Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN DEBIT DAN POTENSI AIR, SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MAGELANG Suharyanto, dkk Balitbang Prov.

Jateng bekerjasama dengan Fakultas Teknik UNDIP Jl. Imam Bonjol 190 Semarang RINGKASAN Pendahuluan Kabupaten Magelang mempunyai potensi ketersediaan air yang cukup melimpah baik sebagai mata air, air sungai, maupun air tanah. Pada kondisi saat ini, pemanfaatan sumberdaya air yang ada masih cukup rendah. Pemanfaatan mata air untuk keperluan PDAM masih dibawah 10% dari potensi yang ada. Sementara itu, pemanfaatan air sungai dominan untuk keperluan irigasi dan industri. Sedangkan pemanfaatan air tanah juga masih cukup kecil. Sementara itu, di wilayah Propinsi Daerah istimewa Yogyakarta yang pertumbuhan penduduknnya selalu meningkat drastis menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya air yang ada di wilayah DIY sudah sangat tinggi, sehingga dalam beberapa dekade mendatang akan mengalami defisit. Oleh karenannya, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan keinginannya untuk dapat memanfaatkan sebagian sumberdaya air di Kabupaten Magelang untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah DIY. Dalam hal ini dan dengan mengingat kedekatan lokasinya dengan wilayah DIY, maka ada 5 (lima) mata air yang perlu distudi tentang kemungkinan untuk dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan air di DIY, yaitu Treko, Kanoman (atas dan bawah), Tampir Kulon (Tuk Lanang dan Tuk Putri), Clebungan, dan Kledhokan. Studi ini mempunyai tujuan : 1. Mengidentifikasi kapasitas debit air dari lima lokasi tersebut (Mata Air: Clebungan, Kedhokan, Kanoman (Atas dan Bawah), Tampir Kulon (Tuk Putri & Tuk Lanang) dan Tirtosari / Treko) dan inventarisasi recharge area serta vegetasi yang ada pada recharge area tersebut. 1

2. Menyusun rencana pengelolaan kelima mata air dan pelestarian lingkungan sekitar mata air dan di wilayah recharge area. 3. Mengkaji kebutuhan air jangka pendek, menengah, dan jangka panjang untuk Kabupaten Magelang dan sekitarnya dan potensi air maksimum yang dapat disalurkan ke luar wilayah (yaitu ke Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta). 4. Melakukan identifikasi aspirasi masyarakat di DIY dan masyarakat di sekitar mata air dalam kaitannya dengan kompensasi bagi masyarakat sekitar mata air, keterlibatan masyarakat sekitar dalam pengelolaan, dalam konservasi, dan penataan area yang tidak merusak lingkungan di sekitar sumber air dengan adanya optimalisasi pengelolaan air. 5. Melakukan identifikasi mengenai bentuk badan pengelolaan yang diharapkan Dalam mencapai tujuan studi seperti tersebut di atas, maka langkah-langkah yang dilakukan meliputi : 1. Pengumpulan data-data sekunder, laporan studi terdahulu yang terkait, peta-peta, dan informasi lainnya. 2. Perencanaan dan penyusunan jadual kerja, jadual survey lapangan guna pengumpulan data primer, survey kuestionair, dan survey instansional 3. Pelakksanaan pengumpulan data primer mengenai debit aliran mata air, daerah recharge area, vegetasi dan konservasi lahan di daerah recharge area, kuestioanir survey kondisi sosial-ekonomi-kelembagaan masyarakat, survey aspirasi masyarakat, dan survey aspirasi instansional dalam kaitannya dengan rencana pemanfaatan mata air untuk keperluan masyarakat di DIY 4. Kajian mengenai potensi ketersediaan air di wilayah Kabupaten Magelang, ketersediaan air di lima mata air yang di studi, kebutuhan air untuk Kabupaten Magelang untuk periode perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang, analisa kesetimbangan air (sisa air), kajian sistem penyediaan air, aspirasi masyarakat, sistem kompensasi bagi masyarakat dan bagi pemerintah daerah Kabupaten Magelang, bentuk kelembagaan, serta pelaporan.

Metode Penelitian Dalam studi ini, pendekatan yang akan dilakukan meliputi: a. Inventarisasi ketersediaan sumber daya air b. Kajian proyeksi kebutuhan air baku c. Kajian kesetimbangan air d. Identifikasi infrastruktur dan tahapan penyaluran sumber air ke DIY e. Identifikasi upaya konservasi lahan guna mendukung security of supply f. Aspirasi masyarakat dan kelembagaan Hasil dan Pembahasan Pada periode perencanaan sampai 50 tahun ke depan, potensi debit mata air di Kabupaten Magelang dapat memenuhi kebutuhan air domestik, bahkan masih ada kelebihan potensi ketersediaan air sebesar 1.172 liter/detik. Mengingat bahwa mata air yang ada dalam studi ini termasuk jenis mata air dari zona tak-tertekan yang variasi debit musimannya bisa cukup besar dan daerah recharge area-nya cenderung mengikuti penyebaran fisiografi, maka sangat penting untuk selalu diupayakan pelestarian dan konservasi sumberdaya air di lokasi-lokasi mata air. Secara kualitas, air yang berasal dari mata air memenuhi kualitas air untuk air minum dengan sedikit pengolahan untuk menghilangkan bakteri dan aerasi. Semua instansi yang terlibat dalam penelitian ini menyatakan akan mendukung rencana memanfaatkan mata air yang ada di wilayahnya untuk kepentingan masyarakat Yogyakarta dengan syarat bahwa kebutuhan untuk kepentingan masyarakat kabupaten Magelang dipenuhi terlebih dahulu. Sebagian besar instansi mengusulkan sumber mata air yang dimanfaatkan tersebut dikelola oleh badan kerjasama independen yang terdiri dari unsur pemerintah, LSM, dan swasta (investor). Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk periode perencanaan sampai 50 tahun ke depan, potensi debit mata air di Kabupaten Magelang dapat memenuhi kebutuhan air domestik. Bahkan masih ada kelebihan potensi ketersediaan air sebesar 1.172 liter/detik. 2. Ketersediaan air di lima mata air yang distudi hasil pengukuran adalah antara yaitu secara umum dari 1.000 liter/detik sampai 1.700 liter/detik. 3. Sehingga, debit aliran yang dapat diambil dari ke lima mata air yang di studi untuk keperluan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 1.000 liter/detik. 4. Mengingat bahwa mata air yang di studi termasuk jenis mata air dari zona tak-tertekan yang variasi debit musimannya bisa cukup besar dan daerah recharge area-nya cenderung mengikuti penyebaran fisiography, maka sangat penting untuk selalu diupayakan pelestarian dan konservasi sumberdaya air di lokasi-lokasi mata air. 5. Secara kualitas, air dari mata air yang distudi memenuhi persyaratan minimum kualitas air untuk air minum dengan sedikit pengolahan untuk menghilangkan bakteri dan aerasi. 6. Semua instansi yang disurvey menyatakan dukungannya terhadap rencana untuk memanfaatkan mata air yang ada di wilayahnya untuk kepentingan masyarakat Yogyakarta, dengan catatan bahwa kebutuhan untuk kepentingan masyarakat Kabupaten Magelang dipenuhi terlebih dahulu. 7. Sebagian besar instansi yang disurvey mengusulkan bahwa untuk selanjutnya sumber air yang dimanfaatkan tersebut perlu dikelola oleh badan kerjasama independent yang didalamnya terdiri dari unsur pemerintah, LSM dan swasta (investor). 8. Sebagian besar instansi yang disurvey mengusulkan pula agar masyarakat yang tinggal di sekitar sumber air diberi kompensasi dalam bentuk bantuan dana tiap tahun sebagai pemasukan kas desa setempat. 9. Bentuk kompensasi juga bisa dalam bentuk barang yang memadai untuk rumah tangga (dinyatakan oleh 36,1% rumah tangga), pemasukan kas desa (dinyatakan oleh 23,3% rumah tangga), perbaikan jalan akses menuju desa (dinyatakan oleh 21,1% rumah tangga)

dan adanya keterlibatan masyarakat setempat dalam pelaksanaan proyek maupun dalam pemanfaatannya (didukung oleh 17,3% rumah tangga). 10. Masyarakat yang tinggal di sekitar sumber air juga menyatakan kesediaannya untuk ikut serta dalam melestarikan sumber air, dengan cara melakukan penanaman tanaman keras di lahan yang mereka miliki, dengan catatan bahwa bibit tanaman disediakan oleh pemerintah. 11. Tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat untuk melestarikan sumber air tersebut adalah jenis tanaman buah-buahan. Saran Saran dari penelitian ini adalah : 1. Seandainya upaya untuk penjualan air dari Kabupaten Magelang ke Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta akan dilaksanakan, maka langkah-langkah sosialisasi ke Legislatif, Eksekutif yang terkait (Bappeda, Bapedalda atau Biro LH, Sekretariat Daerah, Biro Hukum, Biro Bangda, Dinas Pengairan, Cipta Karya, PDAM, Perpamsi, dan lainnya), masyarakat, dan stakeholder lainnya perlu segera dilaksanakan. 2. Perlu segera pula dibentuk task force yang bertugas untuk mempersiapkan segala sesuatunya (dari aspek teknis, lingkungan, sosial, kelembagaan, ekonomi, dan kerjasama) sehingga dapat dicapai tujuan yang saling menguntungkan kedua pemerintahan daerah. 3. Studi ini perlu dilanjutkan dengan studi AMDAL guna merumuskan upaya pengelolaan yang ada. 4. Upaya-upaya konservasi lahan dan air di daerah recharge area mata air yang di studi perlu segera direalisasikan dengan diawali pembuatan peraturan-peraturan mengenai tata ruang recharge area, garis sempadan wilayah mata air, pelibatan masyarakat, dan penerbitan perda-perda terkait dibarengi dengan adanya institusi yang melakukan law enforcement. Hak Cipta 2004 Balitbang Prov. Jateng 5 lingkungan dan upaya pemonitoran lingkungan sehingga dapat meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi dan memaksimalkan dampak positif

Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang 50132 Telp : (024) 3540025, Fax : (024) 3560505 Email : sekretariat@balitbangjateng.go.id

Anda mungkin juga menyukai