Anda di halaman 1dari 8

ELEKTRONIKA DASAR II

Tugas Ini Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektronika Dasar II yang diampu oleh

Disusun Oleh: QAMARUDDIN 105090300111013

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2012

1. Penguat Push-Pull Kelas B


Penguat ini diwujudkan dengan merangkai sepasang transistor komplemen seperti pada Gambar 4. Berbeda dengan penguat kelas A, titik beban transistor penguat kelas B diletakkan pada titik B (titik cutoff).Dengan kondisi seperti ini, maka ketika tidak ada sinyal masukan, maka transistor tidak mengkonsumsi arus listrik. Penguat jenis ini dikenal juga sebagai penguat push-pull karena kerja dari pasangan transistor adalah bergantian. Penguat ini diterapkan sebagai penguat akhir, atau penguat sinyal besar.

Penguat dengan letak titik Q di titik cut off garis beban. Kelemahannya yaitu adanya cacat penyeberangan (crossover distortion) yang terjadi karena adanya tegangan bias pada dioda basis emitor. Sehingga saat sinyal masukan belum bernilai sebesar tegangan on dari dioda basis emitor maka tidak akan ada sinyal keluaran. Karena letak titik Q penguat kelas B di titik cut-off maka untuk satu transistor hanya bisa menguatkan setengah siklus dari sinyal masukan. Sehingga untuk penguat kelas B digunakan konfigurasi Push-pull dimana dua transistor akan bergantian bekerja menguatkan masing-masing setengah siklus sinyal masukan. Amplifier kelas B hanya dapat menguatkan setengah siklus (180) dari sinyal input, sehingga apabila inputnya gelombang sinus maka sinyal outputnya berupa setengah gelombang. Hal ini disebabkan karena titik kerjanya berada pada daerah cut-off (mati), ICQ = 0. Pada aplikasi penguat sinyal audio amplifier kelas B selalu dikonfigurasikan secara push-pull, yaitu dengan menggabungkan dua amplifier kelas B yang masing-masing penguat menguatkan setengah gelombang input, sehingga bisa diperoleh sinyal output yang penuh dimana masing-masing penguat bekerja secara bergantian sesuai dengan polaritas ayunan sinyal input. Diagram blok amplifier push-pull dapat dilihat pada gambar berikut.

Analisa rangkaian Gambar di atas merupakan contoh rangkaian penguat kelas B push pull, dikarenakan tegangan antara kaki basis-emitor (VBE) berada pada nilai sekitar 0.7 volt karena disambungkan dengan dioda secara paralel. Transistor pertama di atas berfungsi untuk menguatkan sinyal tegangan forward. Sedangkan transistor di bawah berfungsi menguatkan sinyal tegangan reverse. Hasil outputnya adalah berupa sinyal yang linier dan membentuk satu gelombang penuh. Penguat kelas ini terdiri dari rangkaian sepasang transistor (NPN dan PNP) komplemen seperti pada gambar. Karena kedua transistor ini bekerja bergantian, maka penguat kelas B sering dinamakan sebagai penguat Push-Pull. Jika sinyalnya berupa gelombang sinus, maka transistor Q1 aktif pada 50 % siklus pertama (phase positif 0o-180o) dan selanjutnya giliran transistor Q2 aktif pada siklus 50 % berikutnya (phase negatif 180o 360o). Penguat kelas B lebih efisien dibanding dengan kelas A, sebab jika tidak ada sinyal input ( vin = 0 volt) maka arus bias Ib juga = 0 dan praktis membuat kedua transistor dalam keadaan OFF. Karena bias tegangan transistor berasal dari sinyal Vin, maka sinyal ini akan terpotong oleh teganagn VBE, hal ini menyebabkan sinyal outputnya mengalami cacat / distorsi.
Efisiensi penguat kelas B kira-kira sebesar 75%. Namun bukan berarti masalah sudah selesai, sebab transistor memiliki ke-tidak ideal-an. Pada kenyataanya ada tegangan jepit Vbe kira-kira sebesar 0.7 volt yang menyebabkan transistor masih dalam keadaan OFF walaupun arus Ib telah lebih besar beberapa mA dari 0. Ini yang menyebabkan masalah cross-over pada saat transisi dari transistor Q1 menjadi transistor Q2 yang bergantian menjadi aktif. Gambar-7 menunjukkan masalah cross-over ini yang penyebabnya adalah adanya dead zone transistor Q1 dan Q2 pada saat transisi. Pada penguat akhir, salah satu cara mengatasi masalah cross-over adalah dengan menambah filter cross-over (filter pasif L dan C) pada masukan speaker. Untuk

vs >0 : Q1 konduksi Q2 cut-off iC1 mengalir dari VCC1 Q1 RL VCC1 Vo < 0 vs <0 : Q1 cut-off

Q2 konduksi iC2 mengalir dari VCC2 RL Q2 VCC2 Vo > 0 Ketika Vs berada pada fasa positif maka transistor NPN dalam kondisi ON Sedangkan ketika sinyal Vs berada dalam asa negatif maka transistor PNP berada pada kondisi ON. Karena biasa tegangan transistor berasal dari sinyal Vin pada Q1 atau transistor 1 maka sinyal akan terpotong karena VBE,, sehingga sinyal keluaran akan mengalami distorsi. sinyal masukan belum bernilai sebesar tegangan on dari dioda basis emitor maka tidak akan ada sinyal keluaran. Karena letak titik Q penguat kelas B di titik cut-off maka untuk satu transistor hanya bisa menguatkan setengah siklus dari sinyal masukan. Sehingga untuk penguat kelas B digunakan konfigurasi Push-pull dimana dua transistor akan bergantian bekerja menguatkan masing-masing setengah siklus sinyal masukan. Pada penguat akhir, salah satu cara mengatasi masalah cross-over adalah dengan menambahfilter cross-over (filter pasif L dan C) pada masukan speaker. Nilai Vb dan Ib Vb = 0,7 dan Ib = 0 Nilai R emitor dan Xc Pada rangkaian diatas tidak terdapat Remitor, sehingga tidak dapat dibuktikan.

Penguat Operasional ( Op Amp) Penguat operasional (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Opamp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu (integrated circuitIC).

Gambar Rangkaian Penguat Inverting dengan IC OpAmp Rangkaian penguaat inverting adalah merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Ada dua jenis rangkaian penguat yang sering kita dengar yaitu penguat Inverting (membalik) dan Non Inverting (tidak membalik). Untuk rangkaian diatas adalah jenis rangkaian penguat inverting. Rangkaian penguat diatas menggunakan IC yang sering dipakai dan mudah dicari yaitu IC Op-Amp LM741. Untuk lebih mudah memahami prinsip kerja rangkaian amplifier ini sengaja saya contohkan rangkaian yang cukup sederhana. Karena dengan bisa memahami prinsip kerja dari rangkaian ini anda akan bisa dengan mudah memahami rangkaian pengembangan dari rangakaian Op-Amp ini seperti rangkaian ADC (Analog to Digital Converter), DAC (Digital to Analog Converter), Summing (penjumlahan) dan yang lainnya. Pada rangkaian diatas Sinyal input yang akan diperkuat adalah sinyal AC 1 volt dengan frekuensi 1 Hz. Besarnya gain penguatannya adalah tahanan input dibagi dengan tahanan penguatan yaitu -R5 / R4 = -30/10 = -3. Untuk menentukan besarnya tegangan outputnya adalah gain x Vin = -3 x 1 volt = -3 volt. Tanda minus menunjukkan berkebalikan fasa dengan sinyal input. Artinya jika sinyal input adalah positif maka sinyal outputnya akan negatiif dan jika sinyal inputnya negatif maka sinyal outputnya adalah positif. Untuk jelasnya coba perhatikan gambar sinyal input dan output diatas. Sinyal input yang berwarna merah dan sinyal output yang berwarna biru. Garis vertical menunjukkan besarnya tegangan dan garis horizontal menunjukkan waktu. Sinyal input pada posisi tegangan 1 volt ( Vpuncak = 1V2 volt) dan tegangan outputnya adalah 3 volt (Vpuncak = 3V2 volt) ini sesuai dengan besarnya penguatan yaitu 3 kali lebih besar dari sinyal input.

Kemudian coba perhatikan posisi kedua sinyal tersebut, kedua sinyal tersebut terlihat saling berkebalikan. Pada saat sinyal input pada posisi negatif maka sinyal outputnya pada posisi positif dan begitu sebaliknya jika sinyal inputnya berubah-ubah, kondisi inilah yang disebut dengan penguatan inverting (membalik).

Penguat Inverting Analisa Rangkaian Inverting

Op Amp (Penjumlah) Summing Amplifier adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mejumlahkan dua buah atau lebih tegangan listrik. Rangkaian ini dibuat dengan menggunakan IC Operational Amplifier yang memiliki banyak kegunaan dan aplikatif. Contoh lain rangkaian elektronika yang mengandalkan ic op-amp adalah seperti rangkaian DAC (Digital Analog Converter) dan ADC (Analog Digital Converter) serta banyak lagi contoh rangkaian lain. Rangkaian summing ini juga sebenarnya sama dengan operational amplifier lainnya, hanya saja bedanya pada pengaturan tahanan input.

Gambar rangkaian summing inverting | gambar rangkaian summing amplifier Rangkaian summing diatas menghasilkan keluaran yang terbalik (inverting), hal ini dikarenakan rangkaian tersebut diatas menggunakan rangkaian inverting sebagai rangkaian dasar. Secara definisi keluaran dari rangkaian summing inverting diatas mungkin dapat anda simpulkan bahwa Vout = Vin1 + Vin2 + Vin3 + Vdst. Tetapi sebenarnya kondisi rumus tersebut sengaja dirancang dengan memanfaatkan sifat tahanan parallel pada bagian input rangkaian. Seperti contoh rangkaian inverting yang mempunyai tahanan input yang sama dengan tahanan penguatan, maka gain (penguatan) dari rangkaian tersebut adalah 1 (satu) kali. Tegangan keluaran yang didapat adalah 1 x tegangan input, sehingga tegangan ouput = tegangan input. Tapi jika anda menambahkan satu buah tahanan yang mempunyai nilai sama dengan tahanan input secara parallel maka sesuai dengan rumus tahanan pengganti parallel, tahanan input akan menjadi dari tahanan penguatan. Pada kondisi ini tegangan keluaran yang didapat adalah (1 / (1/2)) x Vin = 2 x Vin. Jadi sama seperti anda membuat dua buah input yang kemudian dari keduanya tersebut anda jumlahkan sebagai hasil dari tegangan keluaran. Prinsip dasar dari rangkaian summing inverting ini adalah mempunyai tahanan input yang sama pada masing-masing jalur input yang ada. Tahanan input tersebut juga mempunyai nilai yang sama dengan tahanan penguatan. Jadi jika seandainya hanya menggunakan satu buah jalur input maka tegangan output akan sama dengan tegangan input. Hal itu dikarenakan nilai gain atau penguatan adalah 1. Sedangkan jika semakin banyak jalur input maka nilai penguatan juga akan semakin besar dikarenakan tahanan pengganti input akan semakin kecil akibat hubungan tahanan yang parallel.

Gambar penjumlah Analisa Rangkaian Op Amp Penjumlah

simulasi

rabgkaian

Diagram rangkaian penjumlah atau adder terlihat pada Gb.gambar di atas. Rangkaian ini mempunyai dua masukan dan keduanya dihubungkan ke terminal masukan yang sama, yang disebut titik penjumlah.

Anda mungkin juga menyukai