Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nor Shakilla binti Arjunaidi NIM : 11-2011-248

Intubating conditions and adverse events during sevoflurane induction in infants: evaluation in Seventy-five infants.
Beberapa kaidah telah dicadangkan untuk memperbaiki proses intubasi semasa induksi sevoflurane pada bayi. Ini termasuk pre-medikasi Clonidine, perpanjangan pajanan sevoflurane, penambahan gas nitrogen oksida, opioid atau propofol. Rocuronium telah ditemui dapat memperbaiki keadaan intubasi dalam keadaan tertentu, seperti pendedahan yang lama kepada inspirasi fraksi kecil sevoflurane atau pendedahan yang pendek (4 menit ) ke tinggi fraksi inspirasi sevoflurane. Bayi-bayi tersebut tidak diberikan sebarang obat pre-medikasi. Tanda-tanda vital, EKG dan pulse oximetry dimonitor selama proses operasi dilakukan. Dengan menggunakan sungkup muka yang sesuai ukuran dan usia bayi, semua bayi tersebut menerima sevoflurane 8% dengan 100% oksigen. 10 ml dilusi dari obat yang digunakan yaitu injeksi 5 ml/kg (rocuronium 0.6 mg/ml, alfentanil 40 mg/ml). Hasilnya proses intubasi pada grup rocuronium lebih aman berbanding kelompok alfentnil dengan persentase rocuronium 92% vs placebo 63% vs alfentanil 70%. Secara klinis, kegagalan proses intubasi adalah karena plika vokalis yang tertutup (81%), batuk yang berpanjangan (14%) dan hambatan semasa pemasangan laringoskopi (5%). Dalam hal ini, random, double-blind study melibatkan bayi usia1-24bulan dengan penambahan 0.3 mg/kg rocuronium to 8% sevoflurane membantu proses intubasi dan mengurangkan kejadian yang diinginkan. Berbeda dengan penambahan alfentanil 20mg/kg meningkatkan kejadian yang tidak diinginkan pada sistem hemodinamik dan tidak membantu proses intubasi. Sevoflurane terkenal sebagai obat anestesi inhalasi yang membantu proses intubasi pada anak-anak dan sering dipakai di kamar operasi. Opioid sering dipakai pada anak-anak untuk mengurangi respon kardiovaskuler terhadap laringoskopi. Sebagai contoh, sufentanil 1 mg/kg ditambah 8% Sevoflurane sangat membantuproses intubasi. Remifentanil turut menunjukkan hasil yang bagus namun ia menyebabkan gangguan hemodinamik dan memerlukan tambahan injeksi atropin. Komplikasi sistem pernapasan merupakan kejadian tidak diinginkan paling banyak ditemukan semasa proses intubasi terutama pada anak usia kurang dua tahun. Semasa proses intubasi, komplikasi pernapasan kira-kira 14% pada pasien anak dengan demam. Studi terbaru mengatakan rocuronium dapat mengurangkan komplikasi pernapasan semasa induksi anestesi inhalasi dengan sevoflurane. Hasil studi menunjukkan insiden komplikasi pernapasan dengan penggunaan placebo dan alfentanil adalah 30% dan 33% berbanding rocuronium yaitu 0%. Non-depolarizing neuromuscular blocking agents tidak digunakan dalam paediatric karena kegunaan yang kurang jelas dalam membantu intubasi, resiko alergi yang tinggi dan durasi kerja yang pendek. Berhubung reaksi anafilaktik yang harus diperhatikan terutama pada anak-anak, penyebab utamanya adalah pajanan kepada latex dan reaksi anafilaktik tersebut bukanlah penyebab tersering kepada henti jantung. Penggunaan dosis rendah rocuronium dapat mempercepat masa penyembuhan pada pemakaian blok neuromuskular.

Konklusinya, dengan penambahan 0.3 mg/kg rocuronium kepada 8% sevoflurane pada bayi usia 1 sampai 24 bulan dapat membantu proses intubasi dan mengurangi komplikasi pernapasan. Berbeda dengan alfentanil 20mg/kg yang tidak menunjukkan sebarang kebaikan atau benefit pada proses intubasi pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai