Anda di halaman 1dari 4

Ketergantungan pada internet dan komputer memberikandampak buruk dan perilaku baik secara langsung ataupun secara perlahan

di kemudian hari. Pemerintahan Amerika Serikat menganggap

hal ini merupakan hal serius yang perlu segera ditangani, menurut laporan IntelliQuest, sebuah perusahaan yang melakukan survei terhadap marketing industri di internet menyebutkan bahwa sekitar 51 juta orang Amerika menggunakan internet pada tahun 1997, sekitar 20% pengguna internet tersebut menggunakan internet lebih dari 10 jam perminggunya. Menurut penelitian dari Stanford University School of Medicine Study, 1 dari 8 penduduk Amerika ketergantungan pada internet, 14 % kesulitan diri untuk melepaskan komputer dan internet untuk beberapa hari, 5,9% menggunakan internet secara berlebihan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, 8,2% menggunakan internet sebagai pelarian diri dari masalah. Permasalahan ketergantungan pada internet bukan saja dirasakan oleh penduduk Amerika, Pemerintahan China melaporkan (1997) bahwa 13% remaja di China gandrung dengan internet, beberapa diantaranya ditangkap di cafe-cafe internet (warnet) karena pemerintahan China melarang anak-anak dan remaja yang belum cukup umur untuk masuk ke cafe tersebut. Pemerintahan China juga melaporkan 70% remaja itu telah dilakukan penyembuhan dan lebih dari 1.500 remaja telah mendapatkan treatmen penyembuhan dari komputer dan internet adiktif. Pemerintahan Jerman pada tahun 2003 mendirikan pusat rehabilitasi ketergantungan di sebuah kota Boltenhagen, ada satu juta anak-anak mengikuti pelatihan untuk mengatasiketergantungan pada komputer dan internet di negera itu.

Sandang Gelar The Next Big Thing in Digital Media, 2013 Internet Indonesia Enam Kali Lebih Cepat dari 3G

RUMAHTUJUH - Asia akan menjadi kawasan internet yang paling padat di dunia pada tahun 2013. Demikian dinyatakan oleh hasil penelitian Forrester Research, yang dilansir baru-baru ini.
Menurut riset tersebut, pada 2013 Asia bakal mendominasi sekitar 43 persen populasi pengguna internet di seluruh dunia. Dari angka 43 persen tersebut, China mengambil porsi yang paling besar, yakni menguasai 17 persen. Sebaliknya, angka pertumbuhan di Amerika Serikat, Eropa Barat, serta negara-negara industri besar di Asia Pasifik, seperti Australia, Jepang, dan Korea Selatan justru akan menurun hingga hanya sekitar 1-3 persen. "Sementara pengeluaran online per kapita selama lima tahun ke depan akan tetap tinggi di Amerika Utara, Eropa Barat, dan beberapa negara Asia yang telah berkembang, persentase populasi dan pengeluaran online pengguna internet Asia pada 2013 akan jauh lebih tinggi lagi dibandingkan hari ini," ujar Zia Daniell Wigder Analis Senior Forrester Research, dikutip dari situs business journals. INDONESIA 2013 Sebuah Studi yang baru-baru ini dilakukan oleh siswa-siswa Singapore Management University, menyimpulkan bahwa Indonesia adalah merupakan hal besar berikutnya di media digital (the next big thing in digital media). Studi ini menyoroti fakta-fakta seputar perilaku dan aktifitas masyarakat Indonesia di media digital, terutama di bidang Internet dan Mobile. Kita tentu ingat Gerakan Uang Receh mendukung Ibu Prita Mulyasari dengan gugatan malpraktek melawan RS Omni International, dipicu dari Facebook. Juga peristiwa revolusi di Tunisia yang diawali dari Facebook dan berakhir dengan tergulingnya presiden saat itu, Zine El Abidine Ben Ali. Atau dalam lingkup yang lebih global, kasus Wikileaks.

Berikut fakta-fakta menarik yang terungkap berdasarkan studi tersebut di atas mengenai Indonesia di bidang digital media: - Pengguna Facebook asal I ndonesia saat ini adalah merupakan yang ketiga terbesar (di bawah Amerika Serikat dan India) dengan jumlah total 43,06 juta pengguna. - Pengguna Twitter ke-5 terbesar dengan jumlah 19,5 juta pengguna, Tidak heran jika seringkali pengguna Indonesia memicu trending topic. - Sebanyak 33% dari pengguna Internet Indonesia memiliki blog. - Internet diakses melalui warnet/internet cafe sebanyak 83%, melalui smart phones sebesar 22%, dan sebanyak 16% melalui akses internet rumahan. Ini semua adalah merupakan kabar berita yang sangat menggembirakan, dengan potensi yang k ita punya sebenarnya peluang untuk maju dan berkembang sangatlah terbuka lebar, di segala bidang terutama di bidang media digital.

Survei dari Frontier ini dilakukan di enam kota besar di Indonesia. Kelompok reponden adalah remaja yang berusia antara 13 hingga 18 tahun, atau mereka yang duduk di bangku SMP dan SMA. Hasil survei menunjukkan para remaja yang memiliki akun media sosial adalah 91,2% di tahun 2011. Pada tahun 2012, persentase ini meningkat menjadi 97,5%. Peningkatan terbesar adalah perilaku mereka dalam hal melakukan download atau upload, yang semula hanya 48,8% di tahun 2011, menjadi 71,1% di tahun 2012.

Salah satu kesimpulan dari hasil survei ini adalah bahwa remaja Indonesia sudah semakin dalam menggunakan media sosial baik dari jumlah waktu maupun besarnya engagement mereka. Apa implikasinya terhadap strategi dan proses dalam membangun Top Brand for Teens? Media sosial telah membuat remaja semakin memiliki banyak informasi terhadap merek-merek yang ditujukan untuk mereka. Kesempatan yang besar bagi merek-merek baru untuk dengan mudah mengisi benak pasar remaja.

Anda mungkin juga menyukai