air suling (dH2O) dalam wadah steril. Total dari delapan kelompok eksperiman diperoleh. 3

Tabel 1 Distribusi dari gigi untuk eksperimental dan kelompok kontrol (N=200)

2.3.

Eksperimen Karies Artificial Sepuluh pelat ELISA 24-well (volum/well 2,0 ml) digunakan. Tiap pelat

diberi untuk tiap kelompok. Gigi yang ditanam ditempatkan dalam suatu ELISA well yang mengandung media larutan yang dibenamkan dari 1,00 ml THB yang mengandung bakteria MS (6715), 100l sukrosa 10% dan 100 l zat besi dalam konsentrasi/produk yang berbeda. Untuk kelompok kontrol positif, tidak ada zat besi digunakan. Tidak ada bakteria digunakan untuk kelompok kontrol negatif. Untuk kedua kelompok kontrol, 100l dH2O digunakan. Pelat diinkubasi dalam suatu ruang anaerob pada 370 C. 2.4. Evaluasi Perkembangan Karies Perkembangan dari permulaan karies gigi dan gerak maju di evaluasi dengan pemeriksaan visual (dekalsifikasi) dan pemeriksaan taktil (kavitasi). Dekalsifikasi dan gerak maju karies dicatat setiap hari selama 60 hari. Evaluasi dilakukan secara independent dengan dua pemeriksaan dan nilai terendah diambil.

2.5.

Analisis Secara Statistik Data dimasukkan dan dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk

memperlihatkan tindak tanduk secara umum dari data. Tes chi-square digunakan untuk menentukan hubungan antara kelompok. Jika chi-square tidak valid sebagaimana mestinya untuk jumlah kecil dari hasil, tes terperinci Fisher digunakan. Tingkat yang signifikan ditetapkan pada probabilitas 0,05. 3. Hasil 3.1. Pemeriksaan Visual Gambar 1 memperlihatkan bahwa semua gigi dalam kelompok 1 dan 10 (kontrol positif dan 50% ferose, secara berturut-turut) menimbulkan dekalsifikasi. Kelompok lainnya (kecuali kontrol negatif) memperlihatkan dekalsifikasi pada beberapa gigi. Tabel 2 meringkaskan deskriptif data dari pemeriksaan visual. Mean dari hari pertama dekalsifikasi adalah 12,2 hari untuk kelompok satu dan 17,5 hari untuk kelompok 10. Tambahan pula, kelompok tiga (100% fre-in-sol) dan kelompok delapan (50% feromin) memperlihatkan hanya dua gigi yang mengalami dekalsifikasi. Pada kelompok dua, mean dari hari awal dekalsifikasi adalah 29 hari untuk kelompok untuk kelompok tiga (100% fre-in-sol) dan 50 hari untuk kelompok delapan (50% feromin). Selanjutnya, kelompok empat (50% fre-in-sol), lima (100% ferotonic), enam (50% ferotonic) dan tujuh (100% feromin) memperlihatkan hanya tiga gigi yang mengalami dekalsifikasi. Mean dari hari pertama dekalsifikasi adalah 36 hari untuk kelompok tiga dan 45 hari untuk tiga kelompok lainnya. Dalam kelompok 9 (100% ferose), 16 gigi memperlihatkan dekalsifikasi dan mean dari hari awal dekalsifikasi adalah 35,12 hari.

Gambar 1 Jumlah dari gigi yang mengalami dekalsifikasi tiap kelompok setelah 60 hari Tabel 2 Statistik deskriptif (jumlah dan mean) dari data dekalsifikasi untuk senua kelompok yang menggunakan pemeriksaan visual

Jumlah (%) dari kelompok gigi yang sehat pada bagian terakhir dari suatu penelitian pemeriksaan visual diperlihatkan dalam tabel 3. Semua gigi dalam kontrol positif dan 50% kelompok ferose berkembang mengalami dekalsifikasi. Pada kelompok 9 (100% ferose), 4 gigi (dari 20) tidak memperlihatkan dekalsifikasi. Kelompok empat (50% fre-in-sol), lima (100% ferotonic), enam (50% ferotonic) dan tujuh (100% feromin memperlihatkan 85% dari gigi adalah sehat (N=7). Selanjutnya, table 3 memperlihatkan bahwa kelompok tiga (100% fre-in-sol) dan kelompok 8 6

(50% feromin) memperlihatkan 90% dari gigi adalah sehat (N=18). Pada akhir eksperimen, 72 gigi mengalami dekalsifikasi dan 128 gigi sehat. Perbandingan yang multiple antara kelompok (jumlah gigi yang terdekalsifikasi) didiagnosa dengan pemeriksaan visual menggunakan tes chi-square diperlihatkan dalam table 4. Analisa secara statistik antara kelompok-kelompok yang berbeda memperlihatkan perbedaan yang signifikan (P<0,05) antara kelompok kontrol dan kelompok lainnya kecuali kelompok sepuluh. Perbedaan yang signifikan (P=0,0001) ditemukan antara kelompok satu (kontrol positif) dan semua kelompok lainnya (P=0,000).
Tabel 3 Jumlah dan persentase dari gigi yang sehat tiap kelompok pada akhir penelitian yang menggunakan pemeriksaan visual

3.2.

Pemeriksaan Taktil Tabel 5 meringkaskan data deskriptif dari pemeriksaan taktil berguna untuk

diagnosis kavitas. Ini memperlihatkan bahwa hanya lima gigi yang mengalami kavitasi. Empat gigi dari kelompok satu (kontrol positif) dan satu gigi dari kelompok 9 (100% ferose). Mean pada hari pertama kavitasi adalah 57 hari. Selanjutnya, data memperlihatkan bahwa 80% dari kelompok satu (kontrol positif), 95% dari kelompok 9 (100% ferose) dan semua kelompok lainnya sehat. Analisa secara statistik antara 7

kelompok yang berbeda diperlihatkan pada tabel 6. Perbedaan yang signifikan antara kelompok satu (kontrol positif) dan semua kelompok lainnya (P=0,024) kecuali kelompok 9 (100% ferose) yang memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan (P=0,091).
Tabel 4 Perbandingan multiple antara kelompok (jumlah dari gigi yang mengalami dekasifikasi) didiagnosa dengan pemeriksaan visual

* Jika jumlah dari sel-sel mempunyai frekuensi yang diharapkan lebih dari 20%, tes
terperinci Fisher digunakan Tabel 5 Statistik deskriptif (jumlah dan mean) pada hari pertama kavitasi dan jumlah dan persentase dari gigi yang sehat yang menggunakan pemeriksaan taktil (*periode eksperimental = 60 hari)

4. Diskusi Sasaran dari penelitian ini adalah untuk meneliti efek dari produk suplemen dari produk besi yang berbeda terhadap permulaan karies gigi dengan menggunakan suatu model in vitro. Model karies in vitro digunakan untuk mengurangi kontrol dari faktor-faktor yang berbeda (misalnya saliva dan faktor host) yang dapat berperan pada permulaan dan progresi dari karies gigi suatu model in vitro yang digunakan sebelumnya (Al-Shalan dan Al-Askar, 2006; Lammers, 1990; Kotsanos, 1991; Featherstone, 1996; Hall, 1997). Tambahan pula, gigi yang telah dicabut dikumpulkan dari pasien-pasien muda dimana giginya dicabut untuk alasan ortodontik. Hasil dari model in vitro bisa dianggap sebagai petunjuk untuk penelitian in vivo yang akan dilakukan selanjutnya. Studi demikian penting dilakukan sebelum percobaan pada manusia dilakukan.
Tabel 6 Perbandingan multiple antara mean kelompok dari jumlah kavitasi dengan menggunakan tes chi-square dengan pemeriksaan taktil (jika jumlah dari sel-sel memiliki frekuensi yang diharapkan lebih dari 20%, tes terperinci fisher digunakan)

Produk zat besi yang digunakan dalam penelitian ini digunakan secara luas untuk pengobatan anemia (Oski, 1993). Produk tambahan disediakan dan penelitian yang akan datang dapat meneliti efeknya pada permulaan karies. Dalam penelitian ini, 100% dari produk disediakan dan 50% dalam bentuk cairan digunakan. Ini memungkinkan bahwa konsentrasi zat besi dalam setiap produk berbeda. Sampai saat 9

itu, suatu kontrol yang lebih baik akan digunakan untuk menstandardisasi konsentrasi zat besi tiap produk yang bisa diteliti dalam penelitian yang akan dilakukan. Tambahan pula untuk kelompok eksperimental, kelompok kontrol positif dan negatif digunakan dalam penelitian ini. Tujuan dari penggunaan kontrol positif adalah untuk menjamin model yang kami gunakan efektif dalam memperlihatkan dekalsifikasi dan atau kavitasi. Kelompok kontrol negatif digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan kontaminasi yang dapat terjadi. Hasil memperlihatkan bahwa kelompok kontrol memenuhi kegunaannya. Diagnosis dari karies gigi adalah fundamental untuk praktik kedokteran gigi. Tahap baru dari karies gigi sulit untuk didiagnosa (Dodds, 1993; Rosen et al., 1996). Karies didiagnosa dengan pemeriksaan gigi termasuk inspeksi visual, radiografi dan pemeriksaan taktil dengan dental explorer (Dodds, 1993). 4.1. Pemeriksaan Visual Dalam penelitian ini, pemeriksaan visual digunakan untuk diagnosis dari dekalsifikasi. Hasil memperlihatkan bahwa gigi dalam kelompok kontrol positif berkembang mengalami dekalsifikasi pada semua gigi. Berbeda, gigi dalam kelompok kontrol negatif tidak berkembang mengalami sedikitpun dekalsifikasi. Ini memperlihatkan kontrol baik digunakan. Jika kontaminasi terjadi, kontrol negatif bisa berkembang mengalami dekalsifikasi pada beberapa gigi. Ini bisa menjamin untuk suatu batas yang pasti, eliminasi dari kontaminasi memungkinkan dalam penelitian kami. Hasil memperlihatkan bahwa gigi dalam kelompok yang mengandung fre-insol. Ferotonic dan feromin berkembang menjadi kurang dekalsifikasi sebagai pembanding untuk kelompok ferose. Ini bisa menjadi sifat untuk produk besi yang berbeda yang digunakan. Fre-in-sol, ferotonic dan feromin mengandung ferrous sulfat dan ferose mengandung besi (III)-hidroxide polimattose complex. Torell (1998) melaporkan bahwa aplikasi dari produk besi yang berbeda dilihat dari segi kandungannya mempunyai efek kariostatik yang berbeda. Untuk kelompok ferrous sulfat, ditemukan mempunyai efek kariostatik pada penelitian eksperimental yang 10

dilakukan pada hamster yang diaplikasi secara topikal pada gigi sebagai penambah pada minuman air atau diet (Dodds, 1993; Emilson dan Krosse, 1972). Rosalen et al. (1996) dan Miguel et al. (1997) mendemonstrasikan bahwa sumber zat besi yang mengandung ferrous sulfat mengurangi perkembangan karies gigi dalam tikus yang mengalami desalivasi. Untuk kelompok ferose, ferose mengandung besi III-hidroxide polimaltose complex. Tidak ada efek kariostatik yang menyamai kelompok ferrous sulfat lainnya. Ini mungkin menjadi sifat untuk hidrolisis maltose yang menghasilkan dua molekul dari glukosa. Kemungkinan efek lainnya adalah pembentukan yang kompleks antara hydroxide polymaltosa dan besi yang bisa menyebabkan besi yang sangat sedikit bereaksi dengan email gigi (Torell, 1998). 4.2. Pemeriksaan Taktil Dental explorer digunakan untuk diagnosis kavitasi (pemeriksaan taktil). Pemeriksaan ini digunakan dalam studi yang berbeda (Penning et al., 1992); ElHausseiny dan Janjoun, 2001; Lussiet al., 2001). Teknik ini seharusnya dicela karena kemungkinan beralihnya mikroorganisme dari sisi yang satu ke sisi lainnya. Tambahan pula, suatu explorer yang tajam sebenarnya dapat menyebabkan defec traumatic irreversible pada area yang mulai mengalami demineralisasi (Ekstand et al., 1987; Penning et al., 1992). Semua gigi dalam kelompok 1 dan kelompok 10, dan 16 gigi dari kelompok 9 mengalami dekalsifikasi. Hasil memperlihatkan bahwa hanya lima gigi yang mengalami kavitasi. Empat gigi dari kelompok 1 (kontrol positif) dan satu gigi dari kelompok 9 (100% ferose). Perbedaan yang signifikan ditemukan antara kelompok 1 (kontrol positif) dan semua kelompok lainnya kecuali kelompok 9 (100% ferose). Penemuan ini diperkuat oleh pemeriksaan visual. Eksperimen dilakukan selama 60 hari, ini butuh untuk menambah waktu semua gigi yang didiagnosa mengalami kavitasi dengan pemeriksaan taktil yang pernah dilakukan dalam tiga hari yang lalu.

11

4.3. Efek dari Besi Pada Karies Gigi Hasil penelitian kami memperkuat penelitian sebelumnya yang memperlihatkan suatu efek kariostatik dari ferrous sulfat (Miguel et al., 1997); Devulapalle dan Mooser, 2001). Besi dapat melindungi permukaan email dengan lapisan pelindung. Efek lapisan pelindung asam diperlihatkan in vitro. (Al-Shalan dan Al-Askar, 2006; Clarkson et al., 1984). Ini dapat dianggap bahwa lapisan pelindung ini akan menjadi kuat mengelilingi bagian organik dari email sebagai hydrous iron oxider dan material clay yang mempunyai afinitas yang baik terhadap material organik (Craig, 1979). Afinitas ini diperlukan dalam kerja klinis untuk menambah adesi antara resin komposit dan dentin oleh mordanting dengan ferric choride (Jedrychowski et al., 1981). Gel dan kristal dari hydrous iron oxides mampu menyerap berbagai ion dan nucleating dari berbagai substansi kristalin. Dari segi gigi, penyerapan kalsium dan fosfat merupakan perhatian khusus yang mengindikasikan bahwa besi bisa memiliki fungsi perbaikan (Torell, 1988). Ini bisa jadi dengan nucleating pengendapan dari kalsium salivary dan ion fosfat sebagai apatite atau fosfat lainnya pada permukaan amail. Oleh karena itu, zat besi bisa mempunyai efek dari pergantian mineral yang dapat dilarutkan selama fase asam dari proses karies. Tambahan pula, memperlihatkan yang disebutkan di atas, afinitas pada material organik zat besi seharusnya bisa untuk menengahi fiksasi dari partikel remineralisasi pada bagian organik dari email (Torell, 1988). Konsep dari suatu kemungkinan peranan zat besi dalam remineralisasi pada email manusia didukung oleh beberapa penelitian. Bachra dan Van Harskamp (1970) memperlihatkan bahwa konsentrasi yang rendah secara ekstrim dari zat besi dapat memulai pengendapan dari apatite kalsium dari meta stabil yang mengalami kalsifikasi sistem buffer. Selain itu, besi karies remineralisasi dilaporkan mengandung lebih banyak zat besi daripada lapisan permulaan email yang utuh.

12

5. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil dari penelitian in vitro ini, kami menyimpulkan produk suplemen zat besi yang berbeda yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai efek kariostatik dalam perkembangan karies gigi. kecuali dari ferose 100% konsentrasi 100% dan 50% dari semua sisa produk mempunyai efek kariostatik.

13

Anda mungkin juga menyukai