Anda di halaman 1dari 8

EASAN 3 dalam Foto

... hal 4

Deklarasi Bali

... hal 6

Olah Air Limbah Biar Warga Sehat ... hal 7

Newsletter

Edisi EASAN 2012

AMPL

EASAN-3, Tandai Peningkatan

Kerjasama Regional Untuk Sanitasi

Berita di hal 2

Anak- Anak Rentan Terhadap Dampak Sanitasi Buruk

nak-anak paling rentan terhadap efek dari sanitasi dan higiene yang tidak memadai. Hal ini menempatkan mereka pada risiko yang lebih besar untuk diare, polio, dan

konsekuensi kesehatan lainnya yang merugikan. Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi dalam sambutannya pada acara ...hal 3

EASAN 3...

dari hal 1

Easan kali ini menjadi momentum yang sangat penting karena menegaskan komitmen regional untuk penanganan sanitasi dan air minum, kata Dedy S. Priatna, Deputi Sarana dan Prasarana Bappenas dalam pidato penutupannya. Pentingnya pembentukan kerja sama regional juga ditekankan oleh Dedi. Hal ini bertujuan untuk membantu mempertahankan komitmen dan memantau kemajuan pelaksanaan Deklarasi Bali. Termasuk sinergi antara pemerintah dan mitra internasional. Tapi yang paling penting adalah memobilisasi sumber daya yang memadai, baik uang dan orang, melalui strategi dan program nasional, tandasnya. Nissa

Tampak Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi sedang memukul gong tanda dibukanya konferensi

| Newsletter AMPL | Edisi EASAN 2012

foto-foto: Pokja AMPL

iga belas negara-negara Asia Timur dan Papua Nugini bersepakat untuk meningkatkan kerja sama regional dalam penanganan sanitasi dan higiene. Demikian komitmen yang dituangkan dalam Bali Declaration pada pertemuan tingkat menteri negara-negara Asia Timur East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene (EASAN) III. Diselenggarakan di Denpasar, Bali, 10-12 September 2012, Easan-3 dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi. Acara yang dihadiri sekitar 250 peserta ini, bertujuan untuk meningkatkan komitmen pencapaian tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs) di bidang sanitasi. Delegasi 14 negara di Asia Timur memaparkan sejumlah capaian negara masing-masing serta berbagi berbagai macam topik pembelajaran tentang air minum, sanitasi dan higiene. Dalam pidato pembukaannya, Nafsiah menyatakan jumlah masyarakat yang belum bisa mendapatkan air bersih dan fasilitas sanitasi memadai di negara padat penduduk masih sangat besar. Di Indonesia sendiri, paMenteri Kesehatan RI, par Nafsiah, ada sekitar 109 Nafsiah Mboi juta jiwa atau 44 persen dari total penduduk sekitar 237 juta yang belum bisa mengakses air bersih dan fasilitas sanitasi yang layak. Jumlah itu masih sangat jauh dari target yang ditetapkan pada 2015. Dengan tingkat kemajuan saat ini, kami baru bisa memproyeksikan kenaikan cakupan sampai 67 persen pada 2015, ujarnya Pertemuan dua tahunan tingkat menteri ini berhasil mendorong lahirnya komitmen untuk meningkatkan upaya pelayanan air minum dan sanitasi terutama kepada masyarakat yang belum terlayani melalui kemauan politik yang kuat dan pendanaan yang memadai.

Anak-anak...

dari hal 1

East Asia Ministerial Conference on Sanitation and Hygiene III (EASAN III) di Nusa Dua, Bali (10/9). Menkes mengatakan, sanitasi yang baik akan mengurangi kerugian ekonomi dan meningkatkan kehadiran murid di sekolah dasar, mengurangi prevalensi penyakit sehingga anak-anak dapat datang kesekolah, meningkatkan produktivitas orang dewasa, memberikan keamanan bagi para perempuan, serta mengurangi polusi dari sumber air. Penelitian Bank Dunia pada dampak sanitasi yang buruk terhadap ekonomi di Asia Tenggara menyebabkan kerugian ekonomi minimal 9 milyar dolar per tahun. Sementara perilaku tidak sehat dan kurang higienis mengarah ke sumber air minum, sumber air rumah tangga, area aliran air, sungai dan lingkungan menjadi tercemar. Sanitasi, higiene dan perilaku hidup sehat akan mengurangi kejadian penyakit yang ditularkan melalui air. Peningkatan perilaku, seperti pembuangan kotoran yang aman, mencuci tangan dengan sabun, dan perluasan penyediaan sanitasi bisa membawa manfaat sosial, lingkungan dan ekonomi yang signifikan. Pentingnya sanitasi dan kesehatan karena penyakit menular dapat dicegah dengan air minum yang aman, sanitasi yang memadai dan perilaku higienis, kata Menkes.

Menurut Nafsiah Mboi, terdapat beberapa alasan sejumlah besar keluarga tidak memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi dan air minum. Di antaranya adalah rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh sanitasi dan air minum pada kesehatan. Selain itu, perilaku yang tidak mendukung perilaku bersih dan sehat, karena tingkat ekonomi masyarakat yang tidak mampu untuk membangun fasilitas sanitasi dan tidak memiliki akses terhadap air minum yang memadai. Selain menyelenggarakan konferensi Easan-3, Indonesia melakukan beberapa kegiatan sanitasi dan higiene seperti Deklarasi Bebas BAB di sembarang tempat dan Pengembangan Strategi sanitasi Kota di berbagai kabupaten/kota dalam rangka mempercepat perbaikan sanitasi dan perilaku higienis, ujar Menkes. Dalam sambutannya pada upacara pembukaan Easan-3 tersebut, Menkes juga turut mendorong para peserta untuk berbagi pengalaman satu sama lain, membangun komitmen pribadi untuk sanitasi, dan membantu menciptakan dan mempertahankan kemauan di tingkat politik. Menkes berharap diskusi pada konferensi Easan-3 akan memberdayakan negara-negara Asia Timur untuk mengatasi tantangan berat dari sanitasi dan higiene di wilayah itu. Nissa

Edisi EASAN 2012 | Newsletter AMPL |

foto: Pokja AMPL

Sekilas Sejarah EASAN


Easan-1 di Beppu, Jepang tahun 2007 bertemakan Good Sanitation, Good Life. Easan-1 mengadvokasi pentingnya dilakukan pembangunan sanitasi di negara-negara AsiaTimur. Easan-2 di Manila, Filipina diselenggarakan 27-29 Januari 2010, menghasilkan Deklarasi Manila yang menyerukan kerjasama regional yang lebih kuat diantara negara-negara Asia Timur untuk memfasilitasi sharing praktik baik dan pengetahuan yang berdampak pada perubahan yang lebih baik. Easan-3, 10-12 September 2012 di Nusa Dua Bali, Indonesia. Mengambil tema Sanitation for All Towards 2015 and Beyond mencari strategi-strategi percepatan pencapaian MDGs dan pentingnya keberlanjutan .

| Newsletter AMPL | Edisi EASAN 2012

EASAN 3

dalam Foto

foto-foto: Pokja AMPL

Edisi EASAN 2012 | Newsletter AMPL |

Deklarasi Bali

enin (10/9) di Nusa Dua Bali, seluruh negara anggota ASEAN ditambah China dan Mongolia menandatangani Deklarasi Bali atau Bali Declaration pada Konferensi Tingkat Menteri Se-Asia Timur tentang Sanitasi dan Higiene (Easan-3). Berikut dua belas butir isi Deklarasi Bali tersebut : marjinal di perkotaan dan pedesaan 8. Komitmen untuk mengembangkan serta menganggap serius tantangan penilaian yang terintegrasi, medalam menjaga lingkungan dan kanisme monitoring dan evlauasi merespon emergensi perubahan dengan peran dan tanggung jawab iklim. yang jelas Komitmen untuk menyediakan du- 9. Komitmen untuk membangun atau kungan peningkatan kapasitas bagi memperkuat komiten multi sektor di pemerintah daerah dan memamtingkat nasional untuk mendukung pukan mereka dalam pelaksanaan kementerian yang berkaitan melalui program dan proyek air minum, sharing informasi dan koordisanitasi dan higiene secara efektif nasi untuk memformulasikan dan dan efisien mengimplementasikan rencana aksi Komitmen untuk mengadvokasi sanitasi dan higiene berbagai lapisan pemerintah dan 10. Komitmen untuk melanjutkan termasuk eksekutif, legislatif, kemenpertemuan regular melalui konferensi terian keuangan, lembaga perenEasan, sebagai platform regional canaan nasional dan pemerintah untuk peningkatan kerjasama daerah dalam rangka mendukung dalam sanitasi dan higiene di antara proses termasuk mobilisasi sumber negara-negara Asia Timur dan daya, koordinasi sektor dan monitorantar regional ing sektor 11. Komitmen untuk melanjutkan dan Komitmen untuk meningkatkan promemastikan efektivitas proses Easan fil air minum dan sanitasi di sekolah, dan berupaya melaporkan berbagai di fasilitas penanganan kesehatan komitmen Easan dalam pertemuan dan di wilayah publik lanjutan. Komitmen untuk meningkatkan 12. Komitmen untuk mengembangakses terhadap air minum dan kan rencana-rencana dan untuk sanitasi yang berkelanjutan dengan mengalokasikan dan memobilisasi memprioritaskan strategi-strategi air sumber daya dalam melaksanakan minum dan sanitasi yang terintegrasi komitmen selama Easan.

1. Komitmen untuk meningkatkan upaya pelayanan air minum dan sanitasi terutama kepada masyarakat yang belum terlayani serta meningkatkan praktik higiene melalui kemauan politik yang kuat, pendanaan yang cukup, dan meningkatkan partisipasi komunitas yang sejalan dengan strategi pembangunan nasional untuk mengurangi perilaku buang air sembarangan di wilayah Asia Timur. 2. Komitmen untuk membangun dan menjaga alokasi pendanaan yang cukup bagi program sanitasi dan higiene dan secara progresif dan meningkatkannya sesuai kebutuhan demi tercapainya pemenuhan kebutuhan secara universal, pengelolaan yang aman, pembuangan air limbah yang baik dan sebagainya 3. Komitmen untuk mengidentifikasi hambatan dan solusi berdampak luas, yang mengarah pada aksi nyata dengan peran koordinasi pemerintah dan mitra pembangunannya, untuk meningkatkan capaian dalam meraih target penyediaan air minum, sanitasi dan higiene bagi masyarakat miskin dan kelompok

4.

5.

6.

7.

| Newsletter AMPL | Edisi EASAN 2012

Kunjungan ke Proyek Pengembangan Sewerage di Denpasar

Peserta sedang berada di pinggir kolam pengelolaan limbah Denpasar Sewerage Development Project (DSDP)

dan sekitarnya masih dalam tahap pertama. Tahap kedua akan melihat instalasi pipa lebih lanjut dan ditargetkan selesai pada bulan Juli 2013. Tahap terakhir dari pembuangan limbah masih belum ditentukan, jelas Budiarsa. Handy B. Legowo, Kasubdit Air Limbah Direktorat Penyehatan Lingkungan Permukiman, Cipta Karya, Kementerian PU, menambahkan masyarakat Denpasar mendapatkan setidaknya dua keuntungan bagi

Tampak instalasi Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) terlihat dari atas

warga Bali dengan adanya DSDP, yakni kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Kalau warga sehat, berarti lingkungannya juga sehat. Kalau lingkungan sehat berarti beban pencemaran juga semakin surut. Ini berarti beban pencamaran sungaisungai juga turun, pantai tidak rusak oleh pencemaran, ungkap Handy. Limbah harus diolah. (Setelah itu) dibuang ke perairan dengan standar tertentu sehingga pantainya tidak tercemar. Bahaya kalau tercemar. Turis bisa kena diare, sakit kulit, kalau tidak datang lagi, kesejahteraan masyarakat terancam, sambungnya. Sampai saat ini, Denpasar adalah salah satu dari 13 kota yang secara nasional mempunyai sistem pengolahan air limbah terpusat. Kota-kota lainnya adalah Medan, Prapat, Jakarta, Bandung, Cirebon, Yogyakarta, Surakarta, Banjarmasin, Balikpapan, Tangerang dan Batam. Joko

Edisi EASAN 2012 | Newsletter AMPL |

foto-foto: Kementerian PU

Olah Air Limbah Biar Warga Sehat

ada hari terakhir (12/09) pelaksanaan Easan-3, para peserta diajak mengunjungi sejumlah lokasi pembangunan sanitasi seperti proyek pengembangan sewerage di Denpasar, Denpasar Sewerage Development Project (DSDP), lokasi sarana sanimas di Tabanan dan upacara deklarasi ODF di Bangli. Para peserta mengikuti kunjungan ke tiga wilayah ini dengan antusias. Salah satunya, para peserta diajak melihat lebih dekat DSDP di Kantor Badan Layanan Umum Air Limbah (BLUPAL) Denpasar. DSDP berhasil melayani lebih dari 8.647 sambungan atau setara dengan 417 ribu jiwa di wilayah Denpasar dan sekitarnya. Pengelolaan air limbah terpusat di Denpasar dimulai pada tahun 1992 oleh Kementerian Pekerjaan umum, dibangun pada tahun 2003 dan mulai beroperasi pada tahun 2008. Kepala Dinas PU, Provinsi Bali Wayan Budiarsa, menjelaskan sistem pembuangan sepanjang 245 kilometer yang dibangun di Denpasar

Publikasi

Pembelajaran dari Workshop CLTS Internasional

asan-3 didahului oleh sejumlah side event diantaranya adalah workshop dua hari bertemakan CLTS and Scaling-up Rural Sanitation in the East Asia and Pacific Region pada tanggal 8-9 September 2012. Workshop ini diselenggarakan oleh Jejaring Indonesia, IDS, Plan Internasional, Unicef, WaterAid, WSP dan WSCC. Lebih dari 60 peserta dari 14 negara berpartisipasi dalam acara tersebut. Tujuan acara secara keseluruhan adalah memberi wadah rekan-rekan dari berbagai negara dan organisasi berbagi pengalaman terbaru dan pengalaman di wilayah lain dan membahas cara-cara inovatif untuk menciptakan sanitasi di pedesaan yang lebih kuat, menurut Eko Wiji Purwanto Ketua Jejaring AMPL. Para peserta dari berbagai negara berbagi sejumlah pengalaman, fakta menarik dan mendiskusikan pembelajaran-pembelajaran terkait mulai dari topik kebijakan dan advokasi, sustainability, monitoring dan data yang reliabel, pendanaan dan isu subsidi, hubungan antarinstitusi, kelompok masyarakat rentan, hingga pendekatanpendekatan integratif. Hasilnya, lima pesan penting yang diserukan oleh workshop ini :

CLTS yang disebarkan di berbagai wilayah, apabila diperkenalkan dengan tepat akan mampu merubah perilaku sanitasi dan membebaskan masyarakat dari BAB sembarangan, dan mempercepat pembangunan sanitasi di wilayah tersebut. Pemerintah harus memobilisasi sumber daya yang memadai untuk mempercepat perluasan CLTS dan perubahan perilaku sanitasi, melalui strategi dan program nasional Masyarakat diuntungkan secara maksimal apabila setiap orang menggunakan jamban sehat. Mekanisme di tingkat pemerintah diperlukan untuk mengumpulkan data yang reliable di tingkat nasional, termasuk melakukan pemicuan melalui CLTS, komunitas ODF dan komunitas ODF yang berlanjut. Perluasan sanitasi di pedesaan tergantung dari masing-masing wilayah. Setiap negara menggunakan pendekatan yang saling melengkapi untuk mendorong perubahan perilaku Dimensi kesetaraan dari pembangunan sanitasi harus diutamakan. Prioritas pernaikan sanitasi harus ditujukan kepada kelompok masyarakat yang rentan. Nissa

Untuk informasi lebih lengkap dapat langsung dilihat di http://www.ampl.or.id atau http://digilib-ampl.net Anda juga dapat bergabung dalam milis AMPL [milis_ampl@yahoogroups.com] Kami juga menerima tulisan berita yang terkait AMPL, kirimkan tulisan Anda ke pokja@ampl.or.id atau redaksi@digilib-ampl.net Tulisan yang terpilih akan di muat dalam newsletter cetak tiap bulannya.

Diterbitkan oleh: Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional sebagai media informasi pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia | Pengarah: Nugroho Tri Utomo | Pimpinan Redaksi: Maraita Listyasari | Staf Redaksi: Aldy Mardikanto, Nur Aisyah Nasution, Hendra Murtidjaja, Lisa Imrani, Kelly A. Ramadhanti | Desain: Meddy CH | Alamat redaksi: Sekretariat Pokja AMPL, Jl. RP Soeroso No.50, Gondangdia Lama, Menteng - Jakarta 10350 | Telp/Fax: (6221) 31904113, 31903909 | Email: pokja@ampl.or.id | Website: http://www.ampl.or.id

Didukung oleh:

Anda mungkin juga menyukai