Anda di halaman 1dari 13

BABI PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS, kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. Kata Narkotika sendiri berasal dari Bahasa Yunani Narkoum yang berarti membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Namun perlu diketahui sebelumnya bahwa narkotika memiliki khasiat dan manfaat yang digunakan dalam kedokteran dalam penanganan kesehatan dan pengobatan, serta berguna bagi penelitian perkembangan ilmu pengetahuan farmasi / farmakologi. Ironisnya saat ini malah disalahgunakan oleh pihak tertentu yang menjadikan narkotika sebagai komoditas ilegal. Saat ini dikenal jenis-jenis zat psikotropika dan zat adiktif, yaitu zat sintesis atau obat yang dihasilkan melalui proses kimia yang apabila pemakaian melebihi dosis atau disalahgunakan, akan memiliki efek sama dengan pemakaian jenis narkotika.

Jenis-jenis zat psikotropika secara klinis tergolong dalam kelompok-kelompok zat anti psikosis, neurosis, depresi, dan psikotogenik dikenal dengan obat penenang atau halusinogen (zat penghayal). Dari jenis zat adiktif dikenal obat-obatan yang dapat

menimbulkan rasa ketergantungan. Kedua jenis zat di atas tergolong sebagai narkotika sintetis, kemudian dikenal nama-nama obat seperti methadon, barbitarat, amphetamin, dll. Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organorgan tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal.

BAB III NARKOBA DALAM KAITANNYA DENGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN DAN KUALITAS KEPRIBADIAN

3.1 Pengertian Narkoba Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat atau bahan berbahaya lainnya. Istilah lain yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah Napza yaitu singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Narkoba adalah sekelompok zat yang pada umumnya mengandung resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan Narkoba sebenarnya adalah Psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan, baik sintesis atau semi sintesis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi penggunaan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan. 3.2 Macam-macan Narkoba A. EXTACY Extacy adalah semacam pil dan cara pemakaiannya yaitu dengan cara diminum sebanyak mungkin. Efek yang ditimbulkan karena pil Extacy ini adalah : a. Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat b. Berkeringat c. Sulit tidur d. Kerusakan saraf otak e. Dehidrasi f. Gangguan liver g. Tulang dan gigi keropos h. Tidak nafsu makan i. Saraf mata rusak

B. KOKAIN Kokain adalah zat adiktif yang sangat berbahaya berasal dari tanaman belukar Erythoxylon Coca yang berasal dari Amerika Selatan. Biasanya daun dari tanaman belukar ini dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Efek yang ditimbulkan adalah : a. Menjadi semangat, gelisah dan tidak bisa diam, tidak bisa makan, paranoid dan leher terganggu. b. Berat badan menyusut, kejang-kejang, halusinasi dan kerusakan usus ginjal. c. Shabu-shabu sangat berbahaya karena perilaku yang menjurus pada kekerasan merupakan efek langsung dari penggunanya bahkan bisa menyebabkan Impoten.

Adapun jenis kokain yang selalu dipakai oleh para pecandu Narkoba yaitu :

Crack Cocain, cara pemakaiannya yaitu dengan cara dihisap seperti menghisap rokok. Efek psikologis dari crack jauh lebih kuat ketimbang kokain, akan tetapi sering
membuat jiwa si pemakai merasakan ganjil & aneh sehingga sering membuatnya berubah menjadi brutal.

Serbuk Cocain, efeknya bagi si Pemakai akan lebih bersemangat, gelisah, tidak bisa diam, tidak nafsu makan, paranoid, lever terganggu. Penggunaan yang terus menerus dapat merusakan otot jantung dan bahkan menyebabkan kematian dan impoten.

C. OPIOID (Opiad )

Berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver Somniverum yang mengandung kira-kira 20 alkohol opium termasuk Morfin. Bahan opioda yang sering disalahgunakan adalah : Candu Candu adalah getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan menyadap (mengores) buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamakan Lates, dan kemudian diolah menjadi berwarna coklat tua atau coklat

kehitaman. Diperjualbelikan dalam kemasan kotak kaleng dengan berbagai macam cap antara lain ular, tengkorak, burung elang, bola dunia dan sebagainya.

- Morfin Morfin adalah olahan dari opium atau candu mentah, rasanya pahit berbentuk tepung halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna, dan pemakaiannya dengan cara dihisap dan disuntikan.

- Heroin (Putaw) Heroin disebut juga putaw, putih, bedak, PT, etep dan lain-lain. Heroin adalah obat bius yang sangat mudah untuk membuat seseorang kecanduan karena efeknya sangat kuat, obat ini bisa ditemukan dalam bentuk pil, bubuk juga cairan. - Codein Codein termasuk garam atau turunan dari opium atau candu, biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih, cara pemakaiannya ditelan atau disuntikan. Demerol Nama lainnya adalah Pethudina, pemakaiannya dapat dengan ditelan atau disuntikan dan dijual dalam bentuk pil cairan tidak berwarna.

Efek yang ditimbulkan dari opioid ini adalah : a. Mengalami pelambatan dan kekacauan saat berbicara. b. Kerusakan penglihatan pada malam hari. c. Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal. d. Peningkatan resiko terkena virus HIV dan Hepatitis serta penyakit infeksi lainnya. e. Penurunan hasrat dalam hubungan sex, kematian karena Overdosis.

D. Daun Ganja

Efek yang akan ditimbulkan adalah efek bagi si pemakai, dapat menimbulkan rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab, membuat si pemakai malas, lamban berfikir, dan penglihatan kabur.

E. Magadon dan Pil KB

Magadon adalah sejenis pil yang cara pemakaiannya yaitu dengan cara diminum seperti minum obat bias. Efek bagi si pemakai, bicara jadi cadel, jalan sempoyongan, mudah marah dan banyak bicara. F. JAMUR Jamur adalah sejenis tumbuhan yang biasa disukai banyak orang untuk dimakan, tetapi ada sebagian orang yang menyalahgunakannya menjadi sejenis Narkotika sehingga dapat menjadikan seseorang kecanduan. Contohnya jamur Mashroom (Jamur jenis Psilocybe) yang bisa membuat orang hilang kesadaran, Halusinasi (Fly). Jamur ini tumbuh di alam liar khususnya di daerah yang lembab dan seperti hutan, bukit atau di sekitar tinja dari hewan hewan herbivora liar yang telah diproses oleh bakteri.

3.3 Dampak Penyalahgunaan Narkoba Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang. Dampak Fisik meliputi : 1. Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi. 2. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah. 3. 4. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.

5.

Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.

6.

Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.

7.

Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).

8.

Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.

9.

Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.

Dampak Psikis meliputi :

1. 2. 3. 4. 5.

Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri Dampak Sosial yang meliputi :

1. 2. 3.

Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan. Merepotkan dan menjadi beban keluarga. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.

Dampak fisik, psikis dan sosial sangat berhubungan erat, ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.

3.4

Cara mengatasi Penyalahgunaan Narkoba

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi yaitu : 1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi pemerintah seperti halnya BKKBN lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini, kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga. 2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Terdapat 2 Fase penyembuhan dan fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara 1 - 3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental dan Fase Detoksifikasi dan terapi Komplikasi medik antara 1 - 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap. 3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses penyembuhan. Rehabilitasi medis adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika.Tahap ini biasanya terdiri atas Fase Stabilisasi antara 3-12 bulan untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat dan Fase sosialiasi dalam masyarakat agar mantan penyalahguna narkoba tersebut mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

3.5 Analisis terhadap Pengguna Narkoba dan Kaitannya 4. Biografi pengguna Narkoba Narasumber Usia Pendidikan : TD : 30 tahun : SMA

Hasil wawancara kelompok kami bersama Narasumber adalah Pertama kali TD menggunakan narkoba ketika lulus dari SMA lalu ia mencari pekerjaan di daerah Tangerang, setelah bekerja dan menjadi karyawan salah satu pabrik elektronik disana TD mulai diberi Narkoba oleh temannya secara gratis, setelah TD ketagihan barulah temannya tersebut menjual obat-obatan itu kepada TD. Karena ketagihan maka akhirnya Tdpun membeli berapapun harga yang ditetapkan oleh si penjual, setelah beberapa tahun menjadi pemakai TD di PHK dan pulang ke kampung halamannya, disini ia sudah tidak mempunyai gaji lagi sehingga ia pernah mencuri barang-barang milik orang tua dan keluarganya. 5. Kaitannya dengan Hakikat dan Struktur Nilai Bila dikaitkan dengan nilai keagamaan maka dapat dikatakan bahwa Narasumber kita tidak memiliki nilai-nilai keagamaan tersebut. Suatu nilai itu adalah keyakinan, nilai itu adalah rujukan dalam menentukan pilihan dan rujukan itu adalah berupa norma, etika, peraturan undang-undang, adat kebiasaan dan lain-lain. Nilai keagamaan adalah nilai yang bersumber dari agama islam (Ilahiyah) dan nilai-nilai yang bersumber dari hasil pemikiran ila atau perasaan manusia (Insaniyah) yang relevan atau tidak bertentangan dengan nilai Ilahiyah, jelas disini TD tidak memiliki pemikiran yang relevan dengan nilai-nilai Ilahiyah, karena itu ia tidak mengindahkan perintah Allah untuk menjauhi segala sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. Dikaitkan dengan struktur nilai keagamaan yang mempunyai beberapa struktur nilai sudah tentu pengguna narkoba tidak memiliki struktur nilai tersebut. Salah satu contoh dalam struktur nilai ekonomis, pada nilai ini terkait dengan pertimbangan nilai yang berkadar untung rugi sedangkan para pengguna narkoba tidak akan memikirkan berapa harga yang harus ia bayar ketika ingin menggunakan barang tersebut. Pada nilai teoritik, pengguna narkoba ini jelas-jelas tidak pernah mempunyai pertimbagan logis dan rasional dalam memikirkan dan membuktikan kebenaran akan sesuatu. Nilai teoritik ini memiliki kadar benar-salah menurut akal pikiran, hanya saja dalam struktur nilai sosial biasanya para pengguna narkoba ini memiliki rasa sosialisme yang tinggi terhadap sesama pengguna lagi. Dalam psikologi sosial, nilai sosial yang paling ideal dapat dicapai dalam konteks hubungan interpersonal yakni ketika seseorang dengan yang lainnya saling memahami.

6. Kaitannya dengan Objek dan Ukuran Kualitas Nilai Objek nilai meliputi tingkah laku (perilaku religius, karakter berpikir filosofis, sikap ilmiah, perilaku etis dan perilaku estetis). Jika kami melihat TD sang pengguna narkoba, ia suka berpikir filosofis, berprilaku etis tapi itu terjadi ketika ia sadar dan tidak sedang menggunakan narkoba, api jika kita melihat pengguna-pengguna lain yang sudah kecanduan sekali dan lebih banyak tidak sadarnya daripada sadarnya perilaku etis, religius dan estetis itu semua hilang karena ia sibuk dengan dunia halusinasinya. Ukuran kualitas nilai dapat ditetapkan dengan cara mengidentifikasi patokannya, patokan kualitas nilai itu adalah benar-salah (logis), baik-buruk (etis), indah-tidak indah (estetis) artinya sebuah patokan nilai dalam suatu tindakan manusia dievaluasi melalui nilai lain. Nilai kebenaran dievaluasi oleh nilai kebaikan, nilai kebaikan dievaluasi oleh nilai kebenaran, dan nilai keindahan dievaluasi oleh niali kebaikan. Seperti kita ambil contoh pengguna narkoba yang ingin berprestasi, cara ia ingin berprestasi adalah baik tetapi jika ia meraihnya dengan menggunakan narkoba itu adalah tidak benar, contoh kasus dopping yang dilakukan para atelit-atelit (kasus Maradona). Dalam ukuran kualitas nilai berdasarkan derajat kebenarannya pengguna narkoba ini masih dapat memenuhi salah satu dimensi syaratnya yaitu pemikiran yang logis-empiris dalam ilmu pengetahuan, tetapi ia tidak termasuk kedalam dimensi syarat yang kedua yaitu derajat kebenaran menurut manusia atau menurut Allah. Tidak ada satu manusiapun yang menyetujui perbuatan menggunakan Narkoba apalagi dalam ukuran derajat kebenaran. 7. Kaitannya dengan Kegunaan Nilai dan Cara Nilai menyelesaikan Masalah Bila dikaitkan dengan kegunaan nilai maka pengguna narkoba sudah barang tentu tidak akan menggunakannya lagi, dalam wilayah musik seperti contoh, keyakinan terhadap nilai-nilai kemuliaan, nilai keutamaan, nilai kemaslahatan ataupun nila-nilai kesucian tidak di indahkan oleh para pemakai narkoba ini yang mereka kejar hanyalah nilai kebebasan dan nilai kenikmatan. Sedangkan keyakinan tehadap nilai-nilai diatas adalah sangat berguna bagi pencrahan hati agar dapat membimbing akal dan fikiran. Dalam menyelesaikan masalah para pengguna narkoba ini tidak menggunakandasar-dasar nilai tetapi mereka lebih memilih menggunakan narkoba untuk menghilangkan masalah-masalah mereka, walaupun sebenarna masalah itu bukannya hilang tapi malah bertambah.

8. Kaitannya dengan Hakikat Kepribadian Seorang yang berkepribadian sehat adalah seorang yang di nilai mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, hidunya tenang selaras dengan dunia luar dan dalam dirinya sendiri (Hurlock, 1898:423). Menurut Frank inti dari kepribadian sehat itu adalah seorang yang mamu menerima diri dan orang lain tanpa perasaanbersalah, gelisah, permusuhan dan tidak merusak diri dan orang lain. Sedangkan jika kita lihat pengguna narkoba ini hidup mereka tidak tenang, selalu gelisah, bahkan pada pengguna shabu-shabu perilaku mereka cenderung untuk melakukan kekerasan, bahkan mereka memiliki kecenderungan menyiksa diri sampai bunuh diri. Seorang yang sudah masuk dalam kategori pecandu obat terlarang, mereka tidak memiliki karakteristik kepribadian, seperti: Memiliki penilaian diri secara realistis Menerima kenyataan secara realistis Realistis terhadap prestasi Memiliki tujuan hidup yang jelas Memiliki visi hidup yang luas Penerima sosial Memiliki filsafah hidup diri dan bahagia

9. Kaitannya dengan Faktor Penentu Kepribadian Para pengguna narkoba dalam kaitanna dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian : a. Faktor Pertama adalah Sebab Fisik

Pikiran sehat biasanya terdapat dalam tubuh yang sehat sehingga sehat pula pandangan hidupnya. Bila seseorang mengalami cacat jasmaninya bahkan walau hanya

sedikit, maka seseorang tersebut perkembangannya, secara potensial tidak sehat terhadap pandangan hidupnya dan khususnya pada dirinya sendiri. Secara fisik seorang pengguna narkoba sudah jelas tidak sehat seperti kita tahu pengguna narkoba ini banyak mengalami gangguan-gangguan pada kerusakan usus, ginjal, jantung, dll.

b. Faktor kedua adalah sebab kejiwaan

Secara kejiwaan faktor utama yang membantu terhadap kepribadian sehat adalah penerima diri (Self-acceptance). Karena penerima diri merupakan tolak ukur dimana seseorang mempertimbangkan karakteristik-karakteristik dirinya mampu dan ingin hidup dengan karakteristiknya itu. Penerima diri dapat mendorong seseorang untuk mempercayai bahwa dia dapat menangani persoalan hidup dan ia diterima oleh orang-orang penting dalam kehidupannya. Sementara itu para pengguna narkoba lebih hidup tertutup, selalu berputus asa dalam menjalani kehidupan, oleh karenanya ia tidak dapat lepas dari narkoa, karena dengan narkoba ia bisa menghilangkannya (padahal tidak) masalah-masalahnya. Kejiwaan para pengguna narkoba sungguh terganggu dan tidak sehat, karena efek obat-obaan yang mereka konsumsi.

BAB IV PENUTUP

4.1

Simpulan Pada dasarnya seorang pengguna naroba tidak memiliki dasar-dasar nilai pada

kehidupannya. Mereka cenderung hidup dalam dunia mereka sendiri, menyelesaikan masalah tanpa menggunakan nilai-nilai yang ada dan berlaku dalam kehidupan. Memiliki faktor penyebab fisik dan kejiwaan yang tidak sehat dan kualitas kepribadian yang tidak memadai. Mereka tidak memiliki penilaian diri yang realistis, tidak menerima kenyataan secara realistis dan tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas.

4.2

Saran

Narkoba adalah racun bagi generasi muda yang dapat merusak generasi muda sampai ke akar-akarnya. Maka dari itu jauhilah narkoba, jangan pernah sekalipun ingin mencoba. Karena semua berawal dari coba-coba akhirnya ketagihan. SAY NO TO DRUGS !!

Anda mungkin juga menyukai