Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

Halaman Daftar isi BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan 2 3 3 1

BAB II Hasil dan Data Hasil dan Data Materi ..4 ..8

BAB III Analisa Kasus 1. Analisa Kasus 2. Riwayat Keluarga 3. Analisa Kunjungan Rumah 4. Analisa Fungsi Keluarga ..11 ..11 ..11 ..12

BAB VI Penutup 1. Kesimpulan 2. Saran ..14 ..14 ..15 ..16

Daftar Pustaka Lampiran

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan tidak seimbangnya kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang disebabkan oleh pankreas gagal memproduksi insulin atau terjadi misfungsi tubuh yang tidak bisa menggunakan insulin secara tepat. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronik yang prevalensinya terus meningkat setiap tahun . Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia tahun 2000 mencapai 8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030, bahkan saat ini prevalensi DM di Indonesia menduduki urutan ke empat di dunia setelah India, China dan Amerika Serikat. WHO memperkirakan sekitar 4 juta orang meninggal setiap tahun akibat komplikasi DM. Berdasarkan data Departemen Kesehatan (DepKes) angka prevalensi penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta jiwa. Penyakit DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 yaitu diabetes yang bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan atau tidak diproduksinya hormon insulin sedangkan DM tipe 2 yaitu keadaan di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan semestinya.1 Penyakit DM tipe 2 di Indonesia merupakan salah satu penyebab utama penyakit tak menular atau sekitar 2,1% dari seluruh kematian. Diperkirakan sekitar 90% kasus DM di seluruh dunia tergolong DM tipe 2. Jumlah penderita DM tipe 2 semakin meningkat pada kelompok umur dewasa terutama umur > 30 tahun dan pada seluruh status sosial ekonomi Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah satu factor yang mempengaruhi timbulnya penyakit DM Tipe 2. Timbunan lemak yangberlebihan di dalam tubuh dapat mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus.2

B. PERUMUSAN MASALAH Masalah yang dapat dirumuskan dari kasus ini adalah: 1. Faktor resiko apa saja yang ditemukan pada pasien 2. Evaluasi terapi dalam rangka pengobatan Diabetes Melitus 3. Bagaimana fungsi keluarga menurut ilmu kedokteran keluarga dalam mendukung penyembuhan pasien. 4. Memantau pemanfaatan PMO

C. TUJUAN PENULISAN 1. Mengetahui dan memahami tentang penyakit Diabetes Melitus dan penyebabnya serta menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran secara komprehensif dan holistik dan peran aktif dari pasien dan keluarga. 2. Untuk memenuhi tugas Skill Lab Family Folder pada blok community medicine. 3. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya kesehatan. 4. Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani terapi. Serta memberikan penjelasan mengenai pentingnya minum obat untuk mencegah kekambuhan penyakit. 5. Memberikan penyuluhan mengenai faktor faktor resiko untuk early diagnosisi penyakit pasien sehingga penanganannya lebih baik. 6. Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat.

BAB II HASIL DAN DATA

PUSKESMAS: KELURAN TANJUNG DUREN UTARA Alamat No.Register I. : Jln. Tanjung duren utara VII B : 871 - 13

Identitas Pasien: a. Nama b. Umur c. Jenis kelamin d. Pekerjaan e. Pendidikan f. Alamat : Robert : 67 tahun : Laki-laki : Sudah pensiunan : SMA : Jl. Tanjung duren utara 7 blok 1 No. 285

II. Riwayat Biologis Keluarga: a. Keadaan kesehatan sekarang b. Kebersihan perorangan c. Penyakit yang sering diderita d. Penyakit keturunan e. Penyakit kronis/menular f. Kecacatan anggota keluarga g. Pola makan h. Pola istirahat i. Jumlah anggota keluarga : baik : baik : gatal, lapar, sering buang air : Alergi(-), Hipertensi(-), Diabetes(+) : DM tipe 2 : Tidak ada : Baik : Baik : 5 orang

III. Psikologis Keluarga: a. Kebiasaan buruk b. Pengambilan keputusan c. Ketergantungan obat d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Ayah (merokok namun sudah berhenti) : Ayah : (-) : Puskesmas Tanjung duren utara

e. Pola rekreasi

: Baik

IV. Keadaan rumah/lingkungan a. Jenis bangunan b. Lantai rumah c. Luas rumah d. Penerangan e. Kebersihan f. Ventilasi g. Dapur h. Jamban keluarga i. Sumber air minum j. Sumber pencemaran air k. Pemanfaatan pekarangan l. Sistem pembuangan air limbah m. Tempat pembuangan sampah n. Sanitasi lingkungan : Permanen : Keramik : 63 m2 : Baik : Baik : Baik : Ada : Ada : PAM (ledeng) : Tidak ada : Ada : Ada : Ada : Baik

V.

Spiritual Keluarga: a. Ketaatan beribadah b. Keyakinan tentang kesehatan : baik : baik

VI. Keadaan Sosial Keluarga a. Tingkat pendidikan b. Hubungan antar anggota keluarga c. Hubungan dengan orang lain d. Kegiatan organisasi sosial e. Keadaan ekonomi : Sedang : Baik : Baik : Baik : Sedang

VII. Kultural Keluarga: a. Adat yang berpengaruh : China

b. Lain-lain

VIII. Daftar Anggota Keluarga

: Terlampir

IX. Keluhan Utama

: Sering lapar

X.

Keluhan Tambahan

: Gatal, pusing

XI. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat alergi Riwayat hipertensi Riwayat penyakit jantung Riwayat penyakit ginjal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

Riwayat penyakit diabetes : iya Riwayat kehamilan : normal

XII. Pemeriksaan Fisik : a. Tekanan darah b. Suhu c. Frekuensi nafas d. Nadi : 125/85 mmHg : 36,5 C : 18 : 65

XIII. Diagnosis Penyakit: Diabetes melitus yang menyebabkan rasa lapar dan sering buang air XIV. Diagnosis Keluarga: Menurut ibu pasien riwayat imunisasi keluarga pasien lengkap di keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit dan tidak terdapat anggota keluarga yang cacat, ayah pasien sudah berhenti merokok

XV. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit: a. Promotif Penyuluhan tentang definisi penyakit DM, gejala DM serta faktor resiko dan memberikan informasi tentang makanan untuk mencegah kekambuhan penyakit b. Preventif Pencegahan penyakit DM adalah menjaga pola makan dan olahraga secara teratur c. Kuratif Pengobatan dengan cara teratur minum obat dan control ke puskesmas tepat waktu agar kadar gula darah puasa < 100 mg/dl, 2 jam PP < 140 d. Rehabilitatif Menjaga pasien agar tidak terjadi kecacatan atau sequlae akibat dari penyakit DM yaitu diabetic foot. Diabetic foot adalah luka yang sering menyebabkan pasien DM harus diamputasi. Keadaan ini disebabkan oleh terjadinya kematian jaringan

XVI. Prognosis: a. Penyakit Bila pasien teratur meminum obat yang diberikan dan selalu memeriksa gula darah ke Puskesmas secara teratur, dan didukung dengan pola hidup sehat yang baik maka prognosis penyakit pasien adalah baik (dubia et bonam). b. Keluarga Adanya hubungan yang baik antar anggota keluarga pasien serta keluarga yang sangat mendukung kesehatan pasien dengan istri sebagai PMO (Pengawas Minum Obat) sehingga pengobatan pasien lebih teratur dan pasien yang berhenti merokok dapat meningkatkan kesehatan pasien sehingga prognosisnya baik untuk pasien. c. Masyarakat Prognosis masyarakat baik jika masyarakat tahu factor resiko dan gejala diabetes mellitus untuk diagnosis dini penyakit tersebut sehingga mencegah kematian dan kecatatan.

XVII. Resume Pasien Robert mempunyai keluhan utama yaitu sering lapar dan buang air serta keluhan lain adalah merasa pusing dan gatal. Di keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit diabetes.

MATERI Diabetes melitus merupakan sindrom homeostasis gangguan energi yang disebabkan oleh defisiensi insulin atau oleh defisiensi kerjanya dan mengakibatkan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak tidak normal. Kelainan ini merupakan gangguan metabolik-endokrin masa anak dan remaja yang paling lazim dengan konsekuensi penting pada perkembangan fisik dan emosi. Individu yang menderita diabetes tergantung-insulin menghadapi beban serius yang meliputi kebutuhan mutlat insulin eksogen setiap harinya, kebutuhan untuk memonitor pengendalian metabolik dirinya dan kebutuhan untuk memperhatikan terus-menerus pada masukan diet. Morbiditas dan mortalitas yang berasal dari kekacauan metabolik dan dari komplikasi jangka panjang yang memepengaruhi pembuluh kecil dan besar serta menyebabkan retinopati, nefropati, penyakit jantung iskemik, dan obstruksi arteri dengan gangren tungkai. Manifestasi klinis akut dapat sepenuhnya dimengerti dalam lingkungan pengetahuan sekarang tentang sekresi dan kerja insulin; pertimbangan genetik dan etiologi lain yang mengarah pada mekanisme autoimun sebagai faktor pada kejadian diabetes tipe I, dan ada konsensus yang muncul bahwa komplikasi jangka panjang terkait dengan gangguan metabolik. Pertimbanganpertimbangan ini membentuk dasar pendekatan terapeutis terhadap penyakit ini.3 Tabel 1. Kriteria diabetes mellitus menurut WHO.4 Glukosa Plasma Vena (mg/dL) Puasa Normal Diabetes mellitus TGT <100 140 100-139 2jam PP <140 200 140-199

1. Risiko Rendah Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :


Tidak didapatkan riwayat diabetes pada kerabat dekat Usia < 25 tahun Berat badan normal sebelum hamil Tidak memiliki riwayat metabolism glukosa terganggu Tidak ada riwayat obstetric terganggu sebelumnya

2. Risiko Sedang Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24 28 minggu terutama pada wanita dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan. Risiko Tinggi: wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami glukosuria. Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis maka pemeriksaangula darah diulang pada minggu 24 28 kehamilan atau kapanpun ketika pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia. Etiologi5 Diabetes melitus tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekrasi insulin lain. Berarti sel pankreas mengalami desensitisasi terhadap glikosa. Pemeriksaan Fisik5 1. 2. 3. 4. 5. 6. pengukuran tinggi dan berat badan pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah pemeriksaan funduskopi pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid pemeriksaan jantung evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan stetoskop

7. 8. 9.

pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan insulin) tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan diabetes melitus tipe-lain

Pemeriksaan Penunjang5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial A1C profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida) kreatinin serum albuminuria keton, sedimen dan protein dalam urin elektrokardiogram foto sinar-x dada

Penatalaksanaan5 Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatnya kualitas hidup penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan secara khusus dibagi kepada dua yaitu: 1. Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan rasa

nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah. 2. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,

makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas diabetes melitus.

10

BAB III ANALISA KASUS


1. ANALISA KASUS Seorang pasien laki laki Tn. Robert umur 67 tahun datang ke Puskesmas Tanjung Duren Utara dengan keluhan sering lapar, haus, dan buang air kecil.Selain itu pasien mengaku pernah melakukan operasi jantung 1 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah adalah 125/85mmHg. Tanggal 10 Juli 2013 dilakukan kunjungan rumah untuk melakukan anamnesis dan melihat kondisi rumah pasien, dari situ didapatkan keterangan bahwa Tn.S menderita diabetes selama 3 bulan. Pasien tinggal di perumahan.

2. RIWAYAT KELUARGA Keluarga pasien tidak ada yang menderita hipertensi, diabetes serta alergi. Ayah pasien yang sudah meninggal juga menderita penyakit diabetes mellitus dan di keluarga pasien tidak ada yang menderita kecacatan.

3. ANALISA KUNJUNGAN RUMAH 3.1.Kondisi pasien Kondisi pasien baik karena didapatkan hasil pemeriksaan tanda tanda vital dengan tekanan darah ,nadi, frekuensi nafas, suhu yang normal.

3.2.Pendidikan Pasien berpendidikan menengah karena mengeyam pendidikan hanya sampai SMA

3.3.Keadaan rumah Lokasi : Rumah pasien terdapat dalam gang yang dalam tetapi rumah pasien bersih sudah rumah permanen dan sudah mengunakan air PAM. Kondisi : Jenis bangunan rumah pasien adalah permanen. Rumah tersebut lantainya terbuat dari keramik, beratap genteng. Rumah tampak bersih dan rapi.

11

Luas rumah : 49 m2

3.4.Ventilasi Terdapat ventilasi serta jendela pada rumah pasien.

3.5.Pencahayaan Pencahayaan didalam rumah sangat baik.

3.6.Kebersihan Kebersihan dalam rumah baik, barang-barang tersusun dengan rapi.

3.7.Sanitasi dasar Sumber air berasal dari air PAM yang dimasak untuk minuman dan memasak, mencuci serta mandi. Terdapat satu kamar mandi permanen yang dilengkapi dengan kakus. Bangunan kamar mandi merupakan bangunan permanen.

4. ANALISA FUNGSI KELUARGA 4.1.Keadaan Biologis Keadaan biologis pasien agak kurang karena lebih banyak istirahat dirumah dan kurang melalukan aktivitas luar.

4.2.Keadaan Psikologis Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik. Semua keluarga turut bekerja sama dan pasien terlihat bahagia dengan keluarga yang dimilikinya.

4.3.Keadaan Sosiologis Keluarga pasien juga turut ikut serta dalam kegiatan sosial di tempat mereka tinggal, dan keluarga pasien sering berkomunikasi dengan tetangga mereka.

12

4.4.Keadaan ekonomi Pasien mendapatkan dana dari hasil usaha anak amanya, dimana pasien ini sudah tidak bekerja lagi. Bisa dikatakan juga pasien ini mempunyai keadaan ekonomi yang cukup baik

4.5.Keadaan religius Semua anggota keluarganya menjalankan ibadah mereka dengan baik. Keluarga pasien tetap mengikuti kegiatan keagamaan, seperti pergi ke gereja bersama sama.

13

BAB VI PENUTUP
1. KESIMPULAN Penyakit Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan kegagalan relatif sel dan resistensi insulin yang dapat sembuh jika didiagnosis cepat dengan menjaga pola makan dan pengobatan yang adekuat dan didukung dengan program PMO yaitu ibu dari pasien yang mengingatkan untuk minum obat dan sewaktu kunjungan pasien sudah merasa penyakitnya sembuh.

2. SARAN a) Puskesmas Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan dalam usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat. b) Pasien Membicarakan masalahnya kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya, sehingga mengurangi beban pikirannya. Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya dan tetap menjaga kesehatan melalui pola hidup sehat dan minum obat secara teratur. Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke pelayanan kesehatan masyarakat.

14

DAFTAR PUSTAKA
1. Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. Jakarta; 2005. 2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2007. h.138-9. 3. Waspadji S, Sukardji K, Octarina M. Pedoman diet diabetes melitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2002. 4. Hendra U. Penatalaksanan diabetes melitus terpadu. Jakarta: EGC;2005.h.15-6. 5. Suyono Slamet. Diabetes di Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid III, 2009; Ed. V. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : h. 1855-1856.

15

LAMPIRAN

Kiri : Keluarga pasien

Kanan : Foto bersama pasien

Kiri : Foto wc pasien

Kanan : Dapur pasien

16

Anda mungkin juga menyukai