Anda di halaman 1dari 3

Panduan Menyusun Soal One Best Answer 1.

Pendahululan: Soal One Best Answer Dikenal juga dengan soal tipe A Merupakan tipe soal pilihan ganda yang paling sering digunakan Terdiri dari sebuah stem (contoh: presentasi kasus klinis) dan diikuti dengan pertanyaan serta beberapa pilihan jawaban yang biasanya terdiri dari satu pilihan benar/paling benar dan empat pilihan salah/kurang benar sebagai distractor (pengganggu) Contoh soal: Seorang laki-laki, 32 tahun, datang dengan keluhan rasa lemas pada tangan dan kaki yang makin parah sejak 4 hari yang lalu. Selama ini dia selalu sehat, kecuali 10 hari yang lalu, dia terkena infeksi saluran pernafasan atas. Saat ini, suhu tubuhnya 37,8C, tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 94/menit, laju pernafasan 42/menit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan symmetric weakness pada kedua sisi wajah dan pada otot ekstremitas distal dan proksimal. Sensasi didapati intact. Tidak ditemukan reflex tendon dalam, respons plantar: flexor. Pertanyaan (Lead in): Di antara pilihan jawaban ini, manakah diagnosis yang paling tepat? Pilihan: a. Accute disseminated encephalomyelitis b. Guillain-Barr syndrome c. Myasthenia gravis d. Poliomyelitis e. Polymyositis Jawaban paling benar adalah B. Namun bila diperhatikan, pilihan jawaban yang lain tidak sepenuhnya salah. Urutan pilihan jawaban dari paling benar sampai paling kurang benar adalah sebagai berikut B, E, A, C, D. Dalam tipe soal one best answer, apabila pertanyaannya adalah manakah diagnosis yang paling tepat atau paling tidak tepat, maka pilihan jawaban tidak harus benar-benar salah. 2. Kesalahan Teknis Yang Harus Dihindari Dalam Menyusun Soal 2.1.Dalam kaitannya dengan Testwiseness (kecerdikan menjawab soal) Kadang soal dapat dijawab tanpa mengetahui jawaban benar karena terjadi kesalahan teknis dalam menyusun soal. Peserta ujian yang cerdik dapat menjawab soal berdasarkan analisis atas kesalahan-kesalahan tersebut. Antara lain:

2.1.1. Petunjuk gramatikal sebaiknya semua item pilihan jawaban mengikuti pola gramatikal yang sama, misalnya bila pilihan benar adalah kata benda, maka distractor semuanya juga kata benda. Apabila distractor salah secara gramatikal maka dapat menjadi petunjuk dalam memilih jawaban yang benar meskipun sebenarnya tidak mengetahui jawabannya. 2.1.2. Petunjuk logis (penalaran) semua pilihan jawaban harus berada dalam dimensi yang sama dengan jawaban yang benar. Contoh: Kejahatan: a. Terdistribusi rata di antara semua kelas social b. Lebih banyak terjadi di antara masyarakat miskin c. Lebih banyak terjadi di antara masyarakat menengah dan kaya d. Pada dasarnya merupakan indikasi kelainan psikoseksual e. Tidak dapat ditoleransi oleh Negara Peserta ujian yang cerdik hanya akan mempertimbangkan pilihan a,b, dan c karena ketiganya berada dalam dimensi ranking yang serupa. Pilihan d dan e hanya terkesan ditambahkan untuk melengkapi pilihan jawaban. 2.1.3. Penggunaan terminologi absolut terminologi seperti tidak pernah atau selalu tidak boleh digunakan dalam pilihan jawaban. Contoh: Kerusakan memori yang terjadi pada pasien dengan dementia lanjut tipe Alzheimer: a. Dapat diterapi dengan adekuat menggunakan lecithin b. Mungkin merupakan sequela parkinsonism awal c. Tidak pernah dijumpai pada pasien dengan neurofibrillary tangles pada otopsi d. Tidak pernah parah e. Mungkin melibatkan sistem kolinergik Pilihan a, b dan e bersifat kurang absolut, sedangkan c dan d sifatnya absolut. Peserta yang cerdik tidak akan mempertimbangkan pilihan c dan d karena hanya kemungkinan kecil c dan d merupakan jawaban benar (karena sifat absolutnya) 2.1.4. Jawaban benar jauh lebih panjang, lebih spesifik, atau lebih lengkap dibanding distractor usahakan membuat pilihan jawaban yang hampir sama panjang 2.1.5. Pengulangan kata jangan mengulang kata yang sama pada stem dan pada pilihan jawaban benar. Contoh: A 58-year-old man with a history of heavy alcohol use and previous psychiatric hospitalization is confused and agitated. He speaks of experiencing the world as unreal. The symptom is called:

a. Depersonalization b. Derailment c. Derealization d. Focal memory defect e. Signal anxiety Perhatikan bahwa jawaban benar (derealization) merupakan pengulangan dari kata unreal pada stem. Selain pengulangan kata seperti ini, pengulangan kata secara metafora harus dihindari juga, contoh: stem menyebut nyeri tulang, dan jawaban benar diawali dengan osteo2.1.6. Strategi konvergensi: pilihan yang benar mengandung elemen terbanyak dibanding pilihan lain. Contoh: Local anasthetics are most effective in the: a. Anionic form, acting from inside the nerve membrane b. Cationic form, acting from inside the nerve membrane c. Cationic form, acting from outside the nerve membrane d. Uncharged form, acting from inside the nerve membrane e. Uncharged form, acting from outside the nerve membrane Peserta ujian yang cerdik akan mengeliminasi pilihan a, karena anionic hanya muncul sekali. Demikian juga pilihan yang mengandung outside the nerve membrane karena lebih jarang muncul dibanding inside the nerve membrane. Peserta yang cerdik hanya akan mempertimbangkan pilihan b dan d. karena 3 dari 5 pilihan mengandung charge (anionic dan cationic) maka peserta yang pintar akan memilih b. 2.2.Dalam kaitannya dengan tingkat kesulitan yang tidak relevan 2.2.1. Pilihan jawaban panjang, kompleks, atau majemuk usahakan pilihan jawaban tidak terlalu panjang dan kompleks 2.2.2. Data numeric tidak dinyatakan secara konsisten Contoh: Following a second episode of infection, what is the likehood that a woman is infertile? a. Less than 20% b. 20-30% c. Greater than 50% d. 90% e. 75% Perhatikan bahwa pilihan jawaban tidak konsisten. Pilihan a, b, dan c adalah kisaran, sementara d dan e adalah angka pasti. Kisaran pilihan c juga mencakup pilihan d dan e. 2.2.3. Terminology dalam pilihan jawaban tidak jelas (contoh: menggunakan kata jarang, biasanya) 2.2.4. Pilihan menggunakan bukan salah satu di atas 2.2.5. Stem nya kompleks (meskipun sebenarnya bisa disederhanakan)

Anda mungkin juga menyukai