Anda di halaman 1dari 3

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi. DVI (Disaster Victims Identification) adalah suatu prosedur yang telah ditentukan untuk iengidentifikasi korban mati secara ilmiah dalam sebuah insiden atau bencana masal berdasarkan protokol interpol. Forensik odontologi adalah salah satu metode penentuan identitas individu yang juga digunakan dalam mengidentifikasi korban bencana massal tersebut.

Kehandalan teknik identifikasi ini bukan saja disebabkan karena ketepatannya yang tinggi sehingga nyaris menyamai ketepatan teknik sidik jari, akan tetapi karena kenyataan bahwa gigi dan tulang adalah material biologis yang paling tahan terhadap perubahan lingkungan dan terlindung. Gigi merupakan sarana identifikasi yang dapat dipercaya apabila rekaman data ante mortem dan post mortem dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan dapat dikemukakan mengapa gigi dapat dipakai sebagai sarana identifikasi adalah sebagai berikut, pertama karena gigi bagian terkeras dari tubuh manusia yang komposisi bahan organik dan airnya sedikit sekali dan sebagian besar terdiri atas bahan anorganik sehingga tidak mudah rusak, terletak dalam rongga mulut yang terlindungi. Kedua, manusia memiliki 32 gigi dengan bentuk yang jelas dan masing-masing mempunyai lima permukaan dan berbeda antara satu indvidu dengan individu lainnya. Berdasarkan pengalaman di lapangan, identifikasi korban meninggal massal melalui gigi-geligi mempunyai kontribusi yang tinggi dalam menentukan identitas seseorang. Identifikasi tersebut merupakan perwujudan hak asasi manusia dan merupakan penghormatan terhadap orang yang sudah

meninggal.selain itu juga merupakan menentukan apakah seseorang tersebut secara hukum sudah meninggal atau masih hidup. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geografis terletak pada wilayah yang rawan terhadap bencana alam baik yang berupa tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, banjir dan lain-lain, yang dapat memakan banyak korban, dan salah satu cara mengidentifikasi korban adalah dengan metode forensik odontologi. Oleh karena itu forensik odontologi sangat penting dipahami peranannya dalam menangani korban bencana massal.

1.2 Rumusan Masalah 1 2 3 Apa saja 5 tahapan prosedur DVI? Bagaimana menentukan usia melalui identifikasi dari gigi?? Pemeriksaan apa yang dilakukan dalam identifikasi forensik, yang mana yang paling akurat dan bagaimana penatalaksanaannya jika korban tidak dapat teridentifikasi? 4 Fungsi PM dental radiograph dan bagaimana cara membuat PM dental radiograph? 5 Mengapa pemeriksaan DNA yang dilakukan oleh ahli patologi forensik di skenario menggunakan sampel dari tulang dada, apakah tidak dapat diambil dari organ/jaringan lainnya?

1.3 Tujuan Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang: 1. Lima tahapan prosedur identifikasi DVI menurut guideline 2. Peranan odontologi forensik dalam menentukan usia korban meninggal dalam bencana massal 3. Pemeriksaan yang dilakukan dalam identifikasi forensik 4. PM dental radiograph, fungsi PM dental radiograph dan cara membuat PM dental radiograph 5. Jenis sample test DNA

1.4 Mapping Identifikasi Bencana Masal

DVI

Tahapan / Prosedur

The Scene PM examination AM information Reconciliation De Briefing Ahli Forensik (Patologi, odontologi, antropologi) Usia, Gigi, DNA

Anda mungkin juga menyukai