Anda di halaman 1dari 33

Presentasi Kasus Tuberculosis Paru dengan pendekatan kedokteran keluarga

Oleh Resanov Ade Rahmanda S.ked

BAB I
A. IDENTITAS PASIEN Nama pasien : Ny. Marinah Usia : 74 tahun Alamat : Karang Waru Lor RT 04 RW 01 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SD Agama : Islam Nomor rekam medis : 022919 Periksa tanggal 19 November 2012

Keluhan utama : Batuk berdahak Riwayat penyakit sekarang :


Pasien dtng dg keluhan batuk berdahak bwarna kekuningan dan kental sejak 6 bln yg lalu,batuk dirasakan terus menerus. Pasien jg merasa tdpt benjolan pada lehernya yg tdk trasa sakit dan bisa pecah kemudian muncul kembali. Pasien jg mengeluh sering berkeringat pada malam hari. Pasien pada saat ini sedang menjalani pengobatan runtin Tbc di puskesmas Tegal Rejo.

Riwayat penyakit dahulu : Riwayat penyakit serupa (+). Riwayat penyakit jantung disangkal. Riwayat hipertensi (+) Riwayat penyakit stroke disangkal. Riwayat penyakit asam urat disangkal. Riwayat penyakit kencing manis disangkal.

Riwayat penyakit keluarga

Riwayat keluarga tekanan darah tinggi : disangkal Riwayat keluarga sakit jantung : disangkal Riwayat penyakit stroke disangkal. Riwayat penyakit asam urat disangkal. Riwayat penyakit kencing manis disangkal.

Riwayat Personal Sosial Riwayat Perkawinan Os sudah menikah dengan suaminya selama 53 tahun. Os memiliki 1 orang anak laki-laki. Riwayat Pekerjaan Os bekerja menjadi pencuci pakaian tetangganya. Tidak ada pendapatan yang tetap pada keluarga ini,karena suami os juga tidak bekerja. Mereka mendapatkan tambahan pemasukan dari belas kasihan tetangga sekitarnya.

Lingkungan Tempat Tinggal Os tinggal bersama suami tinggal di kota Yogyakarta, di dekat kawasanKarang waru Lor. Rumah os berada di pemukiman yang padat dengan jarak antar satu rumah dengan rumah lainnya kurang dari 1 meter. Lingkungan rumah os kurang bersih dan kurang sinar matahari.Hubungan antara os dengan tetangga sekitar baik.

Riwayat Keluarga Hubungan os dengan suami baik dan akrab. Sikap dan Perilaku Sebelumnya os sudah diberitahu bahwa ia menderita Tbc. Os sudah diberi tahu tentang bahaya penyakit tbc dan bagaimana cara pengobatannya. Setelah diberi penjelasan Os rajin kontrol ke puskesmas bila obat yang diminumnya habis. Os tidak merokok.

PEMERIKSAAN FISIK
KU : baik Kesadaran : compos mentis Vital Sign : TD = 160/90 mmHg HR = 90 x/menit RR = 22 x/menit Suhu = 36,4

Berat badan : 47 kg Tinggi badan : 150 cm Gizi : Baik Kepala : mesochepal Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-) Hidung : simetris, deformitas tidak ada, sekret () Mulut : bibir tidak sianosis, gigi geligi ada karies dentis, masih tampak noda kemerahan bekas darah pada bibir

Leher : deformitas tidak ada, pembesaran lnn (-) Thorax : simetris, deformitas tidak ada, tidak ada ketinggalan gerak, paru vesikuler kanan kiri, cor S1 S2 reguler, ictus cordis tidak kuat angkat

Abdomen : supel, peristaltik (+) normal, nyeri tekan abdomen (-), hepatosplenomegali (-) Ekstremitas : hangat, edema (-), flapping tremor (-) Kulit : turgor dan elastisitas cukup, ujud kelainan kulit (-)

DIAGNOSIS KERJA Tuberculosis Paru Hipertensi grade 2

TERAPI Farmakologis 1. Tablet FDC kategori 2 2. Captopril 3 x 12.5 mg 3. Vit.B 1 x 1

Non Farmakologis Edukasi : - kontrol dan minum obat secara rutin - Makan yang bergizi - Menghindari komsumsi alkohol dan merokok

TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari Mycobacterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang merupakan organisme patogen maupun saprofit. Kuman ini dapat bersifat dormant, yaitu kuman dapat bangkit kembali dan menjadi aktif kembali.

Sifat lain dari kuman ini ialah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang kadar oksigennya tinggi. Tekanan oksigen pada bagian apikal paru-paru lebih tinggi dibanding bagian yang lain, sehingga bagian ini merupakan tempat predileksi dari infeksi Mycobacterium tuberculosis

Tuberkulosis Primer Penularan Tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara. Sarang primer ini bersama-sama dengan limfangitis lokal (peradangan KGB hilus) akan membentuk komplek primer (kompleks Ghon

Tuberkulosis Post Primer Kuman yang dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (tuberkulosis post primer).

Tuberkulosis post primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paruparu (bagian apikal posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru.(4)

Demam Hilang timbulkan demam influenza (subfebril), sehingga penderita pernah terbebas dari serangan demam tersebut. Batuk Sifat batuk mulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah (hemoptoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

Sesak nafas Sasak nafas ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, di mana infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru. Nyeri dada Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Malaise Gejala malaise sering ditemukan berupa : anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam, dan lainlain. Gejala ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.

PEMBAHASAN
Os telah terdiagnosis menderita tuberculosis sejak + 4 bulan ini. Pada saat itu os mengeluhkan hal yang sama dengan keluhan sekarang yaitu batuk berdahak kental berwarna kekuningan. Ketika di periksa di Puskesmas ternyata dahak Os tersebut postitif tuberculosis (BTA +). Kemudian os diberi pengobatan rutin selama 6 bulan. OS menjalani pengobotan dengan sungguhsungguh.

Hasil home visite


Kondisi pasien Saat kunjungan rumah, pasien tampak sehat dan tidak ada keluhan yang dirasakan pasien. Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan juga tidak didapatkan kelainan yang memperburuk kondisi pasien.

Kondisi
rumah pasien berdempetan dengan rumah tetangga, didalam rumah tampak agak gelap, bangunan rumah tak bertingkat, dinding dari anyaman bambu, lantai dari semen, atap genteng

Luas
21 m2, dihuni 2 orang.

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi biologis / reproduksi Pasien tinggal bersama suami. 2. Fungsi psikososial Hubungan pasien dengan suami baik. 3. Fungsi sosial Hubungan dengan masyarakat sekitar sangat baik.

Fungsi ekonomi Pasien dirumah sebagai pemilik rumah, hidup pasien cukup. Pendapatan pasien didapat dari pekerjaannya. Kadang keluarga os mendapat tambahan dari anak tunggalnya dan pemberian orang sekitar yaitu sekitar 500.000/bln.

Fungsi religius
Kehidupan keagamaan dalam keluarga cukup baik, ibadah sholat diusahakan 5 waktu meski dilakukan sendiri-sendiri. Pasien kadang-kadang mengikuti pengajian yang diadakan oleh mesjid dekat rumah.

Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan dalam keluarga sangat kurang. Pasien hanya lulus sekolah dasar.

Diagnosis Kedokteran Keluarga


Tuberculosis Paru pada Wanita 73 Tahun dengan Pemahaman tentang Penyakit yang Kurang disertai kurangnya faktor ekonomi

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai