Anda di halaman 1dari 3

http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/pengelolaan-jalan-napas-airway.

html Obat Anti Aritmia Aritmia merupakan abnormalitas listrik pada jantung yang dapat enyebabkan kematian mendadak pada pasien dengan penyakit PJK Pemberian terapi tidak hanya dengan membaca/membuat interpretasi EKG saja tetapi harus menilai keadaan klinis pasien secara menyeluruh. Ketidakakuratan terapi dapat terjad jika pelaku BHJL melakukan diagnosis berdasarkan ritme jantung saja dan tidak melakukan evaluasi gejala klinis pasien, seperti ventilasi, oksigenasi, detak jantung, TD, ambang batas kesadaran, Tanda-tanda lain. Keadaan asam basa (BGA) dibutuhkan juga untuk melengkapi data klinis pasien. 1. ADENOSIN Indikasi Obat utama pada takikardia dengan QRS sempit, PSVT (paroxymal Supraventrikular Tachycardia). Efektif untuk menghentikan proses masuk kembali yang terjadi pada nodus AV dan Nodus SA. Obat ini tidak mempunyai efek untuk menghentikan fibrilasi atrial, flutter atrial atau takikardia ventrikel. Efek samping dan perhatian khusus Flushing, periode asistol atau brakikardia, ventrikular ektopi Kurang efektif pada pasien yang mengonsumsi teofilin, jangan berikan pada pasien yang mendapat dipiridamole Jika diberikan pada takikardia dengan QRS lebar (VT) karena dapat menyebabkan perburukan termasuk hipotensi Periode transien sinus brakikardia dan ventrikel ektopik bisa terjadi setelah terminasi SVT Kontraindikasi Blok AV derajat 2 atau 3 Takikardia yang disebabkan karena obat Dosis Letakkan pasien pada posisi trendelenberg sebelum pemberian obat Bolus 6 mg IV cepat dalam waktu 1-3 detik diikuti bolus saline normal 20 ml, kemudian lengan diangkat Ulangi pemberian 12 ml IV dalam 1-2 menit jika diperlukan, dapat diulangi lagi Adenosin 12 mg IV dapat diberikan dengan jarak 1-2 menit setelah pemberian dosis kedua 2. AMIODARON Indikasi Digunakan secara luas untuk fibrilasi atrial dan takiaritmia ventrikular. Selain itu untuk mengontrol kecepatan nadi pada aritmia atrial dan pada pasien dengan funsi ventrikel kiri yang menurun jika pemberian digoksin sudah tidak efektif. Pemberian direkomendasikan pada keadaan berikut: Pengobatan VF yang refrakter atau VT tanpa nadi Pengobatan VT yang polimorfik dan takikardi dengan QRS lebar yang tidak jelas sumbernya Sebagai obat pndukung pada kardioversi elektrik kasus SVT dan PVST Takikardi atrial multifokal dengan fungsi ventrikel kiri yang baik Mengontrol kecepatan nadi fibrilasi atrial Efek samping dan perhatian khusus Vasodilatasi dan hipotensi Memiliki efek inotropik negatif Memiliki efek memperpanjang interval QT Dosis Pada henti jantung 300 mg IV cepat (dalam panduan AHA th 2000, dianjurkan untuk diencerkan dengan 20-30 ml dekstrose 5%). Pertimbankan pemberian berikutnya sebanyak 150 mg IV dalam 3-5 menit. Dosis kumulatif maksimum 2,2 gram IV/24 jam. Pada kompleks QRS lebar yang stabil, maksimum pemberian 2,2 gramIV/24 jam. Cara pemberian dengan bolus 150 mcg IV dalam 5-10 menit dapat diulang 150 mg IV setiap 10 menit jika diperlukan. Dilanjutkan dosis 360 mg IV selama 6 jam (1mg/menit). Dosis

pemeliharaan 540 mg IV dalam 18 jam (0,5 mg/menit). Jangan diberikan secara bersamaan dengan procainamide. 3. SULFAS ATROPIN Indikasi Obat utama pada sinus brakikardia (kelas 1). Mungkin memiliki efek pada AV blok pada level nodal (kelas 2A) atau pada asistol ventrikular. Tidak efektif pada tingkat blok infranodal (mobitz tipe 2) (kelas 2 B) Obat pilihan kedua setelah epinefrin atau vasopressin untuk asistol , brakikardi, dan Pulseless electrical activity (kelas 2 B) Efek samping dan perhatian khusus Hati hati pemberian pada hipoksia dan iskemia karena iskemia dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard Hindari pada bradikardia hipotermi Tidak efektif untuk infra nodal AV blok ,dan AV blok tipe 3 dengan QRS kompleks yang lebar Cera pemberian Pada asistol atau Pulseless electrical activity 1mg IV cepat, diulangi setiap 3-5 menit. Jika asistol menetap dapat diulangi dampai mencapai dosis maksimum 0,03-0,04 mg/kgBB Pada brakikardia diberikan 0,5-1 mg IV setiap 3-5 menit sesuai kebutuhan tidak melebihi 0,04 mg/kg BB. Penggunaan dengan interval jangka pendek (3 menit) dan dosis yang lebih tinggi (0,04mg/kg BB) deberikan pada kondisi klinis yang berat. Pemberian melalui trakea dengan dosis 2-3 X dosis IV diencerkan dalam 10 ml saline normal. 4. VERAPAMIL Indikasi Obat pliha alternatif setelah adenosine untuk menghentikan PSVT (paroxysmal supraventrikular tachycardia) dengan QRS sempit dan tekanan darah yang adekuat dan fungsi ventrikel kiri yang baik Mengontrol respons ventrikel pada pasien dengan fibrilasi atrial, flutter atrial atau multifokal atrial takikardia. Kontraindikasi dan efek samping Jangan digunakan pada takikardia dengan QRS kompleks yang lebar yang tidak diketahui sumbernya Jangan diberikan pada WPW dan fibrilasi atrial, sick sinus syndrome, atau AV blok dearjat 2 dan 3 Dapat menyebabkan vasodilatasi perifer dan penurunan kontraktilitas miokard sehingga menyebabkan hipotensi Cara pemberian 2,,5 5 mg IV bolus selama lebih dari 2 menit. Dosis berikutnya 5-10 mg IV jika diperlukan dengan interval waktu 15-30 menit dari pemberian dosis pertama. Dosis meksimum 20mg IV Alternatif : 5 mg bolus tiap 15 menit dengan total dosis 30 mg. Pada usia lanjut obat diberikan selama lebih dari 3 menit. 5. DILTIAZEM Untuk mengontrol kecepatan nadi pada fibrilasi atrial dan flutter atrial. Dapat menghentikan reentrant arrhytmia pada tingkat AV nodal. Digunakan setelah pemberian adenosin untuk mengibati PSVT pada pasien dengan QRS kompleks yang sempit dan tekanan darah yang adekuat. Efek samping Jangan gunakan penghambat kanal kalsium pada QRS kompleks lebar dengan sumber yang tidak jelas atau obatobatan yang memicu takikardia Cegah pemberian penghambat kanal kalsium pada pasien dengan sindrom wolf-parkinson-white dengan fibrilasi atrial atau flutter atrial, sick sinus syndrome atau pasien dengan blok AV Perhatian bahwa tekanan darah dapat menurun akibat vasodilatasi perifer Cara pemberian Untuk mengontrol denyut nadi, berikan 15-20 (0,25 mg/kg) IV selama lebih dari 2 menit. Dapat diulangi 15 menit kemudian dengan dosis 20-25 mg(0,35 mg/kg) selama lebih dari 2 menit. Dosis pemeliharaan 5-15 mg/jam, dititrasi sesuai dengan denyut nadi. Dapat deiencerkan dengan dekstrose 5% atau normal saline. 6. LIDOKAIN Indikasi Diberikan pada henti jantung dengan irama VF/VT tanpa nadi. Bisa juga diberikan pada VT stabil, dengan kompleks QRS lebar dengan tipe yang tidak jelas. Dapat diberikan melalui selang endotrakeal. Efek samping Jika pemberian berlebihan dapat menimbulkan tanda- tanda toksisitas

Dosis dikurangi pada pasien dengan fungsi hati yang menurun, maupun fungsi ventrikel kiri yang menurun Pemberian pencegahan pada IMA tidak dianjurkan Cara pemberian Dosis awal 1-15 mg/kg BB IV bolus Untuk VF refrakter :0,5 0,75 mg/kg IV diulangi 5-10 menit kemudian, dengan dosis maksimum 3 ml?kg BB Dosis tunggal 1,5 mg/kg BB IV pada henti jantung Pemberian melalui trakea 2-4 mg/kg BB Pada aritmia VT stabil , QRS kompleks lebar dengan tipe yang tidak jelas, ektopi yang signifikan, dosisnya adalah 0,5 0,075 mg/kg BB IV sampai 1-1,5 mg/kg BB IV diulangi setiap 5 10 menit dengan total dosis 3 mg/kg. Dosis pemeliharaan 1-4 mg/menit IV (30-50 ug/kg BB per menit) diencerkan dalam D5W D10W atau normal saline 7. MAGNESIUM SULFAT Indikasi Dianjurkan pada henti jantung hanya jika terjadi Torsaides de Pointes atau hipomagnesemia VF refrakter (setelah pemberian lidokain) Torsaides de Pointes dengan nadi Mengobati ventrikel aritmia yang disebabkan intoksikasi digitalis Pemberian profilaksis pada IMA tidak dianjurkan Kontraindikasi Seringkali terjadi penurunan TD pada waktu diberikan secara tepat Hati hati pemberian pada orang yang terkena gagal jantung Dosis Pada henti jantung (jika terjadi hipomagnesemia) atau Torsaides de pointes Torsaides de pointes (tanpa henti jantung) : bolus 1-2 g dicampur dalam 50-100 cc D5W selama lebih dari 5-60 menit IV. Lanjutkan dengan 0,5-1g perhari IV IMA jika ada indikasi : bolus 1-2 g dicampur dalam 50-100 cc D5W selama lebih dari 5-60 menit IV. Lanjutkan dengan 0,5-1g perhari IV

Anda mungkin juga menyukai