Anda di halaman 1dari 9

http://www.edukasi.net/index.php?

mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=47& uniq=all ALIRAN FLUIDA Fluida dinamik yaitu fluida dalam keadaan

b e r g e r a k . Merupakan pengetahuan yang sangat penting untuk memahami b e r b a g a i m a c a m f e n o m e n a t e r b a n g n y a p e s a w a t t e r b a n g , burung, dan serangga di udara, aliran darah melalui pembuluh pada sistem peredaran darah dan sirkulasi udara di atmosfir. a.Viskositas Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut viskositas. Viskositas ada pada zat c a i r intinya merupakan waktu maupun gas, dan pada

g a y a gesekan antara lapisan-lapisan yang bersisian pada tersebut bergerak satu

fluida p a d a

lapisan-lapisan

m e l e w a t i l a i n n y a . P a d a z a t c a i r , v i s k o s i t a s t e r u t a m a disebabkan oleh gaya kohesi antara molekul. Pada gas, viskositas muncul dari tumbukan antar molekul. b.Hukum Bernoulli Pada intinya, prinsip Bernoulli menyatakan bahwa jika k e c e p a t a n f l u i d a t i n g g i m a k a t e k a n a n r e n d a h d a n j i k a kecepatan rendah maka tekanan tinggi c.Aliran pada tabung :persamaan Poiseuille Laju aliran fluida dalam tabung yang bulat bergantung p a d a v i s k o s i t a s f l u i d a , p e r b e d a a n t e k a n a n d a n d i m e n s i tabung. Ilmuwan Prancis J. L. Poiseuille (17991899), yang t e t a r i k p a d a f i s i k a d a r i p e r e d a r a n d a r a h , m e n e n t u k a n bagaimana variabel-variabel tersebut mempengaruhi lajualiran fluida yang tidak bisa ditekan yang mengalami aliran l a m i n e r p a d a t a b u n g s i l i n d e r . H a s i l n y a , y a n g d i k e n a l dengan nama persamaan Poiseuille, adalah : Q = r4(P1-P2)/ 8L Dimana r adalah radius dalam tabung, L a d a l a h panjangnya, P1 P2 merupakan perbedaan tekanan antaraujung-ujungnya, adalah koefisien viskositas, dan Q adalah laju volume aliran (volume fluida yang mengalir persatuanw a k t u d i n y a t a k a n d a l a m s a t u a n S I m 3/s).Persamaan ini juga berlaku untuk persamaan laminar

Aplikasi Hukum Fluida Beberapa komponen yang berpengaruh besar padatekanan darah manusia: 1.Kerja jantung Jantung merupakan organ vital dari proses aliran darah dalamt u b u h . D e n g a n m e n g g u n a k a n s i s t e m v i b r a s i a t a u g e t a r a n jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Baik darah bersihmaupun darah kotor (dari pembuluh balik). Kekuatan tekanan s a a t vibrasi akan

b e r p e n g a r u h p a d a t e k a n a n d a r a h p a d a setiap pembuluh darah. Darah dalam jantung bergerak darir u a n g k e r u a n g m e l a l u i k a t u b - k a t u b j a n t u n g . Pada s a a t berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah( d i s e b u t Selanjutnya jantung berkontraksi d a n memompa darah

diastol).

keluar dari ruang jantung (disebut sistol). K e d u a s e r a m b i m e n g e n d u r dan berkontraksi s e c a r a bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan

berkontraksis e c a r a b e r s a m a a n . D a r a h m e n g a l i r d a r i j a n t u n g k e d a l a m aorta dan dari situ darah akan masuk ke arteri-arteri. Dariarteri utama ini bercabang lagi ke arteri kecil (arteriole), yangb e r c a b a n g l a g i m e n j a d i s e j u m l a h p e m b u l u h k a p i l e r y a n g amat kecil. Darah kembali ke jantung melalui vena 2. K o n d i s i d a n p o s i s i p e m b u l u h d a r a h Dalam tubuh manusia terdapat macam-macam pembuluhdan masing-masing

mempunyai ukuran yang berbeda. Besarkecilnya ukuran pembuluh akan berpengaruh pada kecepatana l i r a n d a r a h p a d a s e t i a p p e m b u l u h . J a u h d e k a t n ya p o s i s i pembuluh dari jantung juga akan mempengaruhi tekanandarah pada pembuluh. Sistem aliran darah pada pembuluh mengikuti aturan dari hukum Bernoulli dan Poiseuille. Bahwa a l i r a n d a r a h d a l a m t u b u h a k a n d i p e n g a r u h i oleh factor

tekanan, kekuatan aliran dan tahanan yang berlaku dalam susunan pembuluh darah. Selain itu tekanan darah dalam tubuh juga dipengaruhi oleh f a k t o r p o s i s i d a r i t u b u h / p e m b u l u h . P e m b u l u h d a r a h ya n g berada di kaki akan mempunyai tekanan yang lebih besar dari pada tekanan darah di bagian kepala. Darah merupakan b a g i a n d a r i z a t c a i r , d a n s e t i a p z a t c a i r a k a n t u n d u k p a d a hukum hidrostatis yang menyatakan bahwa tekanan zat cair dipengaruhi oleh faktor ketinggian dan percepatan gravitasi bumi.

P = . g. H 3.Kandungan darah D a r a h m e r u p a k a n c a i r a n j a r i n g a n t u b u h . D a r a h m a n u s i a berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigensampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merahpada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan(respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentukheme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekuloksigen. Jumlah darah orang dewasa 4,5 liter. Dalam 1 kalikontraksi jantung terpompa 80 ml darah permenit beredar 1siklus dalam tubuh. Dalam sirkulasi darah terdapat 80%sirkulasi sistemik (20% di arteri, 10% di kapiler, dan 70% divena), dan 20% sirkulasi paru-paru (7% di kapiler paru-paru,93% di arteri dan vena paru-paru) Aliran zat cair melalui pembuluh darah Menurut hukum Poiseuille : cairan yang melalui suatu

p i p a kecepatannya berbanding lurus dengan penurunan tekanan danpangkat empat jari-jari. V = r4(P1-P2)8L Tubuh mengendalikan aliran darah dengan pita -pita kecilotot yang mengelilingi arteri. Pengerutan otot ini memperkecil diameter arteri dan, karena r4 pada persamaan di atas, laju aliranberkurang cukup besar karena perrubahan radius yang kecil saja. Aksi yang sangat kecil oleh otot-otot ini dapat mengendalikandengan tepat laju darah ke bagian tubuh yang berbeda. Aspek lainnya adalah bahwa radius arteri diperkecil sebagai akibat dariarteriosclerosis (pengerasan arteri) dan tertumpuknya kolesterol, j i k a ditambah
4

ini

terjadi,

gradient

tekanan

harus

u n t u k mempertahankan laju aliran yang sama. Jika radius jantung harus menambah tekanan dengan factor

diperkecils e t e n g a h ,

sebesar 2 = 16 untuk mempertahankan laju aliran darah yangsama. Janutng harus bekerja jauh lebih keras pada kondisi initetapi biasanya tidak dapat mempertahankan laju aliran sepertia w a l n ya . Dengan demikian, tekanan darah tinggi

m e r u p a k a n indikasi bahwa jantung bekerja lebih keras dan laju aliran darah diperkecil. P a n j a n g p e n d e k n y a p e m b u l u h mempengaruhi kecepatan alirandarah. Semua ini sesuai denganh u k u m - h u k u m y a n g b e r l a k u dalam fluida. Makin panjang pembuluh dengan diameter sama, d a r a h akan

mendapat tahanan semakin besar, maka debit darah akan lebih besar pada pembuluh yang pendek.

Kecepatan aliran darah akan makin cepat pada diameteryang pembuluhnya makin kecil Efek kekentalan Semakin kental zat cair pembuluh, semakin sehingga besar dapat

t a h a n a n terhadap

dinding

d i t e n t u k a n konsentrasi sel darah merahnya. Sumber : bab 7 fluida 29 nov 2011 http://www.scribd.com/doc/70083183/6/Aplikasi-hukumhukum-fluida-dalam-biologi-a-Tekanan-darah-pada-manusia Hukum Poiseuille Bila fluida mengalir melalui pipa, maka akan terjadi gesekan antara fluida dengan dinding pipa, , hal ini mengakibatkan kecepatan aliran semakin ke pusat pipa semakin besar. Kelajuan aliran rata-rata yang dinyatakan dalam Q ditulis sebagai berikut:

Q = v = V/t Persamaan di atas adalah persamaan debit aliran. Kelajuan aliran tergantung dari sifat fluida, dimensi pipa, dan perbedaan tekanan di kedua ujung pipa. Jean Poiseuille mempelajari tentang aliran zat alir dengan viskositas konstan dalam pipa dan tabung yang alirannya laminer. Dari studinya, Poiseuille berhasil menjabarkan persamaan untuk Kelajuan Aliran yang dikenal dengan hukum Poiseuille, yaitu: Q = (r^4 (P))/8Lt Keterangan : Q : kelajuan aliran (m/s) : pi ( 3,14 / 22/7) r : jari-jari pipa atau tabung (m) L : panjang pipa atau tabung (m) P : p1-p2 (N/m2) tekanan : eta koefisien viskositas ( Ns/m2) Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan

pangkat

empat

jari-jari

pipa.

Jadi

rumus

diatas

dapat

dinyatakan

volume/detik=tekanan/tahanan Hukum penderita mengapa Poiseuille usia lanjut sangat berguna untuk menjelaskan tekanan Namun mengapa darah pada

mengalami

pingsan suhunya

(akibat dingin.

meningkat); hukum

daerah

akral/ujung

demikian

Poiseuille ini hanya bisa berlaku apabila aliran zat cair itu laminer dan harga Re (Reynold) = 2000 Sumber 13 maret 2011 http://mariadeline36.wordpress.com/2011/03/13/ Prinsip Hukum Bernoulli Hukum Bernoulli memformulasi adanya konservasi enerji dalam cairan yang bergerak, di mana dalam suatu aliran cairan di dalam suatu tabung, jumlah enerji dari enerji tekanan, kinetik dan gravitasi pada setiap dua titik selalu sama. Didalam pembuluh darah, di mana tekanan darah diberikan oleh kerja ventrikel kiri, adalah merupakan bentuk enerji. Pembuluh darah bukan pipa yang kaku tetapi dapat berdenyut (pulsasi) dan mengakibatkan perubahan diameter pembuluh darah. Pengertian aliran didasarkan pula pada hukum fisika aliran oleh ahli fisika Bernoulli, di mana pada setiap aliran cairan, maka ada upaya konservasi energi untuk mempertahankan aliran tetap ada, yaitu : 1. Energi tekanan: Secara klinis, tekanan darah dijabarkan dalam mmHg, dan energi tekanan ini akan menunjukkankemampuan elastisitas pembuluh darah tersebut, dan hal ini membuat pula pembuluh darah dapat berdenyut (pulsasi) 2. Energi gravitasi: dapat diamati pada penderita dengan iskemia tungkai pada Fontaine Stadium-III (rest pain) di mana waktu penderita tiduran, maka energi dari tekanan gravitasi akan hilang didaerah ekstremitas bawah, menyebabkan berkurangnya tekanan perfusi perifer dan ini akan menyebabkan kebutuhan metabolik dasar jaringan tidak terpenuhi. Rasa nyeri akan bertambah. Bila penderita merubah posisi tungkai sedemikian hingga tekanan perfusi dapat mengembalikannya kearah jejaring vaskular perifer, hingga energi gravitasi dirubah kembali ke tekanan hidrostatik, maka perfusi ke jaringan dapat kembali normal. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menggerak-gerakkan tungkai, sehingga terjadi kekuatan sentripetal yang akan membantu tekanan gravitasi, hingga tekanan hidrostatik akan bertambah.

3. Energi karena friksi terjadi ketika aliran darah didalam jaringan vaskular bergerak kearah makin jauh dan kearah pembuluh darah yang makin kecil, akan terjadi pengurangan dari energi friksi ini. Hal ini menimbulkan fenomena konversi energi yang diberikan oleh kekuatan pompa ventrikel kiri, menjadi energi panas (kalor). Selama itu darah akan mengalir terus dan jumlah total enerji akan makin berkurang sampai pada titik di mana jauh diperifer, jauh dari jantung dan mencapai temapt yang energinya rendah tetapi volumenya besar, yaitu kubangan venous (venous pool). spek penting dari berkurangnya energy friksi ini adalah adanya interaksi antara partikel darah sepanjang pembuluh darah yang berlangsung tetap, hingga bila terjadi adesi molekul terhadap endotel (endothelial adhesion molecule) akan memicu penarikan kovalen antara dinding pembuluh darah dengan partikel darah tadi. Secara teoritis maka partikel darah yang dekat dengan dinding akan mengalami daya penarikan yang lebih besar dari dinding dan akan bergerak lebih lambat dibanding partikel yang ada ditengah tengah pembuluh darah. Terjadi pula pengurangan energi friksi karena terjadinya interaksi antar partikel pembuluh darah, dan ini akan menimbulkan semacam lapisan dari aliran tersebut yang bersifat laminer. Maka didaerah tengah pembuluh darah, aliran ini juga lebih cepat dibanding lapisan yang dekat dinding. Beda ini dijabarkan sebagai shear stress, yaitu perkalian kecepatan dan beda kecepatan aliran tersebut. Haganbach pada tahun 1860 mengkoresi Hukum Poiseulle untuk korelasi matematik antara beda tekanan terhadap aliran darah, viskositas cairan/darah, panjang pembuluh dan radius pembuluh: DP = 8Q.L.m / p.r4 Di mana: Q = aliran; L = panjang pembuluh; m = viskositas; r = radius dan dapat diterjemahkan lebih mudah: DP = Q x R di mana R adalah tahanan, yaitu 8.L.m/p.r4 Hukum Poiseulle-Haganbach ini tentunya berlaku tepat pada pembuluh dengan aliran laminer yang tetap/ konstan, dengan pembuluh yang lurus/kaku. Sementara darah mengalir dalam pembuluh yang lemas dan berkelok kelok, serta darah bukanlah cairan murni. Hukum Poiseulle-Haganbach akan dapat berlaku bila diameter pembuluh darah lebih besar dari 100 micron, dan terjadinya kehilangan energi tadi dalam suatu aliran dinamis dengan perubahan diameter pembuluh darah akan menjadi lebih rumit dijabarkan. Secara klinis, maka hal-hal tersebut dapat digambarkan bila ada stenosis pembuluh darah yang kritis, di mana adanya penyempitan lumen tersebut akan menyebabkan pengurangan tekanan setelah tempat stenosis tersebut.

Untuk aorta, stenosis yang dapat menyebabkan pengurangan tekanan secara hemodinamis akan terjadi bila stenosisnya mencapai penyempitan lumen sektional-silang sebesar 90%, sementara untuk arteria yang lebih kecil, iliaka, renal, karotis diperlukan stenosis lumen dengan sektional-silang sebesar 70-90%. Harus dibedakan antara penyempitan lumen secara sektional-silang dengan persentase pengurangan diameter. Pengurangan diameter sebesar 50% menimbulkan penyempitan sektional-silang sebesar 75%, dan penyempitan diameter sebesar 66% (2 per 3) akan menyebabkan penyempitan lumen sektionalsilang sebesar 90%. Secara klinis, yang sering dipakai adalah pengurangan diameter sampai 60% dianggap secara hemodinamik signifikan. 4. Energi kinetik, didasarkan pada Hukum Newton, KE = 1/2 mv2 dan berlaku untuk menjabarkan adanya energy dari hubungan antara kecepatan aliran dan massa cairan yang mengalir dalam suatu pembuluh. Karena jumlah total nya kecil, maka energi kinetik dapat dijabarkan oleh kecepatan aliran darah saja, dan hal ini tergantung dari perubahan radius pembuluh darah, hingga pada kenyataannya, perubahan kecil dari radius pembuluh darah dapat menimbulkan perubahan kecepatan aliran yang signifikan. Hal ini akan terkait dengan kemungkinan timbulnya lambat-aliran pada stenosis pembuluh darah yang menjadi pemicu timbulnya trombosis atau pembuntuan pembuluh darah secara mendadak. Ringkasan: Tekanan terkait dengan tekanan darah (tensi) yang ada pada pembuluh darah, gravitasi terkait dengan posisi seorang pasien/manusia (ortostatik atau tiduran atau posisi lain), friksi terkait dengan kelainan dinding pembuluh darah (aterosklerosis, proses arteriosklerosis, aneurysma, percabangan pembuluh darah), dan energi kinetik terkait dengan hukum Newton (KE = . mv2) yang dipengaruhi oleh densitas dan massa darah itu sendiri. Hipertensi mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada retina yaitu pembuluh darah arteri retina sentralis, sehingga suplai darah ke retina terganggu. Hal inilah yang mengakibatkan retina tidak dapat berfungsi dengan baik dan menimbulkan penglihatan ganda pada pasien Tekanan darah tinggi (hipertensi) menyebabkan pembuluh darah mata menyempit, bocor dan mengeras seiring waktu karena tekanan berlebihan dan berkelanjutan terhadap dinding pembuluh darah. Pada beberapa kasus, ini dapat menyebabkan saraf optik membengkak dan mengakibatkan masalah penglihatan.

Tekanan yang tinggi seringkali menyebabkan rupturnya pembuluh darah utama di otak, keadaan ini disebut infark serebri atau stroke, bergantung pada bagian otak mana yang terkena stroke dapat menyebabkan tungkai terasa lemah, kelumpuhan, demensio, kebutaan atau gangguan otak serius lainnya

Diameter pembuluh darah akan mempengaruhi aliran darah terkait hukum Bernoulli, di mana bila ada daerah yang menyempit, maka kecepatan aliran darah akan meningkat sebanding pangkat dua beda radius pembuluh darah tersebut. Tekanan darah dapat meningkat karena pengaruh tersebut. Apabila ada pelebaran pembuluh darah (aneurisma, vasodilatasi) maka akan terjadi hal yang sebaliknya, dan tekanan darah dapat berkurang atau menurun pada daerah tersebut. Jadi apabila kecepatan aliran darah berkurang, maka didalam pembuluh darah akan terjadi tekanan samping yang naik dan tekanan frontal akan turun. Sangat sulit untuk membedakan kecepatan pulsasi darah dengan kecepatan aliran darah, karena pulsasi tergantung pada elatisitas dinding arteri, yang pada arteriosklerosis (proses

penuaan/degenerasi) akan turun, apalagi bila terjadi atherosklerosis (penumpukan atherom pada dinding pembuluh darah). Pada aliran darah venous, maka insufisiensi katup vena merupakan salah satu faktor aliran, di mana terdapat ketidakmampuan aliran darah vena untuk naik ke arah proksimal, hingga setiap gerakan otot malahan akan makin menambah jumlah darah ke arah vena profunda dan superficialis dan menyebabkan gangguan mikrosirkulasi. Keadaan flebosklerosis pada usia lanjut yang terdiri dari fibroelastosis (menebalnya tunika intima) dan senile elastosis (bertambahnya serabut elastis di tunika media) akan pula menimbulkan atrofi dari otot-otot tungkai.4,5 Pada kelainan vena maka terapi hemorheologi juga mempunyai tempat untuk diterapkan. Sesuai dengan adanya energi tekanan, maka hipertensi akan dapat secara relatif membuat viskositas darah secara umum meningkat, karena tekanan yang ada pada aliran darah terhadap dinding, sehingga cairan/darah yang mengalir didalamnya mempunyai koefisien viskositas yang meningkat. Kontrol tekanan darah agar tidak tinggi membantu penurunan viskositas darah secara umum. Merokok, merupakan keadaan yang menyebabkan viskoitas darah meningkat, karena diduga bahwa ter yang ada dalam tembakau yang dibakar akan mempengaruhi aterogenesis sebagai oksidan, dan akan mempengaruhi aterom yang beredar didarah sehingga viskositas darah akan meningkat secara relatif.

Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan pada vaskuler retina pada penderita dengan peningkatan tekanan darah. Pada keadaan hipertensi, pembuluh darah retina akan mengalami beberapa seri perubahan patofisiologis sebagai respon terhadap peningkatan tekanan darah. Terdapat teori bahwa terjadi spasme arterioles dan kerusakan endothelial pada tahap akut sementara pada tahap kronis terjadi hialinisasi pembuluh darah yang menyebabkan berkurangnya elastisitas pembuluh darah (Wong TY, 2004). Diagnosis retinopati hipertensi ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Selain itu pemeriksaan penunjang seperti funduskopi, pemeriksaan visus, pemeriksaan tonometri terutama pada pasien lanjut usia dan pemeriksaan USG B-Scan untuk melihat kondisi di belakang lensa diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis pasti. Pemeriksaan laboratorium juga penting untuk menyingkirkan penyebab lain retinopati selain dari hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai