Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur adalah timbulnya mioma uteri (20-25%). Biasanya penyakit ini ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaaan rutin atau saat sedang melakukan medical check up tahunan.

Mioma uteri (myom,mioma) adalah tumor jinak yang tumbuh pada rahim. Disebut fibromioma uteri, leiomioma, atau uterine fibroid dalam istilah kedokterannya. Mioma uteri merupakan tumor kandungan yang terbanyak pada organ reproduksi wanita.

Mioma dapat bervariasi dalam ukuran dan jumlahnya, mulai dari beberapa gram sampai mencapai lebih 45 kg serta jumlahnya bisa tunggal atau lebih dari satu. Mioma merupakan penyebab gangguan kesuburan sebesar 27 % dan sebagai salah satu penyebab diangkatnya rahim seorang wanita. Di USA, perdarahan rahim berlebih akibat mioma merupakan salah satu indikasi dilakukannya tindakan pengangkatan rahim dan diperkirakan 600.000 kasus pengangkatan rahim di lakukan setiap tahun.

Jumlah penderitanya belum diketahui secara pasti karena banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak periksa ke dokter, namun diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20-30% dari seluruh wanita. Di Indonesia kasus mioma uteri di temukan sebesar 2,39 -11,7% pada semua pasien kebidanan yang di rawat. Mioma 3-9 kali lipat lebih sering pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih. Data statistik menunjukkan 60% mioma uteri terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil atau hamil hanya satu kali.

Mioma paling sering ditemukan pada usia 35-45 tahun, jarang di temukan pada usia 20 tahun juga setelah menopause. Kejadian mioma uteri sebesar 20-40% di temukan pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Mioma cenderung membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause. Apabila pertumbuhan mioma semakin membesar setelah menopause maka kecugiaan ke arah keganasan harus dipikirkan. PENYEBAB

Penyebab dari mioma pada rahim masih belum diketahui. Beberapa penelitian mengatakan bahwa mioma muncul dari satu sel ganas yang berada diantara otot polos dalam rahim. Selain itu adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma. Pertumbuhan dari mioma uteri di duga berkaitan dengan hormon estrogen. Mioma menunjukkan pertumbuhan maksimal selama masa reproduksi, ketika pengeluaran estrogen maksimal dan dapat bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dimana saat itu kadar estrogennya sangat tinggi. Tidak didapatkan bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma namun diketahui bahwa estrogen berpengaruh terhadap pertumbuhan mioma.

Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap terjadinya mioma adalah ketidakseimbangan emosi (stres), daya tahan tubuh rendah, berat badan berlebih serta gaya hidup yang tidak seimbang.

Ukuran besar kecilnya miom juga dipengaruhi oleh jumlah kalori pada tubuh seseorang. Makin gemuk seseorang, makin banyak timbunan kalorinya dapat membuat mioma tumbuh cepat. Rangsangan tersebut yang membuat pertumbuhan miom lebih cepat. Infeksi dan jamur di dalam rahim juga bisa menjadi perangsang pertumbuhan mioma atau memungkinkan mioma tumbuh kembali walaupun telah diangkat. Oleh karena itu kebersihan alat kelamin, berat badan tubuh, dan keseimbangan emosi harus dijaga agar mioma tidak terangsang pertumbuhannya. KLASIFIKASI MIOMA UTERI

Berdasarkan tempat tumbuh atau lokasinya mioma uteri dibagi menjadi :

Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim (intramural) Pertumbuhan ke arah rongga rahim (submukosa) Pertumbuhan ke arah luar permukaan dinding rahim (sub serosa)

GEJALA DAN TANDA

Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah:

Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid (paling sering). Gejala ini terjadi pada 30 % pasien dengan mioma uteri. Nyeri saat haid Haid tidak teratur Nyeri panggul Pada mioma yang besar dapat terjadi penekanan pada organ disekitarnya, yang ditandai dengan gangguan buang air besar (sembelit), gangguan buang air kecil (sering berkemih) dan nyeri saat berhubungan seksual Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa penuh dan membesar Keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka dan infeksi Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai Penimbunan cairan di rongga perut Gejala anemia karena banyak kehilangan darah Infertilitas (sulit hamil) dilaporkan sebasar 27-40%

DIAGNOSIS

Dalam membuat diagnosis mioma dokter akan melakukan :

Pemeriksaan lengkap panggul maupun perabaan daerah sekitar perut untuk merasakan adanya mioma terutama bila ukuran mioma besar Pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen atau transvaginal. Pemeriksaan ini tidak menyakitkan dengan menggunakan gelombang suara untuk menampilkan gambaran rahim pada layar monitor. Gambar ini dapat dilihat secara rinci untuk menilai pertumbuhan mioma. MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran dan jumlah mioma uteri, namun biaya pemeriksaannya lebih mahal.

KOMPLIKASI MIOMA UTERI

Pasangan suami istri sering kali sulit hamil (infertilitas) disebabkan karena penyumbatan atau gangguan kemampuan sel telur yang telah dibuahi untuk masuk pada dinding rahim.

Mioma Uteri dapat mengganggu kehamilan berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta bahkan bisa menyebabkan keguguran. Kadangkala mioma juga menyumbat saluran untuk melahirkan sehingga menimbulkan komplikasi pada saat kehamilan dan melahirkan. Juga tangkai dari mioma bisa terputar sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Dapat menjadi ganas (leiomiosarkoma) ditemukan 0,32-0,6% dari seluruh mioma. Kecurigaan akan keganasan apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran mioma dalam menopause.

Meski pada umumnya miom tidak berbahaya, tetapi mioma dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan dapat mengarah pada anemia karena kehilangan banyak darah. TERAPI

Pilihan terapi untuk mioma uteri adalah :

Pemeriksaan berkala dengan menggunakan USG

Tidak ada ukuran standar kapan mioma harus diterapi. Mioma besar tanpa gejala dan tidak mengarah ke keganasan tidak perlu diterapi. Pemeriksaan fisik dan USG harus diulangi setiap 6-8 minggu untuk mengawasi pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah. Apabila pertumbuhan stabil maka pasien diobservasi setiap 3-4 bulan.

Terapi hormonal

Dapat menggunakan progestin atau Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang memberikan efek mengurangi produksi estrogen dari indung telur. Terapi ini memiliki hasil memuaskan untuk mengurangi ukuran mioma. Efek terapi baru terlihat setelah 3 bulan. Namun terapi ini menyebabkan gejala menopause seperti rasa panas di sekitar leher, perubahan emosi serta vagina menjadi kering.

Terapi Obat Pil KB yang rendah estrogen dapat digunakan untuk mengendalikan perdarahan haid yang berat akibat mioma. Tindakan operasi : Indikasi tindakan pembedahan pada pasien mioma uteri adalah bila terjadi perdarahan rahim yang berlanjut walaupun sudah di terapi dengan obat konservatif, curiga adanya keganasan, pertumbuhan mioma pada masa menopause, gangguan kesuburan, nyeri dan penekanan yang sangat menganggu, gangguan berkemih dan anemia akibat perdarahan yang terus menerus.

Tindakan operasi yang dapat dilakukan adalah :

Miomektomi (operasi pengambilan mioma uteri)

Dipertimbangkan apabila seorang wanita masih berusia muda atau masih ingin memiliki anak lagi. Setelah miomektomi, pasien disarankan untuk menunda kehamilan selama 4-6 bulan karena rahim masih dalam keadaan rapuh setelah dioperasi. Komplikasi dari miomektomi berupa risiko perdarahan harus dipertimbangkan. Kemungkinan untuk pertumbuhan mioma lagi setelah miomektomi berkisar 20-25% pasien.

Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)

Pengangkatan rahim keseluruhan yang dipertimbangkan pada wanita yang sudah tidak menginginkan anak lagi, pertumbuhan mioma yang berulang setelah miomektomi dan nyeri hebat yang tidak sembuh dengan terapi.

Dengan bekembangnya teknik dan alat kedokteran maka tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan laparoskopi. Prosedur operasi dengan laparaskopi dapat berupa miolisis. Miolisis adalah prosedur operasi yang minimal dengan jalan menghantarkan sumber energi yang berasal dari laser berupa neodymium ke jaringan mioma, dimana akan menimbulkan koagulasi dan kematian sel di dalam mioma.

Dengan laparoskopi, sebuah teleskop tipis dan panjang yang dilengkapi lampu dan kamera video dimasukkan melalui tusukan kecil di bawah pusar digunakan untuk melihat dan menghilangkan mioma. Dengan teknik ini luka operasi akan cepat pulih dan hanya meninggalkan sedikit luka parut bekas operasi. Namun teknik ini merupakan pilihan bilamana ukuran mioma masih kecil (5-6 cm). Bilamana mioma cukup besar, terlebih dulu digunakan pengobatan hormone dengan agonis GnRH untuk mengecilkan ukuran mioma. Setelah ukuran mioma mengecil baru dilakukan tindakan laparoskopi. Intervensi radiologi :

Berupa tindakan Embolisasi Mioma

Tindakan tanpa pembedahan ini merupakan pilihan lain bagi beberapa wanita yang ingin menghindari pembedahan. Tindakan ini dirancang untuk mengecilkan mioma dengan memotong aliran darah yang ke arah mioma. Pada tindakan ini, dokter radiologis menggunakan gambar sinar-X untuk mengarahkan pipa tipis (kateter) pada mioma dan kemudian memasukkan partikel kecil atau gelatin melalui kateter untuk menyumbat aliran darah di dalam mioma. Tanpa aliran darah, diharapkan mioma akan mengecil dan hilang

Anda mungkin juga menyukai