Anda di halaman 1dari 4

Definisi Fraktur suprakondilus merupakan salah satu jenis fraktur yang mengenai daerah elbow (siku), dan sering

ditemukan pada anak-anak. Fraktur suprakondilus adalah fraktur yang mengenai humerus bagian distal di atas kedua kondilus. Mekanisme cedera Fraktur suprakondilus biasanya ditemukan pada anak-anak. Fragmen distal dapat bergeser ke posterior atau anterior. Pergeseran posterior menunjukkan cedera yang luas, biasanya akibat jatuh pada tangan yang terentang. Humerus patah tepat di atas kondilus. Fragmen distal terdesak ke belakang dan (karena lengan bawah biasanya dalam pronasi) terpuntir ke dalam. Ujung fragmen proksimal yang bergerigi menyodok jaringan lunak ke bagian anterior, kadang-kadang mencederai arteri brakialis atau saraf medianus. Pergeseran anterior yang jauh lebih jarang terjadi diperkirakan akibat benturan langsung (misalnya, jatuh pada siku) saat siku dalam keadaan fleksi. Gambaran Klinik Setelah jatuh, anak merasa nyeri dan siku bengkak; namun deformitas-S pada siku biasanya jelas dan kontur tulang abnormal. Nadi perlu diraba dan sirkulasi perlu diperiksa, dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya bukti cedera saraf. Klasifikasi Gartland Tipe I Fraktur tanpa adanya pergeseran dari kedua fragmen, kadangkala garis fraktur sukar dilihat pada gambaran radiologis. Gartland Tipe II Fraktur disertai dengan pergeseran dan korteks posterior masih intak.

Gambar. Gartland Tipe II Gartland Tipe III Fraktur disertai dengan pergeseran dan kedua korteks tidak intak

Gambar. Gartland Tipe III

Penatalaksanaan Gartland Tipe I diperlakukan dengan reduksi tertutup dan pembebatan. Hindari imobilisasi dengan fleksi siku melebihi 100 karena dapat menurunkan aliran darah ke lengan bawah, kemungkinan meningkatkan risiko sindrom kompartemen. Gartland Tipe II memerlukan reduksi tertutup dan fiksasi perkutan jika bebat pada lengan tidak cukup menahan reduksi. Imobilisasi dengan bebat pada lengan dapat dihentikan setelah 3 minggu. Kegagalan dalam mereduksi deformitas ini dan mempertahankan reduksi dengan pin perkutan dapat mengakibatkan cubitus varus. Gartland Tipe III dikelola dengan reduksi tertutup dengan fiksasi perkutan diikuti oleh 3 minggu imobilisasi pembebatan lengan. Metode yang tepat untuk mempertahankan pengurangan telah berkembang. Teknik cross-pin medial dan lateral merupakan gold standard, tetapi beresiko terhadap nervus ulnaris. Dengan demikian, beberapa ahli bedah menganjurkan mini-open pin placement untuk menghindari cedera saraf. Cedera langsung ke saraf ulnaris biasanya hanya menghasilkan neurapraxia, dan anak-anak akhirnya mengalami pemulihan penuh fungsi saraf ulnaris.

DAFTAR PUSTAKA Apley A, Solomon L, 1995, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley, Widya Medika, Jakarta. Tamai J, Lou J, Nagda S, et al, 2002, Pediatric Elbow Fractures: Pearls and Pitfalls, The University of Pennsylvania Orthopaedic Journal, Pensylvania. Sial N, Rashid A, Yasin A, 2011, Supracondyler Humerus Fractures: Outcome of Open Reduction and Percutaneus Crossed Pin Fixation, Professional Med J, Faisalabad.

Anda mungkin juga menyukai