Anda di halaman 1dari 17

Penyuluhan Rumah Sehat

Makalah Skill Lab


Oleh William Wijaya
NIM. 102010009

Kelompok
A2

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA FAKULTAS KEDOKTERAN JAKARTA 2010

Makalah Skill Lab

Penyuluhan Rumah Sehat


William Wijaya* *Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat Telp. (021) 56942061 Fax. (021) 563-1731 e-mail: fort_minor_ww@yahoo.co.id

Pendahuluan
Perumahan merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia disamping sandang dan pangan. Sekarang ini masalah perumahan banyak terjadi dimana-mana, terutama di perkotaan. Masalahnya adalah rumah yang tidak sehat dimana ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Dengan bertambahnya populasi manusia, dan kurangnya lahan untuk membangun rumah akan memicu masalah kesehatan. Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab masalah ini. Namun, ada penyebab lain yang cukup berperan penting, yaitu pengetahuan. Penyuluhan ini dilakukan agar masyarakat mengerti pentingnya rumah sehat sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Ini akan berdampak positif terhadap kualitas hidup mereka. Penyuluhan ini ditujukan kepada masyarakat yang keadaan di rumah dan sekitar rumahnya masih belum memenuhi persyaratan kesehatan. Penyuluhan diberikan kepada para orangtua di bawah 60 tahun (bukan manula), dewasa, dan kepada anak di atas 17 tahun, karena mereka sudah dianggap dapat hidup mandiri, mampu menyerap informasi dari penyuluhan ini, dan merupakan umur-umur berproduktivitas tinggi. Dengan penyuluhan tentang rumah sehat ini diharapkan dapat dimengerti dengan jelas dan kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat juga diharapkan mampu berjuang memenuhi rumah sehat yang dibutuhkan ini sehingga dapat hidup dengan nyaman dan sehat.

Definisi rumah sehat


Pada dasarnya rumah merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah bekerja seharian, namun di dalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus 2

berwujud rumah mewah dan besar, namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan layak dihuni. Rumah Sehat adalah bangunan rumah tempat tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.1,2 Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar, menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia. Kesehatan adalah faktor utama sebagai parameter penilaian kelayakan sebuah hunian, sebelum faktor bentuk dan gaya arsitektur dari sebuah rumah. Ada yang mengatakan bahwa rumah adalah tujuan akhir manusia. Penilaian terhadap rumah sebagai tujuan akhir dari manusia ini tentunya sangat dipengaruhi oleh kesehatan. Rumah yang sehat akan mampu mendukung kesehatan penghuninya, begitulah hubungannya. Dikarenakan manusia adalah makhluk biopsikososial, rumah yang sehat harus mampu memenuhi kebutuhan manusia tersebut. Seluruh fungsi dari rumah sehat haruslah berjalan semestinya.2 Berikut akan kita bahas bagaimana syarat syarat rumah yang menjadikan kesehatan penghuninya terdukung. Kita akan melihatnya dari segi fisiologis (bio/fisik), psikologis, dan sosiologis.

Fisiologis
Dari segi fisik rumah yang sehat adalah rumah yang dapat memberikan perlindungan kepada penghuninya dari kecelakaan maupun penyakit yang mengganggu kesehatannya. Ada 4 sisi yang rusd diperhatikan dalam rumah sehat, yaitu bangunan rumahnya, ruangan rumah, ekologinya (lingkungan), dan fasilitas rumah.

1. Bangunan
Sekarang ini, perkembangan pembangunan semakin maju. Ini ditandai dengan munculnya bermacam-macam bahan bangunan baru. Hal ini menjadi salah satu aspek yang menjadikan banyaknya alternatif yang dapat dipilih sebagai bahan bangunan guna mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan. Membangun berarti suatu usaha untuk menghemat energi dan sumber daya alam. Teknologi bangunan yang baru menuntut para ahli supaya mereka terbuka terhadap perkembangan tersebut, karena tidak jarang teknologi baru menyimpang dari cara pertukangan tradisional. Kajian ilmu bahan bangunan yang cukup sederhana dan formal selama ini kiranya perlu diubah sesuai dengan pandangan pembangunan yang 3

menyeluruh. Ilmu bahan bangunan biasanya menggolongkan bahan bangunan seperti tabel berikut.
Tabel 1. Penggolongan Bahan Bangunan

Golongan Bahan bangunan alam

Bahan bangunan Anorganik: batu alam, tanah liat, tras, dsb. Organik; kayu, bambu, dedaunan,

Contoh bahan Batu kali, kerikil, pasir, kapur, tras Bermacam-macam kayu bambu, rumbia, jiuk, alang-alang Batu merah, genting Kaca Conblock, batako Plastik, bitumen, kertas, cat Emas, perak Air raksa, nikel, kobalt Besi, baja Aluminium, kuningan, perunggu

Bahan bangunan buatan

Bahan bangunan logam

serat, rumput, dsb. Bahan yang dibakar Bahan yang dilebur Bahan yang dikempa/diperes Bahan kimia dan petrokimia Logam mulia Logam setengah mulia Logam besi Logam non - besi

Bahan bangunan alam yang tradisional seperti batu alam, kayu, bambu, tanah liat, dan sebagainya tidak mengandung zat kimia yang mengganggu kesehatan. Berbeda dengan bangunan modern seperti tegel keramik, pipa plastik, cat-cat yang beraneka macam warnanya, perekat, dan sebagainya.3 Selain itu, bahan untuk pembuatan bangunan tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain: debu total tidak lebih dari 150 g m3, asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4 jam, timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg. Bangunan juga tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.1 Selain bangunan tidak boleh menimbulkan zatzat berbahaya bagi tubuh, pembuatan bangunan juga harus kokoh sehingga mampu melindungi penghuninya dari kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain, posisi garis sempadan jalan, kontruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, melindungi dari gempa, tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir, dan lain sebagainya. Tentu saja manfaat bangunan juga harus dapat melindungi penghuni dari hujan, panas, dingin, pencemaran udara, kebisingan, dan penyakit menular. Bangunan harus bisa menjadi tempat berlindung yang aman.2,4 Sedikit informasi untuk atap, atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat 4

membuatnya sendiri. Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan, walaupun sebenarnya tidak memenuhi syarat secara penuh. Pembuatan atap dengan atap rumbai dan daun kelapa harus dapat melindungi dengan baik, jadi buatlah secara tebal, tertata rapi, dan baik. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.5 Bahan dinding bangunanpun haruslah yang mampu mengalirkan uap air. Makin kecil pori-pori bahan bangunan makin besar daya mengisap air, dan makin besar pori-pori makin mudah dapat diisi dengan air. Hal ini berarti bahwa air bisa masuk ke dalam bahan bangunan melalui gravitasi (misalnya oleh atap yang bocor), oleh tekanan angin (misalnya pada tepi dinding atau atap yang terekena angin kencang), oleh kapilaritas (pada retak plesteran dinding atau kelembapan tanah yang tidak kedap air). Bahan bangunan yang higroskopis (misalnya batu merah) kadangkadang dapat mengikat banyak air. Air yang ada di dinding ini harus mudah menguap. Kelebihan kelembapan apapun dalam iklim tropis lembap, akan menumbuhkan cendawan kelabu (aspergillus) yang mempengaruhi kesehatan penghuni karena mengakibatkan alergi bronkitis dan asma.3

2. Ruang
Selain bangunan yang harus dapat melindungi, ruangan di dalam rumah harus dapat mencegah penularan penyakit dan mendukung kesehatan penghuninya. Syarat ruang yang baik dimulai dari komponen, kemudian ventilasi, pencahayaan, luas bangunan rumah, dan tata ruangnya. a. Komponen Komponen rumah yang mudah untuk dirawat sangatlah penting. Sebab, semakin sering dan mudah dirawat dan membersihkannya, maka sumber penyakit tidak akan ada. di rumah itu. Untuk lantai, saat ini ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, keramik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai harus kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit. Selain lantai, dinding dan langit langit serta ruang dapur juga harus diperhatikan. Dinding di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan. Langit langit harus mudah dibersihkan dan komponennya kuat sehingga tidak rawan kecelakaan. 5

Sedangkan ruang dapur harus memiliki sarana pembuangan asap karena dapur menghasilkan asap pembakaran dari proses memasak.1,5 b. Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Namun, perhatikan bahwa udara yang masuk ke dalam rumah tidaklah berasal dari tempat pembuangan dan pembakaran limbah serta kamar mandi/WC.5,6 Kurangnya ventilasi juga akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit). Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum. Luas ventilasi alamiah yang permanen minimal haruslah 10% dari luas lantai. Ada 2 macam ventilasi, yakni : Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.

Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.

Gambar 1. Ilustrasi sirkulasi udara bagi rumah sehat5

c. Pencahayaan Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni:

Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurangkurangnya 15-20 % dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela di sini disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca.

d.

Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.

Luas bangunan rumah Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.5

e.

Tata ruang Untuk mendapatkan ruang yang baik, diperlukan kesatuan bagian bagian dalam ruang. Kesatuan ini dapat diperoleh dengan pengaturan yang baik dan pandangan yang serasi. Kegunaan suatu susunan harus merupakan kesatuan harmonis dengan tuntutan tata ruang yang sesuai dan juga tidak membahayakan keselamatan seseorang. Susunan suatu ruang pertama tama harus sesuai tujuannya. Maksudnya adalah bahwa penggunaan dan penyusunan perabot ditentukan oleh kebutuhan hidup penghuninya. Untuk itu, harus diperhatikan keselarasan antara perabot perabot, ruang gerak, dan ruang pemersatu. Misalnya, di dalam kamar tidur, ada pisau atau gunting yang digantung. Hal ini tentunya sangat membahayakan si pengguna kamar tidur. Fungsi perabotan ini tidaklah selaras dengan fungsi ruang tidur. Akan lebih baik bila 8

perabotan itu diletakkan di ruang dapur, dan mengambilnya ketika diperlukan saja. Bayangkan bila ada anak kecil yang bermain ke kamarnya dan ada pisau atau gunting yang bisa dimainkannya. Peletakkan ruang juga harus diperhatikan. Jangan mendekatkan ruang yang tertutup, dapur, atau ruang makan dengan ruang yang bersumber penyakit. Hal ini akan memungkinkan si penghuni rentan akan terjangkitnya penyakit. Bayangkan apabila kamar mandi atau tempat pembuangan sampah tepat di sebelah ruang makan. Bakteri bakteri atau virus yang berasal dari WC akan dengan mudahnya mencemari makanan yang akan kita makan, baik melalui udara maupun melalui binatang, yang kemudian akan membuat tubuh kita terjangkit penyakit tersebut. Apabila di dekat ruang tertutup, bakteri akan hidup tenteram berkembang biak dan menjadi sumber penyakit.2,7 3. Ekologis Pembangunan rumah juga harus mempertimbangkan masalah ekologisnya. Rumah yang dibangun harus memiliki sumber air bersih di dekatnya, memiliki penghijauan di sekitar rumahnya, tidak terlalu jauh dari pusat pendidikan, pasar, telah terjangkau jaringan listrik PLN, dan tempat tempat sumber kebutuhan pokok manusia lainnya. Lingkungan sekitar rumah juga harus bersih, tidak dekat tempat pembuangan kotoran/sampah, dan hal hal merugikan lainnya.3,8

4. Fasilitas
Tentu selain ketiga hal di atas, fasilitas merupakan hal penting yang mendukung kesehatan penghuninya. Namun, fasiitas yang dipakai dan cara penggunaannya juga harus benar. Yang terpenting adalah penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, dan penyediaan listrik. Ada pula fasiitas tambahan lainnya seperti kandang ternak dan fasilitas fasilitas untuk alat rumah tangga. Berikut penjelasannya. Pada dasarnya setiap rumah harus disediakan air minum dan memenuhi persyaratan. Berkenaan dengan itu maka air yang akan dipergunakan untuk air minum agar dimintakan rekomendasi dari PDAM atau instansinya yang berwenang. Pengambilan contoh air hendaknya dilakukan oleh instansi yang menyelidiki kualitas airnya bukan oleh pihak developer, dan keterangan ini harus tercantum dalam surat statement yang mereka terbitkan. Untuk menyediakan air minum dengan jumlah yang 9

cukup, dapat diambil sumber dari : Sumur Pantek/Gali, sumur artesis, PDAM/PAM, mata air, penyaringan dari air-air sungai/rawa dsb. a. Sumur Pantek/Gali Dalam hal penyediaan air minum/air bersih diambil dari sumur pantek/gali, maka untuk setiap sumur gali/pantek, hanya diperbolehkan mensupply maksimum 4 (empat) unit rumah. Dalam pipa/sumur gali harus dibuat sedemikian rupa sehingga sumur tersebut selalu dapat menyediakan air dengan jumlah yang cukup, walau-pun pada musim kemarau (tinggi air minimal 2 M) Jarak smur pantek/gali terhadap pembuangan air kotor biasa, lebih-lebih septic tank harus lebih besar dari 8 M). Untuk sumur gali jarak tersebut agar diambil/diukur dari dinding sumur ke dinding bagian luar septic tank. Pemeriksaan mutu air, cukup dilakukan satu sumur saja pada lokasi yang diperkirakan terjelek. b. Sumur Artesis Debit air harus dapat mensupply kebutuhan setiap penghuni rumah dengan cukup. Tersedia sentral/pusat reservoir dengan ketinggian yang cukup (>_4M dari kran rumah yang tertinggi) dan volume minimal 20% dari kebutuhan untuk air bersih seluruh rumah per hari dari rumah-rumah yang disupply oleh sumur tersebut. Bak reservoir air ini direncanakan/dihitung oleh tenaga ahli (konstruktur) agar aman dan kuat. Lokasi sumur artesis inipun harus jauh dari lokasi pembuangan air kotor ( 25 M). c. PDAM (PAM) Mengenai kualitas air dan debitnya sudah diatur oleh PAM. Rumah yang dianggap telah tersedia air PAM dengan baik yaitu bila penyambungan pipa beserta meterannya telah terpasang. Konstruksi bangunan air maupun jaringan distribusinya supaya dibenarkan oleh persyaratan untuk air minum. Untuk keperluan tersebut perlu adanya testing secara periodik terhadap alat penyaring maupun hasil air yang telah disaring. Debit airnya harus mampu untuk didistribusikan ke seluruh rumah dengan baik, maka persyaratan bak reservoir seperti pada sumur artesis harus tetap dipenuhi. Tiap rumah agar dipasang meteran air, dan jaringan instalasi distribusinya harus dilegalisir oleh PAM setempat.8 10

Air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur, dan pembuangan lainnya tidak boleh dibuang langsung pada saluran yang sama. Masing-masing limbah ini harus dibuang dengan saluran tersendiri, dan hasil pembuangan ini harus ditampung dalam sebuah bak yang disebut septic tank. Perencanaan saluran juga harus tepat agar saluran tidak tersumbat. Septic tank haruslah terbuat dari bahan yang tidak tembus air agar limbah tidak mencemari lingkungan. Selain itu, jarak septic tank dengan sumur penyerapan adalah minimal 10 meter agar sumur tidak tercemar.6 Jaringan listrik, bila penyambungan listrik tidak termasuk dalam KPR BTN maka tanah untuk lokasi trafo harus disediakan dengan luas yang mencukupi. Jaringan listrik sangatlah penting sebagai sumber energi pendukung aktivitas manusia. Ingat juga untuk bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir. Untuk pembuangan sampah Setiap rumah harus disediakan atau dilengkapi dengan tempat pengumpulan sampah. Volume bak sampah minimal 100 liter. Apabila memakai drum/tong yang dapat ditumpahkan, volume minimumnya dapat diambil 50 liter. Di samping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak. Oleh karena ternak adalah merupakan bagian hidup para petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal ini tidak sehat karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit pula. Maka sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.5 Fasilitas lainnya adalah perabotan rumah tangga. Setiap rumah seharusnya memiliki beberapa ruangan dimana ruangan itu memiliki perabotan yang menjadi standar minimumnya hingga ruang itu memiliki suatu nama tersendiri. Berikut adalah macam ruangan dan standar minimum perabotannya: 1) Ruang duduk/keluarga: kursi duduk, sofa, meja. 2) Ruang makan: kursi makan, meja makan, lemari makan. 3) Ruang tidur : tempat tidur, lemari pakaian (ruang tidur orangtua dan anak lebih baik dipisahkan). 4) Ruang kerja : meja tulis dan kursi. 5) Ruang tamu/makan: meja makan, kursi makan,kursi tamu,meja tamu lemari pendek. 6) Ruang dapur: Alat dapur: meja ranik, almari, pisau, sendok, garpu, piring 11

Memasak : bahan bakar kayu, minyak, arang, alat pembakar (tungku, kompor, anglo), alat memasak (wajan, sendok pengaduk, panci, teko) Mencuci : bak cuci, sikat, lap, sabun

Apabila tidak ada ventilasi bisa diberi alat sirkulasi udara, misalnya exhaust fan. 10) Ruang mandi dan kakus: bak air, pelat jongkok, gantungan pakaian/handuk, tempat sabun mandi. 11) Ruang Cuci/Kerja Seterika: bak cuci (ember), papan cuci, rak/lemari.8

Psikologis dan Sosiologis8


Selain rumah dapat memberikan kesehatan secara fisik (bio), rumah juga dapat memberikan kesehatan penghuninya secara psikologis dan sosiologis. Rumah yang sehat secara psikologis dan sosiologis adalah rumah yang baik menurut kaidah perilaku dalam arsitektur, dapat meningkatkan perasaan psikologis manusia, aman, nyaman, dan selaras dengan lingkungan, serta mampu meningkatkan kemampuan sosialiasi manusia itu sendiri. Apabila psikis dan sosialisasinya terganggu, maka aktivitas dan produktivitasnya pun ikut terganggu. Psikologis dan sosiologis ini juga dipengaruhi oleh 4 faktor yang sama seperti fisiologis, yaitu sebagai berikut.

1. Bangunan
Bangunan yang telah dibuat dengan kokoh dan sesuai persyaratan, akan memunculkan rasa nyaman dan aman bagi penghuninya. Bayangkan bila bangunan mudah roboh atau sangat mudah terbakar. Si penghuni akan merasa was was bila cuaca sedang buruk. Kemudian bila bangunan mudah bocor juga akan membuat penghuninya khawatir bila ada hujan deras. Apalagi bila sedang tidur, maka mereka akan terpaksa bangun dan membereskan kekacauan akibat bocor tersebut. Apabila bahan bangunan itu menghasilkan zat- zat berbahaya atau berpotensi menimbulkan penyakit pada penghuninya, secara psikis mereka juga akan merasa takut dan tidak aman hidupnya. Semua orang tentu tidak ingin sakit. Dengan keadaan rumah yang seperti ini, mereka akan merasa malu dan tidak percaya diri untuk memperlihatkan rumah mereka pada tamu yang datang. Hal ini tentu akan mengganggu sosialisasinya juga secara tidak langsung.

2. Ruang
Adanya pembagian ruang yang berjalan sesuai fungsinya dapat mempengaruhi psikis dan sosialisasi seseorang. Hubungan antar ruang untuk ruang ruang pribadi (privat) dan ruang bersama (publik); antara kamar orang tua dan kamar anak; antara daerah gerak, kerja, suasana ramai, dan tenang harus diselaraskan dengan baik. 12

Peletakkan tata ruang yang baik juga berpengaruh. Misalnya di depan jendela ruang kamar menghadap dapur atau tempat cuci baju, maka hal itu akan membuat pemandangan mata merasa jenuh dan tidak menyenangkan. Sebaliknya apabila di depan jendela kamar tidur terlihat langsung taman/kebun rumah, maka perasaan orang itu akan lebih nyaman dan damai. Luas ruangan yang terlalu kecil untuk keluarga beraktivitas juga membuat mereka menjadi tidak nyaman. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang akan membuat keluarga malas beraktivitas karena keadaan yang tidak mendukung sekaligus tidak juga merasa nyaman. Begitu pula dengan komponen ruangan yang tidak mendukung, misalnya dinding atau lantai yang menyerap air. Hal itu membuat jijik dan terlihat kotor.

3. Ekologis
Banyak orang masih melihat kualitas rumah sebagai faktor utama pemilihan rumah. Namun, penelitian membuktikan bahwa tuntutan mutu lingkungan akan menjadi pertimbangan utama sebelum pemikiran kualitas rumah. Keterangan tentang kelengkapan fasilitas umum menjadi penting bagi kredibilitas suatu perumahan dan menjadi patokan masyarakat dalam menentukan rumah untuk dihuni. Kualitas perumahan yang penting untuk suatu daerah permukiman bukan hanya penampilan visual alam sekitarnya, melainkan juga fasilitas umum seperti ruang bermain anak, sekolah, taman kanak kanak, tempat belanja yang dekat, hubungan lalu lintas yang baik, fasilitas kesehatan, kemungkinan untuk mengadakan kontak sosial melalui sarana rekreasi, adanya daerah hijau tempat wisata, dan lain lain yang dapat meningkatkan rasa kenyamanan si penghuni rumah untuk tinggal di daerah situ. Dengan hal seperti itu, kebutuhan untuk bersosialisasi dan rasa nyaman serta aman menjadi terpenuhi.

4. Fasilitas
Keadaan rumah yang tidak memiliki sumber air bersih yang dekat akan membuat mereka merasa malas untuk beraktivitas, karena nantinya akan kotor dan jauh lagi untuk membersihkan tubuh. Dan apabila tubuh kotor namun jarang membersihkan karena sumber air bersih yang sulit terjangkau, orang orang akan menghindari kita untuk bersosialisasi karena tubuh kita yang berbau tidak sedap dan kotor. Tidak adanya listrik di perumahan akan melambankan produktivitas karena tidak adanya energi pendukung dan pencahayaan, terutama saat malam hari. Seharusnya mereka masih bisa beraktivitas saat malam hari pula. Mesin mesin yang dipakai untuk bekerja pun menjadi tidak berfungsi apabila listrik tidak ada. Kemudian apabila rumah tidak memiliki tempat pembuangan sampah, maka keadaan rumah akan semakin kotor 13

dan berantakan. Bila pembuangan sampah ke luar rumah secara sembarangan, lingkungan akan menjadi kotor. Pemandangan yang kotor akan mengurangi pandangan mata. Bila sampah sudah timbul bau tidak sedap, maka orang akan malas beraktivitas di luar rumah. Begitu pula halnya dengan kekurangan fasilitas fasilitas lainnya di dalam rumah, termasuk perabotan rumah tangga yang menjadi standar minimum walaupun pengaruhnya tidak terlalu besar.

Perilaku Manusia
Perilaku yang dilakukan agar rumah menjadi sehat yaitu sebagai berikut: 1) lakukan pembersihan terhadap barang-barang yang sudah tidak terpakai secara berkala. Apabila debu dan kotoran sudah tersingkirkan serta barang-barang tersusun sebagaimana mestinya maka ruangan akan terasa lebih luas dan nyaman, 2) pembersihan rutin diperlukan di areal dapur, lantai, dan sudut-sudut ruangan yang sering berdebu ataupun ada sarang laba-laba, 3) membersihkan kamar mandi dan jamban/WC, 4) menyapu halaman untuk membersihkan sampah agar tidak menjadi sumber penyakit dan kecelakaan, 5) menguras dan menyikat kamar mandi agar bersih dan tidak menjadi tempat bertelur nyamuk, 6) membuang sampah di tempat sampah yang tertutup agar tidak dapat dihinggapi lalat, kecoa, tikus maupun hewan lainnya sebagai pembawa penyakit. Apabila buang sampah sembarangan di luar rumah, akan merusak lingkungan, dan dampaknyaakan sangat terasa ketika musim hujan dan banjir, 7) membuka jendela diwaktu pagi sampai sore hari agar udara bersih dan segar masuk ke dalam rumah akan mengurangi terjadinya sakit pernapasan, 8) tidur dengan menggunakan kelambu dapat menghindari gigitan nyamuk sehingga dapat terhindar dari penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, 9) memasang kawat kasa nyamuk pada lubang angin atau ventilasi untuk mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah, 10) menjemur kasur dapat membunuh kuman yang menempel di kasur dan mengusir atau mencegah bersarangnya kutu busuk, 11) menyimpan makanan dan minuman ditempat tertutup dapat mencegah masuknya kotoran debu ke dalam makanan serta mencegah datangnya serangga seperti lalat dan kecoa serta tikus untuk hinggap atau makan makanan yang disimpan, 14

12) buang air besar dan kencing di jamban/WC akan mengurangi bau dan menghindari penularan penyakit diare atau mencret, 13) tidak merokok dalam rumah, 14) dan lain-lain.9,10

Gambar 2. Orang-orang yang Membersikan Rumah11

Setelah membersihkan rumah seperti di atas, menjadikan orang yang berada di dalamnya terasa nyaman dan senang untuk beraktivitas, hal ini akan membuat produktivitas orang tersebut meningkat. Dengan meningkatnya produktivitas, tingkat ekonomi dan kesehatan seseorang meningkat (banyak bergerak dan berpikir). Dengan meningkatnya ekonomi seseorang, maka kesehatan orang itupun dapat ditingkatkan lagi, dan begitu seterusnya. Untuk menjadikan rumah sehat namun tingkat ekonominya tidak mendukung, jangan berkecil hati, karena tahap terpenting adalah kemauan untuk menjadikan diri sehat. Jadilah orang yang berperilaku sehat terhadap rumah dan lingkungan sekitarnya. Apabila setiap orang berperilaku sehat, maka lambat laun lingkungan dan perumahan akan semakin sehat yang akan meningkatkan produktivitas setiap orang. Dengan begitu, selain rumah menjadi sehat, masalah ekonomi akan dengan sendirinya terbantu. Misalnya, rumahnya kecil sehingga meja makan terpaksa berada di sebelah kamar mandi. Apabila si penghuni sangat rajin membersihkan kamar mandinya, dan menutupnya ketika tidak sedang dipakai, maka makanan di meja makan tidak akan terlalu bermasalah. Jadi semua itu dapat kita mulai dengan perilaku, tidak sepenuhnya terpaku dengan ekonomi.9 15

Penutup
Rumah adalah tujuan akhir manusia, tempat berlindung, dan tempat beristirahat. Oleh karena itu, rumah yang sehat menjadi impian seluruh orang. Untuk menjadikan rumah itu sehat, kita dapat melihat dari bangunannya, ruangan di dalam rumahnya, lingkungan (ekologis) di sekitar perumahannya, dan fasilitas fasilitas yang mendukung rumah tersebut. Rumah yang sehat akan meningkatkan dan mendukung kesehatan penghuninya baik secara fisik, psikologis, sosialisasi, bahkan tingkat ekonominya karena rumah yang sehat akan meningkatkan produktivitas manusia. Untuk memulai semua itu tidak perlu membutuhkan ekonomi yang luar biasa tinggi, namun untuk orang kecil seperti kita, dapat memulainya dengan sikap dan perilaku yang sehat yang kemudian akan meningkatkan segala aspek lainnya seperti ekonomi, kesehatan rumah, kesehatan lingkungan, dan lainnya.

Saran
Mulai sekarang ubahlah sikap dan perilaku kita menjadi lebih baik, karena itu akan menjadi modal utama sebagai pengganti modal lainnya untuk menciptakan rumah yang sehat. Rumah yang sehat akan mendukung kesehatan kita. Marilah berubah, masa depan ada di tangan kita sendiri.

Daftar Pustaka
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Prabu. Rumah sehat. 3 Januari 2009. Diunduh dari http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat, 9 Desember 2010. Wicaksono AA. Kreasi, tipe, dan solusi menciptakan rumah sehat. Jakarta: Penebar Swadaya; 2009.h.2-22. Frick H. 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat. Diunduh dari http://www.lmbunika.com/PDF/StandardI.pdf, 3 Desember 2010. Mputrakusuma. 4 kriteria rumah sehat. 7 Agustus 2009. Diunduh dari http://www.sobatsehat.com/info-sehat/4-kriteria-rumah-sehat. 9 Desember 2010. Diunduh dari http://www.smallcrab.com/kesehatan/619-syarat-syarat-rumah-sehat. 9 Desember 2010. Christina. Menghitung RAB pembangunan rumah. Yogyakarta: MedPress; 2009. Ismaya B. Agar ruang berkesan luas. Jakarta: Penebar Swadaya; 2007.h.9-13. 16

8.

Pendidikan kesehatan lingkungan. Diunduh dari http://file.upi.edu/Direktori/E%20%20FPTK/JUR.%20PEND.%20TEKNIK%20ARSITEKTUR/194612161973041%20%20MAMAN%20HILMAN/PLS/Bab%203%20Jadi.pdf. 4 Desember 2010.

9.

Perilaku hidup bersih dan sehat dan penyakit berbasis lingkungan. Diunduh dari http://pamsimas.org/index.php? option=com_phocadownload&view=category&id=48:pedum-strategiclts&download=300:phbs-kesling-penyakit&Itemid=12. 9 Desember 2010.

10. PT Elex Media Komputindo. Inner healing at home: siasat menangkal sumber penyakit dan pencetus kanker di rumah anda. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2007.h.x-xii. 11. Chong, YC. Hari raya imlek. 2008. Diunduh dari http://www.psmtipusat.org/budaya/hariraya1.html. 9 Desember 2010.

17

Anda mungkin juga menyukai