25 April 2010 : Penggagalan upaya penyelundupan Heroin seberat 3,25 kg senilai Rp.8 M di bandara Husein Sastranegara, Bandung
Penyelundup, CCb, wanita 23 tahun, menumpang pesawat air asia rute Kuala Lumpur-Bandung Heroin dibungkus aluminium foil diletakkan dalam ruangan palsu di dalam koper CCb diminta untuk mengantar heroin ke jakarta Di Jakarta ditangkap 2 orang tersangka, 1 orang WNI dan 1 orang warga negara Nigeria CCb diancam hukuman mati
Sumber : www.bnn.go.id
1 Mei 2010 : Pengungkapan sindikat Narkotika jenis shabu dengan total barang bukti senilai Rp.15M
Tersangka ditangkap di depan Mal Ambassador dan Apartemen Rasuna Said Seorang tersangka Mar adalah WNI, tersangka lainnya Raj adalah warga negara India Di dalam mobil Raj disita Shabu seberat 2,1 kg, dan di apartemennya disita Shabu seberat 700 gram
Sumber : www.bnn.go.id
Pecandu: orang yang menyalahgunakan narkotika Ketergantungan : kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan narkotika terus-menerus Penyalah guna: orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum Permufakatan jahat: perbuatan dua orang atau lebih melakukan kejahatan narkotika
Kejahatan narkotika merupakan kejahatan transnasional, karenanya UU No.22 tahun 1997 tentang narkotika harus diperbaharui.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UndangUndang ini.
Pasal 1
Undang-Undang tentang Narkotika bertujuan: a. menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; b. mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika; c. memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan d. menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah Guna dan pecandu Narkotika.
Pasal 12:
(1) Narkotika golongan I hanya dapat diproduksi dalam jumlah sangat terbatas untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan penelitian. (2) Pengawasan secara sangat ketat oleh BPOM
Pasal 13:
Lembaga ilmu pengetahuan dan penelitian milik pemerintah dan swasta dapat menggunakan narkotika setelah mendapat izin menteri.
Pasal 35
Pasal 40
Peredaran Narkotika meliputi setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran atau penyerahan Narkotika, baik dalam rangka perdagangan, bukan perdagangan maupun pemindahtanganan, untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (1) Industri Farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan Narkotika kepada:
a. pedagang besar farmasi tertentu; b. apotek; c. sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah tertentu; d. rumah sakit.
Pasal 53
(1) Untuk kepentingan pengobatan dan berdasarkan indikasi medis, dokter dapat memberikan Narkotika Golongan II atau Golongan III dalam jumlah terbatas dan sediaan tertentu kepada pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat memiliki, menyimpan, dan/atau membawa Narkotika untuk dirinya sendiri.
Pasal 54
Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Pasal 55
(1) Orang tua dari pecandu belum cukup umur wajib melaporkan anaknya (2) Pecandu yang sudah cukup umur wajib melaporkan dirinya sendiri
Narkotika dan Prekursor Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; Alat-alat potensial yang dapat disalahgunakan untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika; Evaluasi keamanan, khasiat, dan mutu produksebelum diedarkan; Produksi; Impor dan ekspor; Peredaran; Pelabelan; Informasi; dan Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Yang termasuk dalam ketentuan ini adalah: Memiliki Menyimpan Menguasai Menyalurkan Menjual Membeli Membawa Mengangkut Menggunakan
Pidana
Denda
kurungan paling sedikit 4 tahun: memiliki, menguasai, menyimpan seumur hidup: menanam, memelihara, memiliki, menyalurkan (tanaman berat lebih dari 1 kg atau lebih dari 5 batang pohon atau bentuk bukan tanaman berat lebih dari 5 gram), pembeli, penjual
paling sedikit 800 juta: memiliki, menguasai, menyimpan paling banyak 10 miliar: memproduksi, menyalurkan, mengimpor, mengekspor
Pidana MATI:
Psl 113 (2): memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, Psl 119 (2): menjadi perantara (golongan II) Psl 121(2): menggunakan terhadap orang lain hingga sebabkan mati atau cacat permanen
Golongan I :
Papaver Somniferum, Cannabis (Ganja), Opium, Heroin, Kokain, dll
Golongan II :
Fentanil, Metadona
Golongan III :
Kodein
Papaver Somniferum
Cannabis
Heroin
Kokain
Fentanil
Kodein
METHAMPHETAMINE
Merupakan turunan heroin Powerfully addictive stimulant Efek di susunan saraf pusat Nama lain : meth, sabu, crank, meth, crystal
Bekerja di susunan saraf pusat Memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan dopamine Membuat sel saraf mengekskresi dopamine dalam jumlah yang berlebihan
Dihisap
Smoke Snort
Disuntikkan Ditelan
Sebab kematian tersering adalah keracunan akibat penggunaan narkotika dengan dosis letal. Cara kematian :
Kecelakaan Bunuh diri
Depresi SSP : pusat pernapasan kurang sensitif terhadap stimulus CO2. Edema paru : akibat menurunnya ventilasi paru dan gangguan permeabilitas. Syok anafilaktik : akibat hipersensitifitas pusat pernapasan terhadap CO2. Penyakit :
Pneumonia, endokarditis, hepatitis, tetanus, AIDS, malaria, sepsis.
Masuk melalui hidung dan paru, suntikan IV, IM, SC. Morfin sangat cepat hilang dari darah. Terkonsentrasi dalam jaringan ginjal, paru, hati, limpa Ekskresi terutama melalui urine
24 jam pertama terekskresi 90% 48 jam kadar sangat kecil dalam urine.
BARBITURAT
Mulai dari sedasi, hipnosis, koma sampai dengan kematian. Efek antianseitas barbiturat berhubungan dengan tingkat sedasi yang dihasilkan. Efek hipnotik barbiturat dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur fisiologis.
Terutama diekskresi di hati dan ginjal Barbiturat kerja lama sangat lambat diekskresikan.
75% barbiturat dan metabolitnya ditemukan dalam urin dalam waktu 48 jam
Hiporeaktif terhadap CO2 gangguan pertukaran O2 dengan CO2 Hiperrefleksi N.Vagus batuk, bersin, cegukan, laringospasme
Wajah kusut Emosi tidak stabil Ataksia Pembicaraan kacau Kelemahan intelektual
ALKOHOL
Keracunan alkohol -> ethyl alkohol Akut dan kronis = alcoholic abuse Penyalahgunaan alkohol
Undang-undang Mudah didapat Konflik -> mabuk Tindakan kriminal Kecelakaan lalu lintas & kecelakaan kerja Bunuh diri
Sumber :
Air tape, tuak, brem, hasil peragian Beer (4-8% alc) Anggur (10-20% alc) Whisky, brandy, vodka (40-45% alc) Rum (40-50% alc)
Absorpsi :
Oral -> absorpsi pada seluruh saluran pencernaan (usus halus 80%) -> darah -> .depresi SSP
Metabolisme :
Hepar (enz ADH & NAD) -> asetaldehida (enz ALDH) -> asam asetat -> CO2 & H20(8 gr/jam) Kadar alk darah turun 15 mg%/jam (rata-rata).
Ekskresi:
Urine(90%), udara ekspirasi, keringat, saliva
Bau alkohol
Toksikologi
Hidup -> mulut dan hidung Mati -> alat2 dalam tubuh, darah, otak +tanda asfiksi Udara ekspirasi, darah, urine (hidup) Darah perifer, urine, otak, hati (mati) Kadar alkohol 2 lt udara alveoli(0,43mg%)= 1mg% alc darah Urine alkohol = 1,2 alc darah = alc otak Modifikasi Microdifusi Conway (semikuantitatif) Gas Kromatografi (kuantitatif)
Daya reaksi / kecepatan Kemampuan menduga jarak / kecepatan Ketrampilan mengemudi Limit kadar alkohol di darah pada pengemudi AS : 80-150 mg%, Inggris 80 mg%, Swedia & Norwegia 50 mg%, Austria 40 mg%, Jerman Timur & Cekoslovakia 30 mg%
Pengemudi -> mengemudikan dengan wajar Wajar = tidak sakit, lelah, minum alc / obat bius
KUHP: pasal 300, pasal 492, pasal 536
Puerto Rico:
44% pejalan kaki & 78 % pengemudi mati KLL -> faktor utamanya alcohol
Kontrol diri menghilang Agresif terhadap diri sendiri Alkoholic -> kehilangan kedudukan, mata pencaharian, terisolasi, hidup menyendiri -> bunuh diri Data Stenback: 31 dari 57 bunuh diri di RSJ > alcoholic Finlandia: 15 % bunuh diri -> pengaruh alc
Alcoholic / alcohol abuse : pelaku pembunuhan-korban How many alcoholics are criminals ? How many criminals are alcoholics ? Kontrol diri dan kemampuan berpikir kritis hilang -> tindakan melanggar hukum, penganiayaan, perkosaan, pembunuhan Penelitian BANAY di penjara SING SING
Alkohol -> kriminal 22% tahanan Alkohol -> 64 % pembunuhan
Orang tua alkoholic -> hubungan ortu-anak kurang harmonis -> kekerasan rumah tangga -> kenakalan remaja
1. Sal.pencernaan,gastritis chronis 2. Alkoholik hepatitis,perlemakan hati 3. Muskuloskletal, alkoholic myopathi 4. Sistim saraf,neuropathi perifer 5. Nutrisi: defisiensi vitamin