* Peredaran bruto dalam satu tahun kurang dari Rp 1.800.000.000,00 * Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari Tahun Pajak Ybs. Apabila tidak memberitahukan, dianggap memilih Pembukuan
DIANGGAP MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN , TAPI TIDAK ATAU TIDAK SEPENUHNYA MELAKSANAKAN PEMBUKUAN
PENGHASILAN NETO
DIHITUNG
MENGGUNAKAN NPPN ATAU CARA LAIN YANG DITETAPKAN KEPMENKEU
Ilustrasi Norma
Dr. Naek Ang Khot berstatus kawin dan mempunyai 3 (tiga) orang anak, bertempat tinggal di Jakarta yang juga memiliki industri rotan di Cirebon. - Peredaran Usaha dari Industri Rotan (setahun) di Cirebon=Rp. 200.000.000,00 - Penerimaan bruto sebagai dokter (setahun) di Jakarta = Rp. 72.000.000,00
Penghasilan neto dihitung sebagai berikut : -Dari industri rotan : 12,5% X Rp. 200.000.000,00 =Rp. 25.000.000,00 -Sebagai dokter : 45% X Rp. 72.000.000,00 =Rp. 32.400.000,00 Jumlah penghasilan Neto Rp. 57.400.000,00
Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan Neto dikurangi PTKP Rp. 57.400.000,00 - Rp. 18.000.000,00 = Rp. 39.400.000,00 Pajak penghasilan yang terutang : -5% X Rp. 25.000.000,00 = Rp. 1.250.000,00 -10% X Rp. 14.400.000,00 = Rp. 1.440.000,00 Jumlah = Rp. 2.690.000,00 Catatan : a. Angka 12,5% untuk industri rotan, (kode 33100) b. Angka 45% sebagai dokter, (kode 93213) c. Istri tidak punya penghasilan.
Perbandingan
Kelebihan memakai pencatatan (norma penghitungan) Sederhana dalam penghitungan Sederhana dalam pengadministrasian catatan Tidak perlu menguasai akuntansi
Kerugian : Dianggap selalu untung dan tidak mungkin rugi Mempunyai resiko tarif norma lebih tinggi daripada penghitungan normal
Tarif Norma
Norma Penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan menurut wilayah sebagai berikut : 10 (sepuluh) ibukota propinsi yaitu Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Manado, Makassar, dan Pontianak; ibukota propinsi lainnya; daerah lainnya.
KepDirjenPajak No.536/PJ/2000
Pembukuan
Suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur Untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, Yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap tahun pajak berakhir.
Pembukuan
Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
pembukuan
Pembukuan kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yg terutang. Catatan tersebut di atas terdiri data yang dikumpulkan secara teratur tentang ; peredaran atau penerimaan bruto, dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan obyek pajak dan penghasilan yang dikenakan pajak yang bersifat final. Buku, catatan, dokumen lain wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau di tempat tinggal bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
Adalah..
Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan grosir dan atau eceran barang-barang konsumsi melalui tempat usaha/ gerai (outlet) yang tersebar di beberapa lokasi, tidak termasuk perdagangan kendaraan bermotor dan restoran
Kewajiban
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP bagi setiap tempat usaha/ gerai (outlet) di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi:
tempat usaha/ gerai (outlet) tersebut (KPP lokasi) & di Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak (KPP domisili)
juga berlaku dalam hal tempat usaha/ gerai (outlet) dan tempat tinggal Wajib Pajak yang bersangkutan berada dalam wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak yang sama.
Kewajiban contd
wajib menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan dengan melampirkan daftar jumlah penghasilan dan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 dari masingmasing tempat usaha/ gerai (outlet) kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar (KPP domisili).
WAJIB
MENDAFTARKAN NPWP DI : KPP DOMISILI (MELIPUTI TEMPAT TINGGAL WP) DAN, KPP LOKASI (MELIPUTI TEMPAT USAHA/GERAI; TIAP GERAI WAJIB MENDAFTARKAN NPWP)
2 % DARI JML PEREDARAN BRUTO TIAP BULAN; DIBAYAR ATAS NAMA DAN NPWP MASING MASING TEMPAT USAHA dilunasi paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya dilaporkan ke KPP Lokasi paling lambat tanggal 20
Contoh
Pak Agus mempunyai beberapa gerai penjualan pakaian dengan omzet tahun 2006 sbb: Tanah Abang : Rp. 3 milyar ITC Permata Hijau Rp. 400 juta Blok Mall : Rp. 1,3 milyar Selain itu juga memperoleh penghasilan sehubungan penjualan tanah dengan harga jual Rp. 500 juta dan bunga deposito Rp. 4 juta serta warisan dari orang tua sebesar Rp.5 Milyar Berapa setoran bulanan PPh Pasal 25 Pak Agus dan bagaimana harus melaporkannya dalam SPT Tahunan
MERUPAKAN
PELUNASAN
MERUPAKAN
KREDIT PAJAK
DAPAT DIKOMPENSASIKAN
PPh 25 WP OPPT menerima penghasilan lain yang dikenakan PPh yang bersifat tidak final
Sebesar perbandingan antara penghasilan lain neto dengan total penghasilan neto dikalikan besar angsuran yang terutang berdasarkan SPT Tahunan tahun sebelumnya
Perdagangan
600.000.000 (500.000.000) 100.000.000
Penghasilan Lain
200.000.000 (120.000.000) 80.000.000
Jumlah
800.000.000 (620.000.000) 180.000.000 (16.800.000) 163.200.000 27.050.000 (12.000.000) 15.050.000 1.254.167 557.408
Besar Angsuran (1/12 x 15.050.000) Besar Angsuran untuk penghasilan Lain (80.000.000 / 180.000.000) x 1.254.167
Q&A