Anda di halaman 1dari 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.

1 Hasil

4.1.1 Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Dengan Bahan Toksik K2Cro4 Kelompok Jenis Bahan Toksik Konsentrasi Bahan Toksik :7 : K2CrO4 : 5 ppm

Tabel 4. Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Per Kelompok Waktu Dedah 15 menit 30 menit 1 jam 2 jam 4 jam 6 jam 8 jam 16 jam 24 jam Jumlah Artemia 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 Daphnia 2 0 0 0 0 3 1 2 1 3 10 Keterangan

1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 0 0 1 1 0 1 4 2 1 10

3 0 0 0 0 0 1 1 2 4 8

22

23

4.1.2 Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan Toksik FeCl2 Dengan Berbagai Konsentrasi 1. Artemia sp. Jenis hewan uji Jenis bahan toksik : Artemia sp. : FeCl2

Tabel 5. Data Persentasi Mortalitas Artemia Dengan Bahan Toksik FeCl2 Setelah Pemaparan 24 Jam Ulangan 1 2 3 Rata-rata Konsentrasi 5 ppm 40 60 70 56.67%

0,05 ppm 10 10 10 10%

50 ppm 30 20 30 26.67%

Tabel 6. Analisis Probit Artemia Dengan Bahan Toksik FeCl2 Menggunakan Metode Hubert D 0,05 5 50 N R 30 3 30 17 30 8 Jumlah = = =

P 10% 56.67% 26.67%

X -1.37 0.69 1.69 1.01

Y 3.72 5.18 4.39 13.29

XY -5.09 3.57 7.42 5.9

X2 1.88 0.48 2.86 5.22

= 0,29 a = 1/n (y - bx) = 1/3 (13.29 0.29 x 1.01) = 1/3 (13) = 4.33

24

= =

= 2.31 LC50 = antilog m = antilog 2.31 = 204.17 ppm

Gambar 4.Analisis dengan EPA Probit (Sumber: EPA Probit)

Adapun hasil analisis menggunakan software EPA Probit yaitu untuk nilai LC50 24 jam = 262.550 b. Daphnia sp. Jenis Hewan Uji : Daphnia sp.

Jenis Bahan Toksik : FeCl2

Tabel 7 . Data Persentase Mortalitas Daphnia Dengan Bahan Toksik FeCl2 Setelah Pemaparan 24 Jam Ulangan 1 2 3 Rata-rata Konsentrasi 5 ppm 30 70 80 60%

0,05 ppm 90 100 80 90%

50 ppm 100 100 90 96.67%

25

Tabel 8. Analisis Probit Daphnia Dengan Bahan Toksik FeCl2 Menggunakan Metode Hubert D 0,05 5 50 N 30 30 30 R 27 18 29 P 90% 60% 96.67% X -1.37 0.69 1.69 1.01 Y 6.28 5.25 6.88 18.41 XY -8.6 3.62 11.63 6.65 X2 1.88 0.48 2.86 5.22

Jumlah

= = =

= 0.09 a = 1/n (y - bx) = 1/3 (18.41 0.09 x 1.01) = 1/3 (18.32) = 6.1 m = =

= -12.22 LC50 = antilog m = antilog -12.22 = 6.03 x 10-13 ppm

26

Gambar 5 .Analisis dengan EPA Probit (Sumber: EPA Probit)

Adapun hasil analisis menggunakan software EPA Probit yaitu untuk nilai LC50 24 jam = 1.00 4.1.3 Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan Toksik K2CrO4 Dengan Berbagai Konsentrasi 1. Artemia sp. Jenis hewan uji Jenis bahan toksik : Artemia sp. : K2CrO4

Tabel 9. Data Persentasi Mortalitas Artemia Dengan Bahan Toksik K2CrO4 Setelah Pemaparan 24 Jam Konsentrasi 0,05 ppm 30% 50% 30% 36,6 5 ppm 20% 10% 0% 10 50 ppm 100% 80% 80% 86,6

Ulangan 1 2 3 Rata-rata

27

Tabel 10. Analisis Probit Artemia Dengan Bahan Toksik K2CrO4 Menggunakan Metode Hubert D 0,05% 5% 50% N 30 30 30 Jumlah R 12 3 4 P 40 10 13 X -1.30 0,7 1,7 1,1 Y 4,75 3,72 4,82 13,3 xy -6,175 2,6 8,2 4,625 x2 1.69 0,49 2.89 5,07

= = =

= -0,05 a = 1/n (y bx) = 1/3(13,3 (-0,05) x 1.1) = 1/3(13,3+0,05x1,1) = 1/3(13,3+0,055) =4,4 M = = = -12 LC50-24 Jam = antilog -12 = 1x ppm

28

Gambar 6 .Analisis dengan EPA Probit (Sumber: EPA Probit)

Adapun hasil analisis menggunakan software EPA Probit yaitu untuk nilai LC50 24 jam = 1498862.125

b.

Daphnia sp. Jenis Hewan Uji Jenis Bahan Toksik : Daphnia sp. : K2CrO4

Tabel 11. Data Persentase Mortalitas Daphnia Dengan Bahan Toksik K2CrO4 Setelah Pemaparan 24 Jam Konsentrasi 0,05 ppm 100% 90% 60% 83,3% 5 ppm 100% 100% 80% 226% 50 ppm 20% 10% 10% 13,3%

Ulangan 1 2 3 Rata-rata

29

Tabel 12. Analisis Probit Daphnia Dengan Bahan Toksik K2CrO4 Menggunakan Metode Hubert D 0,05% 5% 50% N 30 30 30 R 25 28 26 P 83% 93% 87% X -1.30 0,7 1,7 1,1 Y 5,95 6,48 6,13 18,56 Xy -7,67 4,5 10,4 7,23 x2 1.69 0.49 2.89 5,07

Jumlah

= = =

= 0,09 a = 1/n (y bx) = 1/3(18,56 0,09 x 1.1) = 1/3(18,46) = 6.09

= =

= -12,1 LC50-24 Jam = antilog -12,1 = 7,9x ppm

30

Gambar 7 .Analisis dengan EPA Probit (Sumber: EPA Probit)

Adapun hasil analisis menggunakan software EPA Probit yaitu untuk nilai LC50 24 jam = 0.000 4.1.4 Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan Toksik PbO Dengan Berbagai Konsentrasi 1. Artemia sp. Jenis hewan uji Jenis bahan toksik : Artemia sp. : PbO

Tabel 13. Data Persentase Mortalitas Artemia Dengan Bahan Toksik PbO Setelah Pemaparan 24 Jam Konsentrasi 0,05 ppm 100% 100% 100% 100 5 ppm 90% 80% 60% 76.67 50 ppm 30% 40% 20% 30

Ulangan 1 2 3 Rata-rata

31

Tabel 14. Analisis Probit Artemia Dengan Bahan Toksik PbO Menggunakan Metode Hubert D 0,05% 5% 50% N 30 30 30 Jumlah

r 30 25 9

P 100% 76,67% 30%

X -1.30 0.69 1.69 1.08

y 8.09 5.74 4.48 18.31

Xy -10.51 3.96 7.57 1.02

x2 1.69 0.48 2.86 5.01

= = =

= -1.20 a = 1/n (y bx) = 1/3(18.31 (-1.20) x 1.01)) = 1/3 (18.31-(-1,29)) = 6.53 M = = = 1.27 LC50-24 Jam = antilog 1.38 = 18.62 ppm

32

Gambar 8 .Analisis dengan EPA Probit (Sumber: EPA Probit)

Adapun hasil analisis menggunakan software EPA Probit yaitu untuk nilai LC50 24 jam = 22.257 b. Daphnia sp. Jenis Hewan Uji Jenis Bahan Toksik : Daphnia : PbO

Tabel 15. Data Persentase Mortalitas Daphnia Dengan Bahan Toksik PbO Setelah Pemaparan 24 Jam Konsentrasi 0,05 ppm 100% 100% 100% 100 5 ppm 80% 60% 70% 70 50 ppm 60% 80% 70% 70

Ulangan 1 2 3 Rata-rata

33

Tabel 16 . Analisis Probit Daphnia Dengan Bahan Toksik PbO Menggunakan Metode Hubert

D 0,05% 5% 50%

N 30 30 30

R 30 20 21

P 100% 66,7% 70%

X -1.30 0.69 1.69 1.08

y 8.09 5.52 5.52 19.13

Xy -10.51 3.81 9.33 2.63

x2 1.69 0.48 2.85 5.01

Jumlah

= = =

= -0.87 a = 1/n (y bx) = 1/3(19.13 (-0.87 x 1.08)) = 1/3(20.06) = 6.68 M = = = 1.93 LC50-24 Jam = antilog 1.93 = 85,11 ppm

34

Gambar 9 .Analisis dengan EPA Probit (Sumber: EPA Probit)

Adapun hasil analisis menggunakan software EPA Probit yaitu untuk nilai LC50 24 jam = 172.230 4.1.5 Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Bahan Toksik CuSO4 Dengan Berbagai Konsentrasi 1. Artemia sp. Jenis hewan uji Jenis bahan toksik : Artemia sp. : CuSO4

Tabel 17. Data Persentase Mortalitas Artemia Dengan Bahan Toksik CuSO4Setelah Pemaparan 24 Jam Konsentrasi 0,05 ppm 0% 0% 0% 0 5 ppm 50% 60% 60% 56.7 50 ppm 100% 100% 100% 100

Ulangan 1 2 3 Rata-rata

35

Tabel 18. Analisis Probit Artemia Dengan Bahan Toksik CuSO4 Menggunakan Metode Hubert D 0,05% 5% 50% N 30 30 30 R 0 17 30 P 0 56,7 100 x -1.37 0,69 1,69 1.01 y 0 5.18 8.09 13.27 Xy 0 3.57 13.67 17.24 x2 1.88 0.48 2.86 5.22

Jumlah

= = =

= 3.01 a = 1/n (y bx) = 1/3(13.27 3.01 x 1.01) = 1/3(10.23) = 3.41 m = = = 0.53 LC50-24 Jam = antilog 0.53 = 3.37 ppm

36

b.

Daphnia sp. Jenis Hewan Uji Jenis Bahan Toksik : Daphnia sp. : CuSO4

Tabel 19. Data Persentase Mortalitas Daphnia Dengan Bahan Toksik CuSO4 Setelah Pemaparan 24 Jam Konsentrasi 0,05 ppm 100% 100% 100% 100 5 ppm 100% 100% 100% 100 50 ppm 100% 100% 100% 100

Ulangan 1 2 3 Rata-rata

Tabel 20. Analisis Probit Artemia Dengan Bahan Toksik CuSO4 Menggunakan Metode Hubert D 0,05% 5% 50% N 30 30 30 R 30 30 30 P 100% 100% 100% x -1.37 0,69 1,69 1.01 y 8.09 8.09 8.09 24.27 Xy -11.08 5.58 13.67 8.17 x2 1.88 0.48 2.86 5.22

Jumlah

= = = =0

= 1/n (y bx) = 1/3(24.27 0 x 1.01) = 1/3(24.27)

37

= 8.09 M = = =0 LC50-24 Jam = antilog 0 = 1 ppm

4.1.6 Data Pengamatan Mortalitas Hewan Uji Tanpa Pemaparan Bahan Toksik (Kontrol) 1. Artemia sp. Jenis hewan uji Jenis bahan toksik : Artemia sp. :-

Tabel 21. Data Persentase Mortalitas Artemia Tanpa Bahan Toksik (Kontrol) Setelah Pemaparan 24 Jam D N 30 30 30 R 19 4 P 63% 13% 100%

2.

Daphnia sp. Jenis hewan uji Jenis bahan toksik : Daphnia sp :-

38

Tabel 22. Data Persentase Mortalitas Daphnia Tanpa Bahan Toksik (Kontrol) Setelah Pemaparan 24 Jam D N 30 30 30 R 19 4 P 63% 13% 100%

4.2

Pembahasan

4.2.1 Pemaparan dengan Bahan Toksik K2CrO4 Konsentrasi 5 ppm Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat toksisitas dari bahan logam yaitu K2CrO4 dengan organisme uji Daphnia sp. dan Artemia sp. Pada waktu 24 jam setelah disimpan di vial dengan mengukur LC50. Menganalisis jumlah kematian hewan uji untuk mendapatkan LC50 Artemia sp. karena pada umur 24 jam berkembang biak. Karakteristik toksik K2CrO4 yang diitung pada percobaan ini adalah 0,5 ppm. Konsentrasi 0,5 ppm diulangi 3 kali pengulangan dengan menggunakan botol vial pada setiap hewan uji. Persentasi pengulangan untuk Artemia sp. pada 0,5 ppm yaitu 30%,50%, dan 50% dengan rata-rata 36,6%. Daphnia sp dan dengan konsentrasi 0,5 ppm sama yaitu 100%,90%,60% dengan rata-rata 83,3%. Data pengamatan menunjukan bahwa pada konsentrasi 0,5 ppm Daphnia sp. Dapat bertahan taraf hidup lebih baik daripada Artemia sp. Ketidaksamaan kematian pada hewan uji di dalam botol vial bisa karena beberapa faktor diantaranya adalah antibodi dari hewan uji yang lemah, daya tahan tubuh hewan uji dan kesalahan terhadap manusia sebagai penguji coba (human erorr) dalam melakukan praktikum. serta menganalisis hubungan konsentrasi yang menimbulkan kematian pada hewan uji. Memakai Artemia sp. dewasa telah dapat

39

4.2.2 Pemaparan Hewan Uji dengan Berbagai Konsentrasi Bahan Toksik K2CrO4 a. Artemia sp. Hewan uji yang di uji pada praktikum ini terdapat kekurangannya yaitu jangka hidup yang pendek terhadap waktu uji yaitu 24 jam. Pada toksik yang digunakan yaitu pada konsentrasi 0,05 ppm, 5 ppm dan 50 ppm. Didapatkan hasil yang tidak stabil, rerata msing-masing mortalitas artemia ialah 36,6%, 10% dan 186,6%. Praktikum di lakukan dengan 2 tahap yaitu percobaan pencampuran zal toksis di dalam laboratorium dan penghitungan 24 jam mortalitas di luar laboratorium, artinya kesalahan percobaan bisa karena guncangan pada saat membawa botol vial danlamanya vialdalam posisi tertutup sehingga oksigen yang tersedia dalam botol vial habis. b. Daphnia sp. Rerata moralitas hewan uji yang diuji toksik K2CrO4 terhadap daphnia pada konsentrasi 0,05 ppm, 5 ppm dan 50 ppm yaitu 83,3%, 93,3% dan 13,3%. Jumlah hewan yang diuji adalah 30 hewan uji. Pada hewan uji artemia LC50 K2CrO4 adalah 50 ppm dan konsentrasi nilai LC50 pada hewan uji daphnia adalah 5 ppm. Ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi logam berat semakin tinggi pula mortalitasnya. 4.2.3 Pemaparan Hewan Uji dengan Berbagai Bahan Toksik Berdasarkan hasil pengamatan maka hasil yang didapat untuk tingkat mortalitas daphnia dengan bahan uji K2CrO4 pada konsentrasi uji 0,05 ppm adalah 83%, 93% pada konsentrasi uji 5 ppm dan 87% pada konsentrasi uji 50 ppm. Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa adanya kesalahan saat melakukan pengamatan praktikum karena seharusnya semakin tinggi konsentrasi suatu bahan toksik maka akan semakin tinggi pula tingkat mortalitas pada jenis biota uji tersebut. Sedangkan untuk nilai LC50 didapatkan hasil sebesar 7,9x untuk daphnia. ppm

40

Sedangkan untuk hewan uji artemia tingkat mortalitas pada konsentrasi 0,05 ppm adalah 40%, 5 ppm 10% dan 50 ppm adalah 43%, disini terlihat bahwa pemberian konsentrasi yang tinggi berpengaruh pada tingkat mortalitas hewan uji. Sedangkan untuk nilai LC50 didapat hasil sebesar 1x ppm. Hal ini

menunjukan bahwa dalam tingkat toksisitas dengan bahan uji K2CrO4 Daphnia sp. lebih sensitif apabila dibandingkan dengan artemia, karena nilai LC50 Daphnia sp. lebih kecil. 4.2.4 Pemaparan Hewan Uji dengan Berbagai Konsentrasi Bahan Toksik CuSO4 Pada konsentrasi 0,05% dari bahan toksik CuSO4, menyebabkan mortalitas hewan uji sebesar 0% pada waktu pemaparan bahan toksik selama 24 jam, sedangkan pada konsentrasi 5% dari bahan toksik CuSO4 menyebabkan mortalitas hewan uji sebesar 56,7% pada waktu pemaparan bahan toksik selama 24 jam, dan pada konsentrasi 50% dari bahan toksik oli karsinogenik menyebabkan mortalitas hewan uji sebesar 100% pada waktu pemaparan bahan toksik selama 24 jam. Oleh karena itu, semakin tinggi konsentrasi dari bahan toksik CuSO4 menyebakan tingkat mortalitas hewan uji artemia tersebut tinggi. Pada praktikum kali ini, konsentrasi 50% dari bahan toksik CuSO4 menyebabkan mortalitas tertinggi dari hewan uji artemia tersebut. Prinsip ini mengacu pada prinsip laju reaksi, yakni yang mana semakin tinggi konsentrasi, maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia, dengan demikian, kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga, sehingga kecepatan reaksi meningkat. Adanya prinsip laju reaksi ini, dapat diasumsikan, yang mana konsentrasi bahan toksik tinggi, akan menyebabkan mortalitas dari hewan uji artemia tersebut tinggi, dikarenakan dalam tubuh hewan ujia artemia tersebut terjadi reaksi metabolisme dengan bahan toksik tersebut, yang mana proses metabolisme tersebut akan bergerak dengan cepat, sehingga tingkat penyerapan dari proses metabolisme berlangsung cepat (bahan toksik tersebut tidak terakumulasi lagi dalam tubuh hewan uji artemia tersebut). Sedangkan pada konsentrasi 0,05% dari

41

bahan toksik oli karsinogenik menyebabkan mortalitas terendah dari hewan uji artemia tersebut. Bahan toksik oli CuSO4 dari berbagai konsentrasi ini pun memiliki berbagai macam nilai LC50-24jam yang mana pada konsentrasi bahan toksik CuSO4 dengan konsentrasi sebesar 0,05% memiliki nilai LC50-24jam sebesar -1,37 yang mana nilai ini memiliki makna yakni, merupakan suatu nilai minimum dari kosentrasi pemaparan bahan toksik yang dapat menyebabkan efek subletal pada hewan uji artemia tersebut sedangkan, pada konsentrasi 10% bahan toksik oli karsinogenik memiliki nilai LC50-24jam sebesar 0,040 yang mana nilai ini memiliki makna yakni, merupakan suatu nilai optimum atau nilai tengah dari kosentrasi pemaparan bahan toksik yang dapat membunuh separuh hewan uji artemia tersebut, dan pada konsentrasi 15% bahan toksik oli karsinogenik memiliki nilai LC50-24jam sebesar 0,057 yang mana nilai ini memiliki makna yakni, merupakan suatu nilai maksimum dari kosentrasi pemaparan bahan toksik yang dapat mengakibatkan mortalitas hewan uji artemia lebih dari separuh jumlah hewan uji artemia tersebut. 4.2.5 Pemaparan Hewan Uji dengan Berbagai Konsentrasi Bahan Toksik FeCl Bagi tingkat mortalitas Daphnia sp. pada pengamatan dengan bahan uji toksik FeCl2 konsentrasi 0,05% adalah 90%, konsentrasi 5 ppm 60% sedangkan konsentrasi 50 ppm 96,67%, disini terlihat bahwa daphnia dengan bahan uji FeCl2 konsentrasi 50 ppm memiliki mortalitas paling tinggi. Sedangkan untuk LC50 1-11 ppm. Tingkat mortalitas pada Artemia sp. dengan bahan uji toksik FeCl2 dengan konsentrasi 0,05 ppm adalah 10%, konsentrasi 5 ppm 56,67% dan konsentrasi 50 ppm adalah 26,67%. Hasil mortalitas tertinggi ada pada konsentrasi 5 ppm.

Sedangkan untuk nilai LC50 adalah 186,2 ppm hal ini menunjukan bahwa adanya kesalahan saat praktikum karena seharusnya tingkat mortalitas tertinggi yaitu 56,67% seharusnya menggunakan konsentrasi 186,2 ppm.

42

4.2.6 Pemaparan Hewan Uji dengan Berbagai Konsentrasi Bahan Toksik PbO Pada konsentrasi 0,05% dari bahan toksik PbO, menyebabkan mortalitas hewan uji sebesar 100% pada waktu pemaparan bahan toksik selama 24 jam , sedangkan pada konsentrasi 5% dari bahan toksik PbO menyebabkan mortalitas hewan uji sebesar 76,67% pada waktu pemaparan bahan toksik selama 24 jam, dan pada konsentrasi 50% dari bahan toksik PbO menyebabkan mortalitas hewan uji sebesar 30% pada waktu pemaparan bahan toksik selama 24 jam dengan demikian, semakin rendah konsentrasi dari bahan toksik PbO menyebakan tingkat mortalitas hewan uji artemia tersebut tinggi. Pada praktikum kali ini, konsentrasi 0,05% dari bahan toksik PbO menyebabkan mortalitas tertinggi dari hewan uji artemia tersebut. ini, dapat diasumsikan, dengan konsentrasi yang rendah menyebabkan mortalitas tinggi. Sedangkan, pada konsentrasi 50% dari bahan toksik PbO menyebabkan mortalitas terendah dari hewan uji Artemia sp. tersebut. Bahan toksik dari berbagai konsentrasi ini pun memiliki berbagai macam nilai LC50-24jam yang mana pada konsentrasi bahan toksik PbO dengan konsentrasi sebesar 0,05% memiliki nilai LC50-24jam sebesar -1,30 .Sedangkan pada konsentrasi 5% bahan toksik ini memiliki nilai LC50-24jam sebesar 0,69 dan pada konsentrasi 50% bahan toksik ini memiliki nilai LC50-24jam sebesar 1,69. PbO yang masuk dalam perairan dalam bentuk limbah akan mengalami pengendapan yang dikenal dengan istilah sedimen (Palar 1994). Bakteri mampu beradaptasi dengan limbah Pb yang terdapat di perairan, dalam metabolismenya logam berat Pb terakumulasi pada membran sel (ekstraseluler) dan pada sitoplasma (intraseluler). Peningkatan jumlah bakteri pengikat Pb juga didukung oleh adanya faktor fisika-kimia diperairan. Konsentrasi PbO yang paling mematikan berdasarkan data di atas adalah 5 ppm berarti besar kecilnya konsentrasi tidak berpengaruh pada hewan uji yaitu Artemia sp., sedangkan konsentrasi pada hewan uji Daphnia yang paling mematikan yaitu 0,5 dan 5 ppm.

Anda mungkin juga menyukai