KD 4 4
KD 4 4
Standar Kompetensi
4.Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.
Kompetensi Dasar 4.4.Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan kegunaan lemak.
Indikator 1. Menuliskan rumus struktur dan nama lemak dan minyak. 2. Menggolongkan lemak berdasarkan kejenuhan ikatannya. 3. Mengamati dan menguraikan sifat fisik dan sifat kimia lemak dan minyak. 4. Mendeskripsikan fungsi dan peran lemak dan minyak dalam kehidupan.
Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari materi ini, diharapkan: 1. Peserta didik dapat menuliskan rumus struktur minyak. 2. Peserta didik dapat menggolongkan lemak berdasarkan kejenuhan ikatannya. 3. Peserta didik dapat mengamati dan menguraikan sifat fisik dan sifat kimia lemak dan minyak. 4. Peserta didik dapat mendeskripsikan fungsi dan peran lemak dan minyak dalam kehidupan. dan nama lemak dan
Materi Pembelajaran Lemak merupakan salah satu senyawa organik golongan ester yang banyak terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Lemak yang pada suhu kamar berbentuk cair disebut minyak, sedangkan istilah lemak biasanya digunakan untuk yang berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak dari tumbuhan. Lemak merupakan triester yang terbentuk dari triol gliserol dan memiliki asam lemak yang memiliki tiga rantai panjang yang disebut asam lemak. Lemak dan minyak memiliki gugus hidrokarbon hidrofob yang sangat banyak sehingga tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar. Titik cair suatu lemak atau minyak dipengaruhi oleh sifat asam lemak, yaitu daya tarik antarasam. Makin banyak ikatan rangkap yang dimiliki suatu lemak, makin rendah titik didihnya. Lemak atau minyak dapat bereaksi dengan basa kuat (NaOH atau KOH) membentuk sabun sehingga reaksinya disebut reaksi penyabunan (saponifikasi). Hasil sampingan reaksi penyabunan adalah gliserol. Lemak dan minyak kadang-kadang dilakukan proses hidrogenasi, yaitu direaksikan dengan hidrogen (H2) untuk memperoleh kestabilan terhadap oksidasi, memperbaiki warna, dan mengubah lemak cair menjadi padat. Oksidasi merupakan penyebab kerusakan lemak yang utama. Kerusakan lemak akibat oksidasi ditandai dengan timbulnya bau dan rasa tengik sehingga disebut peristiwa ketengikan (rancidity). Lemak dan minyak yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain minyak goreng, mentega, margarin, mentega putih, dan gajih. 1. Rumus Struktur dan Tata Nama Lemak Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat (C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada ilustrasi dibawah ini:
Pada rumus struktur lemak di atas, R1COOH, R2COOH, dan R3COOH adalah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contoh :
2. Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan Jenis-jenis Asam Lemak Molekul lemak terbentuk dari gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Asam lemak jenuh Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat. b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat. Adapun rumus struktur dan rumus molekul beberapa asam lemak dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel Rumus Struktur dan Rumus Molekul Asam Lemak
3. Sifat-Sifat Lemak Sifat Fisis Lemak a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair. b. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 C, sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur 17 C. c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air, sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air. d. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panasmerupakan pelarut lemak yang baik. 4. Reaksi-reaksi Lemak dan Minyak a. Hidrogenasi Minyak
Ikatan rangkap pada minyak dapat dijenuhkan dengan cara hidrogenasi sehingga menjadi lemak padat. Untuk menunjukkan derajat ketidakjenuhan asam (banyaknya ikatan rangkap)
dinyatakan dengan angka yod, yaitu angka yang menyatakan banyaknya gram iodium yang dapat diadisikan pada 100 gram lemak. b. Reaksi Penyabunan Reaksi antara gliserida dengan basa menghasilkan sabun dikenal dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Contoh: Sabun yang mengandung logam Na (dari lemak + NaOH) disebut sabun keras (sabun cuci), sedang yang mengandung logam K disebut sabun lunak (sabun mandi). Untuk menyatakan banyaknya asam yang terkandung dalam lemak digunakan reaksi penyabunan dengan KOH, yang dinyatakan dengan angka penyabunan, yaitu angka yang menunjukkan berapa mg KOH yang digunakan uuntuk menyabunkan 1 gram lemak. c. Reaksi Hidrolisis Dengan adanya enzim lipase, lemak atau minyak dapat mengalami hidrolisis oleh air pada suhu kamar. 5. Penggunaan Lemak dan Minyak dalam Kehidupan Sehari-hari Lemak atau minyak dapat dimanfaatkan untuk beberapa tujuan, di antaranya sebagai berikut: a. Sumber energi bagi tubuh Lemak dalam tubuh berfungsi sebagai cadangan makanan atau sumber energi. Lemak adalah bahan makanan yang kaya energi. Pembakaran 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9 kkal. Lemak juga sebagai pelarut vitamin (A, D, E, K) dan zat tertentu. b. Bahan pembuatan mentega atau margarine Lemak atau minyak dapat diubah menjadi mentega atau margarin dengan cara hidrogenasi. c. Bahan pembuatan sabun
Sabun dapat dibuat dari reaksi antara lemak atau minyak dengan KOH atau NaOH. Sabun yang mengandung logam Na disebut sabun keras (bereaksi dengan keras terhadap kulit) dan sering disebut sabun cuci. Sedangkan sabun yang mengandung logam K disebut sabun lunak dan di kehidupan sehari-hari dikenal dengan sebutan sabun mandi. d. Minyak digunakan untuk menggoreng bahan makanan. Lemak terdapat dalam bahan makanan seperti keju, daging, mentega, susu, dan ikan segar. Lemak dapat bergabung dengan senyawa lain dan disimpan dalam tubuh, misalnya : fosfolipid, glikolipid dan lipoprotein.
Aktivitas Pembelajaran No Kegiatan Aktivitas Alokasi waktu 1. Pendahuluan a. Salam dilanjutkan mengecek peserta didik. b. Apersepsi Guru memimpin diskusi kelas untuk memotivasi peserta didik dengan Keingintahuan Kerja keras Kemandirian Nilai Budaya dan Karakter Kedisiplinan
dan
alkana
tujuan pembelajaran dan sistem penilaian. 2. Kegiatan Inti a. Guru membentuk Kerja sama Bersahabat
kelompok-kelompok kooperatif, tiap kelompok 2-3 orang peserta didik. b. Guru 4.4.1 kelompok. Eksplorasi c. Peserta literatur menggambarkan didik mengkaji untuk struktur membagikan kepada LKS setiap
Keingintahuan
dan memberi nama senyawa lemak. Elaborasi d. Peserta didik berlatih struktur
menggambarkan
dan memberi nama senyawa lemak. e. Peserta didik berdiskusi lemak kejenuhan Kemandirian Kerja keras
mengelompokkan berdasarkan
Ketekunan Ketelitian
ikatannya. Konfirmasi g. Guru melakukan evaluasi dengan kelompok mempresentasikan hasil meminta tiap Tanggung jawab Percayaa diri Keberanian
mendengarkan, mencermati dan memberi tanggapan. h. Memberikan kepada penghargaan dan Menghargai prestasi Menghargai orang lain
individu
kelompok yang berkinerja baik dan amat baik dalam kegiatan belajar mengajar tersebut 3. Penutup a. Menutup pelajaran dengan membimbing peserta didik membuat rangkuman dan mengerjakan soal-soal post test. b. Merencanakan materi untuk pertemuan berikutnya. c. Ucapan terima kasih atas partisipasi aktif dari semua peserta didik, dan diakhiri salam penutup.
Sumber Pembelajaran Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Sukardjo. 2007. Sains Kimia Kelas XII SMA/MA 3. Jakarta: Bumi Aksara
Sunarya, Yayan. (2007). Kimia Umum Berdasarkan Prinsip-prinsip Kimia Modern. Bandung: Alkemi Grafisindo Press. Sunarya, Yayan dan Agus Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Wening Sukmanawati. 2009. Kimia 3: Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional) Alat LCD, laptop, papan tulis, LKS, buku kimia XII.
Penilaian 1. Aspek Afektif a. Teknik penilaian: observasi b. Bentuk intrumen: skala lajuan c. Instrumen penilaian: Lembar Pengamatan Penilaian Afektif peserta didik Kemampuan Kemampuan berpendapat
Kehadiran
menjawab
Ketepatan
Keterangan: Skala lajuan tersebut diisi dengan menuliskan angka 1 sampai dengan 5 sesuai kriteria berikut: 1. Sangat baik (A) 2. Baik (B) 3. Cukup (C) 2. Aspek kognitif: 4. Kurang (D) 5. Sangat kurang (E)
bertanya
No Nama
Rata-rata
c. Instrumen penilaian: terlampir d. Tindak Lanjut : Bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan pengayaan sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM diberikan remedial.
Mahasiswa