Gambar 1 : Regional dari badan golgi Sumber : The Cell: A Molecular Approach. 2nd edition.
Golgi sebagai organel yang berperan dalam distribusi dan penyebaran bahan kimia hasil produk sel. Badan golgi berfungsi dalam memodifikasi baik itu lemak, dan juga protein yang telah di bentuk di retikulum endoplasma, selain itu juga mempersiapkannya untuk di ekspor keluar sel dan juga di transport ke bagian sel yang lain yang memang memerlukan. Pemindahan protein dan lemak tersebut dari retikulum endoplasma ke Badan golgi melalui suatu gelembung yang disebut vesikel. Produk luaran merupakan protein sekresi atau glikoprotein yang merupakan salah satu fungsi sel itu sendiri. Produk yang lain kembali ke retikulum endoplasma atau mungkin menjalani pematangan untuk menjadi lisosom. Berbagai macam molekul seperti protein, karbohidrat, phospholipid, dan molekul lainnya yang dibentuk di retikulum endoplasma akan mengalami modifikasi di badan golgi sepanjang perjalanannya dari cis menuju ke trans. Setelah lebih dari 100 tahun badan golgi dideskripsikan, masih belum ditetapkan mekanisme pasti perpindahan protein melalui badan golgi. Namun ada satu kemungkinan mengenai perpindahan itu yaitu melalui vesikel-vesikel yang berfungsi sebagai pembawa protein antar cisterna pada badan golgi. (Cooper GM, 2000)
Di samping itu, ada makromolekul yang diproduksi sendiri oleh badan golgi. produk golgi yang banyak disekresi oleh sel yaitu polisakarida, salah satunya adalah asam hialuronat, yang bersifat sangat hidrofilik, sangat kental, dan merupakan polianion yang mengikat sejumlah besar kation dengan ikatan ionic. Dimana asam hialuronat ini berfungsi sebagai perekat pada sel-sel hewan. (Mescher A, 2011)
Perpindahan Sekresi Protein dari Lumen Retikulum Endoplasma Kasar Melalui Badan Golgi dan ke Permukaan Sel
Gambar 2 : Regulated Secretion dan Constitutive Secretion Sumber : Molecular Biology of the Cell. 3rd edition Sebagian besar protein yang baru dibuat pada retikulum endoplasma kasar disatukan ke dalam bentuk kecil yaitu vesikel transport dengan diameter 50 nm. Bentuk inilah yang saling bergabung dengan sesamanya atau dengan cis golgi yang nantinya terus menumpuk dan akan membentuk suatu bentuk yaitu cis golgi retikulum (network). Selain daripada itu ada suatu mekanisme pada protein dimana dia akan kembali ke retikulum endoplasma melalui suatu bentuk yang disebut retrograde vesikel transport dimana geraknya itu dari yang jauh dari retikulum endoplasma menuju kea rah yang lebih dekat. Ada suatu proses yang disebut cisternal migration atau cisternal progression dimana pada proses ini cis golgi yang baru saling menumpuk terus
menerus menuju kea rah yang menjauhi retikulum endoplasma, dimana hal ini akan membentuk medial golgi dan selanjutnya trans golgi. Pada proses ini masih ada pemindahan balik oleh retrograde vesikel transport bisa di balikkan ke salah satu diantaranya yaitu cis, medial, atau trans golgi cisterna. Protein yang memang seharusnya di sekresikan dipindahkan daric is golgi menuju trans golgi. Dalam hamper semua sel, protein di sekresikan secara kontinyu atau disebut juga constitutive secretion. Contohnya yaitu pada pelepasan kolagen oleh fibroblast dan protein serum oleh hepatosit. Protein tersebut dialihkan menuju trans golgi dan dengan bantuan vesikel transport protein tersebut dipindahkan menuju ke membran plasma. Namun pada sel tertentu protein tidak disekresikan secara kontinyu namun papa trans golgi ini di sortir menjadi secretory vesikel dan memerlukan stimulus untuk langkah selanjutnya, sekresi jenis ini disebut regulated secretion. Bisa contohnya antara lain sekresi precursor enzim pencernaan yang terjadi di pancreas, kemudian sekresi hormon oleh sel endokrin, namun sekresi tersebut di rangsang oleh stimulus yang berbeda. Terjadi peningkatan kadar Ca+ pada sel dimana hal ini dipengaruhi oleh pengikatan hormon pada reseptornya sehingga hal ini memicu terjadinya proses eksositosis dimana hal ini didahului dengan terjadinya fusi atau penyatuan membran secretory vesikel dengan membran plasma. (Lodish H et al, 2000) Vesikel membawa material ke organel berbeda atau antar organel yang sama yang disebut sebagai vesikel transport ada diantaranya yang diselimuti oleh protein. Ada 3 jenis utama yaitu Coatomer I (COP I), Coatomer II (COP II), dan Clathrin. Adapun perjalanan protein dari ER ke badan golgi adalah protein yang meninggalkan RER dikemas ke dalam vesikel yang di selimuti oleh COP II disebut COP II-coated vesicles, kemudian bergerak ke VTC atau disebut juga ERGIC, dan saling berfusi. Setelah di cek apabila ada protein yang belum waktunya di sekresikan maka akan kembali ke ER dengan COP I-coated vesicles dan apabila protein yang benar bias melewati badan golgi juga dengan COP I-coated vesicles. Di TGN pengemasan terakhir, protein tertentu dikemas dalam clathrin-coated vesicles atau COP II-coated
vesicles kemudian dikirim ke 3 tempat yaitu membrane plasma tempat vesikel tersebut berfusi dan mengeluarkan materialnya ke luar sel (continuous exocytosis), disimpan sementara di sitoplasma sebagai secretory vesicles (discontinuous exocytosis), late endosomes yang bergabung dan menjadi lisosom. Discontinuous exocytosis membutuhkan clathrin dan mengikuti regulated pathway, sedangkan continuous exocytosis membutuhkan COP II-coated vesicles dan mengikuti constitutive pathway (Gartner LP et al, 2011)
nongliserol di membran sel) dan glikolipid yang terjadi di badan golgi. Pembuatan Sphingomyelin yaitu dengan transfer kelompok phosphorylcholine menjadi ceramide. Kemungkinan yang lain yaitu penambahan karbohidrat pada ceramide bisa menghasilkan varietas glikolipid yang berbeda. Sphingomyelin dibuat pada permukaan badan golgi, tetapi terjadi penambahan glukosa ke ceramide pada sisi sitosol. Ternyata Glucosylceramide membalik dan ada penambahan karbohidrat tambahan pada sisi membran lumen. Sphingomyelin atau glikolipid mampu melintasi membran badan Golgi. (Cooper GM, 2000)