Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN IV ENZIM A. Tujuan Untuk dapat memahami dan membuktikan pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim. B.

Dasar Teori 1. Enzim Enzim adalah satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia (Hatta, 2010). Enzim adalah polimer biologis yang mengkatalisis reaksi kimia yang memungkinkan berlangsungnya kehidupan seperti yang kita kenal. Keberadaan dan pemeliharaan rangkaian enzim yang lengkap dan seimbang merupakan hal yang esensial untuk menguraikan nutrien menjadi energi dan chemical building block (bahan dasar kimiawi); menyusun bahan-bahan dasar tersebut menjadi protein, DNA, membrane, sel, dan jaringan; serta memanfaatkan energi untuk melakukan motilitas sel, fungsi saraf, dan kontraksi otot. Dengan pengecualian molekul RNA katalitik atau ribozim, enzim adalah protein. Kekurangan jumlah atau aktivitas katalitik enzim-enzim kunci dapat terjadi akibat kelainan genetic, kekurangan gizi, atau toksin (Murray, 2009). Suatu enzim adalah suatu katalis biologis. Hewan tingkat tinggi mengandung ribuan enzim. Hampir tiap reaksi biokimia dikatalis oleh enzim. Enzim merupakan katalis yang lebih efisien daripada kebanyakan katalis laboratorium atau industri. Enzim juga memungkinkan suatu elektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu pengendalian laju reaksi yang tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Semua enzim adalah protein. Beberapa mempunyai struktur yang agak sederhana; namun sebagian besar enzim mempunyai struktur yang rumit. Banyak enzim yang strukturnya belum diketahui. Untuk aktivitas biologis, beberapa enzim memerlukan gugus-gugus prostetik, atau kofaktor. Kofaktor ini merupakan

bagian non-protein dari enzim itu. Suatu kofaktor dapat berupa ion logam sederhana; ion tembaga misalnya, merupakan kofaktor bagi enzim asam askorbat oksidase. Enzim lain mengandung molekul organik non-protein sebagai kofaktor. Gugus prostetik organik seringkali dirujuk sebagai suatu koenzim. Jika suatu organisme tak dapat mensintesis suatu kofaktor yang diperlukan, maka kofaktor itu harus terdapat dalam makanan dalam jumlah kecil. Satuansatuan aktif dari banyak kofaktor adalah vitamin. (Fessenden, 1986) Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel (Richana, 2002). Enzim, secara umum, menghasilkan kecepatan, spesifitas, dan kendali pengaturan terhadap reaksi yang berlangsung dalam tubuh. Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator, senyawa yang meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Enzim berikatan dengan substrat dan mengarahkannya dengan tepat untuk bereaksi. Enzim kemudian berpartisipasi dalam membentuk dan menguraikan ikatan yang diperlukan untuk membuat produk, membebaskan produk, dan mengembalikan produk ke keadaan semula setelah reaksi selesai. Daya katalitik enzim, kecepatan reaksi yang dikatalisis dibagi dengan kecepatan reaksi tanpa mengalami katalisis, biasanya terletak dalam rentang 106 sampai 1014. Masing-masing enzim biasanya mengkatalisis suatu reaksi biokimia spesifik. Enzim hanya bereaksi dengan satu set substrat, dan mengubah substrat tersebut menjadi satu set produk. Keberadaan enzim juga memungkinkan tubuh mengontrol kecepatan reaksi. Hormon dan faktor pengatur lainnya mengubah kecepatan langkah reaksi kunci pada jalur metabolik dengan mempengaruhi aktivitas enzim. Kecepatan, spesifitas, dan kendali pengaturan terhadap reaksi enzim adalah akibat dari urutan asam amino spesifik yang unik yang membentuk enzim serta mengikat dan mengaktifkan molekul substrat. (Marks, 2000) 2. Penggolongan enzim

Berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis, Komisi Enzim dari Persatuan Ahli Biokimia Internasional mengklasifikasikan enzim menjadi enam golongan, yaitu hidrolase, transferase, liase, isomerase, ligase, dan oksidoreduktase. a. Hidrolase Enzim hidrolase adalah enzim yang mengatalisasi hidrolisis substrata tau enzim yang memecah substrat dengan bantuan air. Enzim yang termasuk golongan ini, antara lain esterase, karbohidrase, proteinase, amidase dan nuklease. b. Transferase Enzim transferase adalah suatu enzim yang berperan dalam proses transfer (pemindahan) suatu radikal (gugus) dari suatu senyawa ke senyawa lain. Berdasarkan gugus yang dipindahkan, enzim ini dibedakan atas transaminase, transmetilase, transasetilase, dan transfosforilase. c. Liase Liase adalah suatu enzim yang mengatalisis pemecahan ikatan karbonkarbon (C-C), karbon-hidrogen (C-H), karbon-nitrogen nonpeptida (C-N), karbon-halogen (C-X), dan karbon-oksigen (C-O). Dua contoh enzim ini adalah piruvat dekarboksilase mengkatalisis proses dekarboksilasi asam piruvat menjadi asetaldehida, dan malat hidroliase atau fumarase mengatalisis proses dehidrasi asam malat menjadi asam fumarat. (Sumardjo, 2009) d. Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul untuk menghasilkan bentuk isometrik. e. Ligase Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O, dan C-N disertai penguraian ikatan berenergi tinggi, misalnya ATP. f. Oksidoreduktase Pemindahan elektron (sebagai e, atom hidrogen, atau ion hibrida) dari satu senyawa ke suatu akseptor. (Marks, 2000)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim Faktor-faktor utama yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah konsentrasi enzim dan substrat, temperatur, pH, dan inhibitor. Faktor-faktor tersebut mempunyai dua pengaruh terhadap enzim yaitu pada struktur dan aktivitasnya (Cahyaningrum, 2008). a. Suhu dan pH Setiap enzim di dalam tubuh manusia memiliki suhu optimal sendiri (antara 35C dan 40C) dan pH optimal (yang berkisar antara 6 sampai 8). Pengecualian dapat ditemukan pada enzim pencernaan tertentu (seperti pepsin), yang berfungsi paling baik pada pH 1 sampai 2. b. Kofaktor dan koenzim Beberapa enzim memerlukan kofaktor, atau zat anorganik pembantu seperti atom logam (misalnya, zink, besi, dan tembaga), atau koenzim, molekul nonprotein organik seperti vitamin. c. Inhibitor enzim 1) Zat kimia tertentu dapat secara selektif menghambat kerja katalisis enzim spesifik. Walaupun beberapa zat kimia beracun (misalnya, merkuri atau sianida) dapat mematikan karena efek inhibisinya terhadap enzim, inhibisi selektif pada enzim merupakan proses kontrol metabolic yang normal dan penting dalam sel. 2) Inhibitor dapat dibagi menjadi dua jenis: a) Inhibitor kompetitif, menyerupai molekul substrat dan bersaing dengan substrat untuk masuk ke dalam sisi aktif enzim, sehingga menutup sisi aktif tersebut dan mengurangi produktivitas enzim. b) Inhibitor non-kompetitif, menghambat kerja enzim tanpa memasuki sisi aktifnya. Inhibitor berikatan dengan enzim di bagian yang sama dengan sisi aktif, menyebabkan enzim berubah bentuk dan mengganggu daya terima enzim terhadap substrat. Enzim yang aktivitasnya dikendalikan inhibitor non-kompetitif disebut enzim alosterik (artinya berubah bentuk). (Sloane, 2004)

4. Kepentingan medis enzim a. Enzim plasma nonfungsional membantu menentukan diagnosis dan prognosis Enzim dan proenzim tertentu serta substratnya terdapat setiap saat dalam darah orang normal dan menjalankan fungsi fisiologis dalam darah. Contoh enzim plasma fungsional ini antara lain adalah lipoprotein lipase, pseudokolinesterase, dan proenzim koagulasi darah dan pelarutan bekuan darah. Sebagian besar enzim ini disintesis dan diekskresi oleh hati. Plasma juga mengandung banyak enzim lain yang fungsi fisiologisnya dalam darah tidak diketahui. Enzim plasma yang tampaknya nonfungsional ini berasal dari kerusakan normal rutin eritrosit, leukosit, dan sel lain. Kerusakan atau nekrosis jaringan akibat cedera atau penyakit umumnya disertai peningkatan kadar beberapa enzim plasma nonfungsional. b. Isozim Laktat Dehidrogenase digunakan untuk mendeteksi infark miokardium L-Laktat dehidrogenase adalah jantung) dan M (untuk otot). Dalam plasma secara normal terdapat sejumlah kecil laktat dehidrogenase. Setelah suatu infark miokardium atau pada penyakit hati, jaringan yang rusak membebaskan berbagai bentuk iso laktat dehidrogenase yang khas ke dalam darah. Peningkatan kadar isozim yang terjadi dapat dideteksi dengan memisahkan berbagai oligomer laktat dehidrogenase dengan elektroforesis dan mengukur aktivitas katalitiknya. (Murray, 2009) enzim tetrametrik yang keempat subunitnya terdapat dalam dua bentuk iso (isoform) yang dinamai H (untuk

DAFTAR PUSTAKA Cahyaningrum, Sari Edi dkk. 2008. Imobilisasi Papain pada Kitosan. Indonesia Journal Chemistry Vol. 8 No. 3. Fessenden, Ralp J. dan Joan S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga. Penerbit Erlangga: Jakarta. Hatta, Ummiani dkk. 2010. Pengaruh Kombinasi enzim dan Bungkil Inti Sawit terhadap Keseragaman Tumbuh, Livebilitas, Income Over Feed dan Chick Cost Ayam Broiler. Jurnal Agroland Vl. 17 No.1. Marks, Dawn B. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC: Jakarta. Murray, Robert K. dkk. 2009. Biokimia Harper. EGC: Jakarta. Richana, Nur. 2002. Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam Pengembangan Bioindustri di Indonesia. Buletin AgroBio Vol. 5 No. 1. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. EGC: Jakarta. Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. EGC: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai