Anda di halaman 1dari 3

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Rabu, 19 September 2012 di sekitar gedung Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Perpustakaan LSI IPB. B. Alat dan Bahan Laptop 2 buah Kertas A4 Penggaris C. Metode Praktikum Metodologi praktikum ini adalah dengan mencari informasi dan mengidentifikasi mengenai salah satu bangunan pertanian yaitu Gudang Peralatan melalui referensi pustaka buku, artikel dari dunia maya (internet), maupun pengamatan langsung bangunan pertanianian Gudang Peralatam di lapangan. Kemudian hasil yang telah diperoleh dicatat tiap bagian bangunan serta membuat sketsa gambar bangunan dengan gambar manual dan digital sebagai pelengkap informasi laporan praktikum.

HASIL DAN PEMBAHASAN Sebuah bangunan pertanian memiliki parameter-parameter lingkunganyang mampu mempengaruhi pertumbuhan dan prdouktivitas komoditas di dalamnya. Dalam hal ini, bangunan pertanian yang dimaksud adalah kandang hewan ternak. Fasilitas di dalam kandang hewan ternak dibangun dengan memperhatikan aspek tingkah laku dan kesehatan hewan. Umumnya hewan ternak termotivasi beristirahat, makan, minum, dan bergerakgerak tergantung kondisi lingkungan dan fisiologis yang didapatkan oleh hewan, dan itu membutuhkan adaptasi struktur terhadap hal-hal tersebut, seperti contoh, sapi menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan beristirahat, sehingga diperlukan konstruksi kandang yang memungkinkan bagi sapi untuk merasa nyaman ketika ia beristirahat. Setiap parameter yang berkaitan, harus mendapatkan kontrol yang disusun dalam sebuah sistem. Sistem pengontrol parameter lingkungan yang berada dalam kandang sapi mengatur parameter yang berbeda dari bangunan pertanian lainnya. Contohnya posisi lantai yang minimal memiliki kemiringan 5-100 yang digunakan untuk memudahkan penyaluran air hasil pemandian sapi dan pembuangan kotoran sapi. Untuk contoh lainnya, adalah pemagaran kayu atau listrik yang dipergunakan untuk menjaga agar sapi di dalam kandang koloni tidak keluar dari daerah pemeliharaan. Letak dari bangunan pun juga harus diperhatikan untuk mengurangi ditribusi bau kandang, begitu juga dengan pepohonan yang perlu ditanam di sekitar kandang untuk meredam laju angin. Sistem pemeliharaan tidak hanya terbatas pada komponen bangunan saja, tetapi juga dapat berupa alat yang dipasangkan pada komoditas yang diamati, seperti pada alat pengusir serangga yang ditempelkan pada punggung sapi.

Bangunan pertanian untuk hewan ternak dan komoditas lainnya memiliki kesamaan di dalam hal parameter lingkungan yang mempengaruhinya yakni temperatur. Temperatur diatur dalam sebuah sistem pengontrol yang disebut ventilasi. Ventilasi dapat dibagi dalam ventilasi alamiah maupun ventilasi mekanik. Di daerah tropis seperti Indonesia, ventilasi bangunan kandang yang digunakan biasanya adalah ventilasi alami karena dapat menekan biaya dan tenaga kerja dibandingkan dengan ventilasi lainnya. Ventilasi alami terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara akibat faktor angin dan faktor termal. Faktor angin dan termal ini dimanfaatkan untuk menggerakkan udara dan menentukan laju ventilasi alami yang terjadi. Laju ventilasi alami memiliki hubungan yang linier dengan kecepatan udara dan tergantung pada perbedaan tekanan udara yang ditimbulkan oleh perbedaan temperatur lingkungan. Kontrol manual sistem ventilasi alami dapat dilakukan dengan pembukaan dan penutupan lubang ventilasi serta pengaturan bukaan pada dinding. Pengaturan ventilasi alami agar tetap kontinyu sulit dilakukan karena dipengaruhi oleh temperatur, kecepatan dan arah angin yang tidak mudah dikendalikan.

Anda mungkin juga menyukai