Anda di halaman 1dari 4

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan restorasi adalah bahan yang banyak dipakai di bidang kedokteran gigi. Tujuan restorasi gigi tidak hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga mengembalikan fungsinya. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak.Bahan-bahan restorasi gigi yang ideal pada saat ini masih belum ada meskipun berkembang pesat. Secara garis besar bahan restorasi yang kini beredar dapat dibedakan menjadi dua golongan besar berdasarkan keadaan saat akan ditambalkannya, yaitu bahan restorasi plastis dan restorasi non plastis (rigid). Bahan restorasi plastis ditumpatkan ke kavitas ketika keadaannya masih lunak dan masih dapat dibentuk, yakni masih dalam keadaan plastis, sebelum bahan tersebut berubah keadaannya menjadi masa keras dan rigid. Bahan restorasi rigid dibuat di luar mulut dan setelah jadi baru ditumpatkan ke dalam kavitas. Jenis bahan ini banyak digunakan bagi restorasi ekstrakorona yang retensinya ditentukan oleh bentuk preparasi kavitas dan dibantu dengan penyemenan. Berlawanan dengan sifat bahan tumpatan plastis yang bisa dimanipulasi selama melakukan penumpatan, ada sekelompok bahan restorasi yang harus dibentuk dan diselesaikan dahulu diluar mulut sebelum ditumpatkan ke dalam gigi atau diatas gigi yang telah dipreparasi. Jika restorasinya cocok dengan kavitas yang telah dipreparasi didalam gigi disebut restorasi intrakorona, sedangkan jika cocok menutupi gigi yang telah dipreparasi disebut restorasi ekstrakorona. Sifat mekanik yang sangat baik dari bahan restorasi kelompok ini telah menyebabkan meluasnya pemakaian restorasi ekstrakorona. Dalam restorasi intrakorona bahan tersebut sedikit digunakan karena dengan bahan tumpatan plastis pekerjaan bisa lebih mudah, lebih cepat, dan jauh lebih murah. Jika pada gigi terdapat kavitas yang sangat luas, maka lebih baik menambal kavitas dengan bahan restorasi plastis yang memperoleh

restorasi tambahannya misalnya dari pin, lalu membuat restorasi ekstrakorona untuk melindungi tonjolnya yang telah lemah. Cara demikian lebih baik daripada membuat restorasi rigid intrakorona misanya inlay emas yang tidak menyediakan perlindungan yang diperlukan dan retensinya jelas tidak memadai. Teknik restorasi rigid dibagi atas tiga metode yaitu direct, semidirect, dan indirect. Teknik semidirect intraoral merupakan pembuatan inlay/ onlay resin komposit satu kali kunjungan, resin komposit langsung ditumpatkan pada gigi, disinar dari setiap arah dan kemudian di post-cured sebelum dibonding pada gigi. Teknik semidirect ekstraoral merupakan pembuatan restorasi rigid satu kali kunjungan yang dibuat menggunakan die fleksibel dan berfungsi untuk mengoreksi kontak marginal. Teknik indirect merupakan pembuatan restorasi rigid yang dilakukan dalam laboratorium dental dengan menggunakan model dari kavitas gigi yang dipreparasi, membutuhkan tumpatan sementara dan kunjungan berulang. Dengan teknik restorasi rigid, penyusutan polimerisasi terjadi ekstraoral dan kontur yang lebih mudah dicapai karena restorasi dibuat diluar mulut. Dengan menggunakan restorasi rigid teknik indirect, celah dalam restorasi dapat diminimalkan dengan memberikan tekanan pada restorasi sebelum penyinaran, dan sifat-sifat fisis resin dapat ditingkatkan dengan penyinaran ekstraoral dengan menaikkan panas dan tekanan. Bahan yang digunakan untuk restorasi ini selain logam adalah porselen, logam berlapis porselen, resin komposit dan alloy logam lainnya. A. Porselen Porselen digunakan sebagai inlay, onlay, crown atau veneer. Veneer adalah lapisan porselan sangat tipis yang ditempatkan pada gigi menggantikan email. Biasanya digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi yang berwarna kurang baik. Bahan porselen sangat baik secara estetika karena warnanya yang sangat mirip dengan warna gigi. Pemasangan restorasi porselen beresiko pecah bila diletakkan dengan tekanan atau bila terbentur. Kekuatannya tergantung pada

ketebalan porselen dan kemampuannya melekat pada gigi. Setelah melekat pada gigi, porselen sangat kuat, tapi akan mengikis gigi antagonisnya bila permukaannya kasar. B. Logam berlapis porselen Dibandingkan dengan porselen, restorasi ini sangat kuat karena kombinasinya dengan kekuatan logam, karena itu sering digunakan untuk membuat crown atau jembatan. Banyak struktur gigi yang harus diambil untuk memberi tempat bagi restorasi jenis ini. Kadang-kadang muncul rasa tidak nyaman bila terkena rangsang panas atau dingin di awal penggunaan dan beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap beberapa jenis logam yang digunakan dalam restorasi. C. Alloy logam Alloy logam tampak seperti perak, digunakan sebagai crown, jembatan atau rangka gigi palsu. Bahan ini tahan karat, sangat kuat dan tidak mudah patah atau terkikis. Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan ini, dan merasa tidak nyaman terhadap panas dan dingin di awal penggunaan. Warnanya pun tidak baik karena tidak seperti warna gigi. Macam macam restorasi rigid dapat dibedakan menjadi : 1. Inlay

Inlay adalah restorasi yang digunakan pada gigi yang di preparasi pada bagian Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau Mesio Oklusal Distal (MOD). Inlay sudah jarang digunakan untuk kavitas sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang berkebutuhan khusus, seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan cenderung fraktur bila tidak dilindungi atau bila retensi sulit dibuat.

Berikut ini merupakan macam klas pada inlay (JD Eccles, RM Green, 1994). a. Inlay Klas I Merupakan klas sederhana , yang jarang digunakan b. Inlay Klas II Misalnya digunakan pada gigi yang daerah MOD terkena, sehingga perlu adanya perlindungan edengan cara menghilangkan tonjolan-tonjolan lemah untuk kemudian di preparasi dengan menggunakan veneer . c. Inlay Klas III dan IV Misalnya digunakan pada jembatan atau attachment untuk jembatan semi cekat. d. Inlay Klas V Misalnya untuk retensi pada geligi tiruan sebagian ,atau dapat digunakan pasak untuk perawatan kavitas uang dangkal akibat abrasi atau erosi.

2.

Onlay Onlay adalah restorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya mengalami

perubahan karena restorasi sebeltorasi inumnya, karies, atau penggunaan fisik. Restorasi ini meliputi seluruh yang meliputi seluruh daerah oklusal yang meliputi cusp-cusp gigi (Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997) 3. Mahkota Restorasi gigi yg menutupi atau mengelilingi seluruh permukaan gigi yg telah dipreparasi. Restorasi ini dibuat untuk gigi yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa ditambal lagi tetapi gigi tersebut masih vital. Restorasi ini biasanya digunakan pada gigi premolar dan molar rahang bawah karena karies yang luas atau tambalan yang rusak (Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997). Mahkota digolongkan menjadi mahkota penuh, mahkota vinir sebagian, mahkota pasak.

Anda mungkin juga menyukai