I. STRUKTUR BIROKRASI PADA MASA PEMERINTAHAN IKATAN PEDESAAN: Masa Pra-Kerajaan (Pre State Society)
Kepala Dusun/Desa
Kepala Dusun/Desa
Kepala Dusun/Desa
Penguasa Bandar
Penguasa Bandar
Desa di Pantai
Desa Pedalaman
Desa di Pantai
Maha Patih
Kepala Dusun/Desa
Kepala Dusun/Desa
Kepala Dusun/Desa
Rakyat
Rakyat
Rakyat
Tugas Raja
Raja digambarkan sebagai inkarnasi Dewa Memelihara tata dunia (world order) Meningkatkan kemakmuran (prosperity) dan memberi fasilitas pemujaan pada leluhur (ancestors) Memberikan kehidupan manusia sesuai dengan tatanan jagad (cosmic order) Memperluas miniatur kosmos sebagai Surga di bumi (mandala)
Istana Majapahit dan kerajaannya diidealisasi dalam citra sebagai alam semesta secara keseluruhan
RAJA
Kerajaan Pusat /Istana
Keluarga Raja Perdana Mentri Mentri Hulubalang (Bendahara) Pujangga/Ulama Pejabat Istana Militer
Penguasa Lokal
(Datuk) Kesatuan Nagari Penduduk Dusun (Rakyat)
Penguasa Lokal
(Datuk) Kesatuan Nagari Penduduk Dusun (Rakyat)
Penguasa Lokal
(Datuk) Kesatuan Nagari Penduduk Dusun (Rakyat)
Struktur Pemerintahan Kerajaan Islam Di Jawa: Kerajaan Mataran Islam Abad ke- 16,17 dan 18
RAJA Kerajaan Pusat /Negara Agung (Istana dan daerah sekitarnya)
Keluarga Raja Patih (Jobo Jero) Wedono Bupati (Kiwa Tengen) Sentono Dalem Abdi Dalem Prajurit, dst.
Gelar Raja Susuhunan (Kartasura Surakarta) Sultan (Mataram : Sultan Agung Yogyakarta)
Penewu/ Penatus
Penewu/ Penatus
Bekel/Lurah Desa
Bekel/Lurah Desa
Bekel/Lurah Desa
Gezaghebber Kepala Penguasa Daerah (Luar Jawa) Kepala Penguasa Lokal (Datuk Luar Jawa) Nagari (Persekutuan Desa) Penduduk Desa
Gubernur Pantai Utara Jawa Kepala Penguasa Lokal (Bupati / Regent) Kliwon, Wedana, Demang Bekel/Lurah Desa Penduduk Desa
Gezaghebber Kepala Penguasa Daerah (Luar Jawa) Kepala Penguasa Lokal (Datuk Luar Jawa) Kepala Wilayah Pedesaan Penduduk Desa
V. STRUKTUR BIROKRASI PEMERINTAHAN KOLONIAL HINDIA BELANDA (Nederlands Indie) ABAD KE- 1800 1942:
Residen Kepala Karesidenan Assisten Residen Kepala Afdeling Kontrolur Kepala Onder Afdeling Kepala Penguasa Lokal/Regentschap / Gemeente (Datuk, Bupati, Regent) Kepala Distrik Kepala Onder Distrik)
Kepala Desa/Nagari)
VI. STRUKTUR BIROKRASI PEMERINTAHAN PENDUDUKAN MILITER JEPANG 1942 - 1945 1. Indonesia dibagi menjadi 3 wilayah Sumatera ditempatkan di bawah kekuasaan Angkatan Darat ke 25 Jawa dan Madura dibawah naungan Angkatan Darat ke 26.
(Keduanya dibawah Angkatan Darat ke 7 yang berpangkalan di Singapura)
2. Seluruh wilayah Jawa dan Madura dibagi atas daerah pemerintahan: Syu (Karesidenan) Syi (Kotapraja/Stadgemeente) Gun (Distrik) Ken (Daerah kabupaten/ regentschap) Ken (Desa)
3. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dam Jawa Timur dihapus, sebagai gantinya: Dibentuk pemerintahan Syu, yang terdiri dari 17 syu di Jawa dan diperintah oleh Syu-co-kan. Kekuasaannya sama dengan gubernur tetapi wilayah kekuasaannya sama dengan Karesidenan. Daerah Surakarta dan Yogyakarta disebut Koci (Daerah Istimewa) 4. Di Sumatra, Pemerintah Militer Jepang membentuk 10 Syu (karesidenan): Aceh, Sumatra Timur, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Palembang, Lampung, dan Bangka Belitung. 5. Armada Selatan kedua membentuk pemerintahan yang disebut Menseibu berpusat di Makasar, membawahi Kalimantan, Sulawesi. 6. Dibawahnya dibentuk pemeintahan Syu, Ken, Bunken (Sub Kabupaten), Gun, Son.
VII. STRUKTUR BIROKRASI PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA: Birokrasi Modern Masa Kemerdekaan (1945-1960-an)
PRESIDEN Kepala Negara RI Di Jakarta Kementrian dan Departemen
Gubernur Daerah Provinsi Residen Kepala Residensi Bupati/Walikota Kepala Kabupaten Wedana Kepala Kawedanan/ Distrik Camat Kepala Kecamatan Kepala Desa/Nagari)
Gubernur Daerah Provinsi Residen Kepala Residensi Bupati/Walikota Kepala Kabupaten Wedana Kepala Kawedanan/ Distrik Camat Kepala Kecamatan Kepala Desa/Nagari)
VIII. STRUKTUR BIROKRASI PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA: Birokrasi Modern Masa Kemerdekaan Periode Sesudah 1960-an
PRESIDEN Kepala Negara RI Di Jakarta Kementrian dan Departemen
Sekian