aganglionik kolon tidak mengembang defekasi terganggu kolon proksimal melebar karena tinja megacolon Dikenal dengan megacolon kongenital Penyebab obstruksi usus pada neonatus Sering dijumpai pada laki-laki Sering disertai Syndrom Down
Embriologi Normal sel-sel neuroenterik bermigrasi dr krista neural ke sal. GI bag. atas kemudian ke arah distal 1. Sel-sel pertama sampai ke esofagus gestasi minggu k-6 2. Sel-sel saraf sampai ke midgut dan mencapai colon distal minggu k-12 Serabut saraf berkembang ke bawah menuju sal. GI intestine (dimulai dr membran dasar & berakhir di lapisan muskular) Ada 2 teori etiologi : 1. Teori kegagalan migrasi sel-sel krista neural 2. Teori imunologik dan hostile environment
PATOLOGI
Penampilan colon tergantung usia saat ditemukan
Neonatal Normal Taenia masih terlihat Dinding colon tidak terlalu hipertropik Perabaan lembut & tidak kaku Pasca neonatal Segmen colon sempit Zona transisi Segmen dilatasi Bbrp bulan/thn Colon berganglion dilatasi Dinding berotot Taenia tidak terlihat Perabaan tebal dan kaku
Sel ganglion di segmen distal (-) Lap submukosa: sel ganglion Meissner (-) Lap intermuscular : sel ganglion pleksus Auerbach (-) Serabut saraf ber(+) & berekstensi ke lap submukosa
selalu terkena, dan berlanjut ke arah proximal dengan jarak yang beragam Bagian kolon aganglionik itu tidak dapat mengembang sehingga tetap sempit dan defekasi terganggu kolon proksimal melebar megakolon Pleksus myenterik (Auerbach) dan pleksus submukosal (Meissner) (-) << peristaltik usus dan fungsi lainnya.
dikendalikan oleh neuron intrinsik Ganglion kontraksi dan relaksasi otot polos. Fungsi usus telah adekuat tanpa innervasi ekstrinsik (serat kolinergik dan adrenergik) kolinergik menyebabkan kontraksi, dan serat adrenergik menyebabkan inhibisi. pasien dengan Hirschsprung, sel ganglion () kontrol intrinsik << >> kontrol persarafan ekstrinsik
adrenergik meningkat 2-3 kali dibandingkan innervasi normal. Adrenergik mendominasi sistem kolinergik peningkatan tonus otot polos usus
kendali saraf intrinsik (-) peningkatan
tonus tidak diimbangi ketidakseimbangan kontraktilitas otot polos, peristaltik yang tidak terkoordinasi, dan pada akhirnya, obstruksi fugsional
: sampai rektosigmoid Long : mencapai colon descenden Sub total : sampai colon transversum Total : seluruh kolon Universal : seluruh kolon + hampir seluruh usus halus
Gejala:
Trias Klasik: 1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam 2. Muntah hijau 3. Perut menggembung penyulit: enterokolitis
Colok dubur
Radiologik
Manometri anus
Histokimia : aktivitas kolinesterase
meningkat Biopsi hisap rektum: sel ganglion parasimpatik di lapisan muskularis mukosa (-), serabut saraf menebal
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto polos abdomen & pemeriksaan enema barium pemeriksaan terpenting
Foto polos abdomen Gambaran obst. usus letak rendah Pelvis kosong tanpa udara Distensi colon & usus halus tdk selalu mudah dibedakan Gambaran distensi colon & massa feces jelas Foto enema barium Segmen sempit dr sfingter anal dgn panjang tertentu Zona transisi Segmen dilatasi Gambaran mukosa tdk teratur (proses enterokolitis) Gambaran garisgaris melintang (transverse fold) Foto retensi barium Retensi barium 2448 jam stlh enema tanda penting Gambaran barium membaur dgn feces ke arah proksimal dlm colon berganglion normal Dilakukan bila pd foto enema barium atau yg dibuat pasca-evakuasi barium tdk terlihat tanda PH
berbeda dlm rectum & colon Hasil: 1. Dlm segmen dilatasi hiperaktivitas dgn aktivitas propulsif yg normal 2. Dlm segmen aganglion gelombang peristaltik yg terkoordinasi (-) 3. Refleks inhibisi antara rectum & sfingter anal interna tdk berkembang, refleks relaksasi sfingter stlh distensi rectum (-)
Sedini mungkin
1. stenosis anal 2. mekonium plug syndrome 3. atresia setinggi ileum / lbh rendah
Obst. Usus letak rendah
Dekompresi
Colostomy
Tdk dikerjakan bl dekompresi berhasil Dikerjakan pd: pasien neonatus, pasien anak & dewasa yg terlambat diagnosa, pasien dgn enterokolitis berat & dgn KU buruk
3. Prosedur Soave
4. Prosedur Rehbein
diare (feces cair dgn mukus & bau busuk dgn / tanpa darah, warna coklat) Perforasi usus edem, bercak merah di umbilicus, punggung & sekitar genitalia Sepsis
Kebocoran anastomosis
Stenosis
Gangguan fungsi spinchter pasca
operasi Enterokolitis