Anda di halaman 1dari 4

a.

ANALISA STRATEGI DAN KONDISI PENDIDIKAN PANCASILA DALAM MEMBANGUN BANGSA MELALUI PIKIRAN DAHLIA ARDHYAGARINI POERNOMO

b. Nasionalisme Warga Negara Indonesia, dalam segala lapisan masyarakat menurut saya masih sebatas di ujung lidah saja. Pemahaman masyarakat di Indonesia mengenai Pancasila sebagai dasar berwarganegara dibagi dalam tiga jenis: a) Tidak mengerti Pancasila sama sekali. b) Sangat faham tetapi tidak mengamalkannya. c) Cukup paham, tetapi bingung dalam pelaksanaannya. Point a, dikarenakan tidak adanya pendidikan dan penghayatan terhadap Pancasila. Point b, pada orang itu Pancasila hanya sampai pada level kognitif, tidak merasuk ke jiwanya dan dengan kata lain tidak adanya penghayatan Pancasila. Point c, jenis ini prognosisnya paling baik. Dikarenakan pendidikannya sudah ada, kemauan ada, tinggal dikembangkan penghayatan atau dibimbing lebih jauh dalam penerapannya. Saya pribadi memposisikan diri saya pada point c ini. Kemerdekaan Indonesia itu bukan perkara angkat senjatanya para penjajah, tetapi bagaimana kita membebaskan diri kita untuk berkembang dan memajukan diri dan Indonesia. Merdeka dari rasa takut dan tertindas. Rasa takut karena tingkat sosial ekonomi yang rendah. Rasa takut berpendapat. Takut karena perbedaan kulit. Rasa tertindas karena tekanan dari pihak yang lebih di atas, termasuk tradisi orang dalam dalam sektor pendidikan maupun pemerintahan. Kemerdekaan Indonesia ada di tangan para pemudanya. Coba perhatikan dengan seksama perkataan Bung Karno satu ini: Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Bung Karno juga pernah berpesan: Kalau pemuda sudah berumur 21, 22, sama sekali tidak berjuang, tak bercita-cita, tak giat untuk tanah air dan bangsa Pemuda yang begini baiknya digunduli saja kepalanya. Perkataan beliau diatas menyiratkan harapan yang besar pada para pemuda untuk mengerahkan seluruh isi pikiran, hati dan tenaganya dalam usaha / gebrakan pembangunan nasional. Dan ya, kita harus yakin dengan potensi besar diri kita untuk negara ini. Pemuda itu bagaikan fungsi matahari di bumi. Mereka ada untuk mencerahkan bumi. Mereka ada untuk memberi senyuman lebar para petani, buruh, dan pekerja-pekerja lain yang membutuhkan matahari untuk kelancaran pekerjaan mereka.

Faktanya, pemuda-pemuda masa kini sebagian besar tak ubahnya sampah masyarakat. Di sekolah, yang seharusnya menjadi wadah pencerdasan bangsa dan menjadi cikal bakal bibitbibit unggul, malah mereka jadikan lembaga pem-bully-an siswa. Kemerdekaan Indonesia juga belum dimiliki pemerintah. Lambang-lambang ke-Indonesiaan seperti Pancasila, hanya sebatas tempelan pada dinding-dinding kantor pemerintahan. Dengan kata lain, jiwa mereka belum merasuk, dan belum merdeka. Misalnya merdeka dari keserakahan (korupsi). Secara keseluruhan, negara Indonesia belum merdeka dari kapitalisme dan imperialisme dikarenakan masuknya budaya Barat tanpa saringan, akibatnya budaya tersebut ditelan mentah-mentah oleh masyarakat. Negara Indonesia itu sebenarnya luar biasa. Bahkan ada yang bilang, Indonesia tidak butuh dunia, tetapi dunia yang butuh Indonesia. Negara ini memiliki keanekaragaman yang sangat banyak, baik dari segi Sumber Daya Alam / hayati, adat istiadat, agama, budaya, , dan lainlain. Nah, dengan keanekaragaman itu, Pancasila hadir sebagai pengikat / pemersatu bangsa. Tetapi sayangnya, pengikat itu tampaknya hanya terlihat sebagai tali khayal, tanpa kesadaran masyarakat untuk menjadikannya nyata. Pancasila ini sendiri terselip dalam alinea ke IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, dimana tersirat fungsinya sebagai ide, landasan, gagasan masyarakat untuk berbangsa dan bernegara. Usaha untuk memperkuat nilai Pancasila dan UUD 1945, yakni dengan pendidikan Pancasila sejak dini. Bisa di lembaga/institut pendidikan resmi atau bahkan di rumah. Di institusi, pendidikan tersebut harus diberikan secara menarik. Misalnya, pada tingkat SD memahami lambang dan makna pancasila dengan menggambar, atau ber-puzzle. Pada tingkat yang lebih tinggi diberikan debat/diskusi kasuskasus penyimpangan Pancasila dan penemuan solusinya. Di tingkat universitas, bergabung dengan organisasi dimana menjadi wadah penyaluran aspirasi. Aspirasi tersebut bila diolah secara baik. Lambat laun akan membawa perubahan bangsa. Usaha lainnya, bisa melalui bidang seni. Lomba karya tulis, desain poster, film dokumenter, atau lagu mengenai sejarah, keadaan, atau resolusi untuk Indonesia bisa diadakan. Untuk slogan Bhineka Tunggal Ika, dapat diadakan festival-festival kebudayaan nasional. Ide saya, bisa juga didirikan sekolah negeri bernama Bhineka Tunggal Ika yakni sekolah yang masing-masing siswanya diambil dari putra-putri terbaik tiap-tiap daerah di seluruh penjuru negeri. Untuk membangun semangat Patriotisme, tayangan-tayangan kita harus diubah. Ya, sebagaimana kita tahu orang Indonesia banyak menghabiskan waktu santainya dengan

menonton televisi. Dan tayangan televisi tersebut kebanyakan tidak mendidik. Misalnya sinetron, reality show dengan air mata bombay-nya dan lain-lain. Membuat tayangan motivasi, berita-berita aktual, tajam, terpercaya (sudah ada), dialog tokoh, prestasi-prestasi putra bangsa, film-film nasionalis akan lebih berdampak positif rasanya. Mungkin akan sulit dalam pelaksanaannya, tetapi tidak ada salahnya dicoba. Bapak Gubernur Jokowi, mengungkapkan harapannya pada arsitek-arsitek untuk memunculkan karakter Indonesia pada tatanan bangunan atau plang toko atau apapun asal mempunyai unsur khas daerah tersebut. Misalnya Jakarta, dengan rumah Bapang sebagai khasnya. Dengan begitu, nuansa Indonesia akan terasa dan itu akan memunculkan rasa cinta dan kebanggaan.

c. POLA PIKIR

Pendidikan

Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika

Penghayatan

Keanekaragaman Bangsa Indonesia

Pengamalan Pancasila

Rakyat Adil dan Makmur

d. PENULIS 1) Kesimpulan a. Masyarakat Indonesia masih sangat kurang dalam pengamalan Pancasilanya, hal ini dimungkinkan kurangnya pendidikan dan atau penghayatan terhadap Pancasila dan landasan lainnya. b. Pendidikan Pancasila masih sebatas formalitas di institusi pendidikan, misalnya hanya menghafal materi untuk mendapat nilai tuntas. c. Negara Indonesia dengan keanekaragaman yang unik tetapi belum dikembangkan dengan baik. d. Pembangunan nasional kuncinya ada pada pergerakan pemuda-pemudinya, karena pemikiran dan energi para pemuda sedang di masa produktivitasnya. 2) Saran a. Pendidikan Pancasila diterapkan sejak dini, dan diberikan secara inovatif b. Dibuat acara pembangun karakter pemuda Indonesia, misalnya seperti program Beasiswa plus Djarum. c. Membangun karakter Indonesia pada unsur-unsur tatanan kotanya d. Mengganti tayangan yang kurang bermutu dengan topik yang berisi, fresh dan sifatnya mendorong patriotisme.

Anda mungkin juga menyukai